Share

Part 7

Author: Firsyaka
last update Last Updated: 2024-11-13 08:50:26

"Kamu duduk aja di sini, jangan banyak gerak. Biar aku ambil air minum dulu!" Very mendudukkan aku di bangku panjang yang ada di taman villa ini.

Ia memapahku untuk bisa sampai ke sini, aku bersyukur banget ada dia. Coba kalau enggak, gimana aku bisa pulang. Sementara suamiku sendiri tidak perduli dengan keadaanku, dia lebih perhatian sama pacarnya.

Very berjalan cepat ke arahku sambil membawa dua gelas air putih dan juga roti bantal." Ini kamu minum dulu, dan ini makan rotinya buat ganjal perut!"

"Makasih ya, Mas. Kalau tidak ada Mas Very ... gak tahu gimana pulangnya." Aku mengulum, menahan malu dan gak enak hati padanya.

"Udah, gak usah dipikirin." Very tersenyum teduh ke arahku.

"Hei, Ratna ...! Buatkan sarapan dong buat aku dan Amel, dah lapar nih!" Lelaki yang berperawakan tinggi itu datang menghampiriku di taman.

"Kamu bikin sarapan sendiri bisa dong? Atau kalau enggak, suruh tuh si Amel. Jangan maunya enak-enakan di sini," bentak Very tak terima.

"Ver, kenapa loe yang sewot? Dia kan, istri gue, wajar dong kalau gue nyuruh-nyuruh dia? Lagian ya, Amel itu anak konglomerat, jadi gak pantas turun ke dapur. Kalau dia mah, emang kerjaannya," sanggah Febi berang.

Very mendengkus dengan mengeratkan giginya." Istri, kamu bilang? Terus kenapa kamu tidak perlakukan dia sebagaimana istri seharusnya? Kenapa kamu tidak perduli dengan yang terjadi pada istrimu? Suami macam apa loe."

"Hei ... santai bro, kenapa loe gitu ngomongnya? Jangan-jangan loe suka ya sama dia__gadis kampungan yang miskin dan b0_doh itu?" pekiknya dengan senyum yang menyeringai sebagai ejekan.

Buuggh .... Buuuggg!!

Bogem mentah melayang di pipi suamiku tanpa aba-aba hingga membuatnya terkapar di tanah yang berumput.

"Jaga ucapanmu! Gue gak terima loe berbuat semena-mena dan merendahkan Ratna!" murka Mas Very tak terima dengan mencengkeram kerah kaos yang suamiku kenakan.

"Mas Very, jangan lakukan itu, kasihan Mas Febi," teriakku agar Mas Very melepaskan cengkeramannya.

"Biarin aja, Rat, dia emang pantas diberi pelajaran, suami kurang ajar. Biar dia gak semena-mena lagi sama kamu," ucap Mas Very dengan gigi yang bergemeletuk.

"Ve_ry, gue ini sahabat loe, kenapa loe malah memukul gue?" bentaknya dengan wajah memerah menahan amarah seraya mendorong tubuh Mas Very hingga terjengkang ke belakang.

Baru mau menolong suamiku, Amel muncul dari teras ruang tamu lalu menghampiri kami, akhirnya urung kulakukan.

"Mas Fe_bi, kamu kenapa?" teriak Amel dari jauh sambil melangkah cepat setengah berlari ke arah sini.

Aku memegang bahu Mas Very hendak membangunkan." Mas Very gak papa?"

"Aku gak papa, Rat," jawabnya lirih.

"Sayang, kenapa mulutmu berdarah? Kamu habis berantem sama Very?" pekik Amel perhatian sambil menatap dua lelaki ini bergantian.

"Iya, gak tau tuh, Very tiba-tiba menyerangku," adu suamiku kesal.

"Mas Very! Mas Very kenapa sampai memukul Mas Febi?" bentak Amel dengan muka sewot.

"Semua itu gara-gara kamu," serang balik Very dengan tatapan nanar ke arah Amel.

Amel menautkan kedua alisnya dengan mulut mengerucut." Loh, kenapa jadi aku yang salah?"

"Iya dong, gara-gara kamu yang manja minta dibikinkan sarapan, terus Febi malah nyuruh Ratna seenaknya. Padahal kaki Ratna lagi sakit, bukannya perihatin malah marahahin Ratna gak jelas," bentak pria berkharismatik itu kesal bercampur dongkol.

"Oh ..., gara-gara cewek kampungan itu kamu jadi marah, gak terima kalau pacarku nyuruh-nyuruh dia?  Emang pantasnya juga dia itu jadi pembantu, bukan istri Mas Febi," sanggah Amel nyolot.

"Emang dasar ya, kamu sama Febi sama aja, sama-sama  gak punya hati," berang pria yang berdiri di sampingku.

Aku berusaha melerai perdebatan mereka sambil berdesis." Mas, sudah, jangan diributin!"

Lekas aku mengajaknya masuk agar perdebatan sengit mereka disudahi.

"Rat, kamu duduk sini ya, biar aku ke dapur bikin nasi goreng.  Semalam masih ada sisa nasi, sayang kalau dibuang. Kamu pasti sudah lapar." Lelaki berkulit hitam manis itu begitu baik dan perhatian.

"Biar aku bantu ya, Mas." Aku berusaha bangun lalu langsung mengekor di belakangnya.

"Gak usah, kakimu masih sakit. Kamu istirahat aja," tolaknya halus.

"Mas Very kok, pintar banget bikin nasi goreng?" cetusku saat kami sudah berada di meja makan.

"Aku memang suka masak, nanti kalau aku sudah punya istri akan kumasakkan menu spesial setiap hari," tuturnya sambil menatap ragu ke arahku.

Aku tersenyum tipis ke arahnya, kemudian menyuapkan nasi ke mulut.

"Coba aa ...," ucap Mas Very.

"Mm ... bagus ya, maen suap-suapan. Loe itu ya Ver, diam-diam suka sama istri orang. Pura-pura perduli, taunya mah mau diembat," pekik suamiku yang tiba-tiba muncul.

"Feb ... maaf, gue gak bermaksud," sanggahnya lirih dengan raut muka pias.

Mas Febi mengabaikan ucapan Mas Very dengan muka masam.

"Ratna, besok pagi-pagi kita pulang. Tapi nanti kamu jangan katakan kalau aku ke sini membawa Amel!" titahnya yang seperti seorang Raja wajib dipatuhi.

****

Saat sudah sampai di rumah

Aku dan Mas Febi tengah istirahat di kamar, aku duduk di tepian dipan. Sementara suamiku tengah memainkan benda pipihnya dengan serius.

"Mas, kenapa kamu masih berhubungan dengan pacarmu, padahal kita sudah menikah. Bisa gak sedikit saja kamu menjaga perasaanku?" tanyaku hati-hati.

"Ya, karena aku mencintainya, sampai kapan pun aku tidak akan pernah memutuskannya. Kamu dan dia berbeda jauh bagai langit dan bumi. Dia wanita berkelas, sementara kamu cuma anak orang miskin yang berharap naik kelas setelah aku nikahi," jawab suamiku tak terima dan begitu menohok di relung hatiku.

"Lalu mau dibawa kemana pernikahan kita kalau kamu masih jalan dengan wanita lain? Lebih baik kamu pilih, aku atau dia?" cecarku memberi pilihan meski aku sudah tahu jawabannya kalau dia bakal memilih pacarnya.

"Kamu itu gak usah cerewet dan jangan banyak menuntut. Sudah bagus aku nikahin kamu, kalau enggak kamu bakal jadi gembel di luar sana," bentaknya dengan tatapan nyalang ke arahku.

Lagi, dan lagi dia terus menghujaniku dengan makian dan hinaan pedas, sama seperti halnya dengan maminya. Emang benar, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

" Baiklah, kalau begitu talak aku sekarang juga!"

Firsyaka

Waduh.... Apakah Febi akan benar-benar menalak Ratna?

| Like

Related chapters

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Part 8

    "Tutup mulutmu dan jangan asal bicara! Kamu tau kan, papiku itu orangnya seperti apa? Dia paling gak suka dibantah, keputusan yang sudah diambil tidak bisa diganggu gugat. Kalau tidak, sudah dari dulu aku menolak untuk menikahimu." Ia mendekat ke arahku. "Jangan-jangan karena kamu kemarin bermalam di villa sama Very, terus timbul rasa suka makanya sekarang kamu minta pisah dariku lalu mau menikah dengannya, iya?" sangkanya berang. Aku menggeleng cepat sebagai bentuk penolakan atas ucapannya yang tidak benar. "Apalagi Very itu seorang CEO yang tampan, single dan juga perhatian sama kamu. Makanya kamu langsung kepincut," terkanya lagi dengan mulut menyeringai. "Bukan itu alasanku, tapi banyak pertimbangan yang membuatku ingin mundur dari pernikahan ini. Terutama mamimu yang tidak pernah suka sama aku dan kerap bersikap kasar dan semena-mena sama aku," ucapku apa adanya dengan suara yang bergetar. "Jangan suka berdalih, mami tidak seperti yang kau tuduhkan. Beliau wanita terhormat

    Last Updated : 2024-11-13
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Part 9

    Saat membuka mata ternyata aku sudah berada di ruangan rumah sakit. Apa yang terjadi denganku?"Ratna ... Alhamdulillah kamu sudah sadar." Ternyata di ruangan ini hanya ada Mas Very yang tengah duduk di samping tempat tidurku."Mas Febi mana?" Netraku menyapu pandangan mencari sosok suamiku yang harusnya ada di sini."Tadi Febi keluar katanya mau beli makanan dulu." Lelaki ini menatapku lekat.Aku mengangguk pelan dengan senyum tipis yang kuperlihatkan. "Mas Very kenapa bisa tahu kalau aku ada di sini?""Tadi aku dengar saat Febi menerima telefon dari maminya, katanya kamu pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Terus aku minta ngikut saat Febi izin mau ke sini," paparnya menjelaskan."Kamu sebenarnya kenapa bisa sampai pingsan gini? Kamu sakit?" cecar Very ingin tahu."Iya, Mas. Hari ini aku lagi gak enak badan, tulang-tulangku berasa r3 muk dan sakit. Tapi, Mami m4 ksa nyuruh aku ngerjain semua pekerjaan rumah. Dan terakhir aku j4 tuh dari tangga, terus aku sudah gak ingat la

    Last Updated : 2024-11-15
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Part 10

    "Aku sudah mengatakan itu pada Mas Febi, tapi dia menolak." Aku gugup berhadapan dengan Mas Very.Wajahnya kini mendekat ke arahku, dua pasang mata saling bertukar pandang. Desir d4r ahku mengalir der as, serta degup jantungku memompa lebih cepat dari biasanya. "Kenapa katanya? Buat apa dipertahankan pernikahan toxic kayak gitu?" Pandangannya semakin lekat menatapku, Dan tangannya mmb3lai pucuk kepalaku yang tertutup hijab. "Mas Febi takut sama Papinya, karena Beliau tak menginginkan perc3 raian. Papi merasa bertanggung jawab atas hidupku setelah ibuku tiada, apalagi aku sekarang hidup seb4 tang kara," paparku lirih." Ya udah, kamu tidur sekarang! Dah malam noh. Kamu gak usah takut, aku akan menjagamu di sini dan aku tidak akan berbuat macam-macam sama kamu," ucapnya dengan senyum meneduhkan.Tak terasa tengah malam aku terjaga dari tidurku, karena ingin buang air kecil. "Ratna, mau ngapain?" Suara itu terdengar nyaring hingga aku terlonjak kaget dan segera menoleh."Aku mau ke to

    Last Updated : 2024-11-15
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 11

    "Oh, jadi, diam-diam loe naksir Ratna? Sejak kapan?" Mas Febi mendorong kasar tubuh Mas Very hingga mundur beberapa langkah."Lo tidak perlu tahu."Mas Very menatap nyalang ke arah suamiku."Loe mau jadi pahlawan kesiangan?" Kini Mas Febi mendekati Mas Very seolah ingin menantang."Aku hanya ingin melindungi orang yang aku sayang, apakah itu salah?" "Kamu tanya? Kamu bertanya-tanya? Hei bro, Ratna itu istri gue, lo gak berhak dan gak perlu melakukan itu. Itu biar menjadi urusan gue!" "Mas Febi ... sudah, jangan berantem! Ini kantor, gak enak dilihat orang," ucapku melerai perdebatan sengit mereka." Dan kamu __ Mentang-mentang aku tidak pernah menyentuhmu, lantas kamu godain temenku minta dib3lai, iya?! Dasar perempuan gatal!' Lelaki yang bergelar suami itu kini murka dengan tatapan nyalang ke arahku seraya menggerak-gerakkan telunjuknya tepat di depan wajahku kemudian berlalu pergi menuruni anak tangga.Kenapa dia ngomong seperti itu di depan sahabatnya, dan ini tempat umum. Kala

    Last Updated : 2024-11-16
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 12

    Buuugghh!!Bogem mentah spontan melayang ke pipi Very hingga membuatnya tersungkur di lantai. Tangan kekarnya mampu membuat darah segar keluar dari sudut bibirnya."Apa loe bilang? Ayo, ngomong sekali lagi! Biar gue hajar loe sampe bonyok!" Kedua tangan Febi mencengkeram kerah kemeja Very dengan tatapan nyalang penuh amarah."Gue ngomong apa adanya. Dari pada loe sia-siakan Ratna dengan tidak memenuhi haknya, lebih baik loe lepasin aja dia." "Gak usah loe ceramahin gue! Lebih baik diam!" Kedua tangan Febi mendorong kasar dada bidang lelaki yang dibawah cengkeramannya hingga dia terlentang di lantai granit berwarna cokelat susu itu Suami dari Ratna itu berlalu meninggalkan Very yang masih tergeletak di lantai begitu saja lalu beranjak menuju ruangannya. "Pak, Bapak kenapa mulutnya berdarah? Siapa yang melakukannya?" tegur sekertarisnya di kantor yang biasa ia panggil dengan nama Amanda. Dia melintas di depannya. Tangannya dengan sigap menyeka darah yang mengalir di sudut bibir Ve

    Last Updated : 2024-11-16
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 13

    Sendiri merutuki kebodohan ini yang terlalu berharap mendapat belaian mesra dari lelaki yang tak pernah menganggapku ada, hatinya yang masih terpaut dengan wanita lain meski sudah ada aku istrinya yang sah.Bu, Engkau sudah bahagia di alam sana, tapi aku tidak, Bu. Kenapa Ibu biarkan aku di sini sendiri? Aku tak punya siapa-siapa selain Ibu. Tak terasa air bening jatuh menetes di pipiku, aku tergugu mengingat sosoknya yang lembut dan penuh kehangatan.Sudah larut malam, mataku enggan untuk terpejam. Pikiranku merasa suntuk. Kupandangi jam yang menempel di dinding yang bercat putih, jarum jam berhenti di angka 02 tapi Mas Febi belum juga pulang.Tak lama berselang, pintu kamar terdorong dan menampakkan wajahnya yang terlihat berseri. Mungkin karena bahagia telah menghabiskan malam bersama Amel."Kamu belum tidur? Ini kan, sudah larut malam. Bukankah aku tadi bilang suruh tidur duluan?" ucapnya sembari berjalan ke arah kamar mandi."Aku belum ngantuk," sahutku sambil memutar bola mata

    Last Updated : 2024-11-17
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 14

    Tapi apa iya dia bisa melakukannya, sementara di hatinya masih tersemat nama wanita lain yang sudah berbagi peluh dengannya.Dan apa bisa aku menerima lelaki yang sudah mengabaikan arti ikatan suci pernikahan? Aaah, kenapa pikiranku jadi kacau gini. Tak kusangka dan tak terduga, tiba-tiba dia mendekat lalu mendaratkan ciuaman di sebelah pipiku. Sontak aku menolehnya dengan menatap dalam manik matanya. Suamiku kini tersenyum menatapku, kami bertukar pandang hingga beberapa menit."Ka_mu ... mau apa? Apa per_lu sesu_a_tu?" tanyaku gugup memulai pembicaraan setelah cukup lama saling diam, dengan melempar pandangan."Eng_gak, aku cuma mau bilang, sekarang aku mau keluar sama Amel. Mau nemenin dia shoping, ke salon, makan. Jadi, nanti kalau Papi tanya aku, kamu tolong jawab aku lagi maen ke rumah teman, ya! Kamu mau pesan apa, biar pulangnya sekalian aku belikan!" tukasnya ramah karena ada maunya.Ya ampun, aku sudah salah tanggap, aku pikir dia mau melakukannya terhadapku. Di PHP in lag

    Last Updated : 2024-11-17
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 15

    "Mas, apa kamu su_dah bi_sa menerimaku sebagai istrimu seutuhnya?" Aku mendelik ke arahnya, menatap wajahnya yang begitu mempesona."Iya, aku sudah bisa menerimamu sebagai istriku," itulah jawaban yang mau aku dengar dari mulutnya."Ma_af, Ratna, aku belum bisa. Aku masih terlalu cinta sama Amel, dia wanita yang bisa membuatku bahagia. Dan maaf aku belum bisa tunaikan kewajibanku sebagai seorang suami untuk memberikanmu nafkah batin." Tatapannya berubah sayu, seakan merasa bersalah sudah menikahiku.Jleeepp!!!Asaku runtuh berserakan mendengar pengakuannya yang terus terang tapi membuatku terluka. Belum lama dia bawa anganku melayang tinggi menembus awan, lalu sekarang dia hempaskan aku jauh ke jurang terdalam."Lalu mau dibawa ke mana hubungan kita, Mas? Apa kamu akan terus menganggapku seperti boneka yang bisa kau mainkan sesukamu? Tanpa pernah menghargai perasaanku? Aku manusia biasa, Mas, yang punya rasa sakit hati, cemburu, terluka?" protesku dengan air mata yang tiba-tiba melunc

    Last Updated : 2024-11-18

Latest chapter

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 57

    "Ver, gimana kalau lo sewa jasa Detektif?" pesan dari Febi sudah kubaca."Boleh, lo yang cari y?" pintaku berbalas."Siyap, Bos." ***Itu dua orang kenapa ya dari tadi ngikutin aku terus? Emangnya aku orang kaya apa yang kalau diculik dapat tebusan?Kalian salah kalau mengira aku anak orang kaya. Tapi, apa mungkin mereka orang suruhan Mas Very yang disewa untuk mencariku? Secara dia kan, orang berduit, yang gak mau capek dan karena kesibukan yang menyita waktunya. Ah, apa iya dia masih menginginkanku untuk jadi pendamping hidupnya? Sementara di rumahnya sudah ada calon yang disiapkan orang tuanya.Gak usah ngarep, Ratna. Dia orang berduit, gampang kok kalau mau mencari 1000 Ratna, gumamku.Dengan langkah cepat, setengah berlari aku terus menghindari dua orang yang sedari tadi ngikutin aku terus. Padahal aku pengen buru-buru sampai kontrakan biar bisa merebahkan tubuhku ke kasur. Rasanya punggung ini pegel banget seharian mondar-mandir mulu.Sekarang mending aku lewat jalan pintas aja

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 56

    "Iya, aku karyawan baru." Netraku menyisir ke arahnya yang kini berdiri tepat di hadapanku. Seorang lelaki berkulit hitam manis dengan rambut lurus tersenyum ke arahku."Perkenalkan aku Reno, karyawan di sini." Ia menyodorkan tangan ke arahku hendak mengajakku kenalan. "Aku Ratna." Aku menerima uluran tangannya Kami berdiri mematung, saling diam dalam kekakuan karena baru kenal. Lantas aku menarik diri mencoba menghilangkan rasa gugupku dengan menata barang dagangan di rak agar tersusun rapi. Dan dia pun sama mengerjakan tugasnya seperti biasa."Reno, nanti kamu kasih tahu Ratna ya tugas-tugasnya apa saja. Misal kamu mau istirahat jangan ditinggal tokonya, kamu gantian saja!" titah Pak Haji pada lelaki yang berdiri tak jauh dariku."Iya, Pak Haji," sahutnya cepat tanda mengerti."Ratna, kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan ngomong sama Reno ya! Bapak tinggal dulu," selorohnya dengan ramah."Iya, Pak Haji," sahutku sambil menganggukkan kepala.Kemudian pemilik toko itu berlalu per

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 55

    "Kenapa loe? Suntuk amat kayaknya?" tegur sahabat sekaligus partner kerja Febi saat di kantor."Gue lagi pusing," sahut Very tak bersemangat, ia mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya. Kemudian menyalakannya dan langsung menghisapnya."Pusing kenapa? Loe lagi berantem sama Ratna?" desak Febi ingin tahu, ia pun ikut mengambil rokok yang ada di atas meja dan menyalakannya."Bukan berantem, tapi Ratna diusir dari rumah sama Nyokap gue," tukas sang CEO di kantor Febi sendu sambil mengusap wajahnya dengan kasar."Kok, bisa? Memangnya kenapa? Terus Ratna pergi kemana sekarang?" cecarnya dengan mata yang terbelalak karena kaget."Nyokap gak suka sama Ratna karena takut dia menggagalkan rencana perjodohanku dengan Sean. Sampai sekarang gue belum tahu keberadaannya, kemarin sudah nyari tapi lom ketemu." Tatapan kekasih Ratna itu menatap ke sembarang arah, hatinya limbung, pikirannya pun kacau."Kalau Bokap gue denger, loe pasti dimaki abis, soalnya Bokap gue itu sayang banget sama dia."

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 54

    Ya Allah aku mesti kemana ini? Nyari kontrakan kan gak gampang, mana ini bukan daerah sendiri lagi!! Kaki ini terus melangkah menyusuri komplek perumahan elit menuju jalan raya. Dan lima belas menit kemudian aku sampai di halte, terdiam sendiri sambil duduk di halte menunggu kendaraan umum yang lewat.Nyonya bilang aku harus pergi jauh agar tak bertemu dengan Mas Very lagi, huuuufftt. Ingin rasanya menangis meratapi nasib ini, aku sendiri, tak ada saudara atau kerabat di sini. Keluarga besar Ibu dan Bapak jauh di luar pulau, dah gitu kami lost contack semenjak aku pindah ke kota."Neng, mau naik?" tanya Pak kenek saat melihatku."Iya, Bang, ke terminal ya?" tanyaku memastikan."Iya, Neng. Ayok, naik!" ajaknya, ia turun lalu mempersilakan aku duduk di jok yang kosong. Kemudian mobil melaju hingga beberapa menit baru sampai terminal."Neng, sudah sampai terminal," tutur Pak Kenek memberitahu. Dan aku langsung turun setelah memberi ongkos.Kemudian aku naik bis ingin ke makam Ibu dulu, t

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bba 53

    "Ver, gue mau dong disuapin sama Ratna, kayaknya enak deh." Dia menatapku penuh arti dan seolah ada maksud tersembunyi, entahlah aku juga gak yakin.Ddeegg!! Apa? Dia mau aku suapin, gak salah? Selama nikah aja dia gak pernah memintaku seperti ini, kenapa sekarang ...? Why??Sekilas aku melirik ke arah kekasihku, ternyata mimik mukanya menunjukkan kalau dia ...iya dia sepertinya tak suka tapi berusaha tersenyum meski sangat terlihat terpaksa."Ayo, dong, aku mau nyobain spagetinya. Kamu bikin sendiri?" Mas Febi sepertinya tak sabar ingin nyobain makanan yang aku buat. Lantas aku segera mengarahkan garpu yang sudah dikaitkan dengan spageti ke mulutnya, dan dia sudah siap menerima suapan dariku.Sesaat dia terpejam menikmati setiap sentuhan rasa yang menempel di lidahnya."Enak banget, sumpah. Baru kali ini aku makan spageti seenak ini, restoran bintang lima aja kalah. Gila ... ini enak buanget." Mas Febi terus nyerocos mendeskripsikan semua rasa yang ia nikmati."Ya enaklah orang tin

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 52

    "Ya, udah besok kita nikah yuuk, biar bisa mandi bareng," cakapnya membuatku terkejut setengah mati. Emang segampang itu nikah? Restu aja lom dapet. Huuuftt!!!"Jangan becanda deh?" protesku sambil bersungut, sebenarnya itu ungkapan yang ingin aku dengar secepatnya. Tapi, mengingat orang tuanya yang tak merestui hubungan kami, itu menjadi suatu yang sulit untuk mewujudkannya."Aku serius, sayang, malahan seratus rius loh." Ia begitu gigih meyakinkanku atas perasaan dan niat seriusnya. Tapi aku sendiri menjadi dilema??"Tapi gimana dengan Tuan dan Nyonya besar? Mereka gak ...." Belum selesai ngomong dia sudah duluan memotong ucapanku."Huusstt!! Kamu gak usah khawatir soal itu. Aku lelaki bisa tetap nikah tanpa wali, aku tak peduli bagaimana keputusan orang tuaku nantinya." Ia seakan begitu semangat untuk terus melanjutkan hubungan ke jenjang serius. Aku mencintai dan menyayanginya sepenuh hati, rasa ini pertama dalam hidupku. Bahkan, meski aku kemarin sempat menikah selama 6bulan kur

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 51

    "Sean, kamu itu cantik, pintar, punya segalanya. Pasti banyak cowok yang tertarik sama kamu." Tatapan mataku menyisir pandangan ke arahnya yang duduk tepat di hadapanku."Lantas?" Sean menyipitkan matanya seolah sedang menerka maksud ucapanku."Kamu bisa cari cowok lain selain aku, karena aku sudah mencintai wanita lain." Hatiku begitu mantap mengungkapkan apa yang kurasa, meski nanti pasti akan dapat penolakan dari orang tuaku dan orang tuanya.Kuhisap rokok yang ada di tanganku dan menghembuskan asapnya ke samping. Aku gak mau dia menghisap asap rokokku."Apa kamu bilang?" Wajahnya ia dekatkan ke arahku dengan pandangan melebar seolah ingin mendengar lebih jelas lagi."Aku tidak bisa mencintaimu karena ada nama wanita lain di hatiku," ucapku memperjelas dengan keyakinan yang mantap."Si_siapa dia? Wanita mana yang bisa mengalahkan pesonaku? Selama hidupku aku tak pernah mendapat penolakan dari seorang lelaki. Bahkan, tinggal tunjuk aja, lelaki itu takhluk di hadapanku!" sarkasnya d

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 50

    "Mamah ... kapan pulang?" Lelaki yang kini sudah menjadi kekasihku melangkah masuk melalui pintu utama dan langsung menghampiri mamahnya."Tadi sore jam 3 an, kamu baru pulang kerja?" Nyonya besar langsung memeluk putranya erat.Aku dan Bibi sedari tadi sibuk menyiapkan makan malam besar karena katanya malam ini keluarga Sean_cewek yang dijodohkan dengan Mas Very mau datang dan makan malam di sini. "Iya, soalnya di kantor lagi banyak kerjaan. Uuh, capek banget, aku ke kamar dulu ya, Mah mau mandi," tukasnya sambil meregangkan otot-ototnya dengan menaikkan kedua tangannya ke atas. Lalu beranjak pergi."Oh, iya, Very, nanti jam 7 malam keluarga Sean mau ke sini. Kita makan malam bersama," cetusnya dengan lantang. Tiba-tiba ia berjalan menghampiriku yang masih sibuk menata hidangan di meja."Sayang, kamu masak apa? Banyak banget makanannya," bisiknya di telingaku."Memangnya barusan gak dengar apa, kalau calon istrimu mau datang ke sini," ketusku dengan memasang wajah cemberut."Masa?

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 49

    "Mas ... jaga ucapanmu, tak selayaknya kamu meminta begituan saat kita belum halal! Kalau kamu sayang sama aku, tolong jaga nama baikku." Mataku seketika memanas mendengar ucapannya yang konyol itu."Aku kecewa sama kamu, Mas, ternyata kamu sama saja seperti pria di luaran sana yang tak bisa menahan napsu." Kini tatapanku berubah sangar dengan mengeratkan gigi."Sayang, maaf ya, aku gak bermaksud begitu, aku cuma mau mengetes kamu aja. Aku pikir kamu wanita ....""Gampangan yang bisa menyerahkan mahkotanya pada lelaki sebelum akad? Tidak, Mas, aku tidak sehina itu meskipun aku orang miskin tapi aku tahu batasannya.""Sayang, tolong maafin aku." Tangannya langsung meraih tanganku tapi dengan segera aku hempaskan.Aku keluar menuju pintu utama, berjalan ke arah taman depan meninggalkan Mas Very di dapur dengan perasaan kacau dan emosi."Eheemm ...." Suara bariton tiba-tiba mengagetkanku, seketika aku langsung menoleh ke arah sumber suara."Mas Fe_bi," lirihku sambil menatap wajahnya se

DMCA.com Protection Status