Terima kasih dukungannya all 🙏.
Lalu ia menanyakan kepada Juyan. "Siapakah yang menyeduh kopi ini?" "Nona Hera, tuan. Bahkan tadi nona menunggui tuan bekerja." "Kok aku nggak tau. Jika ia tadi berada disini?" "Mungkin karena tuan terlalu fokus dengan laptop." "Shit! terus sekarang dia dimana?" "Sepertinya nona muda sudah masuk ke dalam kamar." Mendengar penjelasan Juyan. King segera masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang sedang tertidur pulas. Ia merasa sedikit bersalah sudah mengabaikan istrinya. Ia pun naik ke atas ranjang dan bergabung tidur di atas ranjang. Hera yang sulit tidur dari tadi merasakan ada pergerakan di atas ranjang dan ia tau itu king. Suaminya itu langsung memeluknya dari belakang dan mengecup tengkuknya dengan lembut. Ada p
"Ih apaan sih Mel.""Lo lagi berantem ya sama pak boss?""Sssssttt, jangan keras-keras lo ngomongnya nanti kedengaran yang lain!""Oups! so sorry nona boss," ujarnya sambil mengatupkan tangannya di depan Hera."Lo cerita dong, lo kenapa saat ini? eh tapi gue serius lo, wajah lo memang tidak dapat dikondisikan saat ini.""Ih.., memang kenapa dengan wajahku Mel? ada-ada saja deh kamu." Hera masih menutupinya kepada Amel."Wajahmu itu cemberut saja dari tadi,seperti orang yang tidak makan seminggu. Lo kenapa sih Ra? Lo bisa cerita ke gue. Jangan memendamnya sendiri."Aku.., aku nggak apa-apa kok Mel. Kamunya saja yang aneh," ujarnya mencoba untuk tersenyum. Sebisa mungkin ia menutupi kemelut yang ia hadapi saat ini.Cukup kepada ibu mertuanya ia jujur tidak kepa
"Perkataanmu tidakmu beralasan Ra! apa kurangnya aku sampai kamu tidak menerima cintaku?""Kakak tidak memiliki kekurangan apapun. Kakak adalah orang yang paling baik yang pernah ku temui. Makanya aku menganggap kakak sebagai saudaraku sendiri." Namun Fred seakan tidak peduli dengan alasan yang diberikan Hera kepadanya.King semakin geram ia ingin menghajar Fred. Namun itu tidak mungkin ia lakukan karena ia juga harus menjaga situasi tetap kondusif saat ini.Ia pun menginstruksikan kepada Juyan agar mereka segera keluar dari restoran itu melalui pintu samping."Ra.., please kenapa kamu tidak bisa menerima perasaanku kepadamu? tolong beri aku kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta kepadaku." Hera menghela napasnya dengan panjang mendengar perkataan Fred. Ia pun mengambil keputusan untuk jujur saja kepada Fred jika ia sudah menikah."Kak.., maaf.
Setelah selesai menikmati es krim. King memaksa untuk pulang karena hari sudah menjelang malam. Sepanjang perjalanan wajahnya ditekuk terus. Padahal ia dan Hera bergandengan tangan. Juyan yang sedang menyetir terlihat tersenyum melihat tingkah King yang sedang cemburu. Sesampai di rumah, King langsung menuju kamar mereka di lantai atas. Ia melewati nyonya Yesi tanpa sedikitpun menyapanya. Hera berjalan dibelakang suaminya. Tapi langkahnya dihentikan oleh ibu mertuanya. "King kenapa? kok mukanya cemberut begitu?" "Nggak tau tuh mi, nanti deh aku tanyain mas King." "Ya sudah kamu sabar-sabar ya menghadapi sifat suamimu. Mungkin dia sedang cemburu saat ini," ujar Sang Mami. "I..iya mi, saya ke atas dulu." ujarnya gugup. Ia juga berpikir mungkin saja suaminya itu sedang ce
Nyonya Yesi keluar dari kamar anaknya. Ia lalu menuju ruang kerja suaminya.Ia sayup-sayup mendengar percakapan keduanya."Papi sangat bangga padamu King!""Lho memangnya papi tau dari mana? kan belum ada pemberitaan resmi pi," ujarnya. Ia tak mau gegabah bisa saja itu hanya kabar burung semata."Papi tau dari salah satu kolega papi, jika perusahaan kita menjadi kandidat kuat yang memenangkan tender mega proyek itu," seru tuan Roland meyakinkan anaknya."Pokoknya kita tunggu pemberitaan resminya pi,"menurut saya itulah yang paling tepat saat ini."King, kamu jangan lupa janjimu untuk membawa istrimu bulan madu dan memberi mami cucu secepatnya!" nyonya Yesi berkata tiba-tiba memecah ketegangan diantara keduanya."Ia mi, itu pasti! aku tidak sabar kapan hari itu terjadi."
"Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberi saya kepercayaan untuk memimpin perusahaan." Ia menunduk dari atas podium dan memberi hormat kepada kedua orang tuanya. Nyonya Yesi seketika menitikkan air matanya sedangkan tuan Roland menjadi terharu mendengar perkataan anaknya. Ia lanjut berbicara kembali. "Dikesempatan yang baik ini, saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada wanita yang selama ini mendampingi saya dan juga ikut menyumbangkan ide-idenya. Yang kebetulan sekali pada hari ini ia sedang berulang tahun." Hera seketika kaget. Ia lupa jika hari ini ia berulang tahun. Pantas saja dari tadiponselnya bergetar terus dan ada beberapa panggilan tak terjawab dari Ewan. Namun karena ia sedang menghadiri acara bersama ibu mertuanya ia mengabaikan ponselnya. "Saya dan istri saya sudah menika
"Are you ready honey?" ujar King kepada Hera. Hera mengangguk pasti. Saat ini mereka sudah berada di depan pintu gedung tempat acara ulang tahun Hera yang telah disulap menjadi tempat resepsi pernikahan mereka. Terdengar suara MC dari dalam gedung, "hadirin dan pemirsa mari kita sambut tuan dan nyonya Elwood yang akan memasuki ruang pesta," pintu di depan keduanya terbuka. King dan Hera melangkah masuk ke dalam ruang pesta sambil bergandengan tangan. Lantunan lagu romantis 'from this moment' mengiringi langkah mereka menuju ke dalam gedung. Para hadirin yang ikut menghadiri pesta itu terlihat mengabadikan keduanya baik melalui foto maupun video. Bahkan resepsi pernikahan mereka juga diliput oleh media online dan televisi. Ketiga bujangan yang sedang patah hati itu, juga turut menghadiri acara resepsi pernikahanmereka. Tidak lupa sahabat
"Baikah mas.., nanti jika ada waktu kita kesana,"seru Hera."No baby! kita tidak ada waktu nanti. Karena kita akan berangkat ke Inggris 3 hari dari sekarang. So kita ziarah ke makam bunda hari ini saja," ujar King kepada Hera.Jadilah saat ini mereka berada di mobil yang di kemudikan oleh Juyan menuju ke makam ibunda Hera. Setelah menempuh beberapa jam perjalanan. Mobil mereka tiba di makam.Alangkah kagetnya Hera saat melihat makan ibundanya sudah bersih dan rapi. Seperti baru saja di bersihkan.Ia melirik ke arah suaminya. King tersenyum ke arahnya.Dengan spontan Hera memeluk King."Terima kasih banyak mas.., aku.., aku..," ia tidak sanggup berkata-kata ia menjadi semakin terisak. Ternyata diam-diam selama ini King selalu rutin menyuruh orang untuk membersihkan dan merawat makam ibu mertuanya itu.Demikian halnya dengan