“Kamu ada di sana waktu kejadian?” tanya Kayla, berhati-hati.Sedikit menggulum bibir dan memutar kedua bola matanya, tampak Galen sedikit memikirkan jawaban yang sekiranya pantas untuk dia ucapkan pada saat itu.“Mungkin? Aku tidak yakin. Karena waktu itu aku hanya melihat korbannya dibungkus karena sudah tewas,” jawab dari Galen.Tewas? Bukannya korbannya itu Jelita? Dan di berita juga katanya korbannya menghilang, kenapa mendadak Galen mengatakan kalau korbannya tewas? Jadi siapa yang benar sebenarnya di sini?Kayla tidak mengerti. Ia sudah mengumpulkan kepingan puzzle sebanyak itu, bahkan juga sampai beberapa kali mencoba memastikan dengan mencaritahu ke tempatnya. Tapi, kenapa sekarang apa yang ia temukan berbeda jauh dari semua kepingan.“Kamu…, waktu itu sungguh di sana?” tanya Kayla, lagi.“Iya. Ada sekitar 5 orang yang melihatnya secara langsung. Tapi, kebanyakan dari mereka menerima uang tutup mulut, dan memilih pindah karena perjanjiannya begitu. Aku sih sudah langsung kabu
Kayla pulang dengan perasaan kesal dan wajahnya yang sangat muram sekali. Kalau bisa ada petir di atas kepalanya, mungkin mereka sekarang ini sedang menyambarkan sambil menurukan hujan deras kepada dirinya ini. syukurnya tidak sama sekali.Namun, Kenzo bukan orang yang cuek sama sekali. Dia melihat dengan jelas bahwa Kayla sedang dalam kondisi buruk dan wajah yang cemberut. Kelihatan sangat dan amat jelas sekali.“Ada apa? Apa ada masalah?” tanya Kenzo.“Tidak,” ketus jawabnya.Kenzo kemudian datang dan duduk di sebelahnya yang sedang menonton tv, sambil memberikan sekaleng soda kepada dirinya ini. Dia kelihatan sudah bisa menerka.“Ada masalah, ya? Cerita saja.”Kayla memutar ke samping badannya, dengan sebelah kaki naik ke atas sofa. Ia sudah siap dengan segala kekesalan yang semula hanya ia simpan sendirian, dan kini bisa ia keluarkan dengan perasaan yang sekiranya bisa merasa lega.“Kita pergi yuk!” Kayla menyingkatnya.“Ha? Maksudnya?” Kenzo merasa bingung. Karena ia mengira Kayl
“Oh, Hai.” Kayla menyapanya dengan sangat halus dan juga santai.Namun, ternyata Jelita tidak membawa perasaan tersebut bersamanya. Karena ternyata, ia dengan emosinya meledak secara seketika dan menunjukkan bagaimana amarah yang semula dia sembunyikan dengan rapat.“Dasar bajingan!!!” teriak dari Jelita, yang langsung mengamuk dengan sangat keras.Belanjaan yang tadinya sudah jatuh ke tanah diambil oleh Jelita dan dengan brutal ia lempar ke arah mereka berdua yang berdiri tidak jauh darinya. Dia benar-benar mengamuk selayaknya orang yang habis akan kesabarannya.“Dasar orang tidak tahu diri! Aku sudah berusaha bersembunyi…..” Dan masih banyak ocehan yang dilontarkan sembari mengamuk.Sementara itu Kayla dan Kenzo berusaha menghindari semua barang yang dilembar oleh Jelita ke arah mereka. Kayla bahkan mencoba menghadang, karena target kemarahan dari Jelita adalah Kenzo sendiri.“Jelita! Dengarkan aku dulu!” Kayla berusaha memanggilnya.Mereka terus bergerak mundur, dan Jelita makin ke
Melihat Jelita yang tampak begitu kaget mendengarnya, membuat Kayla dan Kenzo sama-sama merasa paham akan bagaimana perasaannya. Jelas saja ia baru menyadari bahwa dari awal dia sudah salah paham atas apa yang terjadi sebenarnya.Akhirnya Jelita bisa duduk tenang selama beberapa saat, meski masih kelihatan sedikit syok. Dia juuga tampak sangat merasa bersalah sekali.“Jadi, mau kamu mendengarkan dan mengkonfirmasinya dulu?” tanya Kayla.“Orang ini…, dia orangnya….,” pelan dari Jelita menjawabnya.Kayla segera berpindah duduk ke sebelah dari Jelita yang masih merasa syok tersebut. Dirinya berusaha menenangkan supaya dia tidak begitu terlarut dalam rasa bersalahnya.Dengan pelan dirinya menepuk punggung Jelita. Ia mengelus berusaha menenangkan Jelita.“T- Tapi kenapa dia memberitahuku kalau namanya itu kamu?” Jelita mengangkat kepala melihat ke arah Kenzo.Dengan kedua bahu yang naik, Kenzo memberikan responnya. Dia sendiri berusaha untuk menahan mulutnya untuk tidak mengumpati Jelita k
“YA, karena sepertinya mengancam Jelita tidak akan berguna lagi, aku akan mencoba menekan Kenzo lebih kasar.”“Tapi bagaimana? Dia sekarang tampaknya tidak berpikiran jauh seperti dulu. Dia tidak memikirkan risiko jangka panjang, dan juga sepertinya tidak terlalu peduli dengan ancaman yang sudah didapatkan.”“Haha, santai saja. Masih ada istrinya. Sekarang dia sangat dan amat mementingkan seseorang yang menjadi pendamping hidupnya, jelas dia akan mencoba untuk bisa membuat istrinya selamat apa pun yang terjadi.”“Yah, menarik. Tapi, apa kamu yakin bisa membuatnya mundur?”“Tentu. Aku tidak akan membiarkan orang lain mendapatkan posisi itu. Sekarang, maupun nanti. Aku adalah penerus yang pantas.”***Mereka yang pulang dari healing tersebut merasa sangat dan amat lega sekali. Selain mampu menyegarkan pikiran mereka yang sudah sangat berat tersebut, mereka juga saat ini merasakan perasaan yang amat sangat bahagia sekali.Kini Kayla dan Kenzo makin dekat dan makin bisa memahami perasaan
Setelah hari itu, Kenzo tampak sangat terdiam dan tidak banyak bicara. Jelas ada banyak yang ia pikirkan setelah apa yang dikata oleh orang yang telah mengancamnya tersebut. Namun Kayla tidak bisa melakukan apa pun. Dia belum pernah menerima surat ancaman langsung, jadi dia tidak bisa menerka siapa sekiranya yang telah tega melakukan ini.Dirinya sekarang ini lebih banyak bersantai dan tidak banyak yang bisa ia lakukan. Kayla masih punya tabungan yang cukup sampai setahun kedepan, jadi ia merasa cukup tenang selama beberapa saat.“Kata Kenzo, jangan bergerak sendiri kalau tidak mau terluka,” gumamnya pelan.Ia merasa campur aduk. Kalau diam saja, Kayla merasa dengan sangat jelas kalau ia jadi tidak berguna. Tetapi, kalau dia bergerak sendiri, malah bisa mencelakai dirinya sendiri pastinya kedepannya. Tidak mungkin Kayla bergerak tanpa persetujuan dari Kenzo.“Apa aku keluar sebentar?” pikirnya.Akhirnya Kayla meminta izin kepada Kenzo yang sedang bekerja lewat ponselnya, untuk bisa se
Ia tetap merasa kesal dan juga marah karena baru sekarang ini ia menyadari perihal bagaimana jahat keluarganya dan juga liciknya mereka selama ini. Hidupnya yang selalu tertekan sekarang sudah bisa ia singkirkan dan jelas sudah bisa ia hindari dari hidupnya tersebut.Meski kesal sekali pun, Kayla tetap merapikan semua belanjaan yang telah ia beli dan juga mengupas buah untuk dirinya sendiri. Ia merasa lapar, tetapi juga kesal di dalam satu waktu yang bersamaan. Tidak bisa lagi ia menahan dirinya.Masih dengan perasan tidak senangnya, ia mengunyah sambil menelan perasaan marahnya sendiri. Tv yang menyala yang membuatnya merasa terhibur. Ia malah makin merasa kesal dan tidak senang sama sekali dengan apa yang ditampilkan di tv.Terdengar dengan sangat jelas, pintu rumahnya baru saja dibuka. Kayla segera bangun dan menghampiri ornag yang datang. Kenzo menyadari kedatangannya, jelas saja ia tampak bingung.Kayla segera memeluk Kenzo dan membekap wajahnya dalam-dalam di atas dada Kenzo. Me
“Tidak! Kata siapa kakakmu pernah memiliki riwayat seperti itu?! Dia itu anak baik! Tidak mungkin melakukan hal seperti itu!” tegas dari ibu yang sangat jelas sekali menyembunyikan hal tersebut.Kayla merasa kesal, ia sampai menggigit ujung bibirnya, dan menggenggam celananya demi menahan emosinya supaya tidak meluap secara sembarangan. Ia merasa tidak terima dengan bagaimana cara ibunya yang ternyata menyembunyikan hal tersebut.“Jujur, bu. Aku tahu kakak pernah terlibat,” Kayla masih mencoba untuk mendesak ibunya.“Ibu sudah bilang tidak! Kamu mau memfitnah kakakmu sendiri?!” Ibu langsung menuduh dirinya.Dengan seringai remeh ia memandang ke sisi lain. Ternyata memang benar, kalau sudah menjadi anak kesayangan, sudah pasti akan dibela mati-matian meski berbuat salah sekali pun, Kayla jadi merasa begitu bodoh sekali sekarang.Ia kembali melihat ke arah ibunya. Ah, apa dirinya harus memanggilnya mantan ibu? Karena dia sendiri tidak pernah menganggap Kayla sebagai anak sungguhan. Diri