Tidak sampai disitu saja, Hera mulai melucuti pakaiannya sendiri sehingga kedua gundukannya terasa penuh di dada King."Sayang.., what's wrong with you?" King masih mengira jika ia dlsedang bermimpi melihat istrinya yang sangat liar malam ini."Biar aku yang memimpin malam ini mas!" ujarnya menatap wajah suaminya dengan tatapan penuh damba." Wow..! i like you for to night!Okay baby, go ahead! do it what do you want to do for me!" dengan cepat King membuka bajunya. Hera yang melihat jika suaminya sudah bertelanjang dada, dengan segera meraba dada suaminya dan mengecupnya dengan liar. King juga tidak tinggal diam, tangannya sibuk meremas kedua aset pribadi istrinya.King benar-benar melayang saat ini. Terlebih istrinya sedang mengelus tropedonya yang berada di balik celananya. King membantu Hera melucuti celananya. Lalu dengan cepat mengelus torpedo King.
"Ramuan itu mengandung vitamin sayang.., kan berasal dari rempah-rempah alami.""Tapi kok aku merasa berbeda setelah meminumnya mas?""Berbeda bagaimana? menurutku kamu tetap sama cantik dan sangat menggodaku," King malah merayu istrinya."Ih.., gombal!" ujar Hera cemberut karena King tidak mau mendengar keluhannya. Padahal, ia menaruh curiga dengan ramuan bibi Carol itu.Sarah yang merasa dipermalukan oleh keluarga King menyimpan sakit hati di dalam dirinya. Ia tetap berniat untuk merebut King dari istrinya.Untuk itu ia menambah cutinya beberapa hari lagi untuk tetap tinggal di London. Berbekal undangan pernikahan dari Shasa ia pun bertekad untuk menghadiri undangan pernikahan Shasa seorang diri.Saat ini ia sedang berada di sebuah salon mewah yang berada di pusat kota London.Ia ingin merubah penampilannya s
Ia lalu meraih tangan istrinya dan membawa ke sebuah ruangan kecil yang ada di gedung itu. Ia lalu memperhatikan sekeliling ruangan itu. Memastikan jika tidak ada kamera tersembunyi. Hera terus memperhatikan tingkah King. Ia masih bingung, untuk apa suaminya membawanya ke tempat ini. "Sepertinya ini adalah ruangan untuk kamar ganti" pikirnya dalam hati. Setelah semua ia rasa aman, King pun menghampiri Hera. "Come on baby..," "Ki..kita mau ngapain disini mas?" "Hehehe menjinakkan yangini sayang..," ia kembali meletakkan tangan Hera di atas torpedonya. "Ta..tapi cuma sebentar ya mas? maksud aku, satu ronde saja. Okay?" Hera memastikan lebih dulu karena ia juga ada janji dengan Shasa untuk menemaninya ke salon.
Wanita itu sangat mirip dengan Gladis. Suasana salon sedang ramai saat itu. Ia kembali melihat ke arah gadis itu namun ia tidak mendapatinya."Mas.., mas.., kamu lihatin apa sih?" tanya istrinya yang melihat King melirik kesana kemari."Oh.., nggak apa-apa kok sayang, aku hanya berpikir salon ini sangat rame, apakah tidak sebaiknya kita cari salon lain saja?" ujarnya mulai berkelit ia tidak mau jika Hera tau karena bisa saja istrinya mulai cemburu lagi dan itu sangat menyusahkan menurutnya."Sebentar ya mas, aku tanya Shasa dulu," Hera segera menghampiri Shasa dan mengutarakan maksudnya."Tapi Kak King, salon yang satu lagi harganya agak lebih mahal dari salon ini," ujar Shasa menjelaskan."Ya nggak apa-apa saya yang bayar semuayang penting kalian ganti salon, jangan disini!" sebenarnya Hera sedikit curiga dengan keinginan King itu namun karena
King menunggu kedatangan Hera di dalam kamar. Namun setelah menunggu beberapa menit, Hera tidak kunjung menyusulnya ke dalam kamar. King semakin bad mood karena istrinya mengabaikannya."Hebat bangetdia mengabaikanku! menyebalkan!" ujarnya lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi tengkurap tanpa melepas sepatunya."Kak.., kakak sabar baget ya menghadapi sifat kak King. Jika seandainya saja aku ada di posisi kakak, sudah lama tuh aku ninggalin kak King. Untung saja Bernard sifatnya tidak seperti kak King. Kalau tidak setiap saat aku pasti makan hati." Ujar Shasa terang-terangan."Awalnya memang kakak sangat kewalahan dengan sifatnya mas King, namun seiring berjalannya waktu. Kakak sudah terbiasa. Dia kan suami kakak sudah sewajarnya kakak sabar menghadapi sifatnya mas King. Jawabnya sambil tersenyum. Diam-diam Shasa mengagumi sifat Hera yang lembut itu.
"Maaf.., saya tidak sengaja," ujarnya lalu membantu Hera berdiri."Kamu..!" Hera menatap tajam ke arah Sarah."Sayang.., kamu kenapa?"King yang menyadari istrinya lama tidak kembali dari toilet, segera menyusulnya dan ikut membantu Hera berdiri saat ini."Ma..maaf kak, aku nggak sengajak menabrak istri kakak, tadi aku buru-buru keluar dari toilet." Serunya dengan tatapan menyesal."Mana yang sakit baby?" tanya King kepada Hera."Aku nggak apa-apa mas..," Hera mencoba terlihat biasa saja. Namun ia merasakan jika King dari tadi mencuri-curi pandang ke arah Sarah."Kak.., aku permisi dulu ya, sekali lagi aku minta maaf." Hera memilih diam dan tidak menyahut permintaan maaf Sarah. Hanya King yang mengangguk.Setelah kejadian di toilet itu. Hera menjadi tidak bersemangat. Ki
Pak Tobi tidak langsung menjawab pertanyaan menantunya, ia malah menanyakan Hera."Hera mana nak King?""Oh.., istri saya sedang mandi Ayah." jawab King. Seiring dengan itu pintu kamar mandi terbuka."Kebetulan sekali ayah, Hera sudah selesai mandi. ayah bicaradulu sama Hera, saya juga mau mandi sebentar ayah." Lalu ia pun menjelaskan jika mereka baru saja pulang dari pesta pernikahan sepupunya."Sayang.., ayah mau bicara sama kamu," ia lalu menyerahkan ponsel kepada istrinya.Hera menerima ponsel dari King."Hallo ayah.., apa kabar? aku kangen sama ayah..," Hera tidak kuasa menahan air matanya."Ayah juga kangen sama kamu kak.., Ra.., sebenarnya ayah mau ngomong sesuatu sama kamu." Ujar pak Tobi dengan ragu-ragu."Ayah mau ngomong apa yah..," Hera menjadi penasaran karena sepertinya ayah menarik ulu
Hera bangun di pagi hari, badannya serasa remuk karena kegiatan panas mereka pagi ini. Ia melihat sekelilingnya namun ia tidak mendapati King berada di dalam kamar.Matanya terbelalak saat tau jika waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Aku bangun kesiangan!" ujarnya lalu buru-buru hendak mandi.Bersamaan dengan itu, King masuk ke dalam kamar mereka dengan membawa nampan berisi sarapan untuk istrinya."Sayang.., kamu sudah bangun?""Mas.., kok kamu nggak membangunkanku sih? coba nih aku bangun kesiangan.Duh.., pasti bibi Carol mikir yang macam-macam tentang aku!" lirihnya."Hei.., siapa bilang? bibi Carol saja tadi belum keluar kamar. Semua yang nyiapin sarapan ini adalah bibi Mona. Ia membuat sandwich spesial untuk kamu. Makanya kamu buruan mandi sayang..," ujar King kepada istrinya.Saat istrinya sedang mand