Kediaman pak Tobi,Sudah beberapa hariberlalu ibu Lisma kembali rujuk dengan suaminya. Kebahagiaan mulai terpancar di wajah pak Tobi. Ia sangat senang ternyata istrinya itu memang benar-benar sudah berubah. Ia sangat mengurusi pak Tobi.Suatu ketika pak Tobi bangun dari tidur siangnya. Ia melangkah keluar dari kamar dan melihat istrinya sedang melamun."Lis, kamu kenapa? hei.., kamu kok menangis?" Pak Tobi segeraduduk di depan istrinya. Bu Lisma yang melihat pak Tobi datang dengan segera menyeka air matanya."Aku nggak apa-apa kok pak, mataku tadi terkena debu saat bersih-bersih." Namun pak Tobi tau jika istrinya sedang berbohong saat ini."Bu.., aku tau kamu sedang berbohong. Tolong jujurlah jangan sampai apa yang kamu pikirkan membuatmu menjadi sakit. Kamu tau kita sudah tua. Kita harus menjaga kesehatan supaya kita bi
Setelah puas bermain di danau. King mengajak istrinya untuk makan siang di sebuah kafe yang ada di dekat taman itu.Saat istrinya sedang asyik memilih-milih souvenir di etalase kafe itu. Ponsel Hera yang ada pada King berdering.Ia lalu merogoh sakunya tempat ia menyimpan ponsel Hera dan ia melihat di layar ponsel jika Jodi yang menghubungi Hera saat ini."Ngapain sih, si jomblo abadi terus-terusan menghubungi Hera, bikin bad mood saja!" Ia sengaja tidak mengangkat panggilan dari Jodi. Bahkan ia mematikan ponsel istrinya.Jodi yang tau jika Hera mematikan ponselnya. Ia memastikan jika yang melakukan itu adalah King. "Hhhhhmm dasar serigala! posesif banget sih sama Hera. Emang dia pikir Hera hanya butuh komunikasi dengannya sajakah?" gerutuan Jodi sempat di dengar oleh nyonya Yesi ibunda King."Kenapa Jod?" tanya nyonya Yesi."P
Hera terbangun, dan mendapati ia sedang berada di atas tempat tidur. King jugasedang tidur di sampingnya. Ia melihat sekelilingnya."Lho bukannya ini, kamar di rumahnya bibi Carol? kok aku bisa ada disini? bagaimana caranya?"karena yang ia ingat, mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah bibi Carol."Jangan-jangan aku ketiduran di mobil, lalu mas King menggendongku ke dalam kamar. Duh.., malunya.., aku kok bisa ketiduran sih?" Ia hendak membangunkan suaminya. Namun ia melihat jika King tidur sangat lelap. Ia pun bergegas untuk mandi. Waktu sudah menunjukkan jam 6 malam waktu London.Setelah selesai mandi, tenggorokannya terasa haus. Ia lalu keluar dari kamar dan hendak menuju dapur untuk minum segelas air.Namun tiba-tiba suara bibi Mona mengagetkannya, "Hera kamu sudah bangun..?""Su..sudah bi.., baru saja." Hera masih kaget karena bibi Mona yang tib
"King.., tunggu dulu nak, mami mau bicara." Tukas nyonya Yesi. "Ada apa lagi sih mi?" kesalnya semakin menjadi-jadi. "King.., mami mohon, kamu jangan memarahi istrimu, mami yangsalah telah menyuruhnya keluar rumah tanpa seizinmu. Mami harap, kamu bisa mengontrol emosimu." Ujar nyonya Yesi kepada anaknya. "Mi, aku heran deh dengan jalan pikiran mami, mami pasti tau kan jika Jodi berada disini?" pandangannya penuh selidik kepada ibunya. "Iya King mami tau." Jujur nyonya Yesi. "Tapi, mami kok tidak memberitahukannya kepadaku? bikin kesal saja!" "Lho kenapa jika Jodi berada disini? dia kan sepupu Bernard calon suami Shasa. Mami nggai berhak melarangnya King." "Tapi mi, setidaknya jika mami kasi tau. Aku nggak bakalan
Tidak sampai disitu saja, Hera mulai melucuti pakaiannya sendiri sehingga kedua gundukannya terasa penuh di dada King."Sayang.., what's wrong with you?" King masih mengira jika ia dlsedang bermimpi melihat istrinya yang sangat liar malam ini."Biar aku yang memimpin malam ini mas!" ujarnya menatap wajah suaminya dengan tatapan penuh damba." Wow..! i like you for to night!Okay baby, go ahead! do it what do you want to do for me!" dengan cepat King membuka bajunya. Hera yang melihat jika suaminya sudah bertelanjang dada, dengan segera meraba dada suaminya dan mengecupnya dengan liar. King juga tidak tinggal diam, tangannya sibuk meremas kedua aset pribadi istrinya.King benar-benar melayang saat ini. Terlebih istrinya sedang mengelus tropedonya yang berada di balik celananya. King membantu Hera melucuti celananya. Lalu dengan cepat mengelus torpedo King.
"Ramuan itu mengandung vitamin sayang.., kan berasal dari rempah-rempah alami.""Tapi kok aku merasa berbeda setelah meminumnya mas?""Berbeda bagaimana? menurutku kamu tetap sama cantik dan sangat menggodaku," King malah merayu istrinya."Ih.., gombal!" ujar Hera cemberut karena King tidak mau mendengar keluhannya. Padahal, ia menaruh curiga dengan ramuan bibi Carol itu.Sarah yang merasa dipermalukan oleh keluarga King menyimpan sakit hati di dalam dirinya. Ia tetap berniat untuk merebut King dari istrinya.Untuk itu ia menambah cutinya beberapa hari lagi untuk tetap tinggal di London. Berbekal undangan pernikahan dari Shasa ia pun bertekad untuk menghadiri undangan pernikahan Shasa seorang diri.Saat ini ia sedang berada di sebuah salon mewah yang berada di pusat kota London.Ia ingin merubah penampilannya s
Ia lalu meraih tangan istrinya dan membawa ke sebuah ruangan kecil yang ada di gedung itu. Ia lalu memperhatikan sekeliling ruangan itu. Memastikan jika tidak ada kamera tersembunyi. Hera terus memperhatikan tingkah King. Ia masih bingung, untuk apa suaminya membawanya ke tempat ini. "Sepertinya ini adalah ruangan untuk kamar ganti" pikirnya dalam hati. Setelah semua ia rasa aman, King pun menghampiri Hera. "Come on baby..," "Ki..kita mau ngapain disini mas?" "Hehehe menjinakkan yangini sayang..," ia kembali meletakkan tangan Hera di atas torpedonya. "Ta..tapi cuma sebentar ya mas? maksud aku, satu ronde saja. Okay?" Hera memastikan lebih dulu karena ia juga ada janji dengan Shasa untuk menemaninya ke salon.
Wanita itu sangat mirip dengan Gladis. Suasana salon sedang ramai saat itu. Ia kembali melihat ke arah gadis itu namun ia tidak mendapatinya."Mas.., mas.., kamu lihatin apa sih?" tanya istrinya yang melihat King melirik kesana kemari."Oh.., nggak apa-apa kok sayang, aku hanya berpikir salon ini sangat rame, apakah tidak sebaiknya kita cari salon lain saja?" ujarnya mulai berkelit ia tidak mau jika Hera tau karena bisa saja istrinya mulai cemburu lagi dan itu sangat menyusahkan menurutnya."Sebentar ya mas, aku tanya Shasa dulu," Hera segera menghampiri Shasa dan mengutarakan maksudnya."Tapi Kak King, salon yang satu lagi harganya agak lebih mahal dari salon ini," ujar Shasa menjelaskan."Ya nggak apa-apa saya yang bayar semuayang penting kalian ganti salon, jangan disini!" sebenarnya Hera sedikit curiga dengan keinginan King itu namun karena