Home / Romansa / TERNYATA AKU ISTRI KEDUA / BAB 2. BELANG ABU-ABU

Share

BAB 2. BELANG ABU-ABU

Author: Navika
last update Last Updated: 2023-10-31 12:55:28

Melihat semua itu Mahira memutuskan pulang ke rumah dan berpura-pura seakan tak terjadi apa-apa.

Tepat pukul satu malam terdengar suara deru mobil milik Panji yang berhenti di garasi depan rumah. Mahira memperhatikan lewat jendela lalu kembali masuk ke dalam kamar dan pura-pura tidur. Panji menyusul ke dalam kamar lalu mendekati Mahira yang sudah tertidur pulas diatas ranjang.

Panji memutuskan pergi mandi, berganti pakaian lalu merebahkan tubuhnya disebelah Mahira. Merasa belum mengantuk Panji kembali melirik ponselnya karena tiba-tiba Irma menelpon. Panji menjauh dari Mahira menuju balkon kamar untuk menganggkat telepon dari Irma.

"Ada apa sayang? Aku sudah sampai di rumah. Tolong jangan telpon-telpon lagi. Nanti kalau terdengar Mahira bisa bahaya," ujar Panji dengan nada berbisik.

Mahira mencoba mendekat untuk mendengarkan obrolan keduanya.

"Iya sayang aku tahu. Tapi aku tidak bisa tidur. Anak di dalam kandunganku minta di dongengin dulu sama papanya," balas Irma dengan nada manja.

"Tapi ini sudah malam. Lebih baik kamu pergi tidur ya? Aku takut Mahira terbangun. Kalau sampai dia tahu hubungan kita bisa-bisa semua fasilitas yang saat ini kita nikmati akan ditariknya kembali. Karena dia tidak lagi mempercayaiku. Apa kamu mau kita hidup susah seperti dulu?"

"Tidak sayang. Aku tidak mau hidup susah seperti dulu. Pokoknya kamu harus secepatnya mengambil alih seluruh harta kekayaan Mahira. Kalau perlu minta semua aset miliknya atas namamu. Dengan begitu kita tidak perlu terpisah lagi. Dan secepatnya kita bisa tinggal bersama, setelah itu baru kita tendang Mahira keluar dari rumahnya," ucap Irma.

"Iya sayang aku tahu. Tapi semua itu harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan gegabah yang ujung-ujungnya malah menyusahkan diri sendiri,"

"Iya, iya. Aku bicara seperti ini karena aku sudah merasa lelah. Karena sampai detik ini aku terus berpura-pura menjadi adikmu. Padahal aku ini adalah istri pertamamu, sedangkan Mahira hanya istri kedua," ucap Irma.

Deg!

Bagai disambar petir, tubuh Mahira mulai sempoyongan. Dadanya terasa sesak seakan kesulitan bernafas. Sulit rasanya tidak ingin menangis mendengar kebenaran itu. Tega sekali Panji mempermainkannya padahal selama ini Mahira tulus mencintainya.

Tidak ingin diketahui oleh Panji. Bergegas Mahira kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan pura-pura tertidur.

"Yasudah, besok kita bahas lagi soal ini. Sekarang pergilah tidur. Aku sendiri juga ingin tidur disebelah Mahira. Aku tidak mau dia sampai curiga,"

"Iya, iya. Selamat malam sayang. Besok jangan lupa mampir ke rumah ya?"

"Iya, aku pasti mampir ke rumah untuk menemuimu,"

Panji buru-buru menutup teleponnya dan ikut tidur disebelah Mahira. Tangan Panji memeluk tubuh mahira dari belakang. Ingin rasanya Mahira mengibas tangan Panji supaya menjauh darinya. Namun demi memuluskan rencananya Mahira membiarkan tangan Panji tetap melingkar dipinggangnya seperti biasa. Seakan tidak terjadi apa-apa.

***

Keesokan paginya Mahira bangun lebih dulu untuk mempersiapkan sarapan seperti biasanya. Panji menyusulnya dan memeluknya dari belakang. Namun kali ini Mahira menampakkan wajah tidak senang. Karena yang dirasakannya saat ini hanyalah rasa jijik kepada Panji.

"Selamat pagi sayangku. Pagi ini kamu masak apa? Baunya harum sekali," celetuk Panji

"Aku cuma masak udang mentega, tumis sayur kangkung, goreng ikan tuna dan juga semur jengkol," sahut Mahira dengan jutek.

"Sayang, kok tumben sih nggak mau senyum. Kamu marah ya gara-gara semalam aku tinggal pergi?" Mahira menatap sesaat ke arah Panji lalu mengulas senyum tipis.

"Tidak kok, lagian untuk apa aku marah? Selagi mas Panji merasa nyaman dengan apa yang Mas lakukan, bagiku is oke. Aku tidak akan mempermasalahkannya,"

"Maksud ucapanmu apa? Terus kenapa wajahmu ditekuk seperti itu? Tidak biasanya kamu memasang wajah seperti itu sayang," protes Panji.

"Itu hanya perasaan Mas saja. Setiap hari wajahku juga seperti ini kok. Kecuali, tiba-tiba wajahku berubah menjadi wajah wanita lain. Itu baru masuk akal Mas. Dan kamu boleh mempertanyakan. Karena beda perempuan beda juga sifat dan juga karakternya," celetuk Mahira.

Deg!

"Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu sayang? Maksudnya apa? Kenapa wajahmu harus berubah menjadi wajah wanita lain?" Panji merasa bingung.

"Maksudnya adalah, barusan mas Panji bilang wajahku sedikit berbeda bukan? Tapi aku tidak merasa seperti itu. Penampakan wajahku setiap harinya juga seperti ini. Mungkin mas Panji sedang membayangkan wajah perempuan lain. Jadi ketika mas Panji menatapku, Mas mengira seakan sedang menatap wajah perempuan lain," sahut Mahira.

Mendengar Mahira berkata seperti itu, tiba-tiba wajah Panji memerah bagai kepiting rebus.

"Sayang, kenapa kamu bicara seperti itu? Mas tidak mungkin mau memandang wajah wanita lain selain dirimu. Mas hanya mencintai seseorang,"

Preet

Mendengar Panji berkata demikian ingin rasanya Mahira muntah detik ini juga. Bahkan Mahira tidak tersenyum sekalipun.

"Kenapa kamu tidak merasa bahagia mendengar kata-kata romantisku sayang? Biasanya kamu selalu tersenyum jika Mas mengucapkan kata romantis seperti itu. Apa kamu marah? Apa Mas mempunyai salah? Bicaralah sayang. Mas tidak mau membuatmu menangis atau pun bersedih," Mahira menatap tajam ke arah Panji dengan tatapan benci.

"Kata-katamu sangat puitis sekali Mas. Tapi maaf aku tidak bodoh. Aku tidak akan terjatuh ke dalam lubang yang sama jika akhirnya hanya dimanfaatkan semata. Dulu aku sangat mempercayaimu tapi sekarang tidak akan lagi. Kamu mencoba menipuku dengan memberiku harapan palsu. Aku sempat mengira setelah menikah denganmu hidupku akan bahagia karena akan diratukan olehmu. Tapi ternyata aku salah, kamu justru menikamku dari belakang demi kepentinganmu sendiri. Kamu lelaki licik yang hanya mencintai hartaku saja. Setelah menikah denganmu bukannya diratukan tapi diriku malah kau jadikan istri kedua. Kamu benar-benar jahat Mas," batin Mahira sembari mengepalkan kedua tangan.

"Sayang, kenapa kamu diam saja? Kamu masih marah ya karena semalam Mas tidak mengajakmu pergi?" Panji mencoba melambai-lambaikan tangannya di depan mata Mahira.

"Aku tidak marah kok, aku hanya merasa sedikit jenuh saja. Sepertinya aku butuh udara segar," sahut Mahira.

"Bagaimana kalau hari ini kita pergi jalan-jalan? Mas akan meluangkan waktu untukmu,"

"Tidak perlu Mas. Aku hanya merasa jenuh karena hampir setiap hari, waktuku aku habiskan untuk berdiam diri di rumah. Sepertinya aku mulai bosan dengan aktivitasku sekarang. Aku sudah memutuskan mulai hari ini akan menghandle butik dan juga usahaku yang lainnya. Jadi Mas Panji cukup menghandle perusahaanku saja. Tapi kemungkinan juga aku akan sering pergi ke kantor untuk melihat perkembangan perusahaanku disana. Aku pikir Mas Panji tidak akan keberatan bukan?"

Deg!

Mendengar hal itu Panji benar-benar dibuat terkejut.

"Tapi sayang, sudah ada Irma, Dara dan Hendra yang menghandle semua usahamu. Jadi kamu tenang saja ya? Kamu cukup duduk dan nikmatilah hari-harimu. Kamu tidak perlu bersusah-payah bekerja atau memikirkan semua itu. Butik sudah ada Irma adikku. Semua tokomu sudah ada Hendra dan Dara adikku. Perusahaanmu sudah ada aku yang menghandlenya. Kamu tinggal menerima hasilnya," sahut Panji.

"Mas Panji keberatan ya? Aku merasa seolah-olah mas Panji melarangku untuk menghandle usahaku sendiri. Mas Panji harus ingat, sebelum menikah denganmu aku sudah terbiasa hidup mandiri dan aku bisa menghandle semua usahaku tanpa bantuan siapapun. Tapi setelah menikah, mas Panji merengek memintaku memberikan pekerjaan kepada keluargamu. Makanya aku mempercayakan semua usahaku pada mereka. Tapi akhir-akhir ini pendapatan di toko, di butik tidak sesuai dengan jumlah pengeluaran. Laporan keuangan yang ada di butik dan juga di beberapa tokoku jumlahnya tidak sesuai dengan data yang diserahkan kepadaku. Begitu juga dengan laporan keuangan di kantor," ucap Mahira dengan tegas.

"Kamu menuduh kami mengkorupsi uangmu ya?" sahut Panji.

"Kenapa mas Panji tiba-tiba bertanya seperti itu? Apa ini artinya mas Panji sedang mengakui sesuatu?"

Deg!

Tidak ingin ribut dengan Mahira, akhirnya Panji mencoba mengalah karena takut kehilangan kemewahan yang selama ini sudah dinikmatinya.

"Wajarlah sayang. Mungkin mereka mengambil sedikit uangmu untuk membeli sesuatu. Kitakan keluarga, kenapa kamu perhitungan seperti itu?"

"Apa kamu bilang, aku perhitungan? Kapan aku pernah memperhitungkan semua itu Mas? Selama ini aku sudah sangat baik kepada keluargamu. Tolong jangan melewati batas. Semua adikmu bekerja untukku tapi mereka juga menerima gaji dariku. Lalu ke mana gaji mereka? Kenapa mereka masih harus mengambil sebagian uangku lagi?" protes Mahira.

"Sudahlah Mahira, kenapa kita harus membahasnya? Kita ini kan keluarga, jadi lebih baik jangan diributkan lagi. Ikhlaskan saja jika memang adik-adikku mengambil sebagian uangmu. Mereka juga adikmu bukan? Karena saat ini kamu sudah menikah denganku," ucap Panji.

"Oh begitu. Jadi mas Panji hanya memikirkan tentang keluargamu saja. Bahkan mas Panji tidak mempermasalahkan sikap buruk mereka begitu? Padahal jelas-jelas mereka mencoba mencuri uangku tapi kamu pura-pura buta. Baiklah kalau begitu mulai besok adik-adikmu tidak perlu bekerja lagi untukku. Karena aku sendiri yang akan menghandle nya. Soal uang yang sudah mereka ambil aku akan mengikhlaskan seperti keinginanmu dan tidak akan membahasnya lagi. Bagaimana Mas, apa kamu sudah puas?" kini wajah Panji sedikit memerah menahan rasa kesal kepada Mahira.

"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu keberatan? Jika kamu merasa keberatan nuga tidak apa-apa. Mulai besok Mas juga tidak perlu bekerja di kantorku lagi. Aku masih bisa menghandle perusahaanku sendiri. Karena aku tahu mas Panji juga tidak jujur padaku. Mas sendiri juga melakukan hal sama seperti yang dilakukan oleh adikmu. Mengambil uangku dengan jumlah yang sangat banyak tanpa meminta izin terlebih dahulu itu namanya mencuri. Yang lebih membuatku kesal lagi adalah uang itu tidak kamu gunakan untuk keperluan kantor. Tapi uang itu kamu pergunakan untuk keperluanmu sendiri. Jujur aku sendiri juga tidak tahu kamu pergunakan untuk apa uang itu. Selama ini aku hanya diam saja, berharap mas Panji mau berbicara jujur padaku. Tapi sampai detik ini mas Panji tetap memilih diam dan terus mengulangi kesalahan yang sama," ujar Mahira.

Panji seakan kehabisan kata-kata dan hanya bisa terdiam. Karena jika dia menolak keputusan Mahira, maka siap-siap dirinya akan kehilangan posisinya sebagai direktur utama di perusahaannya.

Related chapters

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 3. BERMAIN CANTIK

    "Baiklah sayang, aku ikuti semua keinginanmu. Apapun keputusanmu aku akan menyetujuinya," Mahira mengulas senyum."Begitu dong. Terima kasih sayang, karena kamu sudah mendukung keputusanku. Apa aku boleh minta tolong lagi?""Boleh sayang, apa itu?" sahut Panji."Tolong sampaikan semua itu kepada Irma, Dara dan juga Hendra ya? Supaya tidak terjadi kesalahpahaman diantara kita. Mas bilang, kita ini keluarga bukan? Mas Panji juga harus bisa menengahi jika ibu serta adik-adikmu tidak setuju dengan keputusan yang sudah kubuat,""Ba-baiklah sayang. Apapun itu Mas akan menuruti semua keinginanmu,""Ihh, Mas Panji so sweet deh," Mahira menghampiri Panji lalu memeluknya sembari mengulas senyuman licik.Panji juga melakukan hal sama. Berpura-pura legowo menerima keputusan Mahira. Padahal saat ini hati Panji sedang merasa dongkol setengah mati. Bahkan ingin rasanya Panji mencekik Mahira saat ini juga.Mahira melepas pelukannya lalu memilih duduk dikursi sambil memainkan ponselnya. Diliriknya Pan

    Last Updated : 2023-10-31
  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 4. RAYUAN MAUT

    Dua hari kemudian Mahira mulai disibukkan dengan banyaknya pekerjaan. Karena saat ini butik dan juga toko grosirnya mulai dihandle sendiri.Mahira merasa keputusannya kali ini sudah tepat. Karena selama ini dia sudah cukup baik terhadap keluarga Panji. Walau pada akhirnya kebaikan dan kepercayaan Mahira disalah gunakan oleh Panji dan juga keluarganya. Hal inilah yang membuat Mahira benar-benar merasa kecewa.Mahira mulai mengecek keuangan di toko dan juga butiknya satu-persatu. Memastikan pemasukan serta pengeluaran di butik dan juga tokonya tidak mengalami kesalahan. Tapi setelah di amati ulang banyak keganjilan antara pendapatan dan pengeluaran setiap bulannya. Melihat hal itu Mahira merasa kesal kepada keluarga Panji."Mulai sekarang aku sendiri yang akan menghandle semuanya. Termasuk perusahaanku yang saat ini masih dipegang oleh mas Panji. Aku yakin mas Panji juga melakukan hal sama seperti yang sudah dilakukan oleh Hendra juga Irma. Apalagi mas Panji sudah berani membohongiku me

    Last Updated : 2023-10-31
  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 5. CURANG

    Merasa kesal karena terus dihina, bu Sita mengambil gagang kayu dan ingin memukul satu-persatu orang yang saat ini masih berdiri didepan rumahnya."Diam kalian semua! Cepat pergi dari sini! Mendengar kabar belum jelas saja kalian sudah pada heboh. Seharusnya kalian tanya dulu baik-baik sama saya bukan malah ikutan menghina!" sentak bu Sita dengan amarah berapi-api."Lho, bukannya tadi kami sudah tanya baik-baik sama bu Sita. Tapi kenapa bu Sita malah marah? Jika memang anaknya tidak seperti itu seharusnya bu Sita bersikap biasa saja. Tapi nyatanya emosi bu Sita langsung meledak-ledak. Itu artinya tulisan pada karangan bunga itu ada benarnya. Anak bu Sita bernama Fahri diam-diam menikah lagi tapi mengaku lajang supaya mendapatkan istri kaya raya. Pantas saja sekarang kehidupan bu Sita adem ayem. Rumah bagus, punya mobil, uangnya banyak, tidak susah seperti dulu lagi," sahut bu Dias."Iya, sekarang hidupnya serba kecukupan. Semua anaknya punya mobil satu-satu. Coba mas Fahri tidak menika

    Last Updated : 2023-10-31
  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 6. TEROR

    Setelah kejadian itu hari-hari Panji terasa menyedihkan sekali. Panji tidak menyangka, ternyata ada orang lain yang mengetahui rahasia besarnya itu. Dan kini orang tersebut mencoba menerornya habis-habisan."Aku heran sebenarnya siapa orang itu? Apa kita ada salah dengannya? Kenapa dia mencoba mengusik hidup kita?" tanya bu Sita."Panji juga bingung Bu. Panji sudah mencoba mencaritahu tapi sampai detik ini belum juga mendapatkan jawabannya. Aku sempat berpikir apakah orang itu adalah Mahira? Tapi jika memang benar orang yang meneror kita adalah Mahira, lalu kenapa sampai detik ini dia tidak marah kepadaku? Tidak mempertanyakan semua yang diketahuinya? Setiap hari sikapnya masih sama. Yang membedakan hanyalah dia ingin bekerja dan menghandle semua usahanya sendiri. Tapi sikapnya padaku masih sama, tidak ada yang berubah Bu," ucap Panji."Apa mungkin kamu punya musuh?""Tidak Bu. Selama ini Panji tidak pernah mempunyai musuh. Panji tidak pernah ribut dengan orang lain," sahutnya."Bagai

    Last Updated : 2023-11-21
  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 7. TAK SEJALAN

    Merasa kesal Panji berniat melaporkan kejadian ini kepada pihak polisi. Dengan tujuan ingin tahu siapa dalang dibalik peneror di rumahnya."Kesabaranku sudah habis, aku tidak bisa berdiam diri seperti ini. Aku ingin memberi pelajaran kepada orang itu. Supaya dia merasa kapok dan tak lagi berani meneror kita," ucap Panji."Aku setuju dengan saran mas Panji. Memang lebih baik kita melaporkan kejadian ini supaya mereka merasa jera," sahut Irma."Terserah kalian saja. Yang penting masalah ini cepat selesai," sahut bu Sita.Panji meminta semua orang masuk ke dalam. Dan berpesan jangan membukakan pintu jika tidak ada yang penting. Semua orang mengangguk patuh.Panji masuk ke kamarnya dan bersiap ingin pulang ke rumah Mahira. Irma mengekor dibelakang Panji dan merengek supaya Panji tidak pulang ke rumah istri keduanya."Pokoknya aku nggak mau tahu. Mas Panji nggak boleh pulang. Malam ini mas Panji harus tidur disini bersamaku," sungut Irma sembari berkacak pinggang."Tapi sayang, jika aku ti

    Last Updated : 2023-11-23
  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 8. CEMBURU

    Panji benar-benar merasa bahagia karena akhir-akhir ini Mahira sedikit berubah. Dia menjadi lebih bucin kepada Panji. Mahira juga sangat perhatian kepada Panji sehingga membuatnya semakin sulit jauh dari Mahira."Alhamdulillah, akhirnya kenyang juga," celetuk Panji."Mas boleh ke kamar dulu. Biar aku bereskan semua ini,""Nggak ah sayang. Mas ikut bantuin kamu beres-beres dapur dulu ya? Biar cepat selesai dan kita bisa pergi tidur,""Memangnya mas Panji nggak capek?""Nggak dong. Kenapa harus capek, kan bantuin istrinya sendiri," celetuk Panji."Makasih ya Mas," ucap Mahira."Iya, sama-sama,"Keduanya pun mulai bekerja sama membereskan dapur. Setelah selesai barulah keduanya memilih pergi ke kamarnya untuk beristirahat.Panji merebahkan tubuhnya terlebih dahulu diatas ranjang, baru setelah itu disusul Mahira yang kini sudah berganti pakaian tidur. Melihat Mahira berpakaian sexy tentu saja membuat Panji salah tingkah. Apalagi Mahira sangatlah cantik, tentu saja membuat Panji sangat ter

    Last Updated : 2023-11-24
  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 9. CEMBURU BUTA

    Keesokan harinya seperti biasa Panji akan berkunjung ke rumah ibunya. Dia membawa banyak hadiah untuk diberikan kepada keluarganya. Mahira sengaja membelikan baju baru untuk keluarga Panji untuk dipakai ke acara Mahira nanti malam."Wah, kak Panji datang-datang membawa banyak bingkisan. Kira-kira isinya apa?" celetuk Dara."Ini hadiah dari Mahira untuk kalian. Kakak juga nggak tahu apa isinya. Mahira cuma berpesan barang-barang yang ada di dalam ini harus kalian pakai untuk acara pesta nanti malam,""Pesta? Nanti malam ada pesta di rumah kak Mahira ya?""Kakak sendiri sebenarnya juga nggak tahu ada acara apa?" sahut Panji.Dara menggeleng kepala sembari melirik ke arah Hendra dan juga ibunya."Yasudah, yang penting nanti malam kita semua harus datang ke acara itu. Kamu sudah sarapan belum? Kalau belum ikut sarapan sama adik-adikmu gih," titah bu Sita."Tidak Bu. Panji sudah sarapan kok. Mahira sudah membuatkanku sarapan,""Wah, tumben? Ada angin apa?" celetuk Dara."Kok tumben sih? Se

    Last Updated : 2023-11-26
  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 10. SIAPA DIA?

    Acara pesta ulang tahun Panji diselenggarakam sangat mewah dirumah Mahira. Semua teman serta rekan kerja Mahira dan Panji berbondong-bondong datang untuk ikut merayakan acara itu.Tadinya Panji merasa bingung ada acara apa dirumahnya? Kenapa Mahira tidak memberitahunya, acara untuk siapa ini? Namun ketika sampai di kamarnya, Panji sangat terkejut ketika melihat ada tulisan ucapan ulang tahun dari Mahira. Panji merasa tak percaya Mahira melakukan semua ini untuknya. Mengingat beberapa bulan yang lalu hubungannya sedikit merenggang karena ulah keluarganya."Apa aku bermimpi? Apa semua ini Mahira yang telah mempersiapkan? Aku tidak menyangka ternyata Mahira masih peduli kepadaku," batin Panji."Happy birthday to you sayang," ucap Mahira tiba-tiba membuat Panji menganga tak percaya bahwa Mahira akan memberinya surprise semewah ini. Mahira menghampiri Panji lalu memeluknya serta memberikan kecupan hangat untuknya."Sayang, ternyata kamu tidak lupa dengan hari ulang tahunku? Aku sendiri aja

    Last Updated : 2023-11-27

Latest chapter

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 16. BERAKSI

    Selesai ngobrol panjang lebar akhirnya Irma dan Johan mengikat kerja sama. Dimana Irma menjanjikan sebuah pernikahan setelah dirinya berhasil menguasai harta Mahira. Tentu saja Johan merasa senang dan juga tertarik. Dia pun langsung mengiyakan dan berjanji akan membantu Irma meraih itu semua. Supaya dirinya bisa memiliki Irma sepenuhnya. "Besok kamu pergi ke rumah sakit jam berapa?" "Mungkin pukul sembilan pagi, memangnya kenapa?" tanya Irma."Tidak ada apa-apa. Cuma tanya doang,""Tidak mungkin cuma tanya doang. Pasti ada sesuatu yang sengaja kamu sembunyikan dariku," sentak Irma."Sayang, aku tidak menyembunyikan sesuatu. Aku cuma tanya doang, apa nggak boleh?""Nggak usah lebay deh. Manggil sayang segala," sahut Irma."Kamu bilang jika aku mau membantumu menyingkirkan Mahira dari kehidupan Panji dan merebut seluruh harta Mahira. Kamu bakalan mau menikah denganku. Itu artinya mulai detik ini juga kamu sudah menjadi kekasihku. Dan aku punya hak untuk memanggilmu sayang. Tapi awas

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 15. PILIHAN SULIT

    Irma merasa kesal karena Panji mencoba memojokkannya. Kali ini Panji menginginkan sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan oleh Irma."Mustahil jika sekarang aku harus mengikuti keinginan Panji. Masa iya dia minta tes DNA sebelum anakku lahir. Dia pasti sudah terpengaruh dengan ucapan Johan. Tidak, aku belum siap melakukan tes DNA sekarang, karena aku takut anak ini memang benar anaknya Johan. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?""Irma, kenapa kamu diam saja? Kamu mau atau tidak?""Aku keberatan Mas. Karena untuk melakukan tes itu kita membutuhkan uang tidak sedikit," "Aku tahu, tapi bagiku tidak masalah. Mahira mungkin juga tidak keberatan,""Kenapa sih Mas, kamu ingin sekali melakukan tes DNA dengan anak ini? Apa kamu mempercayai ucapan Johan? Dan kini mulai meragukan anak yang ku kandung?""Maafkan aku Irma. Jika membuatmu merasa tidak nyaman dengan keinginanku. Tapi hanya ini cara satu-satunya supaya aku bisa kembali mempercayaimu,""Aku berpikir mas Panji tetap mempercayaiku

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 14. MAAFKAN AKU

    Malamnya Panji berencana pergi ke rumah Irma. Dia ingin membicarakan masalah tadi, supaya tidak semakin panjang. Mahira mengetahui Panji keluar dari rumah, dia pun tahu kemana tujuannya saat ini. Mahira membiarkan Panji pergi begitu saja berharap dia bisa segera menyelesaikan permasalahannya dan bisa memberikan jawaban untuknya.Panji mengemudikan mobilnya sendiri menuju rumah ibunya. Panji ingin meminta kejelasan atas perbuatan Irma hari ini. Panji sengaja melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi supaya cepat sampai di rumah ibunya.Beberapa menit kemudian mobil Panji berhenti di depan rumah bu Sita. Bergegas Panji keluar dari mobil lalu nyelonong masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu."Kak Panji? Kapan kamu datang? Kenapa nggak ngucap salam dulu?" protes Dara."Ngapain ngucap salam, lagian ini juga rumah kak Panji," sahut Hendra."Dinana Ibu?" "Ibu ada di kamarnya. Sejak pulang dari rumah kak Mahira tadi, ibu memilih berdiam diri di kamar,""Baiklah, aku ak

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 13. DIANTARA DUA PILIHAN

    "Kenapa kamu diam saja Mas? Apakah yang aku ucapkan benar?"Kini suara Mahira semakin meninggi. Karena tak bisa menahan rasa kecewanya lagi."Oke, baiklah ..., aku akui memang semua yang diucapkan Johan benar adanya. Sebelumnya aku memang tidak pernah mencintaimu. Aku memang sengaja mendekatimu supaya aku bisa menjadi bagian dalam hidupmu. Keluargaku memang miskin, kami bahkan sering dibully. Oleh karena itu aku memutuskan menyetujui rencana Irma untuk menggaet hatimu supaya aku bisa menikah denganmu. Setelah itu aku berencana ingin merampas semua harta kekayaanmu. Tapi seiring berjalannya waktu, entah kenapa hatiku mulai bimbang. Aku sering merasa gelisah dan merasa bingung dengan perasaanku sendiri. Aku ingin pergi meninggalkanmu tapi hatiku berkata jangan. Aku sering merasa khawatir jika sesuatu terjadi padamu. Bahkan tanpa aku sadari aku merasa bahagia ketika sedang berdua denganmu. Menyakiti hatimu seperti ini juga luka bagiku. Aku tidak ingin semua ini menimpamu Mahira. Tapi sek

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 12. KENYATAAN PAHIT

    Melihat Mahira terlihat syok, buru-buru Panji berlari kecil menghampirinya."Sayang, tolong jangan dengarkan dia. Bukan seperti itu ceritanya. Kamu harus percaya kepadaku," rengek Panji.Mahira mendorong tubuh Panji supaya menjauh darinya. Saat ini hati Mahira benar-benar sangat terluka sekali. Dadanya terasa sesak seakan kesulitan bernafas. Mahira meremas jantung dadanya dan sekuat tenaga mencoba bangkit lalu memilih pergi meninggalkan semua orang.Panji merasa kesal kepada Irma dan juga Johan. Karena mereka berdua telah berhasil menghancurkan acara ulang tahunnya."Aku tidak akan pernah melupakan semua ini Irma. Kamu dan kekasihmu telah berhasil menghancurkan pesta ulang tahunku. Kalian berdua juga telah menggagalkan semua rencanaku! Katakan kepadaku, hukuman apa yang pantas aku berikan kepada kalian?" sentak Panji yang sudah tersulut emosi."Mas, tolong jangan salah paham dulu. Aku tidak bermaksud seperti itu. Kedatanganku kesini hanya ingin memberimu ucapan selamat saja. Tapi aku

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 11. MEMBUKA KEDOK SENDIRI

    "Kamu siapa?" tanya Mahira."Saya Johan, kekasih gelap Irma," sahutnya dengan santai.Deg!Mendengar hal itu tentu saja membuat Mahira, Panji dan yang lainnya merasa terkejut."Apa? Kamu kekasih gelap Irma?" Mahira merasa tak percaya."Kenapa kalian merasa terkejut seperti itu? Apa selama ini Irma tidak cerita kepada kalian?""Tidak," sahut Mahira."Irma, kenapa kamu tidak mau menceritakan kepada mereka. Bahwa aku adalah lelaki yang selama ini selalu ada untukmu. Aku adalah lelaki yang telah menitipkan benih di rahimmu," ujarnya santai.Irma merasa tidak suka mendengar pengakuan Johan. "Cukup Johan! Jangan bicara aneh-aneh lagi," sentak Irma."Maksudmu apa bicara seperti itu? Kenapa kamu mengaku-ngaku sebagai kekasihnya Irma?" Panji merasa geram."Saya tidak punya maksud apa-apa. Dan saya tidak sedang berbicara omong kosong. Saya hanya ingin memberitahu semua orang, bahwa saya adalah ayah kandung dari bayi yang sedang di kandung Irma. Sepertinya, Irma sengaja tidak memberitahu kalian

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 10. SIAPA DIA?

    Acara pesta ulang tahun Panji diselenggarakam sangat mewah dirumah Mahira. Semua teman serta rekan kerja Mahira dan Panji berbondong-bondong datang untuk ikut merayakan acara itu.Tadinya Panji merasa bingung ada acara apa dirumahnya? Kenapa Mahira tidak memberitahunya, acara untuk siapa ini? Namun ketika sampai di kamarnya, Panji sangat terkejut ketika melihat ada tulisan ucapan ulang tahun dari Mahira. Panji merasa tak percaya Mahira melakukan semua ini untuknya. Mengingat beberapa bulan yang lalu hubungannya sedikit merenggang karena ulah keluarganya."Apa aku bermimpi? Apa semua ini Mahira yang telah mempersiapkan? Aku tidak menyangka ternyata Mahira masih peduli kepadaku," batin Panji."Happy birthday to you sayang," ucap Mahira tiba-tiba membuat Panji menganga tak percaya bahwa Mahira akan memberinya surprise semewah ini. Mahira menghampiri Panji lalu memeluknya serta memberikan kecupan hangat untuknya."Sayang, ternyata kamu tidak lupa dengan hari ulang tahunku? Aku sendiri aja

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 9. CEMBURU BUTA

    Keesokan harinya seperti biasa Panji akan berkunjung ke rumah ibunya. Dia membawa banyak hadiah untuk diberikan kepada keluarganya. Mahira sengaja membelikan baju baru untuk keluarga Panji untuk dipakai ke acara Mahira nanti malam."Wah, kak Panji datang-datang membawa banyak bingkisan. Kira-kira isinya apa?" celetuk Dara."Ini hadiah dari Mahira untuk kalian. Kakak juga nggak tahu apa isinya. Mahira cuma berpesan barang-barang yang ada di dalam ini harus kalian pakai untuk acara pesta nanti malam,""Pesta? Nanti malam ada pesta di rumah kak Mahira ya?""Kakak sendiri sebenarnya juga nggak tahu ada acara apa?" sahut Panji.Dara menggeleng kepala sembari melirik ke arah Hendra dan juga ibunya."Yasudah, yang penting nanti malam kita semua harus datang ke acara itu. Kamu sudah sarapan belum? Kalau belum ikut sarapan sama adik-adikmu gih," titah bu Sita."Tidak Bu. Panji sudah sarapan kok. Mahira sudah membuatkanku sarapan,""Wah, tumben? Ada angin apa?" celetuk Dara."Kok tumben sih? Se

  • TERNYATA AKU ISTRI KEDUA   BAB 8. CEMBURU

    Panji benar-benar merasa bahagia karena akhir-akhir ini Mahira sedikit berubah. Dia menjadi lebih bucin kepada Panji. Mahira juga sangat perhatian kepada Panji sehingga membuatnya semakin sulit jauh dari Mahira."Alhamdulillah, akhirnya kenyang juga," celetuk Panji."Mas boleh ke kamar dulu. Biar aku bereskan semua ini,""Nggak ah sayang. Mas ikut bantuin kamu beres-beres dapur dulu ya? Biar cepat selesai dan kita bisa pergi tidur,""Memangnya mas Panji nggak capek?""Nggak dong. Kenapa harus capek, kan bantuin istrinya sendiri," celetuk Panji."Makasih ya Mas," ucap Mahira."Iya, sama-sama,"Keduanya pun mulai bekerja sama membereskan dapur. Setelah selesai barulah keduanya memilih pergi ke kamarnya untuk beristirahat.Panji merebahkan tubuhnya terlebih dahulu diatas ranjang, baru setelah itu disusul Mahira yang kini sudah berganti pakaian tidur. Melihat Mahira berpakaian sexy tentu saja membuat Panji salah tingkah. Apalagi Mahira sangatlah cantik, tentu saja membuat Panji sangat ter

DMCA.com Protection Status