"Gabriel, mengapa kau bawa adikku ke sini?"
"Pstt_---- biarkan ia istirahat di kamar tamu, kau tidak bisa membawanya kemana-mana membuatnya lelah!"
"Aku bisa menyewa tempat tinggal lain. Sebaiknya kami pergi dari Puri ini!"
"Apa kau mampu menyewa apartment di Milan, membiayai kuliah dan membeli makanan adikmu?"
Alexandra Camorra terdiam. Mungkin mereka bisa bertahan satu-dua bulan tapi tidak seterusnya. Angela dibaringkan di kamar mewah, dan dua bagasinya sudah diangkat ke dalam oleh Romano.
"Adikmu aman di sini, pelayan Albert akan menjaganya. Apa kau ingin tidur di kamarku?"
"Damn you!"
"Aku tidak akan menyentuhmu lagi."
"NO WAY!"
Gabriel melirik Alexandra langsung mundur menjauhi. Gadis ini memang cukup berbeda dari yang lain. Ia tidak terbiasa dengan sentuhan pria. Ia melakukan kesalahan besar tak mungkin bisa memperbaiki lagi. "Ikuti aku, kita bicara di ruang kerjaku!"
Huh!
Alexandra mengikuti langkah Gabriel di belakang. Puri Milano begitu indah, classic dengan interior menawan. Tapi ia baru menyadari pria itu tinggal sendirian di puri sebesar ini.
"Apakah kau sudah puas menikmati pemandangan puri ini?"
"Oh sorry, tempat ini sangat mewah dan megah. Tapi tidak melihat keluargamu yang lain?"
"Aku tak memiliki saudara lain. Kedua orang tuaku tewas kecelakaan pesawat saat aku masih kuliah di New York."
"Maafkan aku tidak bermaksud ---- "
"Kita berdua sama, Camorra-!"
"Tapi kau lebih beruntung, Gabriel-!"
"Keberuntungan tak ada dalam kamus hidupku, semua butuh pengorbanan dan perjuangan. Aku membangun kembali klan keluargaku dengan susah payah, tapi kau menghancurkan bisnis legal jutaan Euro milikku dalam sekejap!"
Jawaban Gabriel menusuk jantung. Alexandra tak tahu bahwa container milik pria itu yang dirampoknya. Tuan Antonio memberi perintah tanpa bisa dibantah, menyesal karena dirinya semua menjadi masalah besar. Romano menunggu di ruang kerja Gabriel, kaget melihat gadis itu datang dalam pertemuan mereka. Sang mafia berdiri menghadapi mereka berdua.
"Alexandra Camorra sekarang bekerja padaku, ia banyak mengetahui seluk beluk penyerangan logistik milikku dan kolega kita!"
"Kau yakin Camorra tidak berkhianat lagi?"
"Easy, Romano! Kau habisi dirinya, jika ia berani melakukan lagi!"
Fuck off! Alexandra langsung ciut mendengarnya. Pengawal Romano tertawa. Ternyata Gabriel masih dendam dengan gadis itu walau seharian ini mereka melakukan aktivitas bersama. Dan adik kecilnya, Angela Camorra telah berhasil menguras perhatian sang mafia.
***
Tuan Antonio sedang menikmati makan pagi di istananya. Pengawal pribadi dan tangan kanan, Fausto datang tergesa-gesa menyampaikan laporannya.
"Kau benar, Tuan! Alexandra Camorra sekarang tinggal bersama musuh kita, Gabriel Nostra!"
"Aku tahu, gadis brengsek itu akhirnya merusak rencana kita semua. Gabriel akan memaksanya atau Camorra sudah jatuh dalam pelukan pria itu. Kau habisi dia, sebelum musuhku menyerang balik pertahanan kita!"
"Bagaimana dengan logistik lainnya?"
"Pindahkan dan kirim ke wilayah lain!"
"Okay."
Camorra keparat! Fausto mengumpat panjang lebar. Menyadari ia telah mengajarkan gadis itu menjadi mesin pembunuh yang sangat potensial dan membahayakan. Bukan hanya pada musuhnya, tapi juga dirinya adalah target Camorra. Dan suatu saat nanti mereka berdua berhadapan, salah satu dari mereka harus menjadi pemenang atau pecundang!
***
Sekretaris Natasha sudah memasang muka manja dan bergairah mendengar langkah Tuan Muda Gabriel Nostra keluar dari lift khusus pimpinan menuju ke ruang kantornya. Zonked! Kali ini ia hanya menelan ludah, wajahnya berubah masam.
Romano tertawa geli melihat perubahannya. Alexandra Camorra berada di samping mafia tampan pujaan sekretaris Natasha yang telah mengklaim pria itu sebagai miliknya selama ia bekerja dengannya.
"Kau kalah muda dan cantik dengannya, Natasha. Sebaiknya kau berlapang dada, ia bisa membunuhmu hanya dengan menatapnya saja!" Pengawal pribadi Gabriel Nostra terus mengejeknya.
"Shut Up, Romano!" Natasha mengumpat keras. Setiap hari ia akan bertemu gadis itu. Sungguh memuakkan! Bagaimana mungkin Gabriel Nostra belum melenyapkan musuhnya, huh!
Memasuki ruang kerjanya, pimpinan mereka langsung duduk di kursi besar kekuasaannya dan memberi perintah. "Natasha, berikan informasi penting mengenai perusahaan ini ke Alexandra. Sekarang ia menjadi asisten pribadiku, semua kolega mafiosi berhubungan langsung dengannya mewakili diriku. Kau camkan itu!"
"Tapi Gabriel, kau tak bisa mempercayai gadis yang pernah merusak bisnismu!" Natasha kesal mendengar perintah mengambil alih pekerjaannya berhubungan dengan para mafia kaya raya.
"Bukan urusanmu, keluar dan kerjakan tugasmu segera. Aku tunggu 20 menit dari sekarang!" Sang mafia telah mengeluarkan titah.
Damn it! Gabriel Nostra mengangkat gadis itu menjadi asisten pribadi sang penguasa. Natasha merasa dipermalukan di depan mereka. What's the hell out of here! Natasha melirik sinis ke arah Alexandra, tapi mendapat balasan angkuh dari gadis mungil itu.
Akan aku balas kau! Umpat Natasha dalam hati.
Gabriel melanjutkan pekerjaan, mempelajari berkas di meja kerjanya. Begitu pun Romano segera keluar dari ruangan, senang melihat tontonan menarik setiap pagi antara Natasha dan Alexandra. Ia sudah tahu siapa yang menjadi pemenang dari keduanya.
Menyaksikan Gabriel Nostra bertekuk lutut pada gadis itu atau menembaknya, tetaplah sama-sama hal mengasyikkan baginya.
Pekerjaannya menjadi lebih mudah.
***
Napoli
Zio Anthony Marriott menghubungi putra angkatnya Gabriel Nostra di Milan. Ia mendengar kerugian besar dialami dirinya dalam perampokan container beberapa hari lalu.
"Buongiorno, come stai - pagi Gabriel, apa kabarmu?"
"Bene - Grazie, I am good. Zio Antonio, ada yang bisa aku bantu?"
"Kau yang membutuhkan bantuanku, Gabriel! Bedebah Antonio merampas perlengkapan senjata milikmu. Aku tahu mereka telah memindahkan ke Napoli, dan sebagian lagi akan di kirim ke Marseille!"
"Bastardo!"
"Aku tunggu kau nanti malam!"
"Grazie, Zio Anthony!"
"Ciao Gabriel!"
Anthony Marriot tersenyum. Cerutunya mulai dinyalakan kembali. Ia yakin, Gabriel Nostra pasti mampu menyerang dan mengambil logistiknya yang hilang. "Guido, siapkan orang-orangmu menjaga pelabuhan!"
Pengawalnya menunduk hormat. "Siap Tuan Anthony!"
Guido berangkat menuju Porto Di Napoli bertugas memantau musuhnya saat loading barang ke kapal cargo. Sudah waktunya mereka menghantam balik pasukan Tuan Antonio yang sangat meresahkan mafiosi lainnya. Bisnisnya telah merajai wilayah mereka di sertai kekerasan dan kekejaman anak buahnya yang dipimpin oleh bedebah Fausto.
***
Milan
Alexandra Camorra di jemput oleh Gabriel dari kampus. Gadis itu selesai bekerja tadi pagi, memeriksa berkas perusahaannya dan di temukan banyak kejanggalan dalam pengiriman barang.
"Kau bekerja bagus hari ini, Camorra. Teruskan semua dan kau boleh sambil kuliah sampai pendidikanmu selesai!"
"Tapi Gabriel, aku putuskan untuk tidak menyelesaikannya. Biaya kuliah terlalu mahal dan harus bekerja membiayai hidup adikku Angela."
"Gajimu cukup besar sebagai asisten pribadiku. Kemampuanmu di atas rata-rata soal perampokan bersenjata. Kau bukan anak kampus, tapi gangster!"
"Aku tidak yakin bisa melunasi hutang jutaan Euro atas kehilangan logistikmu!"
"Biaya pendidikanmu sudah aku bayarkan penuh, kau harus lulus dengan nilai terbaik dan bekerja di perusahaan. Aku tak mau punya asisten cantik, tapi bodoh!"
Cantik tapi bodoh? Alexandra memandang marah wajah Gabriel. Pria itu bersikap santai tapi mengesalkan menganggap kata-kata dilontarkan terlalu biasa baginya. Ia yakin si keparat Gabriel yang sedang sibuk mengemudikan Porsche dan cigarette di tangannya, sering bertemu banyak wanita cantik dan bodoh. Seperti Natasha!
"Apa sekretarismu bekerja lebih dari kemampuannya?"
"Kau cemburu, Camorra?"
"No! Tapi aku bisa membunuh wanita itu dengan mudah, hanya dengan pulpen yang sering ia pegang di tangannya, tapi jarang di gunakannya untuk menulis!"
Gabriel menatap lekat gadis yang duduk di sampingnya, lalu tertawa terbahak-bahak mendengar pandangan pribadi Alexandra menyelidiki ke sekretarisnya Natasha.
"Bersiaplah Camorra, sore ini kita pergi ke Napoli mengambil barang-barang milikku lagi!"
"Whatttt?"
"Ikuti semua aturanku, jika kau ingin selamat!"
Mobil Gabriel memasuki pelataran puri Milano. Penjaga puri langsung membuka kedua pintunya untuk Tuan Muda dan Alexandra. Belum sampai mereka di dalam puri, teriakan kencang Angela menyambut langsung memeluk laki-laki itu. "Grazie Zio Gabriel!"
Gabriel tersenyum lebar. "Hi Angela, kau senang dengan semua hadiah yang aku belikan untukmu?" tanyanya ingin tahu. Angela mengangguk, membuka kedua tangannya meminta dipeluk Gabriel yang kemudian menggendongnya sampai ke ruang tengah.
Alexandra membencinya, pria itu tidak hanya menguasai dirinya, tapi juga adik kecilnya. Ada apa dengan hadiah yang diberikan Gabriel untuknya? Ia langsung ke kamar tamu memeriksa.
Oh shit! Kamar adiknya diubah menjadi kamar anak perempuan, begitu cantik dan penuh mainan di mana-mana. Angela datang di belakang masih dalam pelukan Gabriel.
"Zio Gabriel, aku memiliki boneka teddy bear yang sangatttt besarrr. Dan boneka perempuan yang sangat ku sukai selama ini. Mama pernah membelikan, tapi sudah hilang entah kemana!"
"Baiklah Angela, nanti kita akan pergi berbelanja, kau boleh beli boneka apa pun yang di sukai." Gabriel memanjakan anak kecil itu mendapatkan ciuman pipi berkali-kali dari Angela. Mata Alexandra melotot tajam, lalu pergi meninggalkan keduanya.
Entah kemana ia melangkah puri ini bukan tempat tinggalnya, kakinya berhenti menjelajah isi puri ini sampai di depan kolam renang besar. Airnya begitu jernih. Alexandra memandangi begitu lama, hingga aroma perfume mahal tercium, memecah lamunannya.
Gabriel Nostra berada di dekatnya sekarang. Ia pun berbalik dan menyerang.
"Kau tidak harus melakukan semua itu, Gabriel! Aku tidak ingin kau menguasai pikiran adikku. Ia sudah terbiasa tidak dimanja dan memiliki semuanya begitu saja!"
"Tenanglah Camorra! Kau berlebihan dalam menilai kebaikanku yang hanya memberikan sedikit kegembiraan pada Angela!"
"Tapi Gab----------"
"No! Ini rumahku, aku berhak berkuasa penuh melakukan apa pun yang aku sukai atau tidak!"
Gabriel Nostra meninggalkan Alexandra begitu saja. Jika Angela memintanya sebuah rumah boneka, satu resort asli pun Gabriel bisa berikan untuknya. Ia memiliki banyak bisnis properti di Europe, tapi kesenangannya sekarang adalah bisa merasakan sebuah pelukan manis dari putri kecil di puri yang selama ini sunyi dan lengang.
Suara Angela menyemarakkan hidupnya kembali. Puri Milano tidak akan pernah sepi lagi. Para penjaga juga senang bermain dan berlarian bersamanya di taman luas yang tak pernah Gabriel injak selama ini. Ia terbiasa hidup sendirian, tapi kini mulai menyukai kebersamaan mereka bertiga di Puri ini.
Pengawal Romano menyadari perubahan yang dibawa Angela dan Alexandra Camorra. Ia sedang menyiapkan peralatan, satu jam lagi sang mafia Gabriel Nostra menuju bandara Malpensa lalu terbang ke kota Naples.
Malam ini mereka segera melihat aksi Alexandra Camorra sesungguhnya. Gadis itu melawan pasukan yang pernah di pimpin sebelumnya. Pertempuran bersenjata yang menarik, tentunya!
***
Jet pribadi Gabriel terbang ke angkasa meninggalkan Milan menuju Naples yang memakan waktu perjalanan tidak lama, hanya 1 jam 5 menit. Alexandra Camorra menyiapkan diri, kali ini mentalnya terasah keras. Ia harus melawan pasukan Fausto yang pernah di pimpinnya saat merampok logistics milik Gabriel Nostra. Clicks Suara lighter menyala, laki-laki itu mengambil duduk di sampingnya dan Romano di seberang meja mereka. Beberapa senjata dan amunisi sudah siap di gunakan terletak di atas meja mereka. "Kau siap menghancurkan pasukanmu sendiri, Camorra?" "Yeah, aku harus membayar utangku padamu. Jadi langkah terbaik aku ambil barang-barang milikmu kembali. Tidak mungkin seumur hidupku mendapatkan uang jutaan Euro. Aku ambil resiko yang pernah di jalani sebelumnya!" "Siapa sebelumnya yang mengajarkan kau menggunakan senjata, apa kedua orangtuamu tidak pernah memberikan mainan boneka atau lainnya?" "Aku tidak inga
Naples Zio Anthony sangat senang bertemu lagi dengan Gabriel dan Alexandra. Oh No! Lengan gadis itu terluka! Ia langsung memarahi Gabriel Nostra di luar ruang kerjanya. Sementara dokter pribadinya di dalam sibuk memeriksa luka gadis itu. "Brengsek, mengapa kau membiarkan dirinya terluka huh!" "Ia menahanku melepaskan tembakan, setelah mendengar kesaksian Fausto membunuh kedua orang tuanya. Gadis itu membalas cepat dengan lemparan pisau ke leher musuhnya!" "Good job! Assistants pribadimu seorang wanita tangguh, siapa dia sebenarnya?" Gabriel menyalakan cigarette, mengisap dalam-dalam dan menghembuskan asap dengan keras. Anthony tidak sabar menunggu jawabannya. "Aku tidak mengenalnya sampai gadis itu di ketahui sebagai perampok logistics milikku. Ayahnya tewas kecelakaan dan mobilnya terbakar hebat. Ibunya Rosa menikahi keparat Antonio, tapi terbunuh dua tahun lalu!" "Rosa? Rosaelia maksudmu?" "Ada apa Zio Anthony, apa ka
Dokter Julian datang untuk memeriksa luka di lengan Alexandra. Tidak mengira kalau gadis itu ternyata penembak ulung juga. Sesuatu yang aneh terjadi di antara sang mafia Gabriel Nostra dan gadis itu yang kini tinggal bersama di Puri Milano. Julian menemui sahabatnya di ruangan kerjanya setelah pemeriksaan menggantikan perban Alexandra. Gabriel sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas di atas mejanya. "Dude! Apalagi yang terjadi pada gadis itu, kemarin kau melukainya. Sekarang ia terluka parah di lengannya?" "Ceritanya panjang, Julian. Ia ternyata putri tiri si bedebah Antonio, kakak beradik itu tidak ada tempat bernaung setelah di usir olehnya. Gadis itu yang pernah merampas logistik milikku, dan kemarin ikut mengambilnya lagi di Porto Di Napoli. Bastardo Fausto menembak lengannya, Alexandra membalas dengan menancapkan pisau di lehernya!" "Wow, she's dangerous! Apa kau tidak khawatir sudah memberikan tempat tinggal di sini?" "Dia wanita gila, tapi c
Pengawal Romano datang tergesa-gesa ke ruang makan dan membisikkan sesuatu pada Gabriel Nostra. Julian dan Alexandra ikut memandangi keduanya, pasti berita penting di bawa Romano hingga mereka tidak boleh mendengarnya. Alexandra tak tahan lagi, instingnya mulai bekerja. "What's going on, Gabriel?" "Nothing! Habiskan makan malamnya, nanti kita bicara. Julian akan kembali bertugas ke rumah sakit. Pengasuh Elisa segera membawa adikmu kembali beristirahat di kamarnya." "Donee--ee. Aku sudah selesai makan, Zio Gabriel. Bolehkah aku mencium pipimu sebelum pergi ke kamarku?" Gabriel Nostra mengangguk. Angela mengelap mulutnya sampai bersih dengan tisu makan. Ia beranjak dari tempat duduknya menuju Gabriel, meraih bahunya yang bidang dengan kedua tangan mungilnya. Sang mafia terlalu tinggi bagi anak kecil itu, tangannya memeluk Angela lalu memangkunya agar bisa lebih dekat lagi. "Grazie Zio Gabriel, makanannya enak dan aku jadi mengantuk karena
Ketegangan mulai terjadi beberapa hari ini. Sekretaris Natasha begitu berang, di meja kerjanya berkeluh kesah tidak dapat mengakses data perusahaan milik Gabriel Nostra. "Romano, apa servers perusahaan kita sedang bermasalah? Pekerjaanku makin menumpuk, beberapa clients meminta balasan email soal persetujuan project proposal dengan Gabriel Nostra!" "Coba kau tanyakan langsung ke Gabriel atau assistant pribadinya." "Damn it! Gadis itu merusak pekerjaan selama ini aku susun susah payah. Datang seenaknya mengambil milikku, akan kubalas perbuatannya!" Romano bersikap santai menghadapi sikap Natasha yang mulai resah. Apa pun yang dilakukan oleh pengkhianat itu, terus di amati. Tingkah laku wanita jalang itu makin berubah sejak bermalam di kediaman musuhnya. Ia mendapat laporan karyawan IT di mana Natasha mencoba meretas data perusahaan dan tidak berhasil dalam beberapa hari ini. Satu minggu ini tampil acak-acakan, tak ada wajah sendu merayu. Watak aslinya
Hari ini semua menjadi tegang di kantor setelah kejadian tadi siang. Gabriel Nostra ikut gusar mencari Alexandra Camorra. Pengawal Romano pun tidak tahu di mana dirinya. Porsche merah melaju kencang menuju puri Milano, berharap gadis itu ada di sana. Dua puluh menit ia tiba di depan dua pilar tinggi besar. Saat penjaga membukakan pintu mobil, terdengar suara tangis anak kecil nyaring di dalamnya. Gabriel berlari menemukan Angela berada di belakang pengasuh Elisa. Seorang wanita cantik sedang memarahi mereka berdua. What's going on here! Monique menyambutnya, berkata manis di depan Gabriel Nostra. Mencium kedua pipinya dengan desahan merayu. "Mon Cher, aku rindu padamu! Kenapa kau tidak menjemput di bandara?" Sang mafia tertegun. "Ada apa ini Monique, mengapa kau ada di Milan?" Nada suara Gabriel begitu kesal. Monique pura-pura merajuk, "Oh kau selalu begitu padaku, Gabriel. Hari ini ada jadwal pemotretan di Milan, kemudian ke kota lainnya. Berharap kau bisa temani di
"GA--BRIEEELLLL!" Teriak Alexandra yang masih memakai selimut tebal menutupi tubuhnya. Gadis itu seenaknya saja menggandeng Gabriel ke teras belakang Puri Milano. Mereka berhenti di depan kolam renang yang luas. "Whatt---ttt? Apa kau tak bisa bicara pelan padaku, Camorra!" Tugas Gabriel baru selesai memasak breakfast untuk Angela, sausage - omelettes - french fries. Dan hadiahnya yang ia terima setiap pagi, kiss kiss di pipinya kanan dan kiri. Tapi kakaknya malah mengajaknya bertengkar lagi. Langsung menarik tangan Gabriel dari dapur. Menghindari tatapan Angela dan pengasuh Elisa. Alexandra menanyakan mengenai semalam. "Apa yang terjadi denganku Gabriel, semalam kau mencoba menyentuhku lagi huh!" "God Damn it, Camorra! Semalam kau hampir di perlakukan tidak senonoh oleh bajingan Steven. Aku pergi ke kampus, menghajar sampai patah tulang, karena berani menyentuh assistant pribadiku!" "Mon Dieu ~ Tuhanku! Aku tidak ingat apa-apa, tapi kemarin memang ke
Milan Romano memasuki ruang kantor sang mafia yang terlihat lelah di wajahnya. Ia hanya menduga semalam telah terjadi sesuatu di antara Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra. "What's up Gabriel?" "Brengsek Camorra! Semalaman suntuk menjaganya, membuatku kurang tidur. Reaksi obat yang diberi keparat Steven terus bekerja." "Dan kau tidak dapat apa-apa dari itu?" "Pagi tadi aku di tampar lagi olehnya. Ia mengira semalaman menyentuh dirinya, padahal tangan dan mulutnya yang tak berhenti bermain di tubuhku. Penyiksaan sekali!" "Kau tidak ingin membalasnya semalam, karena pernah menyakitinya setelah pulang dari pesta dansa lalu?" "Yeah, aku kasihan melihatnya seperti itu, walau hatiku menginginkannya juga." "Kau main hati, Gabriel!" "Sudah satu bulan ini, brengsek itu memutar-balikkan duniaku. Perampokan logistik, pesta dansa, perburuan di Napoli, dan banyak masalah lain, terus berhubungan dengan Camorra. Gadis ini cuk
Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel
"Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir
Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan
Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An
Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola
Romano dan Alano tetap memaksa ikut dalam misi penyelamatan Alexandra Camorra. Walau sempat terluka saat dikepung pasukan team pemburu liar Nikolaj, namun bisa lepas karena gadis itu sengaja membiarkan dirinya ditawan musuh. "Kalian berdua yakin bisa ikut dalam misi ini, aku tak mau jika terjadi sesuatu membahayakan lagi!" ucap Gabriel tegas. Tapi keduanya sudah mengangguk. Niat mereka tak bisa dikalahkan satu luka saja. "Kami ikut denganmu Gabriel, jangan pedulikan kami berdua jika terluka lagi, keselamatan Camorra di atas segalanya!" Sang pewaris pun akhirnya menyetujui keputusan mereka. Saat ini lima mobil terus meluncur ke kediaman Nikolaj, waktunya telah tiba menjemput kekasih untuk pulang bersamanya. Zio Anthony juga bersemangat menyelamatkan keponakan, dan dua senjata telah disiapkan. Dia tak akan pulang ke Italia tanpa Alexandra Camorra. Hanya pengawal Ivan yang tidak bersama mereka kali ini, bahu yang terluka menyebabkan dia harus beristirahat. Team Gabriel Nostra ditamba
Tuan Gregory, Bratva Rusia tua mengetahui kejadian anak buah Gabriel Nostra yang tertembak penjaga Nikolaj. "Kau harus lebih berhati-hati, Gabriel-! Jangan kirim lagi pengawalmu terluka ke sana, aku akan mengirim tim khusus untuk membantumu!"Gabriel mengangguk setuju. Anthony Marriot sedang menyalakan cerutu sambil berpikir keras. Gregory menuding langsung ke arahnya. "Apa yang akan kau lakukan menyelamatkan keponakanmu sendiri?"Belum terdengar jawaban darinya, tapi Yuri sudah datang memberi tahu sesuatu. "Tuan Anthony, pengawal setiamu sudah menunggu!" lapornya di depan pertemuan mereka.Senyum Anthony mengembang. "Kirim mereka, dan habisi sniper itu sebelum kita masuk ke istana Nikolaj!"Pukul 8 malam semua bersiap menyerang. Sudah terlalu lama mereka menunggu berhari-hari sampai keponakannya dibebaskan disandera oleh cecunguk itu.Gabriel berada di belakang Zio Anthony Mariott sebagai pendukung utama. Identitasnya belum diketahui sama sekali oleh Nikolaj.Keparat itu pasti mengir
Bandar Udara Internasional Sheremetyevo Alexander S. PushkinDua mobil pengawal menjemput kedatangan mafia Sisilia Anthony Marriot di bandara. Enam pengawal yang menyambutnya begitu terkejut, tak percaya menyaksikan suatu keajaiban.Mata mereka melebar, terbelalak kaget melihat sang mafia muda Gabriel Nostra berdiri tegak sebelum keluar dari jet pribadinya. Teriakan keras pun menggema."Oh Tuhan! Gabriel, kau ____ aku tak percaya ini!""Grrr ___ Romano, berhentilah berteriak seperti orang gila!""C'mon Gabriel, bagaimana kau bisa secepat ini sampai ke sini? Apa yang kau lakukan pada dirimu huh!""Kemarin terjadi begitu saja, saat Angela hampir tenggelam dan menyelamatkan gadis kecil itu tanpa mengindahkan apa yang terjadi dengan tubuhku sendiri. Begitu cepat aku juga tak sadar melakukan itu!""Good-! Kini saatnya kau menyelamatkan kakaknya, Gabriel. Aku tak menyangka kau datang sendiri, bukan mengutus pengawal lainnya!""Alexandra Camorra calon istriku, Romano!"Pengawal dan tangan ka