Milan
Romano memasuki ruang kantor sang mafia yang terlihat lelah di wajahnya. Ia hanya menduga semalam telah terjadi sesuatu di antara Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra.
"What's up Gabriel?"
"Brengsek Camorra! Semalaman suntuk menjaganya, membuatku kurang tidur. Reaksi obat yang diberi keparat Steven terus bekerja."
"Dan kau tidak dapat apa-apa dari itu?"
"Pagi tadi aku di tampar lagi olehnya. Ia mengira semalaman menyentuh dirinya, padahal tangan dan mulutnya yang tak berhenti bermain di tubuhku. Penyiksaan sekali!"
"Kau tidak ingin membalasnya semalam, karena pernah menyakitinya setelah pulang dari pesta dansa lalu?"
"Yeah, aku kasihan melihatnya seperti itu, walau hatiku menginginkannya juga."
"Kau main hati, Gabriel!"
"Sudah satu bulan ini, brengsek itu memutar-balikkan duniaku. Perampokan logistik, pesta dansa, perburuan di Napoli, dan banyak masalah lain, terus berhubungan dengan Camorra. Gadis ini cuk
Esok harinya di kantor Gabriel Nostra. Seorang tamu istimewa datang mengejutkan. Anthony Marriott langsung terbang dari Napoli ke Milan ingin melihat seseorang yang pernah dibawa anak muda itu ke kediamannya.Tapi Alexandra Camorra tidak berada di sana. Gabriel mengundangnya makan malam untuk bertemu Angela Camorra. Zio Anthony Marriott menyetujui, hari ini ada pertemuan penting dengan kolega di Milan. Dan kesempatannya berjumpa dengan keponakan yang lain. Gabriel berterima kasih atas yang apa yang dilakukannya semalam. "Grazie,Zio Anthony! Semalam sniper-mu bekerja dengan baik, berhasil menyelamatkan Camorra." Pria paruh baya itu mengangguk. "Pengawalku, si bedebah Guido mengirimkan di luar perintah. Tangan kanan milikku yang cerdas. Keponakanku bisa selamat dari musuhnya semalam. Apa kau tahu pelaku pengirim dua penyusup di kediaman Monsieur Didier?" Gabriel mengiyakan. Zio Anthony pun sudah tahu. Hari ini kedatangannya demi membalas perbuatan musuhnya satu demi satu.
Gabriel tampil berbeda malam ini, begitu juga Angela Camorra. Keduanya sedang asyik bermain bersama hingga adiknya tertawa bahagia. Jarang melihatnya saat dulu tinggal di istana musuhnya, Antonio. Alexandra baru kembali dari kampus bergegas membersihkan diri, lalu makan malam bersama mereka. Tak dibutuhkan waktu lama berhias, rambutnya yang panjang digelung, wajah tirusnya yang cantik terlihat lebih segar. Di bawah tangga menuju ruang makan, suara riuh Angela mewarnai suasana. Ia melihat seseorang yang baru datang dan mengenalnya dua kali di Napoli. "Hi Alexandra, senang bertemu dirimu lagi. Bagaimana lenganmu?" sapa Anthony Marriot. Senyumnya mengembang melihat gadis itu bertambah dewasa. "Grazie Tuan Anthony, kau memberi perawatan terbaik kemarin. Lenganku sudah sembuh sekarang." Pria paruh baya itu mengangguk. "Panggil aku, Zio Anthony. Gabriel sudah aku anggap putraku selama ini, senang bisa di undang ke sini lagi!" Gabriel melepaskan gendongan Angela, me
BRAKK! Pintu mobil dibanting keras, ketika kendaraan telah dihentikan oleh Romano. Ia terdiam sesaat Gabriel keluar, wajahnya penuh kemarahan. Sang mafia menutupi perasaannya yang terdalam, melampiaskan dengan emosi kasarnya. Alexandra dan Angela Camorra terus menjadi target musuhnya. Begitu pun Gabriel Nostra sendiri, mereka bertiga harus selalu bersama. Tidak akan pernah terpisahkan sampai kapan pun juga! Parameter penjagaan maksimum sudah menyala, saat bajingan Antonio dan Natasha mulai merencanakan membunuh Camorra di kediaman Monsieur Didier kemarin. Gabriel tidak ingin sesuatu yang terjadi pada gadis itu lagi. Romano sedang bergerak menuju ke lantai tiga sebuah apartemen kumuh. Diikuti oleh Gabriel yang masih terlihat berang atas permintaan gadis itu di mobil tadi. Alexandra berada tak jauh darinya, juga masih kesal atas sikap sang mafia yang terlalu keras padanya. Dua anak muda yang aneh! Pengawal Romano hanya bisa menggelengkan
Alexandra menikmati pemandangan Teluk Calanque De Morgiou yang begitu indah dan cantik, saat mobil yang ditumpanginya melintas. Sepuluh menit kemudian mereka turun dari mobil. Sebuah mansion milik Monsieur Didier. Pria berusia senja itu menyambut dengan gembira memeluk dua anak muda yang datang berkunjung jauh dari kota. "Bienvenue - selamat datang, anakku! Kalian pasti lelah, mari kita ke teras dan menikmati minuman dingin di musim panas ini. Ini kekasihmu yang pernah diburu di acara pesta dansa di kediamanku kemarin?" "Merde! Ia asistant pribadiku, Monsieur!" "Kau punya banyak kesempatan menjadi kekasihnya, Gabriel! Apa kau buta, tidak melihatnya begitu muda dan cantik? Aku tak yakin hanya bisa memegang senjata atau pisau, tapi suatu hari bisa membelai dirimu!" Oh shit! Seharusnya Gabriel tidak membawa gadis itu bersamanya, menjadi guyonan tuan rumah. Matanya melirik ke belakang, Alexandra pelan-pelan melangkah sedikit mundur darinya. Wajahnya memer
Romano dan Bernard mengantarkan mereka kembali ke kota Marseille. Menikmati pemandangan laut Mediteranean. Fort Saint - Jean benteng bekas perang dunia ke II yang masih tegak berdiri. Gabriel dan Alexandra butuh waktu berpikir, sejak keduanya berbicara dengan Monsieur Didier. Lalu lalang para turis dan pekerja di pelabuhan Marseille membuat suasana hati mereka makin gaduh. Gabriel berhenti berjalan, lalu menggenggam tangan Alexandra menyeberang ke sebuah cafe. Memesan beberapa menu untuk mereka berempat. "Kita istirahat, makan siang dulu. Aku tidak ingin dianggap telah mengekang hidupmu. Namun sebaiknya kau mengetahui, Camorra. Kau dan adikmu Angela sedang dalam keadaan bahaya. Keputusan untuk tinggal bersama denganku itu lebih baik, dari pada kau harus menghadapinya sendirian!' "Aku akan pertimbangkan, Gabriel! Tapi pernyataan tadi membuat diriku tak nyaman. Perasaan driku mengingkari, jika memang ayahku yang melakukan sabotase atas kecelakaan pesawat orang
Romano dan Bernard memasang garis parameter diantara mereka berdua agar gadis itu tidak salah menyerang atau diserang. Sebelum sempat masuk ke dalam apartemen tiba-tiba datang seorang pengantar pizza. Alexandra menyapa pria itu dengan manis sekali. Gabriel muak melihatnya dari jauh, gadis itu disuruh bekerja menyerang musuh, bukan malah menggoda pengantar pizza! Keparat kau, Camorra! Rutuknya kesal di dalam hati. Beberapa kotak pizza segera diserahkan ke tangan gadis itu, sejumlah uang Euro diberikan berikut tipsnya yang besar. Wajah pengantar pizza begitu senang, tak perlu mengantar sampai ke lantai 6. Seorang gadis cantik sudah membayarkan semua pesanannya. Sekarang mereka pun bergerak masuk lift menuju ke atas. Romano dan Bernard berhenti di lantai 5, pergi ke pintu tangga darurat. Gabriel menahan pintu lift sedikit lama, memberi jeda agar kedua pengawalnya tiba di lantai 6 memantau keadaan. Tombol lift menutup pintu kembali. Alexandra segera berak
Jet pribadi Gabriel Nostra mengudara ke Napoli. Kunjungan mendadak menemui Zio Anthony Marriott. Minuman untuk mereka bertiga tersaji di meja merayakan kemenangan atas rampasan besar di Marseille sore tadi. Perjalanan 1 jam 37 menit cukup waktu mengistirahatkan tubuh mereka lagi. "Gabriel, apa jumlah uang tersebut telah melunasi seluruh hutangku?" "Belum! Kau tahu berapa harga senjata yang kau curi dari kontainer milikku? Itu modifikasi terbaru senapan sniper dengan jarak hampir 4 kilometer. Russia yang memiliki teknologi itu, di rancang ulang oleh teknisiku!" "Tapi Gabriel, nilai rampasan dari Damien keparat tadi sudah cukup besar. Kau selalu bilang aku memiliki hutang, padahal sudah tidak ada lagi. Kau hanya ingin mempermainkan, mengikatku ke dalam kehidupanmu!" "Harga satu senapan itu lebih mahal dari biaya kuliahmu, Camorra. Camkan itu!" Pria tampan itu menyalakan cigarette, menikmatinya. Kemudian jarinya mulai mengetuk meja membuat irama.
Alexandra dan Gabriel Nostra menyimpan dendamnya masing-masing. Tangan Anthony meraih tangan mereka berdua di atas meja, menggenggam dengan erat. "Kalian masih muda, begitu panjang kehidupan di depan. Ambilah hikmah dari kata-kata orang tua seperti diriku dan Monsieur Didier." Mata tajamnya memandangi wajah mereka. Melanjutkan kalimatnya yang belum selesai. "Kalian tidak akan pernah sendiri lagi. Kami mengawasi setiap langkah perjalanan bisnis kalian selama ini. Perseteruan mengenai siapa yang membunuh orang tua kalian masih misteri. Dan sebaiknya berdamailah dengan hati kalian, semua pasti terbuka pada waktunya!" "Baiklah Zio Anthony!" Gabriel dan Alexandra menjawabnya bersamaan. Walau masih banyak tanda tanya di hati dan pikiran masing-masing. Beruntung mereka tidak pulang ke Puri Milano malam ini. Mungkin akan terjadi pertengkaran besar tak terelakkan lagi. Tak ada yang dapat menasihati atau menengahi keduanya. "Beristirahatlah sekarang, be
Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel
"Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir
Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan
Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An
Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola
Romano dan Alano tetap memaksa ikut dalam misi penyelamatan Alexandra Camorra. Walau sempat terluka saat dikepung pasukan team pemburu liar Nikolaj, namun bisa lepas karena gadis itu sengaja membiarkan dirinya ditawan musuh. "Kalian berdua yakin bisa ikut dalam misi ini, aku tak mau jika terjadi sesuatu membahayakan lagi!" ucap Gabriel tegas. Tapi keduanya sudah mengangguk. Niat mereka tak bisa dikalahkan satu luka saja. "Kami ikut denganmu Gabriel, jangan pedulikan kami berdua jika terluka lagi, keselamatan Camorra di atas segalanya!" Sang pewaris pun akhirnya menyetujui keputusan mereka. Saat ini lima mobil terus meluncur ke kediaman Nikolaj, waktunya telah tiba menjemput kekasih untuk pulang bersamanya. Zio Anthony juga bersemangat menyelamatkan keponakan, dan dua senjata telah disiapkan. Dia tak akan pulang ke Italia tanpa Alexandra Camorra. Hanya pengawal Ivan yang tidak bersama mereka kali ini, bahu yang terluka menyebabkan dia harus beristirahat. Team Gabriel Nostra ditamba
Tuan Gregory, Bratva Rusia tua mengetahui kejadian anak buah Gabriel Nostra yang tertembak penjaga Nikolaj. "Kau harus lebih berhati-hati, Gabriel-! Jangan kirim lagi pengawalmu terluka ke sana, aku akan mengirim tim khusus untuk membantumu!"Gabriel mengangguk setuju. Anthony Marriot sedang menyalakan cerutu sambil berpikir keras. Gregory menuding langsung ke arahnya. "Apa yang akan kau lakukan menyelamatkan keponakanmu sendiri?"Belum terdengar jawaban darinya, tapi Yuri sudah datang memberi tahu sesuatu. "Tuan Anthony, pengawal setiamu sudah menunggu!" lapornya di depan pertemuan mereka.Senyum Anthony mengembang. "Kirim mereka, dan habisi sniper itu sebelum kita masuk ke istana Nikolaj!"Pukul 8 malam semua bersiap menyerang. Sudah terlalu lama mereka menunggu berhari-hari sampai keponakannya dibebaskan disandera oleh cecunguk itu.Gabriel berada di belakang Zio Anthony Mariott sebagai pendukung utama. Identitasnya belum diketahui sama sekali oleh Nikolaj.Keparat itu pasti mengir
Bandar Udara Internasional Sheremetyevo Alexander S. PushkinDua mobil pengawal menjemput kedatangan mafia Sisilia Anthony Marriot di bandara. Enam pengawal yang menyambutnya begitu terkejut, tak percaya menyaksikan suatu keajaiban.Mata mereka melebar, terbelalak kaget melihat sang mafia muda Gabriel Nostra berdiri tegak sebelum keluar dari jet pribadinya. Teriakan keras pun menggema."Oh Tuhan! Gabriel, kau ____ aku tak percaya ini!""Grrr ___ Romano, berhentilah berteriak seperti orang gila!""C'mon Gabriel, bagaimana kau bisa secepat ini sampai ke sini? Apa yang kau lakukan pada dirimu huh!""Kemarin terjadi begitu saja, saat Angela hampir tenggelam dan menyelamatkan gadis kecil itu tanpa mengindahkan apa yang terjadi dengan tubuhku sendiri. Begitu cepat aku juga tak sadar melakukan itu!""Good-! Kini saatnya kau menyelamatkan kakaknya, Gabriel. Aku tak menyangka kau datang sendiri, bukan mengutus pengawal lainnya!""Alexandra Camorra calon istriku, Romano!"Pengawal dan tangan ka