Naples
Zio Anthony sangat senang bertemu lagi dengan Gabriel dan Alexandra. Oh No! Lengan gadis itu terluka! Ia langsung memarahi Gabriel Nostra di luar ruang kerjanya. Sementara dokter pribadinya di dalam sibuk memeriksa luka gadis itu.
"Brengsek, mengapa kau membiarkan dirinya terluka huh!"
"Ia menahanku melepaskan tembakan, setelah mendengar kesaksian Fausto membunuh kedua orang tuanya. Gadis itu membalas cepat dengan lemparan pisau ke leher musuhnya!"
"Good job! Assistants pribadimu seorang wanita tangguh, siapa dia sebenarnya?"
Gabriel menyalakan cigarette, mengisap dalam-dalam dan menghembuskan asap dengan keras. Anthony tidak sabar menunggu jawabannya.
"Aku tidak mengenalnya sampai gadis itu di ketahui sebagai perampok logistics milikku. Ayahnya tewas kecelakaan dan mobilnya terbakar hebat. Ibunya Rosa menikahi keparat Antonio, tapi terbunuh dua tahun lalu!"
"Rosa? Rosaelia maksudmu?"
"Ada apa Zio Anthony, apa kau mengenal ibunya Alexandra?"
"Entahlah! Nama itu mirip dengan nama adikku yang telah lama hilang. Simpan rapat-rapat info tentang ini, Gabriel!"
"Baiklah, Alexandra dan Angela Camorra kini aman tinggal bersamaku setelah di usir kemarin oleh Tuan Antonio. Aku akan segera membuat perhitungan dengannya!"
"Aku percayakan padamu, Gabriel!"
Zio Anthony dan Gabriel kembali ke dalam ruangan. Hasil dari pemeriksaan dokter hanya sedikit luka dalam pada lengan Alexandra. Peluru Fausto tidak menembusnya bagian dalam, tapi sempat merobek daging lengan gadis itu. Balutan perban dan suntikan antibiotic telah diberikan mengurangi infeksi lukanya. Gadis itu berusaha duduk kembali dan bersiap pulang ke Milan.
"Hei! Istirahatlah dulu, Camorra!"
"No Gabriel, adikku pasti menunggu!"
"Tenanglah, Angela di jaga oleh pelayan Albert dan banyak pengawalku di puri Milano. Tidak usah khawatir, kita bisa pulang kapan saja. Jet pribadiku sudah standby di bandara!"
Zio Anthony Marriott serius menyimak dua anak muda dihadapannya. Ia tahu jika Gabriel sang mafia kejam menaruh hati pada Alexandra. Tidak mungkin perlakuannya melebihi seperti itu. Ia pun melerai keduanya. "Kita makan malam dulu sebelum kalian kembali ke Milan. Pertempuran dengan musuhmu tadi, pasti banyak membuang energi."
Gabriel mengangguk setuju. "Good idea! Aku lelah berdebat dengan gadis bodoh ini, tidak satu pun mau menuruti perintahku!" Zio Anthony tertawa, mengajak gadis itu pindah ke ruang makan agar emosi Gabriel cepat mereda. Keduanya dipersilakan menikmati makan malam lebih dulu.
Sementara Zio Anthony menemui dokter pribadinya yang menunggu di ruangan lainnya. "Kau sudah mengambil contoh darah milik gadis itu?" tanyanya serius. Dokter yang tadi merawat luka Alexandra mengangguk. "Ya Tuan. Aku segera mengecek ke laboratorium. Nanti hasilnya aku beritahu!" Dokter Eduardo permisi meninggalkan Tuan Anthony Marriott sendirian.
Semoga ada kabar baik secepatnya untuk menemukan mutiaranya yang lama hilang tentang adiknya, Rosaelia!
***
Milan
Pagi yang mencekam di kediaman Tuan Antonio. Tak hanya pengawalnya termasuk pengasuh Elisa ikut ketakutan. Keparat Gabriel Nostra! Anak muda itu tidak hanya mengambil barangnya milik sendiri, tapi menghancurkan isi container narkoba Tuan Antonio dan koleganya. Kini jutaan Euro dalam bentuk 2,3 ton serbuk putih menguap dalam ledakan semalam. Kepolisian terus mencari tahu dan mengawasi dirinya sekarang.
Daftar panjang kasus kriminal suap elite politik, kekerasan dan kekejaman di berbagai wilayah yang dilakukan oleh anak buahnya Fausto ikut menambah masalah besar baginya. Antonio tak bisa menyeret Fausto lagi, karena idiot itu juga tewas terbakar bersama tiga container-nya semalam.
Alexandra Camorra! Wanita jalang itu! Putri tirinya berani menghabisi pengawal dan tangan kanannya, Antonio Gadis itu benar-benar berbahaya bagi dirinya. Ia menjadi sasaran berikutnya. Pembunuhan berencana kedua orang tua Alexandra ada dalam agendanya. Ayah gadis itu pernah bekerja dan menjadi pengkhianat di organisasinya. Bedebah Daniel Camorra!
Sekarang sejarah itu berulang kembali menghantuinya. Rosa menikahi dirinya di bawah ancaman kerasnya. Sayang sekali, daftar warisan orang tua gadis itu tidak dapat diambil alih dan sekarang usianya di atas 18 tahun. Alexandra Camorra akan mengambil keseluruhan apa yang telah di milikinya selama ini.
Semua ada saatnya, Tuan Antonio akan jatuh bersama kejahatannya!
Pengasuh Elisa bergegas menuju kamar, mengemas barang miliknya. Gadis itu dalam bahaya besar. Ia harus pergi dari sini memberi tahu putri Nyonya Rosa secepatnya. Alexandra Camorra tidak akan pernah selamat hidupnya, selama Tuan Antonio masih terus berkuasa. Elisa mencoba mengelabui para penjaga di luar, agar dapat keluar dari istana terkutuk ini!
***
Angela menciumi pipi kakaknya berkali-kali, membuat Alexandra terbangun dari tidur panjangnya semalam. Gadis itu membuka mata, kilau sinar matahari pagi menerangi kamarnya. Lalu tersenyum manis pada malaikat kecil di sampingnya.
"Hi sayang, kau sudah sarapan pagi?"
"Sudah! Zio Gabriel memasak sausages, omelettes dan french fries untukku. Aku makan banyak pagi ini!"
"Adikku pintar, kesayanganku!"
Tapi mata Angela Camorra tertumbuk pada lengan kakaknya sekarang. "It's okay sayang, aku terjatuh semalam hanya sedikit terluka. Sementara ini aku tak bisa menggendongmu sampai sembuh lagi," Alexandra beralasan. Adiknya tak perlu tahu apa yang ia kerjakan semalam. "No, biar aku saja yang menggendong putri nakal ini. Kita keluar dan biarkan kakakmu beristirahat dulu!" Suara pria tegas terdengar.
Gabriel Nostra ada di sini! Menatapnya dan mengacuhkan lagi. Pria itu meraih tubuh kecil Angela membawa keluar dari kamarnya. Oops! Ini bukan kamarnya, tapi kamar tamu mewah lainnya. Angela Camorra telah mengklaim kamarnya sendiri, diubah menjadi kamar yang cantik penuh mainan di dalamnya.
Gabriel Nostra terlalu memanjakan adiknya. Padahal mereka bukan siapa-siapa, tak ada hubungan kerabat dengan dirinya. Alexandra menyibak selimut tebal di atas tubuhnya. Sedikit sulit mengangkat lengan yang masih terluka, tapi dipaksakan juga. Ia terluka oleh orang yang membunuh kedua orang tuanya. Balas dendam terus ada di dalam jiwanya, sampai semua musuhnya dibenamkan dan diratakan ke dalam tanah.
Pintu kamar terbuka lebar. Bukan laki-laki sialan itu lagi masuk ke dalam ruangan, tapi pengasuh Elisa. "Morning Camorra!" Wanita paruh baya itu menyapanya. Alexandra terperangah, "Oh Elisa, kau ada di sini?" Berpelukan erat saling melepas rindu. Elisa terkejut melihat perban terbalut di lengan Alexandra.
"Aku tahu, siapa yang sudah membuat dirimu seperti ini!"
"Mengapa kau ada di sini sekarang, apa Zio Antonio mengancammu?"
"Nanti akan ku ceritakan semuanya padamu. Sekarang aku bantu kau ke kamar mandi dan berpakaian!"
Alexandra mengangguk, ia memang butuh bantuan. Dan Angela harus memiliki pengasuh selama ia bekerja dan kuliah. Jika perlu ia merayu pada sang mafia Gabriel Nostra, agar pengasuh Elisa bisa tinggal bersama mereka di puri ini.
***
Sekretaris Natasha begitu senang mendengar kabar, assistant Gabriel Nostra mendapat luka dalam akibat pertempuran semalam di Napoli. Ia bisa bebas mendekati sang mafia kejam, tapi royal padanya. Gaya hidup dirinya begitu tinggi, Gabriel Nostra bisa membantu memenuhinya. Dandanan cantik berlebihan menghiasi wajahnya. Rok ketat di atas pahanya dan kemeja dua kancing terbuka, menantang orang agar terus memandangnya.
Semua karyawan perusahaan telah tahu siapa sekretaris Natasha sebenarnya. Wanita itu sering bekerja di luar agenda tugasnya. Jika tidak sedang sibuk melayani Gabriel Nostra, maka target lain adalah koleganya.
Knock knock! Pintu ruang kerja pimpinan di buka. Natasha segera melangkah dengan pinggul melenggak lenggok menggoda di atas high heels-nya. "Morning Gabriel, kemarin kau lupakan sesuatu. Tuan Nikolaj menghubungimu lagi pagi ini, mengenai projects proposal yang belum kau setujui."
"Oh yeah, aku lupa, berikan berkasnya ke sini biar ku pelajari lagi!" ujar Gabriel di sela kesibukannya membalas email klien. Natasha berusaha mendekati sang mafia di kursi besar kekuasaannya. Meletakkan sebuah file di meja, tangan kirinya bermain di bahu sang mafia. Gabriel Nostra menatap sekretarisnya dalam-dalam, isi di dalam kemeja perempuan itu menarik perhatiannya.
Wanita Jalang! Apa dia pikir ruang kantorku ini, rumah bordil eh!
Tangan halus Natasha mengelus bahu dan dadanya. Gabriel tersenyum sinis. Sekretarisnya membutuhkan uang dari dirinya membeli sebuah mobil mewah dan menutupi tagihan credit card yang melampaui dari gajinya. Lalu menggodanya, menciumi pipi dan bibirnya dengan lembut. Gabriel mengetahui perlakuan semua itu juga sering diberikan Natasha pada seluruh koleganya.
Tiba-tiba terdengar suara mengagetkan keduanya. "Gabriel! Oh sorry aku tidak tahu, kalian sedang -------- " Alexandra langsung berbalik meninggalkan mereka berdua di ruangan. "Camorraaa!" Gabriel langsung berdiri memanggilnya, tapi gadis itu sudah pergi. Brengsek!
Natasha masih di sampingnya, terlihat senang gadis ingusan itu meninggalkan mereka berdua. Kedua tangan manjanya merangkul pinggang Gabriel Nostra. "Sayang, Tuan Nikolaj sedang menanti jawaban darimu. Mungkin aku bisa membantu dirinya menunggu, saat kita berdua selesai bermain?"
"You fucking shit! Get out of here!" Gabriel Nostra tidak pernah memarahi sekretarisnya sekejam ini.
Natasha diam menggigit jarinya, buru-buru pergi dari kantornya. Gara-gara Alexandra Camorra! Kedatangan dirinya mengacaukan rencananya. Bukankah seharusnya ia tidak ke kantor saat terluka? Tapi malah membuat sang mafia memakinya tanpa alasan! Keparat kau, Camorra! Gabriel Nostra sudah berubah, lambat laun menyingkirkan sekretarisnya. Kesempatan terakhir untuk Natasha, melenyapkan gadis itu sebelum peluang masa depannya makin menipis.
***
Usai menemui dosen Steven di kampus, Alexandra beristirahat di taman dan menikmati suasana pagi dengan rasa membingungkan. Seharusnya ia tidak datang ke kantor Gabriel Nostra. Dan menemukan sang mafia bersama sekretaris murahan sedang asyik bercumbu. Damn it, it's not my business! Itu urusan mereka berdua! Alexandra Camorra hanya bekerja pada penguasa Gabriel Nostra. Bukan mengurusi kehidupan pribadinya.
Tas punggungnya agak berat. Buku kuliah membebani bahunya, sementara lengan kirinya masih terluka. Tapi kini di depannya sudah berdiri lagi. Seseorang yang sedang dalam pikirannya tadi.
"Kenapa kau tidak berada di kantormu, Gabriel? Apa kau mendaftar sebagai mahasiswa di sini juga huh!"
"Kau bedebah kecil yang selama ini terus mengejekku, berani melawan perintahku!"
"Aku bebas tugas hari ini, dan pagi ini ke kampus menyiapkan skripsiku."
"Lalu mengapa tadi kau ke kantor eh?"
"Karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu, tentang pengasuh Elisa. Tapi yang aku lihat, kau sedang sibuk bersama sekretarismu!"
Gabriel meliriknya mencari sesuatu yang lain dari dalam diri gadis itu. Sikap Alexandra berubah saat menemukan sang mafia bersama Natasha. Sayang sekali gadis itu tidak melihat akhir adegan, di mana ia bisa saja melempar sekretarisnya ke luar kaca dari atas gedung miliknya. Gabriel menahan diri, masalah pribadi mereka harus di simpan rapat. Banyak hal lainnya yang akan terjadi menimpa Alexandra dan Angela Camorra.
"You fucking jealous!" Gabriel mengejeknya. "No way!" Alexandra langsung beranjak dari sisi pria brengsek itu. Tangannya di tahan kembali dan tas punggungnya di ambil alih. Mereka berhadapan terus berseteru.
"Lenganmu masih terluka, sebaiknya kita pulang dan kau istirahat kembali. Dokter Julian akan memeriksamu siang ini!"
"Aku bisa pulang sendiri, Gabriel!"
"Membiarkan dosenmu si Steven keparat menggoda assistants pribadiku lagi?"
"Whatttt? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya, dia hanya pembimbingku di kampus!"
"Membimbing dirimu sampai ke tempat tidurnya? Aku tahu bedebah itu sudah berkeluarga dan memacari mahasiswi demi kepuasan semata."
"Apa bedanya denganmu, huh!"
Gabriel tak mau menjawab. Tangan gadis itu ditarik dengan kesal. Semakin keduanya banyak bicara di taman kampus, semakin Gabriel ingin membungkam mulut kecilnya yang tajam.
French kissing or with Guillotine? Alat untuk memancung seseorang yang telah di vonis hukuman mati dengan cepat dan 'manusiawi' saat Revolusi Perancis terjadi. Gabriel berharap Alexandra memilih yang pertama!
***
Dokter Julian datang untuk memeriksa luka di lengan Alexandra. Tidak mengira kalau gadis itu ternyata penembak ulung juga. Sesuatu yang aneh terjadi di antara sang mafia Gabriel Nostra dan gadis itu yang kini tinggal bersama di Puri Milano. Julian menemui sahabatnya di ruangan kerjanya setelah pemeriksaan menggantikan perban Alexandra. Gabriel sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas di atas mejanya. "Dude! Apalagi yang terjadi pada gadis itu, kemarin kau melukainya. Sekarang ia terluka parah di lengannya?" "Ceritanya panjang, Julian. Ia ternyata putri tiri si bedebah Antonio, kakak beradik itu tidak ada tempat bernaung setelah di usir olehnya. Gadis itu yang pernah merampas logistik milikku, dan kemarin ikut mengambilnya lagi di Porto Di Napoli. Bastardo Fausto menembak lengannya, Alexandra membalas dengan menancapkan pisau di lehernya!" "Wow, she's dangerous! Apa kau tidak khawatir sudah memberikan tempat tinggal di sini?" "Dia wanita gila, tapi c
Pengawal Romano datang tergesa-gesa ke ruang makan dan membisikkan sesuatu pada Gabriel Nostra. Julian dan Alexandra ikut memandangi keduanya, pasti berita penting di bawa Romano hingga mereka tidak boleh mendengarnya. Alexandra tak tahan lagi, instingnya mulai bekerja. "What's going on, Gabriel?" "Nothing! Habiskan makan malamnya, nanti kita bicara. Julian akan kembali bertugas ke rumah sakit. Pengasuh Elisa segera membawa adikmu kembali beristirahat di kamarnya." "Donee--ee. Aku sudah selesai makan, Zio Gabriel. Bolehkah aku mencium pipimu sebelum pergi ke kamarku?" Gabriel Nostra mengangguk. Angela mengelap mulutnya sampai bersih dengan tisu makan. Ia beranjak dari tempat duduknya menuju Gabriel, meraih bahunya yang bidang dengan kedua tangan mungilnya. Sang mafia terlalu tinggi bagi anak kecil itu, tangannya memeluk Angela lalu memangkunya agar bisa lebih dekat lagi. "Grazie Zio Gabriel, makanannya enak dan aku jadi mengantuk karena
Ketegangan mulai terjadi beberapa hari ini. Sekretaris Natasha begitu berang, di meja kerjanya berkeluh kesah tidak dapat mengakses data perusahaan milik Gabriel Nostra. "Romano, apa servers perusahaan kita sedang bermasalah? Pekerjaanku makin menumpuk, beberapa clients meminta balasan email soal persetujuan project proposal dengan Gabriel Nostra!" "Coba kau tanyakan langsung ke Gabriel atau assistant pribadinya." "Damn it! Gadis itu merusak pekerjaan selama ini aku susun susah payah. Datang seenaknya mengambil milikku, akan kubalas perbuatannya!" Romano bersikap santai menghadapi sikap Natasha yang mulai resah. Apa pun yang dilakukan oleh pengkhianat itu, terus di amati. Tingkah laku wanita jalang itu makin berubah sejak bermalam di kediaman musuhnya. Ia mendapat laporan karyawan IT di mana Natasha mencoba meretas data perusahaan dan tidak berhasil dalam beberapa hari ini. Satu minggu ini tampil acak-acakan, tak ada wajah sendu merayu. Watak aslinya
Hari ini semua menjadi tegang di kantor setelah kejadian tadi siang. Gabriel Nostra ikut gusar mencari Alexandra Camorra. Pengawal Romano pun tidak tahu di mana dirinya. Porsche merah melaju kencang menuju puri Milano, berharap gadis itu ada di sana. Dua puluh menit ia tiba di depan dua pilar tinggi besar. Saat penjaga membukakan pintu mobil, terdengar suara tangis anak kecil nyaring di dalamnya. Gabriel berlari menemukan Angela berada di belakang pengasuh Elisa. Seorang wanita cantik sedang memarahi mereka berdua. What's going on here! Monique menyambutnya, berkata manis di depan Gabriel Nostra. Mencium kedua pipinya dengan desahan merayu. "Mon Cher, aku rindu padamu! Kenapa kau tidak menjemput di bandara?" Sang mafia tertegun. "Ada apa ini Monique, mengapa kau ada di Milan?" Nada suara Gabriel begitu kesal. Monique pura-pura merajuk, "Oh kau selalu begitu padaku, Gabriel. Hari ini ada jadwal pemotretan di Milan, kemudian ke kota lainnya. Berharap kau bisa temani di
"GA--BRIEEELLLL!" Teriak Alexandra yang masih memakai selimut tebal menutupi tubuhnya. Gadis itu seenaknya saja menggandeng Gabriel ke teras belakang Puri Milano. Mereka berhenti di depan kolam renang yang luas. "Whatt---ttt? Apa kau tak bisa bicara pelan padaku, Camorra!" Tugas Gabriel baru selesai memasak breakfast untuk Angela, sausage - omelettes - french fries. Dan hadiahnya yang ia terima setiap pagi, kiss kiss di pipinya kanan dan kiri. Tapi kakaknya malah mengajaknya bertengkar lagi. Langsung menarik tangan Gabriel dari dapur. Menghindari tatapan Angela dan pengasuh Elisa. Alexandra menanyakan mengenai semalam. "Apa yang terjadi denganku Gabriel, semalam kau mencoba menyentuhku lagi huh!" "God Damn it, Camorra! Semalam kau hampir di perlakukan tidak senonoh oleh bajingan Steven. Aku pergi ke kampus, menghajar sampai patah tulang, karena berani menyentuh assistant pribadiku!" "Mon Dieu ~ Tuhanku! Aku tidak ingat apa-apa, tapi kemarin memang ke
Milan Romano memasuki ruang kantor sang mafia yang terlihat lelah di wajahnya. Ia hanya menduga semalam telah terjadi sesuatu di antara Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra. "What's up Gabriel?" "Brengsek Camorra! Semalaman suntuk menjaganya, membuatku kurang tidur. Reaksi obat yang diberi keparat Steven terus bekerja." "Dan kau tidak dapat apa-apa dari itu?" "Pagi tadi aku di tampar lagi olehnya. Ia mengira semalaman menyentuh dirinya, padahal tangan dan mulutnya yang tak berhenti bermain di tubuhku. Penyiksaan sekali!" "Kau tidak ingin membalasnya semalam, karena pernah menyakitinya setelah pulang dari pesta dansa lalu?" "Yeah, aku kasihan melihatnya seperti itu, walau hatiku menginginkannya juga." "Kau main hati, Gabriel!" "Sudah satu bulan ini, brengsek itu memutar-balikkan duniaku. Perampokan logistik, pesta dansa, perburuan di Napoli, dan banyak masalah lain, terus berhubungan dengan Camorra. Gadis ini cuk
Esok harinya di kantor Gabriel Nostra. Seorang tamu istimewa datang mengejutkan. Anthony Marriott langsung terbang dari Napoli ke Milan ingin melihat seseorang yang pernah dibawa anak muda itu ke kediamannya.Tapi Alexandra Camorra tidak berada di sana. Gabriel mengundangnya makan malam untuk bertemu Angela Camorra. Zio Anthony Marriott menyetujui, hari ini ada pertemuan penting dengan kolega di Milan. Dan kesempatannya berjumpa dengan keponakan yang lain. Gabriel berterima kasih atas yang apa yang dilakukannya semalam. "Grazie,Zio Anthony! Semalam sniper-mu bekerja dengan baik, berhasil menyelamatkan Camorra." Pria paruh baya itu mengangguk. "Pengawalku, si bedebah Guido mengirimkan di luar perintah. Tangan kanan milikku yang cerdas. Keponakanku bisa selamat dari musuhnya semalam. Apa kau tahu pelaku pengirim dua penyusup di kediaman Monsieur Didier?" Gabriel mengiyakan. Zio Anthony pun sudah tahu. Hari ini kedatangannya demi membalas perbuatan musuhnya satu demi satu.
Gabriel tampil berbeda malam ini, begitu juga Angela Camorra. Keduanya sedang asyik bermain bersama hingga adiknya tertawa bahagia. Jarang melihatnya saat dulu tinggal di istana musuhnya, Antonio. Alexandra baru kembali dari kampus bergegas membersihkan diri, lalu makan malam bersama mereka. Tak dibutuhkan waktu lama berhias, rambutnya yang panjang digelung, wajah tirusnya yang cantik terlihat lebih segar. Di bawah tangga menuju ruang makan, suara riuh Angela mewarnai suasana. Ia melihat seseorang yang baru datang dan mengenalnya dua kali di Napoli. "Hi Alexandra, senang bertemu dirimu lagi. Bagaimana lenganmu?" sapa Anthony Marriot. Senyumnya mengembang melihat gadis itu bertambah dewasa. "Grazie Tuan Anthony, kau memberi perawatan terbaik kemarin. Lenganku sudah sembuh sekarang." Pria paruh baya itu mengangguk. "Panggil aku, Zio Anthony. Gabriel sudah aku anggap putraku selama ini, senang bisa di undang ke sini lagi!" Gabriel melepaskan gendongan Angela, me
Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel
"Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir
Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan
Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An
Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola
Romano dan Alano tetap memaksa ikut dalam misi penyelamatan Alexandra Camorra. Walau sempat terluka saat dikepung pasukan team pemburu liar Nikolaj, namun bisa lepas karena gadis itu sengaja membiarkan dirinya ditawan musuh. "Kalian berdua yakin bisa ikut dalam misi ini, aku tak mau jika terjadi sesuatu membahayakan lagi!" ucap Gabriel tegas. Tapi keduanya sudah mengangguk. Niat mereka tak bisa dikalahkan satu luka saja. "Kami ikut denganmu Gabriel, jangan pedulikan kami berdua jika terluka lagi, keselamatan Camorra di atas segalanya!" Sang pewaris pun akhirnya menyetujui keputusan mereka. Saat ini lima mobil terus meluncur ke kediaman Nikolaj, waktunya telah tiba menjemput kekasih untuk pulang bersamanya. Zio Anthony juga bersemangat menyelamatkan keponakan, dan dua senjata telah disiapkan. Dia tak akan pulang ke Italia tanpa Alexandra Camorra. Hanya pengawal Ivan yang tidak bersama mereka kali ini, bahu yang terluka menyebabkan dia harus beristirahat. Team Gabriel Nostra ditamba
Tuan Gregory, Bratva Rusia tua mengetahui kejadian anak buah Gabriel Nostra yang tertembak penjaga Nikolaj. "Kau harus lebih berhati-hati, Gabriel-! Jangan kirim lagi pengawalmu terluka ke sana, aku akan mengirim tim khusus untuk membantumu!"Gabriel mengangguk setuju. Anthony Marriot sedang menyalakan cerutu sambil berpikir keras. Gregory menuding langsung ke arahnya. "Apa yang akan kau lakukan menyelamatkan keponakanmu sendiri?"Belum terdengar jawaban darinya, tapi Yuri sudah datang memberi tahu sesuatu. "Tuan Anthony, pengawal setiamu sudah menunggu!" lapornya di depan pertemuan mereka.Senyum Anthony mengembang. "Kirim mereka, dan habisi sniper itu sebelum kita masuk ke istana Nikolaj!"Pukul 8 malam semua bersiap menyerang. Sudah terlalu lama mereka menunggu berhari-hari sampai keponakannya dibebaskan disandera oleh cecunguk itu.Gabriel berada di belakang Zio Anthony Mariott sebagai pendukung utama. Identitasnya belum diketahui sama sekali oleh Nikolaj.Keparat itu pasti mengir
Bandar Udara Internasional Sheremetyevo Alexander S. PushkinDua mobil pengawal menjemput kedatangan mafia Sisilia Anthony Marriot di bandara. Enam pengawal yang menyambutnya begitu terkejut, tak percaya menyaksikan suatu keajaiban.Mata mereka melebar, terbelalak kaget melihat sang mafia muda Gabriel Nostra berdiri tegak sebelum keluar dari jet pribadinya. Teriakan keras pun menggema."Oh Tuhan! Gabriel, kau ____ aku tak percaya ini!""Grrr ___ Romano, berhentilah berteriak seperti orang gila!""C'mon Gabriel, bagaimana kau bisa secepat ini sampai ke sini? Apa yang kau lakukan pada dirimu huh!""Kemarin terjadi begitu saja, saat Angela hampir tenggelam dan menyelamatkan gadis kecil itu tanpa mengindahkan apa yang terjadi dengan tubuhku sendiri. Begitu cepat aku juga tak sadar melakukan itu!""Good-! Kini saatnya kau menyelamatkan kakaknya, Gabriel. Aku tak menyangka kau datang sendiri, bukan mengutus pengawal lainnya!""Alexandra Camorra calon istriku, Romano!"Pengawal dan tangan ka