Entah kenapa, hari itu ada saja yang menghindari tatapan Kayla. Entah itu Yeri atau pun Jeo sekalipun. Padahal dirinya tidak melakukan sesuatu yang salah, dan juga merasa kalau dirinya ini tidak melakukan hal yang buruk.“Mau lihat-lihat perusahaan?” Kenzo mengajaknya.Kayla menganggukkan kepala. Mereka keluar dari ruangan tersebut, dan mengikuti ajakan Kenzo. Kayla merasa sedikit terkagum dengan bagaimana besar dari perusahaan tersebut. Ini kali pertama ia mengelilingi sebuah gedung yang begitu menakjubkan begini.Saat melewati ruangan orang bekerja, jelas sekali para karyawannya memandangi mereka. Bukan ke arah positif, karena mereka kelihatan langsung membicarakan Kayla yang baru saja melewati mereka. Entah kenapa, bagaimana cara mereka memandang dirinya ini.“Ada beberapa ruangan yang isinya orang-orang dengan peran yang cukup penting. Dan mereka orangnya serius semua. Jadi, kalau ada yang menatapmu dengan tajam, itu bukan karena mereka mengawasi, tetapi mereka hanya ingin melihat
“Kamu ada di sana waktu kejadian?” tanya Kayla, berhati-hati.Sedikit menggulum bibir dan memutar kedua bola matanya, tampak Galen sedikit memikirkan jawaban yang sekiranya pantas untuk dia ucapkan pada saat itu.“Mungkin? Aku tidak yakin. Karena waktu itu aku hanya melihat korbannya dibungkus karena sudah tewas,” jawab dari Galen.Tewas? Bukannya korbannya itu Jelita? Dan di berita juga katanya korbannya menghilang, kenapa mendadak Galen mengatakan kalau korbannya tewas? Jadi siapa yang benar sebenarnya di sini?Kayla tidak mengerti. Ia sudah mengumpulkan kepingan puzzle sebanyak itu, bahkan juga sampai beberapa kali mencoba memastikan dengan mencaritahu ke tempatnya. Tapi, kenapa sekarang apa yang ia temukan berbeda jauh dari semua kepingan.“Kamu…, waktu itu sungguh di sana?” tanya Kayla, lagi.“Iya. Ada sekitar 5 orang yang melihatnya secara langsung. Tapi, kebanyakan dari mereka menerima uang tutup mulut, dan memilih pindah karena perjanjiannya begitu. Aku sih sudah langsung kabu
Kayla pulang dengan perasaan kesal dan wajahnya yang sangat muram sekali. Kalau bisa ada petir di atas kepalanya, mungkin mereka sekarang ini sedang menyambarkan sambil menurukan hujan deras kepada dirinya ini. syukurnya tidak sama sekali.Namun, Kenzo bukan orang yang cuek sama sekali. Dia melihat dengan jelas bahwa Kayla sedang dalam kondisi buruk dan wajah yang cemberut. Kelihatan sangat dan amat jelas sekali.“Ada apa? Apa ada masalah?” tanya Kenzo.“Tidak,” ketus jawabnya.Kenzo kemudian datang dan duduk di sebelahnya yang sedang menonton tv, sambil memberikan sekaleng soda kepada dirinya ini. Dia kelihatan sudah bisa menerka.“Ada masalah, ya? Cerita saja.”Kayla memutar ke samping badannya, dengan sebelah kaki naik ke atas sofa. Ia sudah siap dengan segala kekesalan yang semula hanya ia simpan sendirian, dan kini bisa ia keluarkan dengan perasaan yang sekiranya bisa merasa lega.“Kita pergi yuk!” Kayla menyingkatnya.“Ha? Maksudnya?” Kenzo merasa bingung. Karena ia mengira Kayl
“Oh, Hai.” Kayla menyapanya dengan sangat halus dan juga santai.Namun, ternyata Jelita tidak membawa perasaan tersebut bersamanya. Karena ternyata, ia dengan emosinya meledak secara seketika dan menunjukkan bagaimana amarah yang semula dia sembunyikan dengan rapat.“Dasar bajingan!!!” teriak dari Jelita, yang langsung mengamuk dengan sangat keras.Belanjaan yang tadinya sudah jatuh ke tanah diambil oleh Jelita dan dengan brutal ia lempar ke arah mereka berdua yang berdiri tidak jauh darinya. Dia benar-benar mengamuk selayaknya orang yang habis akan kesabarannya.“Dasar orang tidak tahu diri! Aku sudah berusaha bersembunyi…..” Dan masih banyak ocehan yang dilontarkan sembari mengamuk.Sementara itu Kayla dan Kenzo berusaha menghindari semua barang yang dilembar oleh Jelita ke arah mereka. Kayla bahkan mencoba menghadang, karena target kemarahan dari Jelita adalah Kenzo sendiri.“Jelita! Dengarkan aku dulu!” Kayla berusaha memanggilnya.Mereka terus bergerak mundur, dan Jelita makin ke
Melihat Jelita yang tampak begitu kaget mendengarnya, membuat Kayla dan Kenzo sama-sama merasa paham akan bagaimana perasaannya. Jelas saja ia baru menyadari bahwa dari awal dia sudah salah paham atas apa yang terjadi sebenarnya.Akhirnya Jelita bisa duduk tenang selama beberapa saat, meski masih kelihatan sedikit syok. Dia juuga tampak sangat merasa bersalah sekali.“Jadi, mau kamu mendengarkan dan mengkonfirmasinya dulu?” tanya Kayla.“Orang ini…, dia orangnya….,” pelan dari Jelita menjawabnya.Kayla segera berpindah duduk ke sebelah dari Jelita yang masih merasa syok tersebut. Dirinya berusaha menenangkan supaya dia tidak begitu terlarut dalam rasa bersalahnya.Dengan pelan dirinya menepuk punggung Jelita. Ia mengelus berusaha menenangkan Jelita.“T- Tapi kenapa dia memberitahuku kalau namanya itu kamu?” Jelita mengangkat kepala melihat ke arah Kenzo.Dengan kedua bahu yang naik, Kenzo memberikan responnya. Dia sendiri berusaha untuk menahan mulutnya untuk tidak mengumpati Jelita k
“YA, karena sepertinya mengancam Jelita tidak akan berguna lagi, aku akan mencoba menekan Kenzo lebih kasar.”“Tapi bagaimana? Dia sekarang tampaknya tidak berpikiran jauh seperti dulu. Dia tidak memikirkan risiko jangka panjang, dan juga sepertinya tidak terlalu peduli dengan ancaman yang sudah didapatkan.”“Haha, santai saja. Masih ada istrinya. Sekarang dia sangat dan amat mementingkan seseorang yang menjadi pendamping hidupnya, jelas dia akan mencoba untuk bisa membuat istrinya selamat apa pun yang terjadi.”“Yah, menarik. Tapi, apa kamu yakin bisa membuatnya mundur?”“Tentu. Aku tidak akan membiarkan orang lain mendapatkan posisi itu. Sekarang, maupun nanti. Aku adalah penerus yang pantas.”***Mereka yang pulang dari healing tersebut merasa sangat dan amat lega sekali. Selain mampu menyegarkan pikiran mereka yang sudah sangat berat tersebut, mereka juga saat ini merasakan perasaan yang amat sangat bahagia sekali.Kini Kayla dan Kenzo makin dekat dan makin bisa memahami perasaan
Setelah hari itu, Kenzo tampak sangat terdiam dan tidak banyak bicara. Jelas ada banyak yang ia pikirkan setelah apa yang dikata oleh orang yang telah mengancamnya tersebut. Namun Kayla tidak bisa melakukan apa pun. Dia belum pernah menerima surat ancaman langsung, jadi dia tidak bisa menerka siapa sekiranya yang telah tega melakukan ini.Dirinya sekarang ini lebih banyak bersantai dan tidak banyak yang bisa ia lakukan. Kayla masih punya tabungan yang cukup sampai setahun kedepan, jadi ia merasa cukup tenang selama beberapa saat.“Kata Kenzo, jangan bergerak sendiri kalau tidak mau terluka,” gumamnya pelan.Ia merasa campur aduk. Kalau diam saja, Kayla merasa dengan sangat jelas kalau ia jadi tidak berguna. Tetapi, kalau dia bergerak sendiri, malah bisa mencelakai dirinya sendiri pastinya kedepannya. Tidak mungkin Kayla bergerak tanpa persetujuan dari Kenzo.“Apa aku keluar sebentar?” pikirnya.Akhirnya Kayla meminta izin kepada Kenzo yang sedang bekerja lewat ponselnya, untuk bisa se
Ia tetap merasa kesal dan juga marah karena baru sekarang ini ia menyadari perihal bagaimana jahat keluarganya dan juga liciknya mereka selama ini. Hidupnya yang selalu tertekan sekarang sudah bisa ia singkirkan dan jelas sudah bisa ia hindari dari hidupnya tersebut.Meski kesal sekali pun, Kayla tetap merapikan semua belanjaan yang telah ia beli dan juga mengupas buah untuk dirinya sendiri. Ia merasa lapar, tetapi juga kesal di dalam satu waktu yang bersamaan. Tidak bisa lagi ia menahan dirinya.Masih dengan perasan tidak senangnya, ia mengunyah sambil menelan perasaan marahnya sendiri. Tv yang menyala yang membuatnya merasa terhibur. Ia malah makin merasa kesal dan tidak senang sama sekali dengan apa yang ditampilkan di tv.Terdengar dengan sangat jelas, pintu rumahnya baru saja dibuka. Kayla segera bangun dan menghampiri ornag yang datang. Kenzo menyadari kedatangannya, jelas saja ia tampak bingung.Kayla segera memeluk Kenzo dan membekap wajahnya dalam-dalam di atas dada Kenzo. Me
Setelah Kenzo mendekat dan berusaha untuk menenangkan Kayla, Kayla langsung menunjukkan testpack yang ia bawa tersebut. Dan dalam hitungan detik, ekspresi wajah Kenzo berubah seketika ketika melihat hasilnya.“Po- Positif?!” seru dari Kenzo yang terbelalak.Kayla tersenyum sumringah, dibarengi dengan air mata yang perlahan membasahi kedua pipinya tersebut. Ia menganggukkan kepala, menunjukkan perasaan harunya yang juga sama tidak percaya dengan Kenzo.Sang suami seketika memeluknya dengan erat, ia merasakan detak jantungnya berpacu sangat cepat, dan membuat Kayla merasa ikut berdebar hebat. Padahal mereka sudah pasrah saja menerima nasib mereka, tetapi, tampaknya tuhan mendengarkan doa mereka.“Kayla…, astaga…, aku tidak tahu harus berkata apa,” Kenzo benar-benar tidak bisa tenang.Dia berkali-kali memeluk, lalu melepaskan Kayla kembali, kemudian mengecup pipi dan dahi Kayla berkali-kali untuk menunjukkan rasa syukurnya atas berkat yang mereka dapatkan tersebut.Kayla yang tidak bisa
Karena feeling suami itu juga sama kuatnya dengan feeling istri, jelas saja Kenzo langsung mnegetahui tindakan Kayla yang diam-diam hendak menghilangkan jejaknya tersebut. Dan sekarang dia sudah tidak bisa mengelak sama sekali.Kayla tertangkap basah hendak membohongi Kenzo.Melihat Kayla yang hanya cengengesan memberikan respon pada ucapan Kenzo, jelas membuat Kenzo sudah bisa langsung tahu bahwa Kayla ini telah berbohong kepadanya. Dia hanya bisa terheran kepada sang istri yang demikian.Dan seperti apa yang sudah diperingati oleh Kenzo sebelum-sebelumnya. Bahkan Kenzo sendiri sudah dengan tegas memberikan peringatan kepada Kayla, dan akhirnya semuanya terjadi begitu saja.Kayla benar-benar masuk angin pada malam itu. badannya terasa menggigil, dan bahkan ia merasakan hidungnya gatal sekali. Sampai-sampai ia sendiri tidak bisa menahannya.“Hatchii!” Kayla terus merasa bersin.“Kan, sudah kubilang. Kamu bandel sekali tidak mau mendengarkanku!” kesal dari Kenzo yang mengungkapkan pera
Benar-benar mengkerut alis Kenzo mendengar ocehan gadis ini lagi. Ada-ada saja. Es krim rose cake? Sejak kapan bunga mawar dijadikan es krim?Dan siapa dia sampai berani mengatakan hal ini sebagai taruhan yang tidak masuk akal sama sekali. Benar-benar gadis gila yang akal sehatnya tidak ada sama sekali.“Sudah kubilang aku tidak akan percaya dengan semua bualanmu yang tidak masuk akal itu lagi! Kamu benar-benar mencoba mengujiku ya?!” pekik dari Kenzo yang sudah tidak bisa menahan emosi lagi.“Kali ini kamu bisa menganggap serius ucapanku, dan lagi, kamu akan bahagia kalau kamu mengetahui dengan cepat beritanya,” Gadis itu sama sekali tidak menyerah berkata kepada Kenzo.Jika dirinya bisa tepok jidat, mungkin Kenzo akan melakukannya. Tetapi, saat ia melirik ke arah mata dari si gadis tersebut, ia melihat kesungguhan yang dimana jelas si gadis tidak berbohong, dan serius dengan apa yang barusan dia katakan kepada Kenzo.Namun, lagi dan lagi, Kenzo tidak mau termakan dengan buaian tidak
Kayla sampai tidak bisa memberikan reaksi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya barusan. Surprise? Hadiah ulang tahunnya? Gedung itu untuk dirinya?!Sampai-sampai Kayla yang sedang melongo tersebut tidak bisa merangkai kata untuk bisa membalas ucapan sang suami. Dia memang tidak ingat akan ulang tahunnya, tapi ini terlalu berlebihan kalau sampai diberi seperti ini.Dirinya gagap hendak memberikan reaksi kepada sang suami yang sudah sangat antusias menunggu respon dari Kayla yang sedaritadi syok tersebut.“Tunggu…, maksudku…, kamu sedang bercanda, kan? Gedung itu mahal! Darimana kamu dapat uangnya? Bagaimana kamu bisa membelinya dengan bekerja tidak sampai bertahun-tahun?!” Kayla masih belum bisa percaya dan terima begitu saja apa yang diberikan sang suami kepada dirinya tersebut.“Kenapa tidak? Aku bekerja keras dan mengambil banyak pekerjaan. Klien-ku bukan orang orang pelit. Setiap tip dan juga bonus aku investasikan dan aku membuat uangnya jadi tumbuh. Dengan itu lah a
Kenzo yang melihat istrinya tampak begitu nyaman di rendaman air yang sedingin es tersebut, hanya bisa terheran dan tidak bisa melarangnya sama sekali. Mungkin dia memang benar merasa nyaman di dalam air es tersebut.“Mau aku buatkan minuman hangat? Siapa tahu badanmu kedinginan setelah mandi,” ucap dari Kenzo, menawarkan diri.“Ah, aku mau es krim. Yang cookies and cream,” jawab Kayla.Mematung seketika Kenzo setelah mendengarnya. Sekarang dia malah mau es krim? Padahal sudah jelas sekali kalau dia sedang berendam di air itu, dan setelahnya dia masih mau makan es krim? Apa istrinya ini tidak bisa merasakan betapa keramnya air tersebut?Kenzo berusaha membantah dan menolak permintaan dari Kayla barusan. Namun ia langsung menutup mulut, dan tidak bicara lagi setelahnya. Melihat bagaimana tatapan Kayla yang begitu berharap, seolah dia benar-benar menginginkan apa yang barusan dikatakan.Dengan menelan ludah secara perlahan, akhirnya mau tidak mau Kenzo memilih menyetujuinya. Kayla tidak
Kayla benar-benar bingung. Ia sampai mencoba untuk memastikan lagi, apakah dia benar salah lihat, atau mungkin yang tadi itu memang benar adanya atau tidak. Dia bahkan melihat ke segala arah dan mencari gadis tersebut.Tapi sudah dicari dengan keadaan panik pun tidak menghasilkan apa pun. Hasilnya benar-benar nihil. Sosok tersebut seolah menghilang dalam hitungan detik, bahkan mungkin setelah Kayla berkedip sekali pun.Ia segera melihat ke arah Kenzo kembali, berbicara dan berusaha memberitahukan sang suami bahwa dia benar-benar berbicara dengan seseorang tadi.“Sungguh! Aku tidak bohong! Aku berbicara dengan seorang gadis di sini. Dia terus berkata tidak masuk akal, dan tidak menjawab pertanyaanku dengan serius!” Kayla mencoba menegaskan pemikirannya tersebut.Kenzo yang melihat betapa panik istrinya tersebut, mencoba menenangkannya. Dia memeluk Kayla dan berusaha membuatnya tidak tenggelam dalam pemikiran yang berantakan tersebut. Meski dengan kopi di kedua tangannya, Kenzo berusaha
Kayla yang baru saja masuk, melihat ada banyaknya pegawai dari toko tersebut nampak sedang sibuk. Karena mungkin baru saja buka, jadi lumayan ramai pada saat itu.“Ada yang bisa saya bantu?” Dirinya segera didatangi oleh pelayan di sana, dalam bahasa inggris.“Oh, aku ingin membeli roti untuk mengganjal rasa laparku. Apa ada roti yang yang manis, tapi masih sehat?” balas tanya Kayla.“Tentu saja. Mari saya antar untuk melihat beberapa roti yang mungkin anda suka,” ajaknya. Kayla mendengarkan dengan baik bagaimana penjelasan dari sang pelayan yang sangat detail sekali menjelaskan. Bahkan detailnya benar-benar lengkap sekali saat didengarkan. Bahkan hanya dengan mendengarkannya saja sudah membuat Kayla merasa lapar.Dirinya melihat beberapa roti yang terlihat lezat dan masih hangat sekali. Ia memesan salah satu yang diatasnya berisi krim dan juga buah strawberi. Karena kelihatan enak sekali.“Apa ada yang anda inginkan lagi? siapa tahu untuk dimakan di rumah,” tawar sang
Namun, setelah mendengar semua penjelasan dari sang ahli, Kayla tidak mendengar ada masalah atau keluhan pada sperma Kenzo. Ia jadi merasa sedikit bingung dan tidak paham.Akhirnya dirujuknya kali ini untuk pemeriksaan Kayla. Dia melakukan usg untuk melihat kondisi rahimnya, dan Kayla berubah menjadi sangat antusias memikirkan bagaimana hasil pemeriksaannya.Ia menunggu dengan wajah yang begitu sumringah di depan dari dokter yang baru saja memeriksanya tersebut. Kayla benar-benar merasa tidak sabar.Sementara itu, Kenzo yang menyadari bahwa ekspresi dari sang dokter yang kelihatan mengkerut tersebut sudah menunjukkan bahwa ada berita buruk yang akan disampaikan. Kenzo sekarang malah jadi was-was menunggu jawaban.“Bagaimana??” Kayla bertanya, namun dengan raut wajah yang sangat bersemangat sekali kala tersebut.Dokter tampak melirik ke arah Kenzo, seolah memberikan sinyal supaya dia bisa lebih mendekat ke arah sang istri sebelum mendengar jawabannya dari sang dokter.“Apa sebelumnya a
Kayla yang ditinggalkan oleh Kenzo langsung menangis tersedu-sedu di dalam sana. Ia merasa seperti dibuang oleh pria yang ia ajak berjuang untuk bisa mendapatkan buah hati.Apa dia pikir Kayla sama sekali tidak berjuang dan bersabar selama ini? Kayla melakukan itu semua! Dia bahkan sampai merasa kurang tidur karena memikirkan bagaimana cara supaya prosesnya bisa lebih efektif.Tetapi, ternyata pemikiran Kayla dan Kenzo mesih belum benar-benar sejalan. Masih saja ada pembantas antara mereka berdua yang terlalu kentara, sampai-sampai mereka tidak menyadarinya sama sekali.Kayla dan Kenzo terpisah ruang dan waktu yang begitu jauh jaraknya. Perasaan Kayla terus beradu merasa dibuang dan dilupakan, bahkan merasa tidak dipedulikan oleh sang suami.“Kalau memang dari awal dia memang tidak mau, harusnya katakan saja! Tidak perlu basa-basi seperti ini!” pekik dari Kayla, yang merasa amat kesal sekali.Sementara itu, di luaran sana, Kenzo memilih menuju perpustakaan kota. Ia menenangkan diri di