Setelah selesai makan. King memilih duduk di ruang keluarga sambil memangku laptopnya. Ia kembali melakukan pengecekan tentang mega proyek di daerah Tangerang itu. Sementara Hera sedang berada di dapur. Membantu Ewan mencuci piring. "Hai boss lagi sibuk sepertinya!" tegur Jodi kepada King. "Mengganggu saja nih orang, udah tau gue lagi sibuk. Masih pake nanya lagi!" King hanya mengangguk dan menatap sinis ke arah Jodi. King segera menutup laptopnya. Karena yang ia kerjakan saat ini adalah rahasia perusahaan. Terjadi keheningan diantara keduanya. King terlihat memegang punggungnya pura-pura merasa pegal. Hera keluar dari dapur dengan membawa dua cangkir teh untuk keduanya. Ia lalu meletakkan teh tersebut di atas meja. "Mas..,kamu kenapa?" ujarn
Lalu ia menanyakan kepada Juyan. "Siapakah yang menyeduh kopi ini?" "Nona Hera, tuan. Bahkan tadi nona menunggui tuan bekerja." "Kok aku nggak tau. Jika ia tadi berada disini?" "Mungkin karena tuan terlalu fokus dengan laptop." "Shit! terus sekarang dia dimana?" "Sepertinya nona muda sudah masuk ke dalam kamar." Mendengar penjelasan Juyan. King segera masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang sedang tertidur pulas. Ia merasa sedikit bersalah sudah mengabaikan istrinya. Ia pun naik ke atas ranjang dan bergabung tidur di atas ranjang. Hera yang sulit tidur dari tadi merasakan ada pergerakan di atas ranjang dan ia tau itu king. Suaminya itu langsung memeluknya dari belakang dan mengecup tengkuknya dengan lembut. Ada p
"Ih apaan sih Mel.""Lo lagi berantem ya sama pak boss?""Sssssttt, jangan keras-keras lo ngomongnya nanti kedengaran yang lain!""Oups! so sorry nona boss," ujarnya sambil mengatupkan tangannya di depan Hera."Lo cerita dong, lo kenapa saat ini? eh tapi gue serius lo, wajah lo memang tidak dapat dikondisikan saat ini.""Ih.., memang kenapa dengan wajahku Mel? ada-ada saja deh kamu." Hera masih menutupinya kepada Amel."Wajahmu itu cemberut saja dari tadi,seperti orang yang tidak makan seminggu. Lo kenapa sih Ra? Lo bisa cerita ke gue. Jangan memendamnya sendiri."Aku.., aku nggak apa-apa kok Mel. Kamunya saja yang aneh," ujarnya mencoba untuk tersenyum. Sebisa mungkin ia menutupi kemelut yang ia hadapi saat ini.Cukup kepada ibu mertuanya ia jujur tidak kepa
"Perkataanmu tidakmu beralasan Ra! apa kurangnya aku sampai kamu tidak menerima cintaku?""Kakak tidak memiliki kekurangan apapun. Kakak adalah orang yang paling baik yang pernah ku temui. Makanya aku menganggap kakak sebagai saudaraku sendiri." Namun Fred seakan tidak peduli dengan alasan yang diberikan Hera kepadanya.King semakin geram ia ingin menghajar Fred. Namun itu tidak mungkin ia lakukan karena ia juga harus menjaga situasi tetap kondusif saat ini.Ia pun menginstruksikan kepada Juyan agar mereka segera keluar dari restoran itu melalui pintu samping."Ra.., please kenapa kamu tidak bisa menerima perasaanku kepadamu? tolong beri aku kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta kepadaku." Hera menghela napasnya dengan panjang mendengar perkataan Fred. Ia pun mengambil keputusan untuk jujur saja kepada Fred jika ia sudah menikah."Kak.., maaf.
Setelah selesai menikmati es krim. King memaksa untuk pulang karena hari sudah menjelang malam. Sepanjang perjalanan wajahnya ditekuk terus. Padahal ia dan Hera bergandengan tangan. Juyan yang sedang menyetir terlihat tersenyum melihat tingkah King yang sedang cemburu. Sesampai di rumah, King langsung menuju kamar mereka di lantai atas. Ia melewati nyonya Yesi tanpa sedikitpun menyapanya. Hera berjalan dibelakang suaminya. Tapi langkahnya dihentikan oleh ibu mertuanya. "King kenapa? kok mukanya cemberut begitu?" "Nggak tau tuh mi, nanti deh aku tanyain mas King." "Ya sudah kamu sabar-sabar ya menghadapi sifat suamimu. Mungkin dia sedang cemburu saat ini," ujar Sang Mami. "I..iya mi, saya ke atas dulu." ujarnya gugup. Ia juga berpikir mungkin saja suaminya itu sedang ce
Nyonya Yesi keluar dari kamar anaknya. Ia lalu menuju ruang kerja suaminya.Ia sayup-sayup mendengar percakapan keduanya."Papi sangat bangga padamu King!""Lho memangnya papi tau dari mana? kan belum ada pemberitaan resmi pi," ujarnya. Ia tak mau gegabah bisa saja itu hanya kabar burung semata."Papi tau dari salah satu kolega papi, jika perusahaan kita menjadi kandidat kuat yang memenangkan tender mega proyek itu," seru tuan Roland meyakinkan anaknya."Pokoknya kita tunggu pemberitaan resminya pi,"menurut saya itulah yang paling tepat saat ini."King, kamu jangan lupa janjimu untuk membawa istrimu bulan madu dan memberi mami cucu secepatnya!" nyonya Yesi berkata tiba-tiba memecah ketegangan diantara keduanya."Ia mi, itu pasti! aku tidak sabar kapan hari itu terjadi."
"Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberi saya kepercayaan untuk memimpin perusahaan." Ia menunduk dari atas podium dan memberi hormat kepada kedua orang tuanya. Nyonya Yesi seketika menitikkan air matanya sedangkan tuan Roland menjadi terharu mendengar perkataan anaknya. Ia lanjut berbicara kembali. "Dikesempatan yang baik ini, saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada wanita yang selama ini mendampingi saya dan juga ikut menyumbangkan ide-idenya. Yang kebetulan sekali pada hari ini ia sedang berulang tahun." Hera seketika kaget. Ia lupa jika hari ini ia berulang tahun. Pantas saja dari tadiponselnya bergetar terus dan ada beberapa panggilan tak terjawab dari Ewan. Namun karena ia sedang menghadiri acara bersama ibu mertuanya ia mengabaikan ponselnya. "Saya dan istri saya sudah menika
"Are you ready honey?" ujar King kepada Hera. Hera mengangguk pasti. Saat ini mereka sudah berada di depan pintu gedung tempat acara ulang tahun Hera yang telah disulap menjadi tempat resepsi pernikahan mereka. Terdengar suara MC dari dalam gedung, "hadirin dan pemirsa mari kita sambut tuan dan nyonya Elwood yang akan memasuki ruang pesta," pintu di depan keduanya terbuka. King dan Hera melangkah masuk ke dalam ruang pesta sambil bergandengan tangan. Lantunan lagu romantis 'from this moment' mengiringi langkah mereka menuju ke dalam gedung. Para hadirin yang ikut menghadiri pesta itu terlihat mengabadikan keduanya baik melalui foto maupun video. Bahkan resepsi pernikahan mereka juga diliput oleh media online dan televisi. Ketiga bujangan yang sedang patah hati itu, juga turut menghadiri acara resepsi pernikahanmereka. Tidak lupa sahabat
Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n
Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad
"Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l
Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"
Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami
Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini
Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setiap mengikuti mobil King kemana pun ia pergi. Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil. "Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalahangin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera. "Kurang ajar lo,King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini. Ia lalu
"Saya baru dapat kabar, dari seorang pengintai,jika Hera terlihat bersama Fred," Jonas segera memperlihatkan ponselnya yang menampilkan Hera dan Fred yang terlihat masuk ke dalam sebuah mobil. "Bajingan! jadi lo kerjasama dengan dengannya?!"dengan cepat King melayangkan tinjunya ke wajah Jonas. "Jo..nas..," Amel berteriak histeris dan segera menghampiri Jonas yang terjatuh di lantai karena mendapat serangan tiba-tiba dari King. "Lo pikir gue nggak tau, jika bokap lo yang menghancurkan perusahaan ayah Tobi?" Juyan terlihat menahan King yang ingin kembali menghajar Jonas. Jonas terlihat meringis kesakitan, lalu bangkit dari lantai dan mencoba untuk berdiri dibantu oleh Amel. Ia mulai berkata, "gue sama sekali tidak tau-menahu tentang rencana Fred untuk menculik Hera! dan mengenai perusahaan ayahnya Hera
Sarah terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya karena Jodi juga ikut-ikutan menatapnya penuh emosi saat ia melihat foto Sarah yang memeluk King.Hatinya merasa marah karena diam-diam Sarah mulai menarik perhatiannya. Dan ia sudah bertekad untuk lebih mengenalnya. Namun lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewa karena cinta karena Sarah ternyata bukan gadis baik-baik."Itu semua tidak benar, semua ini hanya salah paham, aku.., aku.. bisa menjelaskannya..," lirihnya sambil mulai menangis.Sarah tiba-tibamenyesal telah memeluk King saat itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang akan diam-diam mengambil beberapa fotonya dengan King.Awalnya memang niat Sarah masuk ke perusahaan King untuk merayunya dan mengacaukan pernikahannya dengan Hera.Namun seiring berjalannya waktu, King yang menugaskannya menjadi sekretaris Jodi telah merubah segalanya.