Share

Ulat Bulu

***

"Nanti tidak perlu antar makan siang, titipkan saja ke Bulek Jamilah ya," pinta Haikal sebelum berangkat ke kebun. "Jangan capek-capek, oke?"

Delia mengangguk patuh. Tangan Haikal diraih dan dicium takzim sebelum akhirnya Sang Suami berlalu menggunakan motor.

Belum sempat Delia menutup pintu, seseorang sudah berdiri di halaman rumahnya sambil bersedekap dada. "Mau bersaing denganku?"

Delia menoleh. Keningnya berkerut mendapati Ranti menatap nyalang ke arahnya. "Dari belanja, Mbak?" tanya Delia basa-basi, berusaha mengenyahkan pertanyaan Ranti barusan. "Mari, Mbak, saya masuk dulu ya."

"Kamu tidak akan pernah bisa menyamai aku, Delia."

Napas panjang berhasil Delia hela perlahan. Sebenarnya enggan meladeni ocehan Ranti apalagi tidak ada Haikal di rumah, tapi perkataan Ranti barusan berhasil menyentil hati Delia.

"Menyamai kamu?" Ulang Delia tenang. "Dari segi apa, Mbak?"

Ranti tersenyum sinis. "Kamu pikir aku tidak tahu kalau kerudungmu hanya untuk menyaingiku? Asal kamu tahu, seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nezz
mba Author, ini kan setting ceritanya di jawa timur ya, dengan tokoh2 yg berkeluarga besar orang jawa plus cerita pernikahan yg adat jawa jiga tp kenapa dlm dialog2nya ada bbrp kata yg idetik sm Sunda? kayak punten, neng, dll. Jadi pas baca itu kyk auto logat sunda gitu...
goodnovel comment avatar
Indah Syi
ngemeng2 Jamilah itu nama Almarhumah mertua q lo...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status