Namun sebelum Jane menjawab pertanyaan dari Oma Rini, Arjuna terlebih dahulu menyela omongan neneknya.“Yaelah, Oma … tentu saja Jane adalah istriku. Kalau Oma masih nggak percaya, coba lihat di jari manis Jane telah melingkar cincin almarhumah Mommy, dan di jari manisku ada cincin dari almarhum Daddy,” tukas Arjuna cepat, takut sandiwaranya akan ketahuan.“Diam kamu, Juna! Oma sedang bertanya pada Jane! Bukan denganmu,” hardik sang oma yang tentunya masih belum percaya dengan omongan cucunya yang sangat suka mengarang cerita. Jane terlihat menundukkan kepalanya karena Arjuna seketika saja menatapnya dengan sangat tajam. Namun yang tidak diketahui oleh pria itu, diam-diam Opa Robi memperhatikan interaksi diantara keduanya yang terasa sangat aneh.“Hentikan sandiwaramu, Juna! Jangan pernah memberikan harapan palsu kepada Opa!” Kali ini sang kakek yang menghardik cucunya.Mendengar ucapan Opa Robi itu membuat Jane semakin terpuruk. Dia sungguh tidak tega untuk membohongi Oma dan Opa d
Sementara Oma Rini tersenyum sendiri, merasa terharu oleh kekuatan cinta yang mengalir di antara cucunya dan cucu menantunya. Padahal semua hanyalah kebohongan dari Arjuna. Jane sampai terkaget-kaget mendengar ucapan pria itu yang sangat lancar bagaikan jalan tol yang bebas hambatan.“Ya ampun … Tuan Arjuna sangat jago berbohong. Apa dia tidak kasihan dengan Oma dan Opa yang sepertinya berharap penuh saat ini?” celetuk Jane tak habis pikir dengan tingkah pria itu.Padahal yang sebenarnya terjadi, Arjuna sengaja mengarang cerita tersebut untuk dapat lebih menjerat Jane dengan isi di dalam perjanjian itu.Di sudut hatinya terdalam, Oma Rini merasa bangga melihat bagaimana Arjuna dan Jane telah tumbuh bersama di dalam satu ikatan cinta, menghadapi tantangan dan kesulitan dengan tekad yang kuat. Mereka bukan hanya sebagai pasangan suami istri, akan tetapi juga mitra dalam setiap langkah kehidupan.“Juna, Jane. Oma dan Opa sangat bangga kepada kalian. Ternyata kalian sudah lama saling men
“Oh ya, kapan tepatnya kalian menikah? Kalian kok tidak mengundang Oma dan Opa serta keluarga besar kita saat kalian menikah?” tanya Opa Robi kepada keduanya.“Deg!” Seketika Arjuna dan Jane saling lihat-lihatan. Tidak tahu harus menjawab apa. Arjuna dan Jane duduk bersebelahan di salah satu sofa, sedangkan Opa Robi duduk di seberang mereka. Dia adalah seorang pria tua yang selalu tampak tenang dan bijaksana. Opa Robi, menjadi semakin curiga kepada Arjuna dan Jane matanya yang tajam menatap ke arah keduanya saat ini.Tiba-tiba, Opa Robi buka suara lagi, "Jadi, kapan tepatnya kalian berdua menikah?" tanya sang kakek lagi. Pertanyaan itu seperti petir di siang bolong bagi Arjuna dan Jane. Mereka pun saling pandang, mencoba mencari jawaban yang tepat di mata satu sama lain.Jane dan Arjuna saling pandang lagi, kali ini dengan rasa panik yang lebih besar. Mereka berdua tahu bahwa mereka tidak bisa terus berbohong kepada Opa Robi. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Mereka berpura-pura men
Jane yang penuh semangat dan keceriaan berada di dapur apartemen Arjuna, suami pura-puranya, siap untuk menyajikan hidangan istimewa untuk makan siang bersama Arjuna, Opa Robi, dan Oma Rini. Selain hidangan utama berupa ikan gurame saus pedas manis dan ikan salmon panggang kecap manis, Jane juga memutuskan untuk menyajikan sayur capcay sebagai pelengkap, serta jus apel fuji untuk menyegarkan Opa Robi dan Oma Rini. “Sepertinya sayur capcay akan sangat cocok untuk menambah keceriaan menu makan siang kali ini,” tuturnya dalam hati. Jane lalu melihat di dalam kulkas jika ada beberapa buah apel fuji. “Hmmm, aku akan membuat jus apel fuji untuk Oma Rini dan Opa Robi. Apel fuji kan bagus untuk kesehatan jantung,” ucapnya pelan. Lalu dengan penuh dedikasi, Jane mulai menyiapkan sayur capcay, hidangan yang menggugah selera dan kaya akan nutrisi. Dia memilih beragam sayuran segar seperti wortel, kembang kol, brokoli, jamur, dan sayur sawi. Jane memotong sayuran-sayuran tersebut dengan p
“Tapi kenapa kalian juga menutup-nutupi pernikahan kalian kepada keluarga besar kita, Arjuna? Opa tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu,” tutur sang kakek lagi.“Yaelah, Opa. Aku dan Jane sama sekali tidak menutupi apapun kepada keluarga besar kita. Hanya saja kami butuh momen yang tepat untuk memperkenalkan Jane kepada keluarga besar kita. Eh … Oma dan Opa malah lebih dulu main ke sini. Iya kan, Sayang? Untuk kesekian kalinya, Arjuna meminta pendapat Jane.“Iya, Mas Juna.* jawabnya singkat.“Terus, kapan rencananya kamu akan membawa Jane di rumah Keluarga Levin?” Kali ini Oma Rini yang angkat bicara.“Secepatnya, Oma. Tenang saja, aku sudah memikirkan untuk mengadakan acara resepsi pernikahan besar-besaran nanti. Oh ya … Oma, Opa sekarang kan waktunya untuk makan siang. Bagaimana jika Oma dan Opa makan siang bersama kami?”“Cih! Memangnya kamu bisa masak, Juna?” ketus Opa Robi.“Ha-ha-ha! Aku sih mana bisa memasak, Opa. Tapi … cucu menantu Opa, sangat jago memasak. Bukan begitu, S
Jane yang penuh semangat dan keceriaan berada di dapur apartemen Arjuna, suami pura-puranya, siap untuk menyajikan hidangan istimewa untuk makan siang bersama Arjuna, Opa Robi, dan Oma Rini. Selain hidangan utama berupa ikan gurame saus pedas manis dan ikan salmon panggang kecap manis, Jane juga memutuskan untuk menyajikan sayur capcay sebagai pelengkap, serta jus apel fuji untuk menyegarkan Opa Robi dan Oma Rini.“Sepertinya sayur capcay akan sangat cocok untuk menambah keceriaan menu makan siang kali ini,” tuturnya dalam hati.Jane lalu melihat di dalam kulkas jika ada beberapa buah apel fuji. “Hmmm, aku akan membuat jus apel fuji untuk Oma Rini dan Opa Robi. Apel fuji kan bagus untuk kesehatan jantung,” ucapnya pelan.Lalu dengan penuh dedikasi, Jane mulai menyiapkan sayur capcay, hidangan yang menggugah selera dan kaya akan nutrisi. Dia memilih beragam sayuran segar seperti wortel, kembang kol, brokoli, jamur, dan sayur sawi. Jane memotong sayuran-sayuran tersebut dengan penuh k
Di ruang makan apartemen Arjuna, suasana hangat dan penuh kebahagiaan mulai tercipta di sana. Oma Rini, Opa Robi, Arjuna, dan Jane telah duduk di sekitar meja makan yang sudah disiapkan dengan indah oleh Jane. Hidangan istimewa hasil masakan Jane terpampang di atas meja, memancarkan aroma menggoda yang membuat perut mereka mulai bergelora kelaparan.Oma Rini pun berkata, "Wow, Jane, kamu sungguh hebat! Semua hidangannya terlihat luar biasa."Opa Robi juga ikut menambahkan,"Benar sekali, Jane. Kamu membuat kami sangat kagum dengan kemampuan memasakmu."Jane tersenyum bahagia mendengar pujian dari Oma Rini dan Opa Robi. "Terima kasih banyak, Oma Rini dan Opa Robi. Saya senang bisa memasak untuk Oma dan Opa. Semoga kalian semua suka dengan hidangan ini.""Tentu saja kami akan suka, Jane. Semua terlihat sangat lezat." Arjuna juga tak mau ketinggalan memuji masakan istri pura-puranya.Sementara itu, Jane dengan telaten mempersiapkan hidangan untuk Oma Rini, Opa Robi, dan Arjuna. Dengan
Setelah seharian menghabiskan waktu di apartemen Arjuna, sang cucu bersama Jane, cucu menantu mereka, Opa Robi dan Oma Rini pun pamit dari keduanya. Mereka merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan merasa terhubung dengan cucu-cucunya. Namun, sebelum mereka berpisah, Opa Robi pun menanyakan kapan Arjuna akan membawa Jane ke kediaman Levin untuk diperkenalkan dengan keluarganya lainnya."Arjuna, kapan kamu akan membawa Jane ke rumah Levin? Tentunya Mitha dan Erlan pasti ingin sekali bertemu dengan Jane," ujar sang opa."Oh iya, Opa. Sebenarnya aku sudah berencana untuk memperkenalkan Jane kepada keluarga kita yang lain. Aku hanya belum menentukan tanggal pastinya,” jawab Arjuna sekenanya untuk semakin menutupi kebohongannya.Sementara Jane kembali terkaget-kaget dengan ucapan pria itu. Karena sebenarnya Arjuna belum mengatakan apapun kepadanya tentang berkunjung ke rumah sang pria.Oma Rini pun menambahkan,"Iya, Arjuna. Keluarga besar kita semua, pasti juga ingin meng