"Selamat pagi, Nona Kerenhapukh!" sapa Moses, pagi itu kepada Keren. Sesaat setelah dia melihat gadis itu memasuki restoran yang sebelumnya telah direservasi oleh Moses.
Tak tanggung-tanggung, Sang CEO memesan ruang VVIP di restoran berbintang Michelin itu. Hanya untuk menyambut pertemuannya dengan gadis impiannya, Keren.Keren sejenak sangat kaget melihat jika yang akan meeting bersamanya bukanlah Lusi, sang sahabat. Melainkan Moses, pria yang ingin sekali dirinya hindari."Mari, Nona. Silakan duduk." ucap Moses, lalu berdiri dari tempat duduknya. Demi untuk menyambut kedatangan Keren.Dengan sigap, Moses memundurkan kursi di depannya. Agar Keren dapat segera duduk.Sebenarnya, Keren ingin sekali memarahi Moses. Namun dirinya mencoba untuk profesional saat ini. Demi untuk menyukseskan kerja sama kedua perusahaan.Keren telah membuat kesepakatan dengan sang suami, Teo. Untuk dapat menjalin kerjasama yang baik dengan FZ Corp."I ... iya. Terima kasih, Tuan Moses." serunya, sambil mulai menyeka air matanya.Entah kenapa tiba-tiba Moses merasakan kesedihan yang mendalam saat mendengar Keren menangis. Seperti ada rasa tersayat dalam hatinya saat ini. Dia sendiri pun tidak tahu pasti kenapa perasaan itu tiba-tiba menghampirinya.Hujan semakin deras, petir tak juga kunjung berhenti bersuara. Membuat Keren semakin ketakutan. Di terlihat meremas kuat sapu tangan pemberian Moses dalam genggamannya.Lalu tiba-tiba, kilatan petir yang sangat terang dibarengi suara petir yang menggelegar mulai menunjukkan kekuasaannya. Membuat Keren menjerit ketakutan. Dengan sigap, Moses meraih tubuh Keren membawanya ke dalam pelukannya."Ma ... maaf, aku sangat takut. Tuan ... maaf, aku harus memelukmu saat ini. Aku sangat takut!" isaknya semakin menjadi-jadi."Iya, Nona Keren. Sabar, ya. Cobalah untuk tetap tenang semua pasti akan baik-baik saja." tegas, Moses. Sambil menepuk-nepuk pe
Setelah menunggu berjam-berjam, akhirnya hujan pun reda. Hari ini Moses sangat senang karena dia dapat menghabiskan waktu yang sangat lama bersama gadis pujaan hatinya, Keren.Walaupun Keren sepertinya masih enggan untuk menjalin komunikasi dengannya. Akan tetapi Moses cukup puas bisa berada satu ruangan dengan gadis itu."Nona, sepertinya hujan telah reda." ucap, Moses."Iya, nih. Aku harus kembali ke kantor." jawabnya."Sebentar, saya cek dulu. Apakah hujannya benar-benar telah reda." Moses pun melangkah menuju kaca jendela transparan yang telah ditutupi tirai. Dia menyibakkan sedikit saja tirai itu, untuk mengecek kondisi di luar sana.Setelah mengetahui cuaca saat ini, Moses kembali melangkah ke meja di mana Keren sedang berada.Dari kejauhan, Moses dapat melihat jika Keren mulai membereskan beberapa dokumen dan juga laptopnya. Sepertinya dia akan segera pergi dari tempat itu. Namun wajahnya masih menyiratkan rasa ketakutan.
Keren sampai di ruangan Tuan Gerald, dia pun mulai menjelaskan hasil dari meeting mereka."Good job, Keren! Lain kali lakukan yang terbaik." tutur Tuan Gerald."Iya, Pa." jawabnya."Oh ya, bagaimana dengan kerjasama perusahaan Teo dengan FZ Corp." ketus sang ayah dengan nada tidak suka, karena suami anaknya yang selalu saja ingin lebih unggul dari perusahaannya."Sama dengan perusahaan kita, Pa. Perusahaan Teo juga mendapatkan kerjasama dari FZ Corp." Mendengar penuturan Keren. Tuan Gerald menjadi sangat geram."Keren! Kamu ngapain melibatkan perusahaan Teo dengan FZ Corp. Kamu tahu sendiri kan suamimu itu selalu saja menentang Papa. Lain kali jangan mau jika dia menyuruh-nyuruhmu."Sementara di luar kantor, Teo telah tiba di perusahaan ayah mertuanya. Dia segera menerobos masuk, dan tak peduli dengan tatapan Rei, asisten Tuan Gerald yang mulai mengintimidasinya."Hei, Rei! Jangan belagu, Lo!" seru Teo, lalu memberi
Di sebuah bar, Teo sedang dikelilingi oleh beberapa wanita, namun disaat dirinya sedang asyik dengan para wanita itu, pandangannya mulai terpaku kepada sosok seorang wanita yang sedang duduk sendiri di sudut bar itu.Teo mulai mengucek-ucek matanya untuk meyakinkan dirinya jika penglihatannya tidak salah saat ini."Benar! Dia, Ani. Tapi ngapain di tempat ini?" tanya Teo dalam hatinya.Ani adalah mantan pacarnya. Bisa dikatakan, Teo sempat gagal move on untuk melupakan Ani. Makanya untuk melupakan mantannya itu, Teo melampiaskannya kepada perempuan lain. Teo segera mengusir semua perempuan yang sedang bersamanya saat ini. Demi untuk mendekati Ani, sang mantan kekasih."Pergi kalian semua! Saya tidak butuh kalian! Enyah dari hadapan saya, sekarang juga!" serunya kepada para wanita itu.Para wanita, sangat terkejut dengan ucapan Teo, karena pria itu malah mengusir mereka. Apalagi Gultom juga ikut-ikutan kaget mendengarnya.
Setelah pertemuan di bar itu, Ani mulai intens menemui Teo. Tujuannya hanya satu, membuat pria itu kembali jatuh hati kepadanya. Setelah itu, dia akan balas dendam kepadanya.Erik yang mengetahui keinginan Ani untuk membalas dendam kepada Teo, sama sekali tidak disetujui olehnya. Dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Ani. Karena diam-diam Erik telah jatuh hati kepada ibu satu anak itu.Seperti siang ini, Erik terpaksa menyusul Ani ke suatu pusat perbelanjaan untuk menjemputnya setelah bertemu dengan Teo.Saat ini keduanya sedang berada di dalam sebuah restoran."Ani, please. Apakah tidak bisa kamu menghentikan semuanya?" harap Erik penuh kecemasan."Maaf, Rik. Aku telah terjun bebas. Tidak mungkin aku berhenti sekarang. Jika semua dendamku terbalaskan. Aku akan menghentikan semuanya." jawab Ani tegas."Tapi, Ani. Aku sangat mengkhawatirkanmu." tutur Erik sambil menggenggam tangan wanita itu.Erik sudah tidak mau menunda lagi,
Setelah menempuhbeberapa saat di dalam perjalanan, Keren akhirnya sampai di butik miliknya."Selamat sore, Nona. Selamat datang di butik," sapa Yen, sang asisten."Sore juga, Yen. Maaf ya, aku baru sekarang sempat mampir ke sini.""Iya ... nggak apa-apa, Nona. Saya tahu Anda pasti sangat sibuk," seru sang asisten."Oh ya, Yen. Bagaimana perkembangan butik kita akhir-akhir ini?""Banyak pemesanan, Nona. Omset meningkat tajam," jawab Yeni.Lalu Keren melihat Cika yang sedang berada di depan laptop. Wanita itu juga ikut menyapa dan memberi salam kepada Keren."Cika, apakah kamu masih sibuk?" tanya Keren kepadanya."Pekerjaan saya hampir saja selesai, Nona." sahut Cika yang memiliki feeling jika Keren ingin berbicara dengannya."Baiklah, selesaikan pekerjaanmu. Setelah itu kamu ke ruangan saya," serunya.Cika mengangguk lalu mempercepat pekerjaannya. Sepertinya dia penasaran dengan apa ya
Keren masuk ke dalam apartemen. Dia melihat jika Teo sedang duduk sambil bersiul-siul ria. "Ha-ha-ha! Ternyata istriku sudah pulang rupanya," serunya sambil tersenyum mengejek Keren.Betapa begitu jengkelnya Keren melihat tingkah Teo yang sungguh sangat menyebalkan itu. Akan tetapi dia mencoba untuk bersabar menghadapi sikap pria itu, demi untuk mencari tahu maksud dan tujuan Teo mengarang cerita dan mengatakan jika dirinya mandul."Kamu sungguh sangat picik, Teo! Apa maksudmu mengatakan jika aku mandul? Tega sekali kamu? Padahal selama ini aku selalu membantumu. Terutama yang berkaitan dengan FZ Corp!""Ha-ha-ha! Karena kamu terlalu ikut campur dengan urusanku. Makanya aku harus membalaskan dendam kepadamu!""Ikut campur bagaimana maksudmu, Teo?" seru Keren jengkel. Tak habis pikir dengan jalan pikiran pria itu."Mikir saja Lo, sendiri!" serunya santai.Keren semakin jengkel. Namun dia tahu pasti jika yang dimaksu
Tubuh Keren tiba-tiba menjadi lemah saat membaca hasil test DNA yang ada di dalam genggamannya saat ini. Rasanya dunianya akan runtuh sekarang.Gadis itu telah mengetahui kebenaran tentang semuanya. Ternyata Keren bukanlah darah daging dari Tuan Gerald. "Jadi aku sebenarnya anak siapa?" Tangisannya akhirnya pecah juga. Dia tidak dapat membendung rasa sakit hati yang selama ini menderanya."Pantas saja Papa selalu berlaku kasar kepadaku sejak kecil. Ternyata aku bukanlah anak kandungnya!" Air matanya terus saja mengalir di pipinya. Keren sudah tidak dapat membendung rasa sedih yang telah merasuki jiwanya.Saat ini, Keren berada di dalam sebuah butik. Tepatnya di ruangan pribadi miliknya. Perempuan itu telah bertekad untuk melawan saat ini. Sudah cukup penderitaan yang telah dirinya alami sejak dia masih kecil."Kali ini aku harus melawan! Aku tidak mau lagi menjadi boneka Papa! Sekarang aku adalah orang dewasa yang dapat me
Hari ini, tepatnya tiga tahun usia putra kesayangan dari Keren dan Moses, bernama Devid Adlen. Sebuah pesta perayaan ulang tahun telah dirancang oleh keduanya.Begitu banyak tamu undangan yang hadir meramaikan pesta ulang tahun Devid.Tak terkecuali pasangan Erik dan Ani juga ikut menghadiri pesta itu. Mereka juga turut membawa anak-anaknya.Silvi dan Bimo juga turut hadir di acara tersebut. Sayangnya pernikahan mereka belum dikaruniai anak sampai saat ini. Mungkin saja Tuhan masih menguji keduanya.Dari kejauhan Bimo terlihat memandang ke arah Keren. Hatinya mulai merasa sendu, sakit, dan perih bagai telah disayat oleh belati tajam. Ternyata pria itu masih mencintai Keren sampai saat ini.Bimo sekalipun tidak memiliki cinta kepada Silvi. Bagaimana pun sang istri mengambil hatinya. Namun hati Bimo tetap tak bergeming.Silvi hampir kehabisan akal namun dia juga tidak akan melepas Bimo karena dia sangat mencintai suaminya.Di a
Sembilan bulan kemudian,Di sebuah gedung perkantoran."Apa? Baik saya akan segera ke sana!" Dengan langkah tergesa, Moses buru-buru berjalan dan memerintahkan asisten nya untuk segera membawanya ke rumah sakit.Pria itu baru mendapatkan kabar jika Keren, sang istri akan segera melahirkan bayi mereka.Ternyata setelah mereka kembali dari bulan madu beberapa waktu yang lalu, Keren langsung hamil.Kabar kehamilannya, tentu saja menjadi berita heboh untuk kedua belah pihak keluarga. Apalagi saat ini, Keren hendak melahirkan.Akan semakin heboh saja."Bagas! Apakah kamu tidak bisa mempercepat laju mobilnya?" serunya sedikit khawatir."Ini sudah sampai kecepatan maksimal, Tuan Muda." jawab Bagas, sembari terus berkonsentrasi membawa mobil itu, menuju ke rumah sakit."Shitt! Tapi kita kok nggak nyampai-nyampai, sih?" geram Moses."Sabar, Tuan Muda. Sebentar lagi kita juga akan sampai." seru Bagas lagi.Mos
Moses lalu menundukkan kepalanya menghadap kedua bukit kembar itu, dia lalu mulai menjilati ujungnya dengan lidahnya dengan gerakan lembut, secara bergantian."Sssssstt ...." desisnya Keren lagi.Keren merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa, saking enaknya. Dia meremas rambut Moses dan menarik rambut suaminya, dirinya benar-benar sudah tidak tahan. Seperti ada yang hendak mendesak hendak ke luar dari bagian inti tubuhnya."Akh ... Moses!" teriaknya tertahan disaat tubuh bagian bawahnya bergetar hebat. Pertanda Keren mendapatkan pelepasan pertamanya. Kakinya terasa lemas seketika.Moses tersenyum puas mendengar jeritan pertama istrinya. Baru permainan jari-jarinya saja, mampu membuat Keren terbang melayang ke udara untuk pertama kalinya.Tubuh istrinya seketika roboh, jatuh ke atas tempat tidur. Sisa-sisa pelepasannya masih terlihat dari kedua kakinya yang masih bergetar. Moses tidak menyia-nyiakan hal itu. D
Pagi tadi, pesawat pribadi yang membawa Moses dan Keren tiba di Negara Finlandia di Eropa bagian Utara. Angin musim semi menyapa mereka saat itu. Setelah sarapan, Moses segera membawa istrinya ke beberapa destinasi wisata di negara yang dijuluki negara paling bahagia di dunia. Keren sangat takjub dengan keindahan alamnya dan segala fasilitas yang sangat memadai di negara besar ini.Lalu pada malam harinya, Moses mengajak istrinya untuk makan malam romantis. Dengan ditemani cahaya lilin-lilin kecil, keduanya memulai makan malam romantis mereka, di dalam kamar hotel, yang super mewah. Sambil makan, Moses berkali-kali menatap ke arah istrinya, yang membuat Keren menjadi semakin gugup."Moses, dari tadi menatapku kayak gitu. Aku kok jadi merinding begini, sih?" ucapnya dalam hati.Bagaimana Keren tidak takut, dari tadi Moses menatapnya sangat dalam.Sementara sang pria yang menatap istrinya saat ini, terlihat memang sudah tid
Akhir minggu yang penuh kebahagiaan. Hari ini tepatnya, Keren dan Moses akan mengikat janji suci pernikahan mereka. Hari yang cerah, secerah hati kedua mempelai, Keren dan Moses yang sedang berbahagia saat ini. Ballroom hotel bintang lima di daerah Jakarta Barat tersebut, telah disulap menjadi lebih elegan dan mewah. Dalam acara wedding hari ini, semua keluarga dari kedua belah pihak, yakni dari pihak pengantin pria dan pihak pengantin wanita sama-sama telah hadir saat ini. Selain keluarga besar mereka, juga terdapat tamu-tamu lain yang datang demi sebuah undangan yang telah diberikan oleh pihak keluarga mempelai. Ada begitu banyak kolega Keren dan Moses yang juga ikut datang dan menghadiri hari bahagia mereka.Di acara wedding megah ini, juga terdapat banyak sekali makanan-makanan mewah yang disajikan. Ada makanan western yang melimpah dan beberapa menu makanan lainnya.Keren dan Moses juga telah dirias menjadi sangat canti
Keesokan harinya di meja makan. Oma Nena telah duduk dan menunggu Keren untuk bergabung sarapan dengannya."Morning, Oma." sapa Keren pagi itu.Gadis itu lalu duduk sambil mulai menyendokkan nasi untuk sang nenek dan dirinya. Keren penasaran karena pagi ini, Moses tidak bergabung bersama mereka di meja makan. Padahal tadi malam dia berada di rumah Oma Nena. Karena sangat penasaran Keren pun bertanya kepada sang oma,"Oma, Tuan Moses tidak sarapan juga?" "Eh, kamu ngapain memanggil Moses dengan sebutan tuan? Dia itu umurnya tidak lebih jauh darimu. Panggil Moses saja," tegur Oma Nena."Maaf, Oma. Sudah menjadi kebiasaan saya memanggilnya seperti itu. Karena kami sering bertemu saat jam kantor." Keren mencoba menjelaskan."Itu kan, di kantor. Sekarang kan sudah sangat berbeda." Oma Nena juga ikut menyuarakan isi hatinya kepada Keren."Maaf, Oma. Maksud saya, Moses kok nggak ikut bergabung dengan kita di meja makan un
"Keren ...? Oma? Tapi kok bisa?" ucap Moses bingung."Tuan Moses?" Keren juga ikut-ikutan kaget dengan kedatangan pria itu di rumah Oma Nena.Menyadari adanya kecanggungan diantara kedua pria dan wanita itu, Oma Nena pun segera angkat bicara untuk meluruskan semuanya."Cucu Oma! Ternyata kamu ingat pulang juga rupanya?""Cu ... cucu?" lirih Keren pelan."Ya maaf, Oma. Namanya juga aku sibuk urusan bisnis di luar negeri," ucap pria itu. Namun ekor matanya tidak lepas dari Keren."Oh iya, hampir lupa. Keren, perkenalkan ini Cucu Oma, Moses." tutur Oma Nena mencoba memperkenalkan Keren kepada cucunya. Walaupun sang Oma tahu betul, jika Moses menaruh hati kepada Keren. Namun Oma Nena mencoba untuk berpura-pura tidak tahu. "Kami sudah saling kenal, Oma." seru Moses jujur lalu mengulurkan tangannya kepada Keren."Hallo, Nona Keren. Apa kabar?""Hai, juga. Kabarku baik, kok." jawab Keren mencoba unt
Keren juga ikut menitikkan air matanya. Kesedihan mendalam mulai dirinya rasakan saat ini. Gultom yang terkenal garang pun ikut menangis meraung-raung sambil menyebutkan nama Teo beberapa kali.Cika sudah tidak dapat menahan dirinya lagi. Dia pun segera memeluk Teo dalam dekapannya. Sambil menangis. Baik Teo dan Cika, keduanya saling mencurahkan rasa yang menyesakkan di dalam hati mereka masing-masing selama ini.Lalu setelah agak tenang, Cika kembali berkata,"Teo bisakah kamu mengabulkan permintaanku?""Permintaan apa, Cika? Sebisa mungkin aku akan mengabulkannya demi untuk membalas kesalahan ku kepada mu." ujar Teo lemah."Aku ingin merawatmu mulai dari sekarang. Aku juga ingin anak kita lahir dengan status kita telah menjadi sepasang suami istri yang sah," seru Cika mengutarakan keinginannya kepada Teo."Aku sangat setuju dengan ide Cika. Aku akan usahakan perceraian kita secepatnya dapat selesai, Teo. Berbahagilah kamu
Seminggu telah berlalu sejak vonis dokter kepadanya. Teo memilih untuk tidak dirawat di rumah sakit manapun. Sepertinya pria itu mengaku kalah dan memilih pasrah untuk menerima hukuman yang diberikan oleh Tuhan kepadanya.Teo juga telah mewanti-wanti Gultom untuk merahasiakan penyakitnya kepada kedua orang tuanya. Dia tidak mau mengkhawatirkan mereka. Saat ini Teo berada di sebuah vila miliknya yang berada di daerah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dia ingin menenangkan dirinya di sini.Rentetan kejadian menimpa Teo setelah itu. FZ Corp memutuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan miliknya. Pagi ini, Teo juga mendapatkan surat gugatan cerai dari istrinya.Air mata penyesalan kembali terlihat di wajah pucatnya.Sepertinya Teo mengingat bagaimana jahatnya dia kepada Keren selama ini."Tuan, are you okay?" seru Gultom khawatir kepada Teo."Gultom, tolong katakan kepada Keren jika saya akan menandatangani surat cerai dariny