Share

Ini baru permulaan, Fatima

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-10 10:26:20

***

"Ah, Haikal hanya membual, Sayang, lagipula mana mungkin aku pinjam duit, memang Haikal siapa, dia cuma petani?" Haris tertawa kaku melihat air muka Erina yang datar. "Erin, seratus juta tidak ada apa-apanya buatku. Tapi kamu tahu kan, setelah menikah aku punya impian tentang bisnis ...."

"Aku tidak perduli tentang bisnis yang kamu maksud, Mas," sela Erina. "Aku hanya mau menikah dengan mewah! Delia dan Haikal harus dibungkam dengan pesta megah kita. Titik!"

Haris membuang muka. "Rin, tolong mengertilah ...."

"Aku sudah cukup mengerti, Mas!" pekik Erina. "Pertunangan yang seharusnya digelar besar-besaran ternyata hanya didatangi anggota keluarga kita. Aku punya impian tentang pernikahan kita, Mas, aku mau acara kita semegah acara-acara pernikahan para abdi negara yang lain. Aku mau seperti itu!" seru Erina menggebu-gebu.

"Aku sudah cukup mengerti selama ini. Kamu melarangku datang ke rumahmu dengan berbagai alasan. Kamu takut aku dianggap wanita tidak baik sementara kita saja ser
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fatma Ika
kalo dah miskin cinta Fatimah luntur juga kali ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Benarkah Bu Sarah ...?

    ***"Tinggallah beberapa hari lagi, Nduk." Suara Bu Sarah menghentikan gerakan tangan Delia yang sedang memasukkan beberapa helai baju ke dalam tas berukuran sedang. "Setidaknya sampai acara tujuh hari pernikahan Mbakmu. Setelah ‘selamatan’ tujuh hari pernikahan, kamu bisa pulang."Delia melirik Haikal yang masih berdiri di ambang pintu. "Delia sudah bersuami, Bu, tidak baik menghentikan langkahnya untuk meraih bakti pada suami. Lagipula pekerjaan Haikal di kampung, kalau mereka disini lebih lama, siapa yang membantu Besan kita di sana?" sahut Pak Handoko bijak. "Delia dan Haikal sudah banyak membantu kita berdua, jangan menyulitkan mereka lagi."Bu Sarah terduduk di tepi ranjang dengan bahu bergetar. Delia iba, bagaimanapun perasaan anak pasti terluka melihat orang tuanya menangis tersedu-sedu. "Aku bisa pulang sewaktu-waktu kapanpun Ibu minta, Mas Haikal pasti mau mengantarku, Bu," kata Delia berusaha membesarkan hati Sang Ibu. "Tapi untuk sekarang, kami harus pulang, Bu."Bu Sara

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Mengejar utang

    ***"Mbak, kamu keterlaluan ....""Jangan termakan dengan air mata Ibu, Delia, aku yang lebih tahu bagaimana sikap dan perangai Ibu yang sesungguhnya. Apa kamu tidak merasa janggal mengapa Ibu tiba-tiba berubah menjadi sosok Ibu yang penyayang di hadapanmu, hah? Bukankah sedari awal Ibulah yang sudah memaksamu menerima pinangan Mas Faisal, kau lupa?""Ibu sudah menyesali perbuatannya, Mbak," seru Delia. "Tega sekali kamu berbicara seperti itu di hadapan Bapak dan Ibu. Belum puas Mbak Fatima menyakiti hati mereka?"Fatima tertawa getir. "Asal kamu tahu ... Ibu adalah satu-satunya orang yang mati-matian mempertahankan kehamilan ini, bukan aku!" teriak Fatima kalap. "Kamu tahu kenapa, hah? Kamu tahu kenapa Ibu memaksaku ....""Fatima, cukup!" teriak Bu Sarah, "Cukup, Fat!""Kenapa Ibu melakukan ini?" Tangis Fatima menjadi-jadi. "Kenapa tidak Ibu katakan saja sejak awal jika ini semua adalah rencana Ibu? Katakan!"Tas selempang yang ada dalam genggaman Delia terjatuh begitu saja. Tulang-t

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Hah, Mandul?

    ***."Assalamualaikum ....""Waalaikumsalam, Emak," jawab Delia sembari tersenyum melihat Emak Karti yang tengah berdiri di ambang pintu dapur. "Tadi malam belum sempat ke rumah, Mas Haikal bilang mungkin Emak dan Bapak sudah tidur," papar Delia.Delia mencium punggung tangan Emak Karti dan membantu wanita tua itu duduk dengan perlahan. "Bapak ....""Bapak sudah berangkat ke sawah, beberapa hari ini selalu berangkat pagi, Nduk, musim panen," sela Emak. "Jadi belum tahu kalau saya dan Mas Haikal sudah pulang?""Tahu," jawab Emak singkat. "Kan mobil kalian di halaman," imbuhnya.Delia menepuk dahinya perlahan. "Oh iya."Emak terkekeh sementara Delia kembali berkutat dengan ikan di atas penggorengan. "Bagaimana kabar Ibu dan Bapak, semua baik-baik saja?"Delia tertegun. Sejak semalam tidurnya terasa tidak nyenyak. Ada banyak pertanyaan yang membuat kepalanya terasa penuh ingin pecah. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca, ucapan Fatima terngiang di telinga. "Delia ...."Delia tersentak kag

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Membuka Kedok Haris

    ***"Sabar ya, Neng, jangan dimasukin ke dalam hati, lagipula Neng Delia sama Mas Haikal kan baru menikah, belum hamil bukan berarti mandul," papar Yu Jamilah resah. "Mulut Neng Ranti memang suka bicara pedas. Sudah terkenal dia seperti itu, kejam sama orang miskin apalagi pembantu di rumahnya. Huh!"Delia mengulas senyum getir di hadapan Yu Jamilah. "Kok jadi gibah?" gurau Delia membuat air muka Yu Jamilah berubah kikuk. "Y-- ya, bagaimana lagi, Neng, Bulek gemas soalnya. Huh, rasanya pengen Bulek bejek-bejek itu mulutnya Neng Ranti!""Kalau Emak Karti tahu, sudah pasti dia marah mendengar menantunya dihina seperti itu," imbuh Yu Jamilah kesal. "Aku adukan saja sama Emak, sekali-kali anak Ustad Jefri yang satu itu harus diberi pelajaran.""Bulek, tidak usah!" cegah Delia. "Saya baik-baik saja, tidak perlu membebani Emak dengan ucapan Mbak Ranti yang tidak bermutu itu, ya?" Yu Jamilah nampak ragu sebelum akhirnya ia memilih mengangguk karena wajah Delia yang memelas. "Kasihan Emak jik

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Jebakan?

    ***"Ck, ayolah, Haikal ... bisa kali pinjami kami tanpa jaminan. Sekali ini saja."Erina cemberut melihat calon suaminya yang merengek di depan Haikal. "Bagaimana, Dek?"Delia menggeleng tegas. "Aku tidak setuju! Masih teringat dengan jelas bagaimana mereka berdua mencaci maki kamu, Mas. Betapa mereka memandang pekerjaan kamu yang dianggapnya remeh dan tidak berpenghasilan. Aku tidak mau Mas kasih pinjaman apapun alasannya!""Jangan kekanak-kanakan, Delia!" Suara Erina meninggi. "Lagipula kami tidak salah, dulu Haikal hanya mengatakan kalau dia seorang petani, andai dia bilang kalau dia petani kaya, mana berani kita menghina. Itu salah suami kamu sendiri!" Delia membuang muka. Dadanya naik turun mengingat bagaimana perlakuan Erina dan Haris serta keluarga Bibi Naomi kepada Haikal, dulu. "Lima puluh juta saja, Dek ....""Mas, mereka sering menghina kamu, dulu. Untuk apa kita mengasihani orang yang bahkan tidak punya hati seperti mereka?" sela Delia."Erina sepupu kamu, Delia, sesam

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Ancaman

    ***"Uangnya biar Mas yang pegang." Erina mengernyit mendengar penuturan Haris. "Besok biar bisa langsung urus DP WO dan Hotel, Sayang.""Buru-buru sekali, memang undangan pernikahan sudah Mas urus?"Haris menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya, besok biar Mas urus sekalian. Kamu tenang saja, nanti kalau ada kurangnya Bapak dan Ibu pasti membantu.""Undangan Mama sama Ayah itu banyak, Mas yakin gak perlu aku bantu?" tawar Erina tulus. "Kita perlu sekitar 3000 undangan, Mas, sanggup kamu ngurus sendirian?""Tenang saja, Sayang, serahkan semuanya padaku." Haris mengecup pipi Erina cukup lama sebelum akhirnya sepupu Delia itu melengos melepaskan bibir Haris dari pipinya. "Kamu kenapa, Erin?"Erina mendengus kesal. "Aku masih kesal, kenapa Mas bisa kehabisan uang? Mas tahu kan kalau ucapan Delia tadi melukai hatiku?""Maafkan aku, Erina. Ini juga diluar kendali Mas, mengertilah, Sayang!"Erina menyentak napasnya kasar. Enggan memperkeruh suasana, wanita cantik berjaket jeans itu menat

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Putri Ustad?

    ***"Mas hanya mau Erina membuka matanya, Sayang, dia seharusnya menaruh curiga pada Haris. Kamu tahu kan, ada banyak sekali kejanggalan yang terjadi bahkan di hari pertunangan mereka. Mas sudah mencium kebohongan sejak Haris datang melamar Erina.""Mas, itu bukan urusan kita," sahut Delia menahan kesal. "Mau Erina dibohongi kek, ditipu kek, aku gak perduli! Dia sudah banyak menghina kamu, aku benci ....""Jangan kotori hatimu dengan hal-hal dari masa lalu, Delia." Haikal memeluk Delia lagi. Kali ini pelukannya bahkan jauh lebih erat dari sebelumnya. "Kita bisa saja tidak perduli, tapi ... bisa kamu bayangkan bagaimana hancurnya keluarga Bibi Naomi jika mereka tahu siapa Haris?""Setidaknya kita punya rasa kasihan, Delia, bukan justru tertawa dan merasa menang karena musibah yang akan menimpa mereka.""Tapi mereka keterlaluan, Mas! Kamu ingat kan bagaimana pedasnya ucapan Bibi Naomi saat tahu Mbak Fatima hamil?" Delia masih menggebu-gebu, kesal mengetahui suaminya memberikan perhatian

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Delia Cemburu

    ***Delia mengeratkan genggamannya pada tangan Emak Karti. Entah Haikal yang tidak merasa familiar pada wanita di depannya atau memang tidak ada tempat duduk yang kosong lagi di dekat mereka, Haikal tiba-tiba menarik kursi tepat di sebelah meja wanita cantik berbaju minim itu. "Sayang, di sebelah sini!" panggil Haikal lembut. Delia mengangguk dan membawa Emak mendekati Haikal. "Silahkan duduk, Mak," kata Delia mempersilahkan.Emak menunduk tanpa berani menoleh ke arah dimana wanita seksi itu berada. Jantungnya berdegup kencang. Tangannya yang keriput tiba-tiba terasa dingin dan berkeringat. Sekilas wanita tua itu melirik, namun lagi-lagi hanya kalimat istighfar yang keluar dari bibirnya. "Mak, sehat?" Haikal menggenggam jemari Emak yang dingin. "Kenapa dingin sekali, sakit?"Emak menggeleng samar. "Tidak, Le. Emak hanya ... kedinginan."Haikal tersenyum menanggapi ucapan Emak. "Tau gitu tadi makan di pinggir jalan saja ya, Mak?" bisiknya. "Mau keluar saja, mumpung belum pesan ini,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16

Bab terbaru

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   TAMAT

    ENDING***"Itu bukannya mantan pacar kamu, Sayang?"Hafsah mengikuti arah telunjuk Biru. Benar saja, di meja makan yang terletak di sudut, Azka duduk berhadapan dengan Safina. "Iya. Lagi kencan kali, Mas, sama seperti kita," sahut Hafsah tak acuh."Mau gabung?" tawar Biru dan dibalas gelengan kepala oleh Hafsah. "Tidak perlu memaksakan diri, Mas Biru.""Ya gapapa, Sayang, kita harus menjalin hubungan yang baik dengan mantan. Yuk!"Biru menggandeng tangan Hafsah dan berjalan mendekati meja yang hanya diisi oleh Azka dan Safina. "Hai ...."Azka dan Safina cukup terkejut melihat Hafsah datang bersama seorang lelaki. "Mbak Hafsah," ucap Safina sumringah. "Kapan datang ke Surabaya, kok gak kabar-kabar sih?"Respon Safina yang welcome membuat rasa takut yang sempat Hafsah rasakan memudar perlahan."Tadi niatnya gak mau ganggu acara kencan kamu sama Mas Azka, eh Mas Biru malah ngajakin gabung," ujar Hafsah jujur. "Eh, btw ini Mas Biru. Suamiku."Safina dan Azka saling pandang, "Kok Mbak

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Minta Cucu

    ***Dua bulan berlalu setelah pesta pernikahan yang digelar secara mewah, hari ini Biru dan Hafsah sedang menikmati liburan di Kota Surabaya. Bukan luar negeri yang Hafsah mau, melainkan kota dimana banyak tercipta kenangan indah bersama Ranti dan kedua orang tuanya. Sengaja Biru menyetir mobil sendiri karena tidak mau liburannya yang ditunggu sejak dua bulan yang lalu diganggu oleh orang lain. Perjalanan yang melelahkan terasa menyenangkan karena sepanjang jalan keduanya tidak henti-hentinya melempar candaan. Hafsah membuka snack yang ada di kursi belakang. Sambil terus bercerita tentang masa kecilnya, sesekali tangan Hafsah menyuapi Biru dengan makanan ringan yang ada di tangan. "Mau cari makan dulu gak, Sayang?" Biru bertanya tanpa menoleh. "Nanti sampai hotel biar bisa langsung tidur. Capek sekali, Yang," keluh Biru. "Boleh," jawab Hafsah antusias. "Ini bentar lagi juga nyampe Hotel, Mas. Cari makan yang dekat-dekat sini saja ya."Biru mengangguk patuh. Matanya menatap satu pe

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Ujian Pernikahan

    ***"Jadi dia berhasil menggoda kamu, Mas?"Nisya berada jajaran para staf yang hendak memberi selamat. Di belakangnya, Anina justru tersenyum sinis seraya menatap Hafsah yang hari ini terlihat sangat menawan. Gaunnya mewah, perhiasan yang ia kenakan pun tidak berlebihan namun memberi kesan mahal. "Kamu keluar sendiri, atau aku meminta security menyeret tubuhmu keluar dari gedung ini?"Nisya tertawa sumbang. Di atas pelaminan, beberapa staf berdiri agak jauh sementara tepat di depan Biru dan Hafsah, Nisya bersungut-sungut marah karena tidak terima dengan pernikahan diantara keduanya. "Kamu bilang sulit mencari penggantiku, Mas," tutur Nisya sembari tersenyum sinis. "Tapi ternyata tidak lama setelah kamu memutuskan hubungan kita, pernikahan ini malah digelar."Rahang Biru mengeras. "Aku tidak akan melepaskan kamu jika acara pernikahan ini sampai ricuh, Nisya!"Nisya bertepuk tangan, "Wow. Secinta itukah kamu pada wanita ini? Apa yang sudah dia berikan sebelum kalian menikah? Keperawa

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Setelah sah

    ***"Apa?" tanya Biru tanpa berniat menjauhkan bibirnya dari bibir Hafsah. "Mas, ih!" Hafsah mendorong tubuh Biru dengan kesal. "Aku mau mandi, gerah!""Sayang!" Panggil Biru membuat langkah kaki Hafsah terhenti. "Apa?" tanya Hafsah ketus. "Bareng," ucap Biru merengek manja. Hafsah mencebik sebelum akhirnya berlari memasuki kamar mandi sampai-sampai lupa membawa baju ganti. Biru yang menyadari itu seketika tersenyum licik. Bisa dipastikan setelah ini Hafsah keluar hanya mengenakan bathrobe dan membayangkan hal itu saja sudah membuat kepalanya pusing. "Mas!" teriak Hafsah dari dalam kamar mandi. Biru berdiri di depan pintu, kemudian menyahut, "Kenapa, Sayang?""Mas, aku lupa bawa baju ganti ....""Aku tidur dulu ya, lelah sekali," sela Biru berdusta. "Ah, begitu ya. Ya sudah, nanti aku ambil sendiri, Mas tidur saja yang lelap."Biru tidak menjawab, pria itu justru menyandarkan tubuhnya di atas ranjang sambil memeriksa laporan kerja dari laptop yang sengaja ia bawa. Pintu kamar m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Menjelang Tamat III

    ***Biru menuntun bahu Hafsah dan membawanya lebih dekat pada gundukan tanah yang masih basah. "Hapus air matamu jika tidak ingin Bunda sedih di dalam sana, Haf."Wajah Biru menegang, namun ketika Hafsah menggamit jemarinya, CEO muda itu perlahan menghela napas panjang. "Dia Mas Azka, Mas," ucap Hafsah memperkenalkan. Biru hanya mengangguk seraya tersenyum, kemudian kembali menuntun Hafsah mendekati makam yang baru saja memiliki penghuni itu. Para pelayat beberapa di antaranya memilih pulang setelah jenazah Ranti dikebumikan, namun beberapa yang lain masih berada di sana, sedikit banyak membantu merapikan makam yang baru saja ditabur bunga beraroma wangi. "Aku pamit ya, Haf. Semoga Bunda khusnul khatimah.""Aamiin, terima kasih banyak, Mas," sahut Azka. Azka mengangguk ragu, kemudian berkata, "Mari, Mas!"Biru tidak menjawab namun kepalanya mengangguk di depan Azka. "Semoga semua amal ibadah Bunda diterima Allah," ucap Hafsah nyaris tidak bersuara. "Doakan yang baik-baik untuk a

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kehilangan

    ***"Bunda ...." Hafsah berteriak histeris sementara Biru segera menekan tombol yang ada di samping ranjang Ranti. "Bangun, Bun!" Hafsah mengguncang tubuh Ranti berharap wanita yang sudah ia anggap sebagai Ibu kedua itu mau membuka mata. "Tidak, Bun. Ini gak lucu!" teriak Hafsah. Biru menarik tubuh Hafsah dan memberi kesempatan para tenaga medis untuk memeriksa keadaan wanita paruh baya di atas ranjang itu. "Buka mata Bunda. Bunda berjanji mau lihat aku menikah dengan Pak Biru. Bangun, Bunda Ranti. Bangun!" Hafsah berteriak tanpa perduli apakah akan ada yang terganggu dengan suaranya. "Haf, tenang ....""Tidak, Mas. Bunda udah gak napas, aku tidak merasakan hangat napasnya. Bunda ... Bunda bohong padaku! Bunda pembohong!" Suara Hafsah terdengar pilu. "Bunda masih hidup kan, Sus? Aku yang bodoh ini pasti salah mengira ....""Innalilahi wa inna ilaihi raji'un ...."Dua orang suster mengucap kalimat istirja membuat dunia Hafsah yang baru saja berwarna kembali kelabu. Tidak lama, seora

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kepergian Ranti

    ***pov RantiHatiku terenyuh melihat Hafsah datang bersama calon suaminya. Ya, meskipun Hafsah belum mengatakan tentang lamaran yang dia terima, tapi aku yakin Hafsah sudah memantapkan diri untuk memulai kehidupan yang baru dengan pria bernama Biru itu. Aku lega, setidaknya setelah luka yang aku tanam di hatinya, gadis cantik itu pada akhirnya bisa bangkit lagi. Tidak mudah memang melupakan Azka, pesona anak dan Bapak itu memang teramat kuat, bahkan sampai detik ini Hafsah tidak tau jika nama Mas Haikal masih menjadi penghuni di hatiku. Bohong jika aku tidak bahagia dengan kehadiran Hafsah. Gadis cantik yang dulu sering tidur dalam pangkuanku itu ternyata masih menghormati aku sebagai Ibu asuhnya. Meskipun tidak bisa dipungkiri jika aku adalah dalang dari pisahnya dia dengan kedua orang tuanya. Aku bersyukur karena Hafsah tidak lagi mempermasalahkan itu. Aku bahagia. Terharu dengan ketulusan Hafsah padaku.Tolong tunggu sebentar, Bah, aku sudah berjanji akan menemaninya sampai ia m

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Kabar Pernikahan

    ***Dokter memeriksa keadaan Ranti yang sudah mulai membaik. Tidak ada penyakit serius, hanya saja wanita yang hidup sebatang kara itu diharuskan istirahat total karena tubuhnya yang kehilangan banyak cairan. "Setelah infusnya habis, pasien sudah boleh pulang.""Terima kasih, Dokter."Hafsah menghela napas lega, setidaknya Ranti tidak harus menginap lebih lama di Rumah Sakit. Dokter yang baru saja memeriksa Ranti keluar dari ruangan. Biru meminta ruangan VIP untuk Bunda dari calon istrinya. Hanya sehari semalam, namun Hafsah tahu seberapa besar tarif biaya di Rumah Sakit Unair. Cukup mahal memang. Ranti mengusap pipi Hafsah seperti seorang Ibu yang sudah lama tidak bertemu dengan putrinya. Kini Ranti mengerti bagaimana perasaan Bu Rania ketika Hafsah ia culik, dulu. Tidak salah jika banyak orang mengatakan jika Bu Rania hampir gila, karena sehancur itu memang kehilangan orang yang dicintai. "Dia siapa?" tanya Ranti sambil menunjuk Biru yang masih terlelap di atas sofa. "Mas Biru,

  • TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA   Makam

    ***Biru segera berlari karena teriakan Hafsah dari dalam makam. Bukan hanya itu, pengemudi yang semula dijanjikan akan dibayar sesuai kemauannya pun ikut turun dan melihat seorang wanita paruh baya tergeletak di atas tanah."Mas, Bunda ...." Hafsah menangis histeris. Wajah Ranti sangat pucat, tubuhnya yang semula mengeluarkan keringat dingin kini berubah panas. Dia demam. "Biar aku gendong, tolong buka pintu mobilnya," pintu Biru yang dibalas anggukan kepala oleh Hafsah. Belum sempat Hafsah berlari, pengemudi Gr*b lebih dulu melaksanakan perintah Biru untuk membuka pintu mobil dan bersiap duduk di belakang kemudi. Biru setengah berlari sembari membopong tubuh Ranti yang tidak terasa berat sama sekali. Ranti kehilangan banyak berat badannya, apalagi sejak Hafsah memutuskan pindah ke Jakarta, tubuhnya kian mengurus. Hafsah menangis, namun kali ini tidak bersuara, dia khawatir semakin membuat Biru panik apalagi ketika melihat prianya itu sedikit ngos-ngosan untuk menuju mobil yang te

DMCA.com Protection Status