Jet pribadi Gabriel terbang ke angkasa meninggalkan Milan menuju Naples yang memakan waktu perjalanan tidak lama, hanya 1 jam 5 menit.
Alexandra Camorra menyiapkan diri, kali ini mentalnya terasah keras. Ia harus melawan pasukan Fausto yang pernah di pimpinnya saat merampok logistics milik Gabriel Nostra.
Clicks
Suara lighter menyala, laki-laki itu mengambil duduk di sampingnya dan Romano di seberang meja mereka.
Beberapa senjata dan amunisi sudah siap di gunakan terletak di atas meja mereka.
"Kau siap menghancurkan pasukanmu sendiri, Camorra?"
"Yeah, aku harus membayar utangku padamu. Jadi langkah terbaik aku ambil barang-barang milikmu kembali. Tidak mungkin seumur hidupku mendapatkan uang jutaan Euro. Aku ambil resiko yang pernah di jalani sebelumnya!"
"Siapa sebelumnya yang mengajarkan kau menggunakan senjata, apa kedua orangtuamu tidak pernah memberikan mainan boneka atau lainnya?"
"Aku tidak ingat. Ibuku melarang keras saat itu, tapi ayahku membiarkan untuk penjagaan diriku sendiri. Kolega ayah datang mengunjungi dan memberikan aku pelajaran menembak. Suara letusan itu hampir merusak gendang telingaku sendiri!"
"Apa yang terjadi dengan ayah ibumu?"
"Aku tidak tahu persis. Ibuku memberi kabar buruk saat aku pulang sekolah. Ayah tewas dalam kecelakaan, mobilnya terbakar hebat. Adikku baru berumur dua tahun saat itu, dan entah karena alasan apa ibuku menikah dengan Zio Antonio. Tapi akhirnya ia juga tewas terbunuh dua tahun lalu."
Gabriel dan Romana langsung terdiam, mereka tidak menyangka gadis muda itu harus hidup dalam kehidupan yang sungguh menyedihkan.
Background dari keluarga Alexandra Camorra tidak di ketahui banyak, tapi Gabriel Nostra berniat menyelusurinya.
Captain James mengumumkan pesawat akan tiba di Naples 10 menit lagi.
Alexandra hanya mengambil dua senjata yang sesuai dengan karakter jiwanya.
Kedua laki-laki itu mengamati pilihan senjatanya. Dan beradu pandang saling memahami. Gadis itu berjiwa keras dan tangguh.
Naples berada di selatan Italia, begitu indah dengan pemandangan yang berhadapan dengan laut Mediterranean dan dekat Gunung Vesuviu.
Mereka tiba petang hari di jemput oleh Guido langsung untuk menemui Zio Anthony di kediamannya.
"Welcome back, my son!"
"Grazie Zio Anthony!"
"Siapa gadis yang kau bawa ini, Gabriel? Apa dia kekasihmu?"
Alexandra Camorra langsung melangkah mundur mendengar kata-kata tersebut. Ia datang ke Naples untuk membalas dendam, bukan lamaran pernikahan.
Merde!
Gabriel tersenyum, memperkenalkan gadis itu sebagai assistant pribadinya.
"Wow assistant pribadimu cantik sekali, tapi lebih garang dari pada sekretaris Natasha eh?"
"Kau sepertinya tidak butuh kacamata untuk melihat wanita cantik di usiamu seperti ini!"
Zio Anthony tertawa keras, mereka di ajak ke ruang kerjanya membahas soal penyerangan nanti malam.
"Gabriel, apa tindakan yang kau ambil nanti?"
"Finished off!"
"Dan kau ingin hancurkan yang lainnya juga?"
"Aku tahu si bedebah Antonio banyak menghancurkan bisnis milikmu dan kolegamu selama ini!"
"Kau betul, Gabriel. Keparat itu sudah meresahkan kolegaku dengan menyebar banyak narkoba palsu yang membawa kematian lebih banyak dari anak-anak muda di sini. Keuntungannya berlipat ganda dan menerima container bubuk sialan itu dari Paraguay dan lainnya."
"Berikan informasi itu ke Alexandra, ia akan menangani masalahmu secepatnya dan aku akan bergerak membantumu!"
"Kau memang putra terbaikku!"
Zio Anthony melepas mereka berdua, Romano dan Guido mengawal menuju pelabuhan yang tidak jauh dari resorts kediamannya sekarang.
Cerutunya di isap dalam-dalam, tak ada orang lain di ruang kerjanya saat ini. Ia memikirkan tentang gadis yang di bawa Gabriel Nostra tadi.
Ada sesuatu tentang mata indah milik Alexandra Camorra. Ia membuka kunci laci mejanya dan mengambil sesuatu di dalamnya.
Gotcha!
Sebuah photo usang telah termakan usia seperti dirinya. Dua kakak beradik yang sedang tertawa, ia merangkul bahunya.
Rosaelia, bunga indah dari Tuhan. Nama cantik yang diberikan orangtuanya pada adik perempuannya.
Mereka terpisah sejak terakhir photo itu diambil, Anthony di bawa jauh ke benua America dan tidak pernah bertemu lagi dengan keluarganya.
Perang dunia kedua banyak membawa kehancuran di mana-mana. Italia dan negara Eropa lainnya luluh lantak di perang dunia pertama dan kematian jutaan orang termasuk sanak keluarga.
Anthony Marriott kini menjadi orang besar dan kembali pada tanah airnya.
Terus mencari keberadaan adiknya jika ia masih hidup, sebelum kehidupannya sendiri mengakhirinya.
Mata indah Rosaelia itu terlihat jelas ada pada Alexandra Camorra.
***
"Romano, kau membawa mainanmu kali ini?"
"Sudah ku siapkan, apa yang ingin kau lakukan Gabriel?"
"Kau akan tahu itu nanti!"
Gabriel Nostra menyalakan cigarette ke sekian kalinya. Ia melirik jam tangannya sudah pukul 8 malam, waktunya makin tiba.
Laporan dari Guido, 20 orang anak buah Antonio yang di pimpin Fausto sedang melakukan loading barang di pelabuhan dan menjaganya sangat ketat.
Gabriel Nostra melirik assistant pribadi dan memberi perintah tegas.
"Camorra, kau harus selalu bersamaku. Aku tahu dendammu pada mereka tapi perang ini milikku!"
"I got it!"
Alexandra mengikat rambut panjangnya dan jaketnya terlihat ketat membungkus tubuhnya. Dua senjata membentuk pola di belakang pinggangnya.
Bootsnya bertali rapi dan terikat kuat tertutup jeansnya. Ada sesuatu terikat di bawah tungkai kakinya yang akan ia gunakan sewaktu-waktu nanti.
Gabriel kembali berbicara pada Romano dan Guido, tak menyadari Alexandra hilang dari pandangannya sekejap saja.
"Gabriel!"
"Oh shit, Camorra brengsek! Jika gadis itu berkhianat, kalian tembak langsung di tempat!"
Mereka bertiga berlari menuju galangan kapal cargo, ribuan container teratur rapi tapi tujuan mereka hanya satu mengambil kembali peti kemas milik Gabriel Nostra.
Deppp deppp
Dua penjaga Fausto tumbang tak jauh darinya. Alexandra mengenal sebagian besar dari mereka.
Dengan lincah ia mendapati tiga penjaga lainnya dan peredam senjatanya bekerja dengan baik. Tanpa kegaduhan ia dapat melenyapkan mereka.
Tapi tak lama kemudian suara tembakan berbalik menyerangnya.
Duarrrr duaarr
Ia di serang balik dan bersembunyi di balik container lainnya.
Hepp
Satu tangan besar membekap mulutnya, dan suara berbisik di telinganya begitu di kenalnya jelas.
Nafasnya begitu hangat menyentuh di lehernya, pori-pori tubuh miliknya pun bergidik.
"Keparat kau, Camorra. Tidak bisakah kau menurut pada perintahku?"
"Bedebah kau, Gabriel!"
Tubuh Alexandra di hentakkan ke depan dinding container, di himpit tubuh besar Gabriel Nostra.
Tangannya di tahan di atas kepalanya sendiri, di kunci oleh tangan kekar sang penguasa bossnya sendiri.
Mata Gabriel terbuka lebar menahan amarahnya. Wajahnya terlampau dekat, deru nafas beradu di antara keduanya.
Kedua mata mereka tetap menyimpan dendam tersendiri.
Sebagian yang tidak ingin di ingat gadis itu, bagaimana perlakuan kasar Gabriel di atas ranjangnya sendiri seusai pesta dansa.
Gabriel!
Dari kejauhan Romano berteriak keras ke Tuan Muda. Ia melihat perselisihan pribadi antara keduanya mengganggu pertempuran dengan musuhnya.
Gabriel melepaskan kuncian tangannya dan Alexandra langsung meninggalkan menuju area perang lagi.
Duarrr duarrrr
Adu tembak tak terelakkan lagi. Anak buah Fausto di serbu oleh team Guido.
Gabriel mendapatkan sasarannya, tiga orang terjengkang di depan container miliknya.
Jantung mereka langsung berhenti berdetak, saat pelurunya melesat hebat dan semburan darah membasahi area pelabuhan.
Sebagian anak buah Fausto sudah tewas sia-sia. Sisanya kini sedang berhadapan langsung dengan Gabriel Nostra.
Alexandra mendampingi di sampingnya. Senjatanya telah berganti, ia kehabisan amunisi tadi.
Depp depp
Gabriel meliriknya, tangan mungil itu menguasai teknik menembak sangat baik. Tak ragu melontarkan, sebagian besar tepat pada sasaran.
Tinggal tiga anak buah musuh termasuk Fausto. Mereka tidak menyangka gadis itu ambil bagian menyerang bekas team yang pernah di pimpinnya.
"Fuck off Camorra! Kau mengkhianati keluargamu sendiri!"
"No Fausto! Aku bukan bagian darimu atau Zio Antonio lagi. Aku kini bekerja dengan Gabriel Nostra!"
"Kau pikir semudah itu, bajingan Nostra hanya memperalatmu. Kau hanya gadis tolol mudah di ombang-ambing pesona yang semu. Kembalilah ke Zio Antonio, hidupmu akan terselamatkan!"
Duar duarr
Gabriel menghancurkan kata-katanya, dua pengawalnya tewas. Hanya tinggal si mulut besar Fausto itu sendiri.
"Berhentilah mengoceh, tak ada yang bisa menyelamatkan dirimu sekarang. Kau merusak bisnisku, kini giliranku menghancurkan semua milik bajingan tengik Antonio!"
"Hahaha Gabriel, kau hanya membawa bencana lainnya. Camorra brengsek itu adalah gadis berbahaya, suatu saat akan membunuhmu juga. Beruntungnya, aku telah menghabisi kedua orangtuanya terlebih dahulu!"
BASTARDO!
Alexandra terkejut mendengarnya, dadanya bergemuruh keras menahan amarahnya. Senjata hampir terlepas dari tangannya.
Mystery pembunuhan orangtuanya kian terungkap. Fausto mungkin bermulut besar, tapi ia bagian dari pelakunya.
Gabriel siap menghabisinya, tapi gadis itu menahannya.
Ini perang terbuka baginya dan demi kehormatan orangtuanya. Fausto telah mengajarnya seni perang itu sendiri bertahun-tahun padanya.
Tak selamanya ia terus menang!
Duarrr
Fausto menembak lengan kiri gadis itu sebagai peringatan. Senjata Alexandra terlempar jauh, tangan lain menekan sakit lengannya yang tertembus peluru.
Ia tak bisa menyerang balik ke Fausto. Lalu gadis itu merunduk menyibak jeans mengambil sesuatu dan berdiri tegak sekuat tenaga melemparnya.
Zrepp
Pisau tajam menancap dalam di leher Fausto. Tangannya terkulai, senjatanya terjatuh bersamaan tubuhnya keras menghantam tanah.
Gabriel yang menyaksikan peristiwa itu benar-benar terkejut. Emosi gadis itu tak bisa di kendalikan siapapun juga.
Puncaknya, Fausto di habisi oleh mantan anak buahnya, dan Alexandra Camorra melakukan itu sendirian.
Nothing is impossible!
Romano dan Guido membuka container lainnya, ratusan narkoba musuh yang tersembunyi di dalam kemasan bahan pangan telah ditemukan.
Gabriel memerintahkan membiarkan container tersebut. Ia menyuruh team Guido mengangkat dan memindahkan beberapa peti kayu senjata miliknya ke gudang Zio Anthony Marriott.
Hanya ada setengah container logistic milik Gabriel Nostra, ternyata sisanya telah di kirimkan oleh keparat Fausto ke pelabuhan Marseille.
Mereka harus mengejarnya ke France secepatnya. Tapi Alexandra terluka, dan Gabriel langsung membawanya menuju kediaman Zio Anthony agar di berikan perawatan segera.
BUMMMMM
Gadis itu merundukkan kepalanya di pelukan Gabriel Nostra. Ia benci suara ledakan yang jaraknya tak jauh dari mereka.
Semua narkoba jutaan euro menguap dalam bumbungan asap hitam bersama jasad Fausto dan anak buahnya di dalam container.
Gabriel memberi kode pada Romano agar menghancurleburkan semua milik musuhnya.
Tak ada lagi yang bisa mempermainkan seorang Gabriel Nostra!
Naples Zio Anthony sangat senang bertemu lagi dengan Gabriel dan Alexandra. Oh No! Lengan gadis itu terluka! Ia langsung memarahi Gabriel Nostra di luar ruang kerjanya. Sementara dokter pribadinya di dalam sibuk memeriksa luka gadis itu. "Brengsek, mengapa kau membiarkan dirinya terluka huh!" "Ia menahanku melepaskan tembakan, setelah mendengar kesaksian Fausto membunuh kedua orang tuanya. Gadis itu membalas cepat dengan lemparan pisau ke leher musuhnya!" "Good job! Assistants pribadimu seorang wanita tangguh, siapa dia sebenarnya?" Gabriel menyalakan cigarette, mengisap dalam-dalam dan menghembuskan asap dengan keras. Anthony tidak sabar menunggu jawabannya. "Aku tidak mengenalnya sampai gadis itu di ketahui sebagai perampok logistics milikku. Ayahnya tewas kecelakaan dan mobilnya terbakar hebat. Ibunya Rosa menikahi keparat Antonio, tapi terbunuh dua tahun lalu!" "Rosa? Rosaelia maksudmu?" "Ada apa Zio Anthony, apa ka
Dokter Julian datang untuk memeriksa luka di lengan Alexandra. Tidak mengira kalau gadis itu ternyata penembak ulung juga. Sesuatu yang aneh terjadi di antara sang mafia Gabriel Nostra dan gadis itu yang kini tinggal bersama di Puri Milano. Julian menemui sahabatnya di ruangan kerjanya setelah pemeriksaan menggantikan perban Alexandra. Gabriel sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas di atas mejanya. "Dude! Apalagi yang terjadi pada gadis itu, kemarin kau melukainya. Sekarang ia terluka parah di lengannya?" "Ceritanya panjang, Julian. Ia ternyata putri tiri si bedebah Antonio, kakak beradik itu tidak ada tempat bernaung setelah di usir olehnya. Gadis itu yang pernah merampas logistik milikku, dan kemarin ikut mengambilnya lagi di Porto Di Napoli. Bastardo Fausto menembak lengannya, Alexandra membalas dengan menancapkan pisau di lehernya!" "Wow, she's dangerous! Apa kau tidak khawatir sudah memberikan tempat tinggal di sini?" "Dia wanita gila, tapi c
Pengawal Romano datang tergesa-gesa ke ruang makan dan membisikkan sesuatu pada Gabriel Nostra. Julian dan Alexandra ikut memandangi keduanya, pasti berita penting di bawa Romano hingga mereka tidak boleh mendengarnya. Alexandra tak tahan lagi, instingnya mulai bekerja. "What's going on, Gabriel?" "Nothing! Habiskan makan malamnya, nanti kita bicara. Julian akan kembali bertugas ke rumah sakit. Pengasuh Elisa segera membawa adikmu kembali beristirahat di kamarnya." "Donee--ee. Aku sudah selesai makan, Zio Gabriel. Bolehkah aku mencium pipimu sebelum pergi ke kamarku?" Gabriel Nostra mengangguk. Angela mengelap mulutnya sampai bersih dengan tisu makan. Ia beranjak dari tempat duduknya menuju Gabriel, meraih bahunya yang bidang dengan kedua tangan mungilnya. Sang mafia terlalu tinggi bagi anak kecil itu, tangannya memeluk Angela lalu memangkunya agar bisa lebih dekat lagi. "Grazie Zio Gabriel, makanannya enak dan aku jadi mengantuk karena
Ketegangan mulai terjadi beberapa hari ini. Sekretaris Natasha begitu berang, di meja kerjanya berkeluh kesah tidak dapat mengakses data perusahaan milik Gabriel Nostra. "Romano, apa servers perusahaan kita sedang bermasalah? Pekerjaanku makin menumpuk, beberapa clients meminta balasan email soal persetujuan project proposal dengan Gabriel Nostra!" "Coba kau tanyakan langsung ke Gabriel atau assistant pribadinya." "Damn it! Gadis itu merusak pekerjaan selama ini aku susun susah payah. Datang seenaknya mengambil milikku, akan kubalas perbuatannya!" Romano bersikap santai menghadapi sikap Natasha yang mulai resah. Apa pun yang dilakukan oleh pengkhianat itu, terus di amati. Tingkah laku wanita jalang itu makin berubah sejak bermalam di kediaman musuhnya. Ia mendapat laporan karyawan IT di mana Natasha mencoba meretas data perusahaan dan tidak berhasil dalam beberapa hari ini. Satu minggu ini tampil acak-acakan, tak ada wajah sendu merayu. Watak aslinya
Hari ini semua menjadi tegang di kantor setelah kejadian tadi siang. Gabriel Nostra ikut gusar mencari Alexandra Camorra. Pengawal Romano pun tidak tahu di mana dirinya. Porsche merah melaju kencang menuju puri Milano, berharap gadis itu ada di sana. Dua puluh menit ia tiba di depan dua pilar tinggi besar. Saat penjaga membukakan pintu mobil, terdengar suara tangis anak kecil nyaring di dalamnya. Gabriel berlari menemukan Angela berada di belakang pengasuh Elisa. Seorang wanita cantik sedang memarahi mereka berdua. What's going on here! Monique menyambutnya, berkata manis di depan Gabriel Nostra. Mencium kedua pipinya dengan desahan merayu. "Mon Cher, aku rindu padamu! Kenapa kau tidak menjemput di bandara?" Sang mafia tertegun. "Ada apa ini Monique, mengapa kau ada di Milan?" Nada suara Gabriel begitu kesal. Monique pura-pura merajuk, "Oh kau selalu begitu padaku, Gabriel. Hari ini ada jadwal pemotretan di Milan, kemudian ke kota lainnya. Berharap kau bisa temani di
"GA--BRIEEELLLL!" Teriak Alexandra yang masih memakai selimut tebal menutupi tubuhnya. Gadis itu seenaknya saja menggandeng Gabriel ke teras belakang Puri Milano. Mereka berhenti di depan kolam renang yang luas. "Whatt---ttt? Apa kau tak bisa bicara pelan padaku, Camorra!" Tugas Gabriel baru selesai memasak breakfast untuk Angela, sausage - omelettes - french fries. Dan hadiahnya yang ia terima setiap pagi, kiss kiss di pipinya kanan dan kiri. Tapi kakaknya malah mengajaknya bertengkar lagi. Langsung menarik tangan Gabriel dari dapur. Menghindari tatapan Angela dan pengasuh Elisa. Alexandra menanyakan mengenai semalam. "Apa yang terjadi denganku Gabriel, semalam kau mencoba menyentuhku lagi huh!" "God Damn it, Camorra! Semalam kau hampir di perlakukan tidak senonoh oleh bajingan Steven. Aku pergi ke kampus, menghajar sampai patah tulang, karena berani menyentuh assistant pribadiku!" "Mon Dieu ~ Tuhanku! Aku tidak ingat apa-apa, tapi kemarin memang ke
Milan Romano memasuki ruang kantor sang mafia yang terlihat lelah di wajahnya. Ia hanya menduga semalam telah terjadi sesuatu di antara Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra. "What's up Gabriel?" "Brengsek Camorra! Semalaman suntuk menjaganya, membuatku kurang tidur. Reaksi obat yang diberi keparat Steven terus bekerja." "Dan kau tidak dapat apa-apa dari itu?" "Pagi tadi aku di tampar lagi olehnya. Ia mengira semalaman menyentuh dirinya, padahal tangan dan mulutnya yang tak berhenti bermain di tubuhku. Penyiksaan sekali!" "Kau tidak ingin membalasnya semalam, karena pernah menyakitinya setelah pulang dari pesta dansa lalu?" "Yeah, aku kasihan melihatnya seperti itu, walau hatiku menginginkannya juga." "Kau main hati, Gabriel!" "Sudah satu bulan ini, brengsek itu memutar-balikkan duniaku. Perampokan logistik, pesta dansa, perburuan di Napoli, dan banyak masalah lain, terus berhubungan dengan Camorra. Gadis ini cuk
Esok harinya di kantor Gabriel Nostra. Seorang tamu istimewa datang mengejutkan. Anthony Marriott langsung terbang dari Napoli ke Milan ingin melihat seseorang yang pernah dibawa anak muda itu ke kediamannya.Tapi Alexandra Camorra tidak berada di sana. Gabriel mengundangnya makan malam untuk bertemu Angela Camorra. Zio Anthony Marriott menyetujui, hari ini ada pertemuan penting dengan kolega di Milan. Dan kesempatannya berjumpa dengan keponakan yang lain. Gabriel berterima kasih atas yang apa yang dilakukannya semalam. "Grazie,Zio Anthony! Semalam sniper-mu bekerja dengan baik, berhasil menyelamatkan Camorra." Pria paruh baya itu mengangguk. "Pengawalku, si bedebah Guido mengirimkan di luar perintah. Tangan kanan milikku yang cerdas. Keponakanku bisa selamat dari musuhnya semalam. Apa kau tahu pelaku pengirim dua penyusup di kediaman Monsieur Didier?" Gabriel mengiyakan. Zio Anthony pun sudah tahu. Hari ini kedatangannya demi membalas perbuatan musuhnya satu demi satu.
Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel
"Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir
Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan
Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An
Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola
Romano dan Alano tetap memaksa ikut dalam misi penyelamatan Alexandra Camorra. Walau sempat terluka saat dikepung pasukan team pemburu liar Nikolaj, namun bisa lepas karena gadis itu sengaja membiarkan dirinya ditawan musuh. "Kalian berdua yakin bisa ikut dalam misi ini, aku tak mau jika terjadi sesuatu membahayakan lagi!" ucap Gabriel tegas. Tapi keduanya sudah mengangguk. Niat mereka tak bisa dikalahkan satu luka saja. "Kami ikut denganmu Gabriel, jangan pedulikan kami berdua jika terluka lagi, keselamatan Camorra di atas segalanya!" Sang pewaris pun akhirnya menyetujui keputusan mereka. Saat ini lima mobil terus meluncur ke kediaman Nikolaj, waktunya telah tiba menjemput kekasih untuk pulang bersamanya. Zio Anthony juga bersemangat menyelamatkan keponakan, dan dua senjata telah disiapkan. Dia tak akan pulang ke Italia tanpa Alexandra Camorra. Hanya pengawal Ivan yang tidak bersama mereka kali ini, bahu yang terluka menyebabkan dia harus beristirahat. Team Gabriel Nostra ditamba
Tuan Gregory, Bratva Rusia tua mengetahui kejadian anak buah Gabriel Nostra yang tertembak penjaga Nikolaj. "Kau harus lebih berhati-hati, Gabriel-! Jangan kirim lagi pengawalmu terluka ke sana, aku akan mengirim tim khusus untuk membantumu!"Gabriel mengangguk setuju. Anthony Marriot sedang menyalakan cerutu sambil berpikir keras. Gregory menuding langsung ke arahnya. "Apa yang akan kau lakukan menyelamatkan keponakanmu sendiri?"Belum terdengar jawaban darinya, tapi Yuri sudah datang memberi tahu sesuatu. "Tuan Anthony, pengawal setiamu sudah menunggu!" lapornya di depan pertemuan mereka.Senyum Anthony mengembang. "Kirim mereka, dan habisi sniper itu sebelum kita masuk ke istana Nikolaj!"Pukul 8 malam semua bersiap menyerang. Sudah terlalu lama mereka menunggu berhari-hari sampai keponakannya dibebaskan disandera oleh cecunguk itu.Gabriel berada di belakang Zio Anthony Mariott sebagai pendukung utama. Identitasnya belum diketahui sama sekali oleh Nikolaj.Keparat itu pasti mengir
Bandar Udara Internasional Sheremetyevo Alexander S. PushkinDua mobil pengawal menjemput kedatangan mafia Sisilia Anthony Marriot di bandara. Enam pengawal yang menyambutnya begitu terkejut, tak percaya menyaksikan suatu keajaiban.Mata mereka melebar, terbelalak kaget melihat sang mafia muda Gabriel Nostra berdiri tegak sebelum keluar dari jet pribadinya. Teriakan keras pun menggema."Oh Tuhan! Gabriel, kau ____ aku tak percaya ini!""Grrr ___ Romano, berhentilah berteriak seperti orang gila!""C'mon Gabriel, bagaimana kau bisa secepat ini sampai ke sini? Apa yang kau lakukan pada dirimu huh!""Kemarin terjadi begitu saja, saat Angela hampir tenggelam dan menyelamatkan gadis kecil itu tanpa mengindahkan apa yang terjadi dengan tubuhku sendiri. Begitu cepat aku juga tak sadar melakukan itu!""Good-! Kini saatnya kau menyelamatkan kakaknya, Gabriel. Aku tak menyangka kau datang sendiri, bukan mengutus pengawal lainnya!""Alexandra Camorra calon istriku, Romano!"Pengawal dan tangan ka