"Ramuan itu mengandung vitamin sayang.., kan berasal dari rempah-rempah alami.""Tapi kok aku merasa berbeda setelah meminumnya mas?""Berbeda bagaimana? menurutku kamu tetap sama cantik dan sangat menggodaku," King malah merayu istrinya."Ih.., gombal!" ujar Hera cemberut karena King tidak mau mendengar keluhannya. Padahal, ia menaruh curiga dengan ramuan bibi Carol itu.Sarah yang merasa dipermalukan oleh keluarga King menyimpan sakit hati di dalam dirinya. Ia tetap berniat untuk merebut King dari istrinya.Untuk itu ia menambah cutinya beberapa hari lagi untuk tetap tinggal di London. Berbekal undangan pernikahan dari Shasa ia pun bertekad untuk menghadiri undangan pernikahan Shasa seorang diri.Saat ini ia sedang berada di sebuah salon mewah yang berada di pusat kota London.Ia ingin merubah penampilannya s
Ia lalu meraih tangan istrinya dan membawa ke sebuah ruangan kecil yang ada di gedung itu. Ia lalu memperhatikan sekeliling ruangan itu. Memastikan jika tidak ada kamera tersembunyi. Hera terus memperhatikan tingkah King. Ia masih bingung, untuk apa suaminya membawanya ke tempat ini. "Sepertinya ini adalah ruangan untuk kamar ganti" pikirnya dalam hati. Setelah semua ia rasa aman, King pun menghampiri Hera. "Come on baby..," "Ki..kita mau ngapain disini mas?" "Hehehe menjinakkan yangini sayang..," ia kembali meletakkan tangan Hera di atas torpedonya. "Ta..tapi cuma sebentar ya mas? maksud aku, satu ronde saja. Okay?" Hera memastikan lebih dulu karena ia juga ada janji dengan Shasa untuk menemaninya ke salon.
Wanita itu sangat mirip dengan Gladis. Suasana salon sedang ramai saat itu. Ia kembali melihat ke arah gadis itu namun ia tidak mendapatinya."Mas.., mas.., kamu lihatin apa sih?" tanya istrinya yang melihat King melirik kesana kemari."Oh.., nggak apa-apa kok sayang, aku hanya berpikir salon ini sangat rame, apakah tidak sebaiknya kita cari salon lain saja?" ujarnya mulai berkelit ia tidak mau jika Hera tau karena bisa saja istrinya mulai cemburu lagi dan itu sangat menyusahkan menurutnya."Sebentar ya mas, aku tanya Shasa dulu," Hera segera menghampiri Shasa dan mengutarakan maksudnya."Tapi Kak King, salon yang satu lagi harganya agak lebih mahal dari salon ini," ujar Shasa menjelaskan."Ya nggak apa-apa saya yang bayar semuayang penting kalian ganti salon, jangan disini!" sebenarnya Hera sedikit curiga dengan keinginan King itu namun karena
King menunggu kedatangan Hera di dalam kamar. Namun setelah menunggu beberapa menit, Hera tidak kunjung menyusulnya ke dalam kamar. King semakin bad mood karena istrinya mengabaikannya."Hebat bangetdia mengabaikanku! menyebalkan!" ujarnya lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi tengkurap tanpa melepas sepatunya."Kak.., kakak sabar baget ya menghadapi sifat kak King. Jika seandainya saja aku ada di posisi kakak, sudah lama tuh aku ninggalin kak King. Untung saja Bernard sifatnya tidak seperti kak King. Kalau tidak setiap saat aku pasti makan hati." Ujar Shasa terang-terangan."Awalnya memang kakak sangat kewalahan dengan sifatnya mas King, namun seiring berjalannya waktu. Kakak sudah terbiasa. Dia kan suami kakak sudah sewajarnya kakak sabar menghadapi sifatnya mas King. Jawabnya sambil tersenyum. Diam-diam Shasa mengagumi sifat Hera yang lembut itu.
"Maaf.., saya tidak sengaja," ujarnya lalu membantu Hera berdiri."Kamu..!" Hera menatap tajam ke arah Sarah."Sayang.., kamu kenapa?"King yang menyadari istrinya lama tidak kembali dari toilet, segera menyusulnya dan ikut membantu Hera berdiri saat ini."Ma..maaf kak, aku nggak sengajak menabrak istri kakak, tadi aku buru-buru keluar dari toilet." Serunya dengan tatapan menyesal."Mana yang sakit baby?" tanya King kepada Hera."Aku nggak apa-apa mas..," Hera mencoba terlihat biasa saja. Namun ia merasakan jika King dari tadi mencuri-curi pandang ke arah Sarah."Kak.., aku permisi dulu ya, sekali lagi aku minta maaf." Hera memilih diam dan tidak menyahut permintaan maaf Sarah. Hanya King yang mengangguk.Setelah kejadian di toilet itu. Hera menjadi tidak bersemangat. Ki
Pak Tobi tidak langsung menjawab pertanyaan menantunya, ia malah menanyakan Hera."Hera mana nak King?""Oh.., istri saya sedang mandi Ayah." jawab King. Seiring dengan itu pintu kamar mandi terbuka."Kebetulan sekali ayah, Hera sudah selesai mandi. ayah bicaradulu sama Hera, saya juga mau mandi sebentar ayah." Lalu ia pun menjelaskan jika mereka baru saja pulang dari pesta pernikahan sepupunya."Sayang.., ayah mau bicara sama kamu," ia lalu menyerahkan ponsel kepada istrinya.Hera menerima ponsel dari King."Hallo ayah.., apa kabar? aku kangen sama ayah..," Hera tidak kuasa menahan air matanya."Ayah juga kangen sama kamu kak.., Ra.., sebenarnya ayah mau ngomong sesuatu sama kamu." Ujar pak Tobi dengan ragu-ragu."Ayah mau ngomong apa yah..," Hera menjadi penasaran karena sepertinya ayah menarik ulu
Hera bangun di pagi hari, badannya serasa remuk karena kegiatan panas mereka pagi ini. Ia melihat sekelilingnya namun ia tidak mendapati King berada di dalam kamar.Matanya terbelalak saat tau jika waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Aku bangun kesiangan!" ujarnya lalu buru-buru hendak mandi.Bersamaan dengan itu, King masuk ke dalam kamar mereka dengan membawa nampan berisi sarapan untuk istrinya."Sayang.., kamu sudah bangun?""Mas.., kok kamu nggak membangunkanku sih? coba nih aku bangun kesiangan.Duh.., pasti bibi Carol mikir yang macam-macam tentang aku!" lirihnya."Hei.., siapa bilang? bibi Carol saja tadi belum keluar kamar. Semua yang nyiapin sarapan ini adalah bibi Mona. Ia membuat sandwich spesial untuk kamu. Makanya kamu buruan mandi sayang..," ujar King kepada istrinya.Saat istrinya sedang mand
Hera yang diberitahukan ibu mertuanya jika suaminya ada kerjaan mendadak di kantor, hanya bisa menunggunya pulang."Ra.., kamu makan lebih dulu saja, mungkin suamimusangat sibuk di kantor," ucap nyonya Yesi kepada Hera yang dari tadi mencoba menghubungi King tetapi tidak diangkat."Nanti kamu masuk angin, tadi mami telpon papi, dan papi mengatakan jika ia sedang meeting dengan King," Hera terpaksa makan malam tanpa suaminya karena tidak enak menolak sepiring nasi yang telah disediakan oleh ibu mertuanya.Jadilah saat ini ia makan malam bersama dengan ibu mertuanya.Sementara King di kantor masih sangat sibuk. Ia sampai melupakan istrinya.Tepat jam sepuluh malam, pekerjaan mereka selesai. Juyan dan Wina saat ini berada satu mobil dengan King. Mereka akan mengantar King menuju kediamannya.Sesampai di halaman rumah, King berpesa