“Oh ya, kapan tepatnya kalian menikah? Kalian kok tidak mengundang Oma dan Opa serta keluarga besar kita saat kalian menikah?” tanya Opa Robi kepada keduanya.“Deg!” Seketika Arjuna dan Jane saling lihat-lihatan. Tidak tahu harus menjawab apa. Arjuna dan Jane duduk bersebelahan di salah satu sofa, sedangkan Opa Robi duduk di seberang mereka. Dia adalah seorang pria tua yang selalu tampak tenang dan bijaksana. Opa Robi, menjadi semakin curiga kepada Arjuna dan Jane matanya yang tajam menatap ke arah keduanya saat ini.Tiba-tiba, Opa Robi buka suara lagi, "Jadi, kapan tepatnya kalian berdua menikah?" tanya sang kakek lagi. Pertanyaan itu seperti petir di siang bolong bagi Arjuna dan Jane. Mereka pun saling pandang, mencoba mencari jawaban yang tepat di mata satu sama lain.Jane dan Arjuna saling pandang lagi, kali ini dengan rasa panik yang lebih besar. Mereka berdua tahu bahwa mereka tidak bisa terus berbohong kepada Opa Robi. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Mereka berpura-pura men
Jane yang penuh semangat dan keceriaan berada di dapur apartemen Arjuna, suami pura-puranya, siap untuk menyajikan hidangan istimewa untuk makan siang bersama Arjuna, Opa Robi, dan Oma Rini. Selain hidangan utama berupa ikan gurame saus pedas manis dan ikan salmon panggang kecap manis, Jane juga memutuskan untuk menyajikan sayur capcay sebagai pelengkap, serta jus apel fuji untuk menyegarkan Opa Robi dan Oma Rini. “Sepertinya sayur capcay akan sangat cocok untuk menambah keceriaan menu makan siang kali ini,” tuturnya dalam hati. Jane lalu melihat di dalam kulkas jika ada beberapa buah apel fuji. “Hmmm, aku akan membuat jus apel fuji untuk Oma Rini dan Opa Robi. Apel fuji kan bagus untuk kesehatan jantung,” ucapnya pelan. Lalu dengan penuh dedikasi, Jane mulai menyiapkan sayur capcay, hidangan yang menggugah selera dan kaya akan nutrisi. Dia memilih beragam sayuran segar seperti wortel, kembang kol, brokoli, jamur, dan sayur sawi. Jane memotong sayuran-sayuran tersebut dengan p
“Tapi kenapa kalian juga menutup-nutupi pernikahan kalian kepada keluarga besar kita, Arjuna? Opa tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu,” tutur sang kakek lagi.“Yaelah, Opa. Aku dan Jane sama sekali tidak menutupi apapun kepada keluarga besar kita. Hanya saja kami butuh momen yang tepat untuk memperkenalkan Jane kepada keluarga besar kita. Eh … Oma dan Opa malah lebih dulu main ke sini. Iya kan, Sayang? Untuk kesekian kalinya, Arjuna meminta pendapat Jane.“Iya, Mas Juna.* jawabnya singkat.“Terus, kapan rencananya kamu akan membawa Jane di rumah Keluarga Levin?” Kali ini Oma Rini yang angkat bicara.“Secepatnya, Oma. Tenang saja, aku sudah memikirkan untuk mengadakan acara resepsi pernikahan besar-besaran nanti. Oh ya … Oma, Opa sekarang kan waktunya untuk makan siang. Bagaimana jika Oma dan Opa makan siang bersama kami?”“Cih! Memangnya kamu bisa masak, Juna?” ketus Opa Robi.“Ha-ha-ha! Aku sih mana bisa memasak, Opa. Tapi … cucu menantu Opa, sangat jago memasak. Bukan begitu, S
Jane yang penuh semangat dan keceriaan berada di dapur apartemen Arjuna, suami pura-puranya, siap untuk menyajikan hidangan istimewa untuk makan siang bersama Arjuna, Opa Robi, dan Oma Rini. Selain hidangan utama berupa ikan gurame saus pedas manis dan ikan salmon panggang kecap manis, Jane juga memutuskan untuk menyajikan sayur capcay sebagai pelengkap, serta jus apel fuji untuk menyegarkan Opa Robi dan Oma Rini.“Sepertinya sayur capcay akan sangat cocok untuk menambah keceriaan menu makan siang kali ini,” tuturnya dalam hati.Jane lalu melihat di dalam kulkas jika ada beberapa buah apel fuji. “Hmmm, aku akan membuat jus apel fuji untuk Oma Rini dan Opa Robi. Apel fuji kan bagus untuk kesehatan jantung,” ucapnya pelan.Lalu dengan penuh dedikasi, Jane mulai menyiapkan sayur capcay, hidangan yang menggugah selera dan kaya akan nutrisi. Dia memilih beragam sayuran segar seperti wortel, kembang kol, brokoli, jamur, dan sayur sawi. Jane memotong sayuran-sayuran tersebut dengan penuh k
Di ruang makan apartemen Arjuna, suasana hangat dan penuh kebahagiaan mulai tercipta di sana. Oma Rini, Opa Robi, Arjuna, dan Jane telah duduk di sekitar meja makan yang sudah disiapkan dengan indah oleh Jane. Hidangan istimewa hasil masakan Jane terpampang di atas meja, memancarkan aroma menggoda yang membuat perut mereka mulai bergelora kelaparan.Oma Rini pun berkata, "Wow, Jane, kamu sungguh hebat! Semua hidangannya terlihat luar biasa."Opa Robi juga ikut menambahkan,"Benar sekali, Jane. Kamu membuat kami sangat kagum dengan kemampuan memasakmu."Jane tersenyum bahagia mendengar pujian dari Oma Rini dan Opa Robi. "Terima kasih banyak, Oma Rini dan Opa Robi. Saya senang bisa memasak untuk Oma dan Opa. Semoga kalian semua suka dengan hidangan ini.""Tentu saja kami akan suka, Jane. Semua terlihat sangat lezat." Arjuna juga tak mau ketinggalan memuji masakan istri pura-puranya.Sementara itu, Jane dengan telaten mempersiapkan hidangan untuk Oma Rini, Opa Robi, dan Arjuna. Dengan
Setelah seharian menghabiskan waktu di apartemen Arjuna, sang cucu bersama Jane, cucu menantu mereka, Opa Robi dan Oma Rini pun pamit dari keduanya. Mereka merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan merasa terhubung dengan cucu-cucunya. Namun, sebelum mereka berpisah, Opa Robi pun menanyakan kapan Arjuna akan membawa Jane ke kediaman Levin untuk diperkenalkan dengan keluarganya lainnya."Arjuna, kapan kamu akan membawa Jane ke rumah Levin? Tentunya Mitha dan Erlan pasti ingin sekali bertemu dengan Jane," ujar sang opa."Oh iya, Opa. Sebenarnya aku sudah berencana untuk memperkenalkan Jane kepada keluarga kita yang lain. Aku hanya belum menentukan tanggal pastinya,” jawab Arjuna sekenanya untuk semakin menutupi kebohongannya.Sementara Jane kembali terkaget-kaget dengan ucapan pria itu. Karena sebenarnya Arjuna belum mengatakan apapun kepadanya tentang berkunjung ke rumah sang pria.Oma Rini pun menambahkan,"Iya, Arjuna. Keluarga besar kita semua, pasti juga ingin meng
Setelah beberapa saat berpikir akhirnya Jane pun mengambil keputusan. Gadis itu terlihat menghela napasnya, sembari berkata,“Ba … baiklah, Tuan Arjuna. Ini KTP saya,” ucapnya lalu meletakkan kartu tanda pengenal nya di atas meja.Arjuna yang melihat KTP Jane, tiba-tiba menjadi berbinar matanya. Dia tak menyangka gadis itu dengan cepat menuruti keinginannya. Padahal baru saja Arjuna berpikir untuk menakut-nakuti Jane.“Wow! Ternyata Nona Jane sangat kooperatif rupanya!” tukas Arjuna dalam hati.“Baiklah, Nona Jane. Terima kasih atas kerja sama Anda. Sampai jumpa besok pagi,” ucap Arjuna sambil tersenyum penuh misteri kepada gadis itu.“Iya, Tuan. Saya permisi dulu, saya sangat buru-buru sekarang.” Setelah berkata seperti itu, Jane pun segera keluar dari unit apartemen Arjuna yg begitu mewah itu.Melihat Jane yang telah pergi dari apartemennya, membuat Arjuna juga ikut bersiap-siap untuk menggantikan pakaiannya. Pasalnya sore ini, sang pria akan menghadiri meeting penting. Dia lalu mer
Setelah mengobrol sebentar dengan Asher dan Ayin, Miss Jane kembali fokus pada tumpukan buku dan catatan di meja kerjanya. Kedua anak-anak itu dengan sabar menunggu sang guru selesai membersihkan meja kerjanya.Namun, kegembiraan Ayin dan Asher segera berubah menjadi kekecewaan, ketika keduanya melihat sesuatu yang membuat hati mereka terasa berat."Ayin … coba lihatlah," bisik Asher dengan suara yang penuh kekecewaan, menunjuk ke arah jari manis Miss Jane.Ayin menatap ke arah yang ditunjuk oleh Asher, dan matanya segera terpaku pada cincin bermata berlian yang telah menghiasi jari manis Miss Jane. Ekspresi kecewa langsung tergambar di wajah mereka berdua."Apa itu maksudnya, Asher? Apakah Miss Jane sudah memiliki kekasih?" tanya Ayin dengan suara yang hampir tak terdengar.Asher menggelengkan kepala dengan rasa kecewa yang tak terbendung. "Sepertinya begitu, Ayin. Dan itu berarti rencana kita untuk menjodohkan Miss Jane dengan Uncle Arjuna, gagal total."Ayin menatap cincin itu deng