author-banner
Firsyaka
Firsyaka
Author

Novels by Firsyaka

Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan

Dikhianati Mantan, Dijerat Dokter Tampan

Rencana pernikahan Flavia ditunda selama menjalani terapi pemulihan kakinya akibat kecelakaan ketika menuju rumah sang kekasih. Namun siapa sangka, ia justru mendengar kabar perselingkuhan pria itu? Di saat terpuruk, Dokter Alessandro, yang menangani Flavia, pun menemaninya, seolah memberi perhatian tak terduga?! Sebenarnya, ada apa ini?
Read
Chapter: Bab 26
“Alesa, bukain pintu, dong,” pinta Flavia. Alesa menoleh dengan enggan. "Aku lagi bikin gambar buat Kak Fla, nih. Penting banget, ya?""Kalau nggak dibuka, gimana aku tahu penting apa nggaknya?" Flavia melipat tangan di dada, berusaha menahan tawa. Alesa berdiri malas-malasan sambil menggerutu. "Kenapa selalu aku, sih, yang harus buka pintu ..." gumamnya. Begitu pintu terbuka, terdengar suara yang langsung membuat suasana rumah jadi riuh. “Permisi, Tuan Putri Alesa! Apakah Kak Flavia ada di istana ini?” suara berat tapi sok formal itu terdengar, membuat Flavia langsung mengenali siapa yang datang. Alesa mendengus. "Mending kalian balik lagi aja, deh. Kakakku lagi sibuk." Flavia tertawa kecil dari balik pintu. "Masuk aja, kalian berdua. Alesa memang suka jutek kalau lagi menggambar." Dua pria masuk sambil menyeringai. Irfan, dengan tubuh jangkung dan kemeja kotak-kotaknya, langsung duduk di sofa. Seno, yang lebih pendek dan berisi, berdiri dengan gaya bercanda khasnya.
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: Bab 25
Took .... Toook ..... Took.Ketukan pelan di pintu membuyarkan lamunannya. Flavia tersentak, matanya memicing dengan kening berkerut. Ada rasa takut yang menjalar dalam dirinya. "Jangan-jangan ... itu Dokter Ale," pikirnya, jantungnya mulai berdebar kencang."Fla, itu siapa ya?!" Suara ibunya, Bu Mireya, terdengar dari luar kamar."Aku nggak tahu, Bu," jawab Flavia dengan suara lirih.Tidak lama kemudian, Bu Mireya membuka pintu kamar Flavia. "Fla, keluar sebentar, yuk. Di luar ada Uwa Kardi sama anaknya," katanya dengan nada penuh semangat. Flavia bangkit perlahan, rasa penasaran bercampur enggan menghampiri. "Uwa Kardi? Anak? Maksudnya sepupuku, Rasya?" pikirnya. Sepupu yang jarang dia temui itu kini tiba-tiba datang ke rumahnya malam-malam.Saat melangkah ke ruang tamu, Flavia melihat Uwa Kardi duduk santai dengan senyum ramah. Di sampingnya, seorang pemuda bertubuh tegap dan berwajah tenang sedang menyesap teh yang disuguhkan ibunya."Ini Rasya, Fla," kata Uwa Kardi sambil menepu
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: Bab 24
Namun, percakapan mereka mendadak terhenti saat terdengar suara ketukan di pintu. Dua ketukan pelan, disusul jeda yang cukup lama. Valeri dan Zayan saling melempar pandang, ketakutan langsung menyeruak di antara mereka.“Jangan-jangan dia ...” bisik Zayan.Valeri langsung bangkit dan berjalan menuju pintu dengan langkah gemetar. Ia mengintip melalui lubang intip dan mendapati seorang pria dengan seragam apartemen berdiri di luar.“Siapa?” tanya Valeri dengan nada tegang.“Petugas apartemen, Bu. Kami hanya ingin memeriksa kondisi ruangan, takut ada kebocoran akibat badai tadi.”Valeri menarik napas lega. Ia membuka pintu, membiarkan petugas masuk. Petugas itu memeriksa setiap sudut ruangan, termasuk kamar tidur dan balkon, sebelum akhirnya pamit.Zayan menggelengkan kepala sambil tertawa kecil begitu pintu kembali tertutup. “Nyaris aja jantungku copot. Aku kira itu Ale.”“Jangan bodoh. Ale nggak akan berani datang mendadak. Dia tahu aku nggak suka kejutan,” ujar Valeri sambil menatap
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: Bab 23
Malam itu, hujan turun dengan deras di luar jendela apartemen Valeri. Suara gemericik air yang menetes mengisi ruang kosong, namun di dalamnya, ada kehangatan yang berbeda—kehangatan yang datang dari Zayan. Pria yang selalu berhasil membuat Valeri merasa seperti satu-satunya wanita di dunia ini. "Sayang, kamu kehujanan ya?" tanya Valeri yang kini sudah berdiri di depannya dengan balutan long dres berwarna hijau muda."Sedikit, hujannya deras banget. Huuuuh ... dingin banget," desus Zayan sambil meletakkan payungnya yang basah dan bajunya pun sedikit basah dan lembap."Ya udah, ayok, masuk! Aku buatkan kopi white agar tubuhmu hangat," ucap Valeri sambil menggandeng Zayan masuk ke apartemennya.Zayan masuk ke dalam apartemen dengan senyum penuh kemenangan, membawa buket mawar putih yang cantik dan sebuah kantong makanan yang telah Valeri pesan sebelumnya. “Aku bawa makan malam untuk kamu,” katanya, menggoda. “Mudah-mudahan sesuai dengan selera kamu.”Valeri membawa secangkir kopi pan
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: Bab 22
"Sayang, chat dari siapa? tanya Ale dengan dahi yang mengerut."Mm ... ini dari teman kerjaku dia nanya apakah aku besok sudah mulai dinas lagi? Ya aku jawab, iya. Kan, cutiku cuman dua hari," kelit Valerie_ ia pandai menyembunyikan sesuatu."Oh, ya udah, ayok kita pulang!" ajak Ale sambil menggandeng lengan Valeri menuju mobilnya.Keesokan harinyaValeri duduk di meja makan, menatap layar ponselnya dengan cemas. Jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan pesan dari Zayan belum juga datang. Padahal, Zayan, pria yang selama ini menjadi tempat berlabuh hatinya, selalu mengirimkan pesan setiap malam, bahkan sebelum Ale, tunangannya, bangun. Tapi malam ini, ada yang berbeda.Tangan Valeri menggigil saat dia mengetikkan balasan kepada Ale yang menanyakan apakah dia akan bekerja besok di rumah sakit seperti biasa. Satu kalimat sederhana yang harus ia jawab dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan. "Iya, sayang, besok aku masuk seperti biasa di rumah sakit. Ada beberapa
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: Bab 21
Wajah Valerie tegang." Mm ... ini teman kerja pada ngucapin selamat atas pertunangan kita," jawabnya seraya terkekeh kecil dengan mimik yang panik.Ale hanya mengangguk pelan, berusaha percaya pada wanita yang ia cintai." Sayang, gimana kalau besok kita pergi ke pantai sebelum aku pulang?""Boleh, ide bagus. Aku dah lama gak ke pantai," jawab Valerie dengan ekspresi yang dibuat-buat."Ya udah, sekarang kita tidur dulu biar besok lebih fresh," titah Ale dengan senyum yang manis.Kemudian mereka masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat.Keesokan harinyaPantai Parangtritis di Jogjakarta pagi itu tampak begitu indah. Ombak berderu lembut, angin laut berbisik pelan, dan langit biru menyelimuti seluruh tempat. Seakan tak ingin melewatkan momen tersebut, dokter Alessandro dan Valerie duduk berdampingan di sebuah bangku kayu, menikmati kebersamaan setelah pertunangan mereka yang baru saja terjadi semalam.Di tangan Valerie, ada cincin berlian yang berkilau, simbol bahwa hari-hari mendata
Last Updated: 2025-04-17
AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA

AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA

Aku ditalak karena dianggapnya tidak bisa mandiri dan mencari uang. Siapa yang mengira dia justru menikahi wanita yang sakit-sakitan hingga bergantung terus padanya. Apakah dia akan menyesal setelah melihatku hidup mandiri dan mapan?
Read
Chapter: Part 50
“Tuh, cewek kasihan banget ya, jidatnya sampai berdarah gitu,” cerita cewek yang lewat ke temannya.“Siapa suruh jadi pelakor, gue aja kalau jadi istrinya sudah kucakar-cakar wajahnya. Pake jilbab tapi kelakuan minus,” celetuk yang lainnya menimpali.Abi menajamkan pendengarannya agar suara mereka terdengar jelas. Dia takut kalau yang mereka ceritakan itu Indira karena sudah 15 menit ke toilet tapi belum kembali.Lalu lelaki tampan nan mapan itu bergegas ke toilet untuk mengecek kebenarannya. Ternyata memang benar, di toilet wanita terjadi keributan. Abi langsung menerobos kerumunan sambil netranya memutar mencari keberadaan kekasihnya.“Hentikaaaan!” teriaknya sambil memeluk tubuh kekasihnya dari belakang dan satu tangannya ke atas sebagai tanda menghalangi dari amukan mereka yang terprofokasi Kamila. Indira kini berada di pelukan sang kekasih sambil digandengnya keluar dari kerumunan.
Last Updated: 2024-04-26
Chapter: Part 49
“A—bi, ma—af, bu—kan mak ...,” Panji tak melanjutkan ucapannya karena Abi segera memotongnya.Abi tersenyum menatap Panji, wajahnya terlihat santai. Tak ada gurat emosi atau kecewa. Hari ini entah dapat angin dari mana, Abi menunjukkan sikap yang penyabar. Tak seperti biasanya yang gampang terpancing emosi dan cemburu. Justru sebaliknya, Indira begitu tegang dan gugup terlihat dari guratan dahinya serta netranya yang fokus memantau situasi.“Udah, santai aja. Aku gak marah, kok. Yang penting nanti kalau aku dan Indira sudah menikah, kamu jangan coba-coba meng-go-da-nya!” Abi menatap lekat wajah kekasihnya sambil tersenyum, tapi wanita cantik itu membalasnya dengan memasang wajah penuh tanya.“Ada apa dengan dia? Tumben banget sok bijak kayak gitu, apa jangan-jangan dia kesambet?” dalam hatinya penuh teka-teki.“Ma—af, Ji. Aku menganggapmu sebagai sahabat baikku, tidak lebih karena aku hanya menc
Last Updated: 2024-04-26
Chapter: Part 48
“Pi ..., kenapa anak kita belum pulang juga, ya? Apa di kantor lagi banyak kerjaan?” Wajah Mami terlihat tegang, netranya menyisir ke arah ruang tamu berharap putrinya muncul dari situ.“Eng—gak, hari ini gak terlalu sibuk. Apa mungkin dia pergi sama Abi, ya?” Papi berjalan mendekat ke arah istrinya sambil menyisir rambutnya yang terlihat tinggal separo tersisa di kepalanya.Mereka berdua panik, padahal malam ini mau ada pertemuan dua keluarga dari pihak Abi mau datang ke rumah Indira. Namun, sampai detik ini putrinya belum kunjung pulang dari kantornya.“Coba Papi telefon anak kita, dia lagi di mana?” Nyonya Sukma sambil berjalan bolak balik seperti Siti Hajar yang lagi mencari air dari bukit sofa ke bukit marwa dengan pikiran limbung.“Iya, tunggu sebentar,” Tuan Presdir mencoba menghubungi putrinya , tapi berkali-kali tak di angkat. Kemudian langsung menelefon Abi untuk menanyakan
Last Updated: 2024-04-26
Chapter: Part 47
Revan menatap Abi dengan tatapan gak suka, dia begitu cemburu saat melihat kebersamaannya seakan tak rela ada lelaki lain mendekati mantan istrinya. Lalu Revan mengajak berbicara empat mata di depan ruangan ibunya dirawat. Mereka berdiri berseberangan.“Gue mau loe jauhi Indira, karena gue mau mengajaknya rujuk demi Manaf!” Wajahnya begitu serius dan netranya nanar menatapnya.“Kalau gue gak mau, gimana?” Abi tersenyum tipis menanggapi ucapannya tanpa menatap ke arahnya.“Jangan nunggu gue berbuat kasar sama loe, gue gak main-main!” Matanya melotot ke arahnya dengan wajah merah menahan emosi seraya menunjuk satu jari ke wajahnya.“Dasar cowok aneh!” Abi tersenyum getir sambil menyalakan rokok yang ia keluarkan dari saku celana lalu menghisapnya.Buugg!!Seketika bogem mentah melayang ke wajah Abi, membuatnya terhunyung ke samping. Tak terima dengan sikap kasarnya, lalu Abi me
Last Updated: 2024-04-26
Chapter: Part 46
“Mas A_ bi? “ sapanya dengan menarik kedua ujung bibirnya ke atas.Abi hanya tersenyum membalas panggilannya. Rona bahagia terpancar dari sorot mata dan wajah keduanya. Sekian minggu tak bertemu membuat keduanya memendam rindu yang membuncah, begitu tersiksanya karena terbelenggu oleh rindu.“Mas, kenapa ke sini? Kalau Papih sampai tahu bagaimana?” tanyanya dengan perasaan takut dan khawatir.“Tenang saja, tadi Mas sudah menemui papihmu dan ngomong baik-baik. Lalu Beliau sudah mengizinkan Mas untuk selalu menjaga dan mendampingimu, wanita cantik yang Mas sayangi,” balasnya seraya mencolek dagunya lalu menggenggam erat jemarinya dan netranya tak lepas menatapnya.Membuat wanita yang berhijab nan cantik itu tersipu malu hingga pipinya merona. Tak berselang lama, Pak Presdir lewat kemudian melihatnya dan langsung menghampirinya.“Ehemm .... “ Beliau tersenyum melihat keakraba
Last Updated: 2024-04-26
Chapter: Part 45
Tuan dan Nyonya Gunadi datang bersamaan ke kamar putrinya. Mereka hendak menanyakan sikapnya yang begitu cuek dan jutek tiap kali bertemu Revan. Kemudian mereka masuk setelah diizinkan olehnya. Lalu duduk bersama di sofa kamarnya.“Nak, kami mau tanya, apa kamu masih mencintai Revan, dan ingin kembali rujuk demi Manaf?” tanya mereka seraya menatap lekat putrinya.“Maaf, Mih, Pih, rasa cinta itu perlahan pudar seiring sikapnya yang sudah keterlaluan sama aku. Aku tidak bisa rujuk dengannya, hati ini masih sakit atas pengkhianatannya. Perlu kalian tahu, pipi ini sudah sering jadi sasaran kemarahannya. Dan aku berapa kali hampir diperk*s* oleh majikanku saat kerja jadi ART. Tak ada yang menolongku saat itu, aku menangis sendirian dalam ketakutan dan kepedihan hidup,” terangnya dengan linangan air mata dan netranya menyiratkan kesedihan yang mendalam.“Astaghfirulla
Last Updated: 2024-04-26
TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN

TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN

Ratna terpaksa menikah dengan Mas Febi, lelaki yang menabrak ibunya hingga tewas .Namun, perlakuan suami dan keluarganya tidak baik malah cenderung kasar. Seiring berjalannya waktu, ternyata Very, sahabat dari suaminya, diam-diam mencintainya. Lantas, bagaimana nasib Ratna selanjutnya?
Read
Chapter: Bab 79
Hari-hari setelah melahirkanAku, Ratna, terbaring di ranjang rumahku yang terasa lebih hangat dari sebelumnya. Rasanya tubuhku masih sangat lelah setelah proses melahirkan yang begitu panjang dan menguras tenaga. Namun, ada sesuatu yang membuatku merasa lebih hidup dari sebelumnya—sebuah kebahagiaan yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Putra pertama kami, Amran Zakir Pratama, kini ada di dunia ini, dengan wajah yang begitu mirip dengan suamiku. Rasanya sulit untuk mempercayai bahwa aku, Ratna, kini menjadi seorang ibu.Dari tempat tidurku, aku bisa melihat Very, suamiku, yang duduk di sampingku dengan senyum bangga terpancar di wajahnya. Matanya penuh dengan kasih sayang, dan setiap kali ia menatapku, aku merasa seperti menjadi pusat dunia ini.“Sayang, kamu nggak capek kan?” tanya Very lembut, tangannya mengelus lembut rambutku yang acak-acakan. Ia selalu begitu perhatian, dan saat itu aku merasa betul-betul dimanjakan.Aku tersenyum lemah, meski masih kelelahan. “Sedi
Last Updated: 2025-01-10
Chapter: Bab 78
Malam yang MengusikAku sedang duduk di sofa ruang keluarga, menonton acara favorit di TV sambil menikmati sisa malam yang tenang. Very, suamiku, duduk di sebelahku sambil memainkan ponselnya. Bi Sukma, asisten rumah tangga kami, baru saja selesai merapikan dapur. Di luar, suasana sunyi, hanya suara jangkrik yang samar terdengar.Namun, ketenangan itu terusik ketika suara bel pintu berbunyi. Very mengangkat kepala, menatapku sejenak sebelum akhirnya bangkit dengan malas.“Aku yang buka,” katanya sambil melangkah menuju pintu.Aku mengangguk sambil mengalihkan pandangan kembali ke TV. Tak lama, aku mendengar suara familiar dari arah pintu."Febi? Malam-malam begini, ada apa?" tanya Very dengan nada heran.Aku melirik sekilas. Febi, sahabat Very, berdiri di depan pintu dengan wajah yang tampak kusut."Gue lagi suntuk banget di rumah, Ver," kata Febi setelah melangkah masuk. "Amel lagi sensitif, bawaannya marah-marah terus. Gue nggak tahu mau ngomong sama siapa, jadi gue ke sini aja."Ve
Last Updated: 2025-01-10
Chapter: Bab 77
Aku melangkah keluar dari kamar tidur, menyusuri lantai marmer yang dingin menuju ruang tengah. Rumah ini terasa begitu luas, terlalu besar untuk hanya aku tempati bersama Mas Veri. Tapi aku tak bisa memungkiri, aku mencintai setiap sudutnya. Cahaya matahari pagi masuk menembus jendela besar yang menghadap taman belakang, memberikan nuansa hangat pada ruangan.“Ratna, mau sarapan apa hari ini, Nak?” suara lembut Bi Sukma terdengar dari dapur.Aku tersenyum dan melangkah mendekat. Bi Sukma sudah sibuk dengan apron merah mudanya, memotong buah di meja dapur. Kehadirannya di sini membuatku merasa lebih nyaman, seolah aku punya ibu kedua yang selalu siap menemani.“Apa aja yang ringan, Bi. Aku nggak terlalu lapar. Toast sama teh aja, ya,” jawabku sambil mengambil kursi di meja makan.Bi Sukma tersenyum lembut, wajahnya penuh kehangatan. “Baik, Nak. Veri nggak bilang mau makan di rumah?”Aku menggeleng. “Kayaknya enggak. Biasanya dia makan siang di kantor.”Bi Sukma mengangguk. “Syukurlah
Last Updated: 2025-01-09
Chapter: Bab 76
Hari ini adalah hari besar untukku dan suamiku. Setelah menabung bertahun-tahun dan kerja kerasnya sebagai seorang CEO, kami akhirnya bisa pindah ke rumah baru. Rumah megah di kawasan elit, lengkap dengan halaman luas dan interior serba mewah. Aku memandangi pintu besar di depanku dengan campuran rasa bahagia dan gugup. Rasanya seperti mimpi.“Ratna, ayo masuk,” panggil Mas Very, membuyarkan lamunanku.Aku tersenyum dan melangkah masuk, disambut oleh keramaian suara keluarga dan rekan-rekan Mas Very yang ikut membantu hari ini. Semua barang sudah tertata rapi, seperti yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Bahkan aroma harum bunga segar dari vas di ruang tamu sudah mengisi ruangan.Acara syukuran dimulai dengan doa yang dipandu oleh Pak Kyai setempat. Suaranya lembut dan penuh khidmat, memohonkan kedamaian dan keselamatan untuk rumah ini dan semua yang tinggal di dalamnya. Aku mengatupkan kedua tanganku di atas perutku yang sudah membesar, merasakan tendangan lembut dari bayi kami."
Last Updated: 2025-01-08
Chapter: Bab 75
“Kerja terus malam-malam begini, Mas?” tanyaku sambil melirik ponselnya.Mas Very hanya tersenyum sekilas. "Iya, ada laporan yang harus kukirim."Namun, ponselnya tiba-tiba bergetar. Di layar, aku sempat melihat nama Arina muncul sebelum dia buru-buru mengangkatnya. Jantungku berdegup lebih cepat. Siapa dia? Kenapa menelepon suamiku selarut ini?Aku mencoba memasang wajah biasa saja, tapi sulit. Rasa cemburu menjalar pelan-pelan di hatiku. Kuamati cara Mas Very berbicara—nada suaranya rendah, seolah tidak ingin aku mendengar.Setelah dia selesai, aku langsung menyelidik, "Arina? Siapa itu, Mas?"Mas Very menatapku dengan tenang, lalu tertawa kecil sambil mengacak rambutku. "Sayang, jangan cemburu, dong. Itu Arina, karyawati di kantor. Dia cuma mau memastikan soal dokumen untuk besok."Aku tidak yakin. "Tapi, kenapa harus malam-malam begini? Kan, bisa besok pagi di kantor."Melihat ekspresiku yang berubah, Mas Very segera memelukku erat. "Sayangku, kamu lagi bawa dede bayi, ya, jadi se
Last Updated: 2025-01-07
Chapter: Bab 74
Aku duduk di sofa ruang tamu, menatap jam di tanganku yang berdetak lambat. Sudah lima belas menit sejak aku mengirim pesan kepada Mas Very. Aku tahu dia pasti sedang bergegas pulang, apalagi sejak aku memasuki trimester terakhir kehamilan. Mas Very selalu khawatir dan memastikan aku tidak terlalu banyak beraktivitas.Pintu depan terbuka perlahan, dan aku mendengar langkah kaki yang sangat kukenal. "Ratna?" panggilnya dengan suara lembut."Aku di sini," jawabku, mencoba terdengar biasa saja meskipun dadaku terasa sesak karena capek.Mas Very langsung menghampiri, duduk di sampingku sambil memperhatikan wajahku yang mungkin terlihat tegang. "Kenapa? Kamu kelihatan aneh," tanyanya, menggenggam tanganku dengan erat. "Kamu capek?"Aku menggeleng pelan, memutuskan untuk jujur. "Tadi Febi ngajak ketemu."Alisnya langsung bertaut. "Febi? Mantan suami kamu?" Nada suaranya berubah, terdengar waspada sekaligus cemburu."Dia bilang sesuatu yang ... bikin aku bingung." Aku menunduk, menghindari t
Last Updated: 2025-01-06
You may also like
Jebakan Nikah Kontrak
Jebakan Nikah Kontrak
Romansa · Vhiaraya
6.6K views
Love on
Love on
Romansa · Nayla
6.6K views
Di Balik Hujan
Di Balik Hujan
Romansa · A_W
6.6K views
Istri Dadakan CEO Tampan!
Istri Dadakan CEO Tampan!
Romansa · Liya Amoura
6.6K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status