Ia tetap merasa kesal dan juga marah karena baru sekarang ini ia menyadari perihal bagaimana jahat keluarganya dan juga liciknya mereka selama ini. Hidupnya yang selalu tertekan sekarang sudah bisa ia singkirkan dan jelas sudah bisa ia hindari dari hidupnya tersebut.Meski kesal sekali pun, Kayla tetap merapikan semua belanjaan yang telah ia beli dan juga mengupas buah untuk dirinya sendiri. Ia merasa lapar, tetapi juga kesal di dalam satu waktu yang bersamaan. Tidak bisa lagi ia menahan dirinya.Masih dengan perasan tidak senangnya, ia mengunyah sambil menelan perasaan marahnya sendiri. Tv yang menyala yang membuatnya merasa terhibur. Ia malah makin merasa kesal dan tidak senang sama sekali dengan apa yang ditampilkan di tv.Terdengar dengan sangat jelas, pintu rumahnya baru saja dibuka. Kayla segera bangun dan menghampiri ornag yang datang. Kenzo menyadari kedatangannya, jelas saja ia tampak bingung.Kayla segera memeluk Kenzo dan membekap wajahnya dalam-dalam di atas dada Kenzo. Me
“Tidak! Kata siapa kakakmu pernah memiliki riwayat seperti itu?! Dia itu anak baik! Tidak mungkin melakukan hal seperti itu!” tegas dari ibu yang sangat jelas sekali menyembunyikan hal tersebut.Kayla merasa kesal, ia sampai menggigit ujung bibirnya, dan menggenggam celananya demi menahan emosinya supaya tidak meluap secara sembarangan. Ia merasa tidak terima dengan bagaimana cara ibunya yang ternyata menyembunyikan hal tersebut.“Jujur, bu. Aku tahu kakak pernah terlibat,” Kayla masih mencoba untuk mendesak ibunya.“Ibu sudah bilang tidak! Kamu mau memfitnah kakakmu sendiri?!” Ibu langsung menuduh dirinya.Dengan seringai remeh ia memandang ke sisi lain. Ternyata memang benar, kalau sudah menjadi anak kesayangan, sudah pasti akan dibela mati-matian meski berbuat salah sekali pun, Kayla jadi merasa begitu bodoh sekali sekarang.Ia kembali melihat ke arah ibunya. Ah, apa dirinya harus memanggilnya mantan ibu? Karena dia sendiri tidak pernah menganggap Kayla sebagai anak sungguhan. Diri
Meski rasanya melegakan ia bisa tahu kalau ternyata mereka begitu menyayangi Reva, bahkan sampai menutupi kasus sekali pun, membuat Kayla tidak bisa memungkiri perasaannya yang terasa amat sakit tersebut.Bagaimana tidak? Selama ini ia dipaksa hidup dengan mandiri dan diminta untuk tidak merengek meski masih kecil sekali pun. Namun kakaknya bisa merengekkan apa pun, dan mendapatkan apa pun hanya karena dia anak kandung.Yang lebih menyedihkan, karena keluarganya merasa kalau Kayla sangat menguntungkan dan bisa diperalat dengan mudahnya, mereka tetap mengikat Kayla seperti layaknya anak anjing kecil yang tidak memiliki pemilik tersebut.Ia pulang dengan perasaan yang campur aduk tidak bisa dijelaskan seperti apa lagi. Kakinya terasa lemas. Ia tidak bisa mengatakan bahwa dia membenci orang tua atau pun kakaknya. Nyaris 25 tahun ia hidup bersama mereka, membuat Kayla sudah membentuk rasa kasih sayang kepada mereka meski menyakitkan sekali pun.“Kayla?” Kenzo menyapa, namun kaget karena r
Kayla tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Kenzo barusan, namun ia berusaha tidak membuat suaminya merasa kecewa dan berat hati setelah melihat responnya tersebut.“Ah, sudah lah, masalahnya terlalu rumit untuk saat ini,” Kayla mengeluhkannya.Akhirnya dirinya memilih untuk menunda dulu. Kenzo yang awalnya merasa ngos-ngosan menjelaskannya dari sudut pandangnya tersebut, juga merasa lelah. Masalahnya jadi merembet kemana-mana, dan juga arahnya tidak jelas sama sekali. Makanya dia juga sama menyerahnya dengan Kayla.MeMereka berdua yang merasa tidak bisa menampung sendirian, akhirnya memilih untuk mendatangi rumah kedua orang tua Kenzo. Kali ini uluran dari mereka sangat lah diperlukan bagi mereka berdua.Di hari yang tepat setelah Kenzo mengambil cuti di perusahaan, ia dan Kayla segera pergi menuju ke rumah orang tuanya. Ia sendiri merasa makin lama dibiarkan makin tidak enak sama sekali.“Kenzo…., aku…, merasa dalangnya sepertinya bukan seperti yang kita kira,” ucap dari Kayla, ya
Ibu sedikit menjauh dari ruangan tempatnya keluar dan juga mulai kelihatan sedikit ragu untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan kepada dirinya tersebut. Dari sorot mata yang tidak melihat ke arahnya saja Kayla sudah tahu kalau ibu pasti berat sekali hendak berbicara kepada dirinya.“Ibu sebenarnya tidak tahu harus mulai darimana, tetapi ibu juga tidak bisa menunda lebih jauh lagi soal ini,” celetuk ibu.Kayla yang berdiri di depannya memilih untuk memandanginya terlebih dahulu, membiarkan ibu menjelaskan apa yang sekiranya ingin dia sampaikan kepada dirinya ini.“Ibu rasa, kamu harus berpisah dengan Kenzo,” sambungnya.DEGHHH. Jantung Kayla terasa copot setelah mendengarnya. Tangannya gemetar dan sekujur tubuhnya terasa lemas setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibu barusan. Mulutnya terasa berat untuk berucap, namun ia berusaha dengan langkah yang sedikit terasa tertatih.“I- Ibu bercanda, kan?” tanya Kayla sambil perlahan memegang lengan ibu.Ibu tak sanggup menatap Kayla,
Kayla merasa hampa selama beberapa hari belakangan ini. Pikirannya terasa kosong karena tidak melihat sosok Kenzo berada di depannya. Terbiasa bersama Kenzo setiap saat, membuat Kayla merasa begitu sunyi tidak melihatnya sekarang ini. Nafsu makannya turun jauh, dan bahkan Kayla kehilangan semangat untuk bisa sekedar melakukan pekerjaan rumah sekali pun. Ia merasa bingung dan bertanya-tanya, untuk siapa dia melakukan ini semua. Ia lebih sering merenung sambil memandangi langit biru dari jendela kamarnya tersebut. Ia bisa duduk berlama-lama di atas ranjangnya dengan segelas coklat yang ada di tangannya. Mulai dari yang panas, sampai dingin sekali. ‘Aku rindu,’ batinnya makin lama terasa makin hampa pastinya. Kayla lebih banyak murung dari waktu ke waktu, ia benar-benar merasa tidak bisa sendiri setiap kali melihat kamar Kenzo yang terbuka. Rasanya jelas ada yang kurang dan membuatnya merasa seperti sedang kehilangan sesuatu. Kayla benar-benar merasa rindu. Tiba-tiba ponselnya berder
Melihat tatapan dari Kayla yang begitu ngotot dan kelihatan sangat serius memandanginya, membuat Jeo yang ada di depannya merasa tertarik untuk menelusuri wanita ini lebih jauh lagi. Dan tentu saja, membuat mereka yang ada di sana terasa hening.Dengan senyuman miringnya, Jeo menatap Kayla seolah dia memang sudah merencanakan ingin sedikit mempermainkannya. Namun, Kayla yang begitu serius dan dalam emosi yang sedag campur aduk, tidak senang dengan perilaku Kenzo yang sedemikian.“Kamu sungguh mau langsung tahu?” Jeo sedikit bergurau.Tentu saja Kayla langsung kesal setelah mendengarnya. Dengan cepat ia melewati Kenzo dan hendak membuka gerbang sambil berkata, “Kalau tidak mau ya tidak usah!” tegasnya.Tetapi tentu saja itu tidak membuat Jeo menyerah untuk bisa membuat Kayla merasa penasaran dengan tujuannya datang kemari. Ia langsung menghadang dengan cepat ke depan dari Kayla tersebut.Mereka kembali saling berhadapan dengan tatapan yang sama-sama intens dengan emosi yang sama-sama m
Kayla yang dilanda kebingungan membuatnya menjadi seseorang yang sangat berbeda daripada sebelumnya. Ia kehilangan semangat dan juga merasa seperti kembali ke titik dimana dia sebelumnya memulai. Semua terasa sangat familiar baginya.Beberapa kali Kayla mencoba untuk melakukan sesuatu yang sederhana, seperti hanya memasak, mencuci piring, atau mencuci pakaiannya saja, ia langsung merasa seperti berada di ruangan gelap dan juga merasakan sesak.Rasanya ia seperti terus berada dalam sebuah kotak yang membuatnya tidak merasa lebih baik daripada sebelumnya. Ingatannya seperti sebuah angin putting beliung yang membuatnya tidak bisa beranjak kemana pun dirinya melangkah. Ia hilang arah.Akhirnya Kayla memutuskan untuk mendatangi Dokter teman dari Yeri, Gina. Ia datang ke sana sendiri tanpa memberitahu siapa pun. Ia ingin benar-benar sendiri.Sampai di sana, Kayla diajak berbicara dan juga sedikit membahas bagaimana perasaannya belakangan ini. Gina tampak benar-