Nyonya Yesi keluar dari kamar anaknya. Ia lalu menuju ruang kerja suaminya.Ia sayup-sayup mendengar percakapan keduanya."Papi sangat bangga padamu King!""Lho memangnya papi tau dari mana? kan belum ada pemberitaan resmi pi," ujarnya. Ia tak mau gegabah bisa saja itu hanya kabar burung semata."Papi tau dari salah satu kolega papi, jika perusahaan kita menjadi kandidat kuat yang memenangkan tender mega proyek itu," seru tuan Roland meyakinkan anaknya."Pokoknya kita tunggu pemberitaan resminya pi,"menurut saya itulah yang paling tepat saat ini."King, kamu jangan lupa janjimu untuk membawa istrimu bulan madu dan memberi mami cucu secepatnya!" nyonya Yesi berkata tiba-tiba memecah ketegangan diantara keduanya."Ia mi, itu pasti! aku tidak sabar kapan hari itu terjadi."
"Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberi saya kepercayaan untuk memimpin perusahaan." Ia menunduk dari atas podium dan memberi hormat kepada kedua orang tuanya. Nyonya Yesi seketika menitikkan air matanya sedangkan tuan Roland menjadi terharu mendengar perkataan anaknya. Ia lanjut berbicara kembali. "Dikesempatan yang baik ini, saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada wanita yang selama ini mendampingi saya dan juga ikut menyumbangkan ide-idenya. Yang kebetulan sekali pada hari ini ia sedang berulang tahun." Hera seketika kaget. Ia lupa jika hari ini ia berulang tahun. Pantas saja dari tadiponselnya bergetar terus dan ada beberapa panggilan tak terjawab dari Ewan. Namun karena ia sedang menghadiri acara bersama ibu mertuanya ia mengabaikan ponselnya. "Saya dan istri saya sudah menika
"Are you ready honey?" ujar King kepada Hera. Hera mengangguk pasti. Saat ini mereka sudah berada di depan pintu gedung tempat acara ulang tahun Hera yang telah disulap menjadi tempat resepsi pernikahan mereka. Terdengar suara MC dari dalam gedung, "hadirin dan pemirsa mari kita sambut tuan dan nyonya Elwood yang akan memasuki ruang pesta," pintu di depan keduanya terbuka. King dan Hera melangkah masuk ke dalam ruang pesta sambil bergandengan tangan. Lantunan lagu romantis 'from this moment' mengiringi langkah mereka menuju ke dalam gedung. Para hadirin yang ikut menghadiri pesta itu terlihat mengabadikan keduanya baik melalui foto maupun video. Bahkan resepsi pernikahan mereka juga diliput oleh media online dan televisi. Ketiga bujangan yang sedang patah hati itu, juga turut menghadiri acara resepsi pernikahanmereka. Tidak lupa sahabat
"Baikah mas.., nanti jika ada waktu kita kesana,"seru Hera."No baby! kita tidak ada waktu nanti. Karena kita akan berangkat ke Inggris 3 hari dari sekarang. So kita ziarah ke makam bunda hari ini saja," ujar King kepada Hera.Jadilah saat ini mereka berada di mobil yang di kemudikan oleh Juyan menuju ke makam ibunda Hera. Setelah menempuh beberapa jam perjalanan. Mobil mereka tiba di makam.Alangkah kagetnya Hera saat melihat makan ibundanya sudah bersih dan rapi. Seperti baru saja di bersihkan.Ia melirik ke arah suaminya. King tersenyum ke arahnya.Dengan spontan Hera memeluk King."Terima kasih banyak mas.., aku.., aku..," ia tidak sanggup berkata-kata ia menjadi semakin terisak. Ternyata diam-diam selama ini King selalu rutin menyuruh orang untuk membersihkan dan merawat makam ibu mertuanya itu.Demikian halnya dengan
"Sayang.., kamu bisa bikinin teh untukku?" seru Kibng kepada istrinya. Hera pun pamit ke dapur untuk membuat teh untuk suaminya dan yang lainnya. Nyonya Yesi menyusul Hera ke dapur. "Sini mami bantuin kamu bikin tehnya," ujar nyonya Yesi. "I..iya mi," ucapnya. "Ra.., ngomong-ngomong dari tadi mami perhatikan kok suamimu sepertinya tidak senang melihat Jodi?" selidik Sang Ibu Mertua. "Apakah kamu sebelumnya punya hubungan dengan Jodi? maaf nih mami jadi kepo soalnya mami penasaran dengan sikap King yang berubah." "Aku dan kak Jodi dulu tetanggaan mi, kami lumayan akrab,dulu jika ada yang menggangguku kak Jodi selalu melindungiku mi. Tapi hubungan kami tidak lebih dari sebatas teman mi. Hanya saja.., dulu aku semp
Pagi hari, keduanya terbangun pukul 7 pagi. Setelah sarapan mereka pun mulai menyusun baju yang akan mereka bawa selama berbulan madu. Disaat keduanya asyik memasukkan baju-baju mereka ke dalam koper. Tiba-tiba ponsel King berdering. Ia pun mengangkatnya, "sebentar ya sayang.., aku angkat telpon dulu." Ujarnya kepada istrinya. Setelah menutup panggilan itu. King terlihat berwajah masam. Hera memperhatikan itu, "Ada apa mas? kok wajahnya cemberut begitu?" tanya Hera kepada King. Hari ini King terpaksa masuk kantor karena ada meeting mendadak yang di pimpin oleh para investor mega proyek itu. Terpaksa ia harus menghadirinya. "Aku harus ke kantor nih sayang, ada meeting penting terkait proyek yang di Tangerang." jawabnya malas. "Ya sudah mas kesana dulu deh," ujar Hera kepada suaminya. "Terus packing baju-baju kita bagaima
"I..iya mas,"Hera membuka koper lalu, mengambil pakaian ganti untuknya. "Duh.., aku pakai baju apa ya setelah mandi?" karena tujuan mereka ke London untuk berbulan madu, jadi iakebanyakan membawa dress yang kekurangan bahan. Setelah menemukan baju yang pas ia pun melangkah menuju kamar mandi. Sementara King terlihat sedang menyusun agenda mereka hari ini. Ia ingin membawa istrinya berkeliling kota London hari ini. Lalupada malam harinya. Ia akan membuat istrinya melayang ke udara. Membayangkan semua itu, membuat Sang Torpedo agak sedikit bangun. Bayangkan saja sudah hampir setahun pernikahan mereka. Ia sama sekali belum pernah melihat istrinya telanjang di depannya. Dan ia ingin melakukan hal itu nanti malam pikirnya. Hera selesai mandi, lalu keluar dari kamar dengan menggunakan dress di atas lutut dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Setelah makan malam di sebuah restoran mewah. Mereka pun kembali ke hotel. Wajah King mulai berbinar karena ia akan melewati malam ini dengan hawa panas. Sementara Hera yang tak tau-menau maksud hati suaminya. Terkesan biasa saja. Mereka akhirnya sampai ke dalam kamar, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam waktu London. "Sayang.., aku mandi duluan ya?" ujar King kepada Hera. "I..iya mas..," ujarnya gugup. King mendekati istrinya yang sedang duduk di sofa yang mulai merapikan barang-barang belanjaannya tadi. Lalu membisikkan ke telinga Hera, "i want you tonight baby..," lalu melangkah menuju kamar mandi. Hera segera menghentingkan aktivitasnya dan tiba-tiba ia merasa gugup. "Duh.., kok mas King bilangnya tiba-tiba sih, aku..aku.., jadi deg-degan gini..," lirihnya. Hera mulai