Home / Romansa / TERJERAT CINTA BOS DUDA / Nggak ada manis-manisnya

Share

Nggak ada manis-manisnya

Author: Ai Ueo
last update Huling Na-update: 2025-02-22 21:31:41

"hah."

Aku terkejut saat pak Yogi mengulurkan tangannya padaku saat kami baru selesai melaksanakan ibadah, aku lalu meraih tangan beliau untuk bersalaman.

"Cium," ucapnya.

"Nggak boleh, Pak. Kita bukan muhrim. Mana boleh main cium-cium," ujarku.

"Tanganku Lin, tangan, bukan yang lain. Kamu itu kayaknya polos tapi kok ya mesum juga."

Aku tertawa dalam hati, malu sekali rasanya. Aku lalu mencium punggung tangan beliau.

"Nanti kalau sudah halal boleh cium yang lain, kalau sekarang cium tangan dulu. Kalau kamu pengen cepet halal, nanti aku bilang sama Mama kamu," ledeknya.

Aku hanya bisa pasrah mendengarkan celotehan pak Yogi, dia memang sangat pandai memojokkan orang lain. Makanya dia bisa menjadi pengusaha sukses seperti sekarang ini. Suka mengatur dan tidak mau dibantah adalah sifat mutlak pak Yogi.

"Mau ke mana?"

"Balik kerja, Pak. Nanti dikira makan gaji buta kalau saya nggak kerja," jawabku.

"Bagus. Nanti saya kasih bonus kalau kamu kerjanya rajin."

"Beneran, Pak?" tanyaku, aku sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anugrah
gokil..... geli sendiri...... ada aja ulah pak Yogi .....
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Harus gimana?

    "Oke, aku akan pergi. Tapi kalau sampai dua bulan ini ternyata Linda tidak menikah beneran, maka aku akan kembali berjuang," ujar Yovan, ia lalu pergi dari resort tanpa pamit."Tunggu sini, saya mau ambil mobil dulu," ucap pak Yogi.Setelah menunggu sekitar lima menit, mobil pak Yogi sudah berhenti di depanku. Pintu mobil terbuka dari dalam, lalu aku masuk setelah pak Yogi memintanya."Orang kayak Yovan itu nekat, dia akan terus mengejar kalau belum bisa mendapatkan. Kalau sudah dapat, pasti cepat dibuang. Meski tidak dekat, tapi aku tau gimana sifatnya. Harusnya kamu lebih hati-hati sama dia. Bisa saja dia menghalalkan segala cara buat dapetin kamu," ujar pak Yogi sesaat setelah mobil menjauh dari resort."Iya pak, saya sudah blokir nomernya," jawabku."Katanya kamu kasih nomer kantor, kok sekarang kamu blokir nomernya?""Iya, memang yang saya kasih nomer kantor, tapi Yovan punya nomer pribadi saya. Dia bilangnya dapet dari mbak Najwa," jelasku."Nggak mungkin Najwa ngasih nomer kamu

    Huling Na-update : 2025-02-23
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   masa lalu

    "Lain kali kalau mas Hasan nitip apa-apa, kamu tolak aja. Mbak nggak enak sama Ibunya mas Hasan. Nanti dikiranya mbak masih deket sana anaknya," ucapku pada Reni saat kami sedang duduk berdua di teras."Aku nggak enak mau nolaknya, mbak. Pak Hasan kan dulu dosenku, nanti dikira aku mantan murid durhaka," jawabnya.Mas Hasan adalah tetangga kos ku, ibunya mempunyai usaha kos-kosan juga, tapi khusus lelaki. Mas Hasan ini berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas ternama di kota ini, dia juga seorang pengusaha muda. Awal kami bertemu saat aku bersama Reni, yang ternyata mantan mahasiswinya berbelanja di minimarket. Awalnya kami hanya berkenalan, hingga suatu ketika mas Hasan meminta nomor ponselku dari Reni. Kami sempat dekat meski tidak pacaran, waktu itu aku baru putus dari Lian, jadi aku memilih berteman saja dengan mas Hasan.Mas Hasan adalah lelaki yang baik dan lembut, dia sering membawakan makanan ke kos atau menitipkan saat ada penghuni kos yang ia temui.Suatu ketika, i

    Huling Na-update : 2025-02-24
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Ditolak?

    Aku harus menjauhkan ponselku karena suara pak Yogi yang begitu nyaring."Saya lagi makan, Pak. Nggak mungkin kan, makan sama main hape," jelasku."Nanti cepet berangkat, jam tujuh ada tamu dari luar kota. Kamu temui mereka dulu, saya masih harus antar Arya," ucapnya."Iya, pak," jawabku."Mulai sekarang kalau mau ke mana-mana jangan lupa kabarin, belajar jadi istri yang baik.""Emmm...." Belum sempat aku mengucao sesuatu, panggilan diakhiri tanpa salam. Dasar pak bos!Aku segera menyelesaikan makanku. Beruntung tadi sudah mandi, jadi sekarang tinggal ganti baju saja.Setelah siap, aku segera keluar. Mengunci pintu kamar, lalu mengambil sepeda motor di parkiran kos."Linda," sapa seseorang di depan pintu gerbang."Mas Hasan. Ngapain di sini?" tanyaku. Ini masih pagi dan lagi ini kos khusus putri."Lagi nungguin seseorang.""Oh, gitu. Saya permisi ya, Mas," pamitku."Tunggu Lin, saya mau ngomong sebentar sama kamu," ucapnya."Maaf, Mas, saya buru-buru. Sudah ditunggu." Tanpa menoleh,

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Kebohongan Bu Sandra

    Kuembuskan napas secara perlahan, berharap degup jantungnya bisa lebih pelan. Andai bisa memilih, ingin rasanya aku pergi dari sini. Bayang penolakan semakin menghantui."Assalamualaikum, Tante," ucapku menyapa Bu Sandra.Beliau menatapku, lalu seulas senyum muncul di bibirnya. "Waalaikumsalam." Bu Sandra lalu meletakkan ponselnya, berdiri lalu berjalan mendekatiku. "Ih, anak cantik. Lama ya kita tidak bertemu."Bu Sandra memelukku erat, beliau menepuk-nepuk punggungku dengan pelan. Hatiku rasanya seperti dipenuhi bunga-bunga. Bu Sandra selama ini memang sebaik ini. Di usia beliau yang genap tujuh puluh tahun, beliau masih terlihat cantik dan bugar. Sangat menyukai olahraga senam, membuat beliau tampak awet muda."Iya, Tante," jawabku. Sebenarnya saat ini aku sangat tegang, tidak tahu harus mengucapkan apa.Selama hidup dengan Bu Najwa, beberapa kali aku bertemu dengan Bu Sandra. Pembawaan beliau yang tenang selalu memancarkan aura positif dalam dirinya. "Masuk yuk, katanya Yogi, kam

    Huling Na-update : 2025-02-26
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Nggak sabar

    "Wih, nggak sabar mau cobain." Pak Yogi lalu duduk di hadapanku."Arya mau lauk apa?" tanyaku, piring milik Arya masih berisi nasi saja."Ayam sama sayur lodehnya dikit aja," jawabnya. Aku cukup heran, anak orang kaya tapi mau makan sama sayur lodeh. Aku menyerahkan piring berisi nasi dan lauk pada Arya."Ambilin punya Yogi sekalian, sambil belajar jadi istri ya," ucap bu Sandra yang lebih terdengar seperti godaan.Pak Yogi mengulurkan piring kosongnya padaku. Aku mengisinya dengan nasi. "Mau lauk apa?""Sayur lodeh sama tempe aja," jawabnya.Aku menyerahkan setelah piring sudah terisi, lalu aku mengisi piringku sendiri."Enak juga, bisa nih, tiap hari dateng ke sini buat masakin," ujar pak Yogi."Tidur sini aja Lin, daripada di kos sendiri. Di sini kamu bisa temenin Mama. Mama udah nggak balik ke singapura," ujar bu Sandra."Jangan lah, Ma, nanti Yogi khilaf. Nanti aja kalau sudah sah, dia tinggal sini," jawab pak Yogi. Kok aku deg-degan ya?"Beneran ya, Mama nggak mau tinggal di si

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Godaan

    "Linda pulang dulu, Tante." Aku mencium punggung tangan bu Sandra."Harusnya kamu nginep di sini aja, temenin Mama," pinta bu Sandra."Nggak bisa, Ma. Nanti kalau Yogi khilaf gimana?" ucap pak Yogi."Mama kunci pintunya. Linda di sini buat temenin Mama, bukan buat kamu," jawab bu Sandra."Tapi kan ....""Mungkin lain kali, Tante. Linda juga nggak bawa baju ganti, besok mau ada rapat pagi-pagi," jelasku.Akhirnya bu Sandra pasrah dan membiarkanku pulang di antar pak Yogi. Sekarang sudah pukul delapan, tapi jalanan masih cukup ramai."Kamu cantik," ujar pak Yogi.Yang benar saja, pak Yogi bisa mengatakan itu padaku?"Tumben?""Dipuji malah ngeledek. Nggak jadi muji aja," ucap pak Yogi yang membuatku tidak bisa menahan tawa. Lucu sekali kalau pak bos ngambek."Jangan ngambekan, nanti gantengnya luntur," ujarku."Belajar gombal dari mana? Aku kira cewek batu nggak bisa gombal." Memang ya, kalau orang nyebelin itu sampai kapanpun akan tetap begitu."Makasih. Bapak nggak usah turun, saya m

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Lamaran

    Pukul sembilan kami berpamitan pada pak Bram, aku dan pak Yogi harus segera ke resort. Masih banyak laporan akhir bulan yang harus diselesaikan."Besok ada undangan nikahan, kamu pergi sama saya," ucap pak Yogi saat kami sudah sampai di resort.Aku mengangguk saja, karena memang kami mendapat undangan yang sama.Hari ini pekerjaan selesai dengan tepat waktu. Aku memilih memesan ojek online karena pak Yogi tidak bisa mengantar. Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, akhirnya ojek yang aku tunggu sampai juga."Mbak Lin, tumben pulang cepet," sapa Ruri, gadis cantik yang saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas."Iya nih, kerjaan nggak banyak. Kamu mau ke mana?" Kulihat dia sudah cantik dalam balutan gaun merah muda."Mau ada acara keluarga, bentar lagi dijemput kakak," jelasnya. Meski sudah berstatus mahasiswi, tetapi wajah Ruri tetap imut seperti anak baru gede."Mbak masuk kamar dulu ya, salam buat keluargamu," ucapku.Entah apa yang di cari oleh Ruri, anak orang

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Wajahku panas

    Wajah pak Yogi semakin dekat, tangannya berpegangan pada jok yang aku sandari, sementara tangan satunya berusaha meraih pintu, mungkin untuk berpegangan? Dalam kondisi seperti ini, aku memilih memejamkan mata. Semoga Tuhan mengampuni dosaku."Ngapain tutup mata?" Aku segera membuka mata dan terkejut karena tidak ada sesuatu yang terjadi seperti perkiraanku."Hmm," aku tidak tahu harus menjawab apa."Saya mau bukain pintu, emang kamu pikir saya mau ngapain?" Pak Yogi sudah membuka pintu di sampingku."Aww!" pekikku karena pak Yogi menyentil dahiku."Pikiranmu ya, berbahaya!"Wajahku rasanya sangat panas, malu sekali dan ingin segera menutup wajahku dengan bantal. Dasar pak Yogi, kenapa nggak buka pintu dari luar saja, pikiranku kan jadi ke mana-mana."Dasar perawan! Nanti kalau sudah halal, sekarang tahan dulu," ujarnya. Kenapa jadi aku yang terkesan aku yang tidak sabaran!"Siapa juga yang mikir ke sana. Saya mau turun!" Aku lalu segera turun dari mobil, bisa-bisa aku bertambah malu

    Huling Na-update : 2025-03-02

Pinakabagong kabanata

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Kecewa

    "Udah selesai ganti bajunya?" Itu suara mama yang berada di depan pintu."Sudah, Ma," ucapku lalu membuka pintu kamar."Kamu suruh nak Yogi ganti baju di kamar Arlan?"Aku mengangguk saja, padahal tadi aku hanya meminta pak Yogi keluar, bukan ganti baju ke kamar Arlan."Kalian itu udah nikah, kok bisa-bisanya kamu usir suamimu sendiri. Kamu itu gimana? Mama kan jadi nggak enak sama bu Sandra. Udah sana, semua pada makan. Nanti setelah salat dhuhur tamu-tamu udah banyak," omel mama.Dengan lemah aku mengikuti mama menuju meja makan. Aku merasa menjadi istri yang kejam saat ini. Padahal di kamarku sudah ada kamar mandi, kenapa tadi aku tidak bergantian ganti baju di sana saja."Kamu kenapa?" tanya pak Yogi.Aku menggelengkan kepala, tadi tidak sengaja menepuk jidatku."Maaf ya, maklum udah umur segini baru nikah. Mungkin pikirannya juga ikut konslet," ujar mama.Astaghfirullah, kenapa mamaku jadi kejam begini?"Duduk sini." Bu Sandra menepuk kursi di sebelahnya.Aku duduk di dekat bu Sa

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Akhirnya ....

    ini aku didandani oleh mbak Dian lagi. Setelah salat subuh semua sudah berPagisiap di ruang tamu mama yang disulap menjadi tempat rias pengantin.Ada dua remaja putri yang merupakan sepupuku sebagai pagar ayu, dua anak kecil sebagai unyil atau cantrik yang nantinya akan membawa kipas. Ada juga empat among tamu dan arang tua pengantin yang diwakilkan oleh Arlan dan adik dari ibuku."Dingin ya," ujar Lia, anak dari sepupuku pada kembarannya saat mereka sedang diberi es batu pada wajahnya."Iya, dingin banget," ujar Tia.Aku tersenyum mendengar celotehan mereka. Ibu dari Tia dan Lia adalah teman sekolahku, dia menikah saat usianya baru delapan belas tahun karena perjodohan. Bersyukur sampai sekarang pernikahan itu masih langgeng."Akadnya jam berapa, Mbak?" tanya mbak Dian."Jam delapan, Mbak," jawabku."Calonnya berangkat jam berapa? Kan jauh jaraknya?""Dari tadi malam sudah menginap di hotel Surya, Mbak. Kalau berangkat dari sana pagi, nanti kasihan yang bawa anak kecil."Memang tadi

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Menuju Halal

    "Ya Allah, anak Mama, akhirnya mau nikah juga," ujar mama saat aku baru tiba di rumah."Assalamualaikum, Ma," aku meraih tangan mama lalu menciumnya."Waalaikumsalam. Sampai lupa. Masuk dulu yuk," ajak mama.Aku membantu mama masuk ke rumah dengan tongkat di tangan kirinya. Arman dan Arlan membantu membawa beberapa barangku, aku hanya membawa yang sekiranya tidak diperlukan lagi, sementara baju, sepatu dan barang-barang yang masih bisa dipakai dibawa pak Yogi ke rumahnya."Duduk, Sayang, pasti capek banget ya." Mama mengajakku duduk di kursi ruang tamu."Aku masukin kamar aja ya, Mbak," ujar Arlan."Iya, yang di motornya Arman, taruh di meja makan aja."Arlan dan Arman masuk ke dalam, aku duduk bersama wanita terhebatku."Mama nggak nyangka kalau kamu bakal nikah secepat ini, perasaan baru beberapa bulan lalu kamu masih nggak punya pacar. Jodoh memang nggak bisa ditebak ya, ternyata jodoh kamu yang selama ini ikut jagain kamu," ujar mama."Ini semua juga berkat doa Mama, semua kebaika

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Selamat tinggal kenangan

    Aku segera ke belakang untuk beribadah."Mbak, aku tiduk sini aja. Mbak tidur di ranjang," ujar Arya. Ia sudah merebahkan diri di kasur lantai."Kamu aja yang tidur di ranjang, kamu kan tamu.""Nggak lah, aku kan cowok. Kata Papi, cowok itu harus ngalah sama cewek. Aku udah biasa ngalah sama Tasya," jelasnya.Pak Yogi memang pintar dalam mendidik anaknya. Terbukti Arya menjadi pribadi yang sopan dan pengertian, atau ini didikan maminya dulu? Kalau didikan pak Yogi sepertinya nggak sebagus ini.Sorenya pak Yogi benar-benar tidak pulang, dengan terpaksa aku membawa Arya bersama anak kos untuk berjalan-jalan, kata mereka sebagai kenangan sebelum kami berpisah.[Uangnya sudah kutransfer, traktir anak-anak sepuasnya. Tanya juga sana anak lelakimu apa yang mau dibeli.]Pesan masuk dari pak Yogi. Aku lalu membuka aplikasi M-banking dan ternyata benar sudah masuk uang sebesar lima juta.Hah, lima juta? Aku sampai dua kali mengeceknya, tidak percaya kalau pak Yogi mentransfer uang sebanyak it

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   keceplosan

    "Maaf mbak, tadi Arya kelepasan," ujar Arya, ia lalu menampakkan gigi kelincinya.Jantungku sudah berdebar, eh, dia malah bilang begitu. Padahal sudah senang saja tadi."Sini, mbak ambilin makan. Suka pedes kan?"Daripada pikiranku ke mana-mana, lebih baik aku mengajak Arya makan saja."Suka. Semua masakan mbak Linda aku suka," ujarnya dan membuat senyumku mengembang.Arya makan dengan lahap, di piringnya bahkan tidak ada nasi yang tersisa."Makasih, makanannya enak banget. Arya mau nonton tivi boleh?""Boleh," jawabku.Arya menyalakan televisi, sementara aku membereskan bekas makan kami.Saat sedang menonton televisi bersama Arya, ponselku berbunyi. Panggilan video masuk dari pak Yogi. Aku segera merapikan rambutku yang berantakan, lalu menerima panggilan."Assalamualaikum." Salam dari pak Yogi yang terlihat begitu tampan dengan kaos polo warna hitam."Waalaikumsalam," jawabku."Kamu lagi ngapain?""Lagi nonton tivi sama Arya. Baru selesai makan. Pak Yogi sudah di rumah bu Najwa?""S

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Jantungku nggak aman

    Pukul tujuh pagi aku sudah berada di resort, berangkat dengan sopir karena pak Yogi harus mengantar Arya ke sekolah. Arya memang tidak mau berangkat sekolah dengan sopir selagi ayahnya tidak ada pekerjaan di luar kota."Mbak Linda apa kabar?" tanya pak Damar saat kami sudah berada di ruang rapat. Pak Yogi katanya akan tiba dalam lima menit."Baik, pak Damar. Kabarnya mbak Rania gimana?""Baik juga. Mbak Linda dapet salam dari istri saya sama si kembar.""Salam balik ya, Pak. Saya kemarin lihat storynya mbak Rania. Cantik-cantik banget ya si kembar."Belum sempat pak Damar menjawab, pak Yogi sudah masuk ke ruangan."Maaf agak telat, jalanan sedikit macet. Bisa langsung kita mulai?"Pak Damar mengangguk.Kami segera memulai rapat karena sebentar lagi pak Damar harus ke luar kota. Tidak ada yang berbelit-belit, pak Damar adalah orang yang sepaham dengan pak Yogi, jadi semua berjalan dengan lancar.Pak Damar berpamitan, beliau di antar oleh pak Yogi menuju mobilnya. Aku kembali ke ruangan

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Pesona bos duda

    Sudah bersih-bersih dan bersiap akan tidur, ponsel di sebelahku berbunyi, tanda panggilan masuk. Nama bos galak tertera di layar. Beruntung pak Yogi tidak pernah melihat namanya di ponselnya, kalau tahu pasti beliau akan marah."Assalamualaikum," ucapku."Waalaikumsalam. Sudah mau tidur?" Suara pak Yogi dari seberang."Iya, ada apa Pak?""Nggak apa-apa. Kalau mau tidur ya tidur aja, teleponnya nggak usah dimatiin. Mau ganti video call bisa kan?""Saya mau tidur, Pak. Udah nggak dandan, malu," jawabku.Bagaimana bisa aku melakukan panggilan video dengan pak Yogi, sementara sekarang aku hanya memakai baju tidur tanpa lengan."Biarin aja, nanti juga setiap hari aku liat kamu kayak gitu," jawabnya. Beberapa detik kemudian panggilan sudah beralih ke video.Aku segera meraih sweater yang ada di samping ranjang dan buru-buru memakainya, baru setelah itu aku menerima panggilan video dari pak Yogi."Emang di situ dingin? Mau tidur aja pakek sweater segala," ujarnya."Nggak sih, saya udah biasa

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Sayang

    "Silahkan pesanannya," ujar pemilik warung.Kami menikmati makan sore ini, pak Yogi terlihat sangat menikmati makanannya."Mie-nya beda, nggak kayak biasanya," ucapnya."Emang biasanya gimana?" tanyaku dengan serius karena aku belum pernah makan di sini."Biasanya enak.""Yang ini nggak enak? Perasaan punyaku enak kok," ujarku. Ini bahkan lebih enak dari mie ayam keliling yang biasa aku beli di depan indekos."Yang ini enak banget karena makannya ditemenin sama kamu," ucapnya yang sukses membuat pipiku memerah.Haduh, sekarang kok semakin pintar gombalin ya. Bapak duda satu ini memang sangat meresahkan."Udah ah, cepetan abisin makannya, keburu maghrib nanti," ucapku. Sebenarnya aku takut pada kondisi jantungku kalau pak Yogi merayu terus."Minggu ini kamu nggak usah pulang, minggu depan aja sekalian. Undangannya tiga hari lagi jadi, nanti kamu bawa sekalian yang buat temen-temen kamu," ujar pak Yogi.Aku mengangguk. Kami sekarang sudah berada di depan kos. "Besok Bapak ada pertemuan

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Slaah paham

    Yogi, kamu kok bisa ada di sini?" tanya mbak Mia menghampiri pak Yogi.Sepertinya mereka cukup akrab, pak Yogi menerima uluran tangan dari mbak Mia."Kamu juga ngapain di sini? Bukannya ikut suamimu ke jakarta?"Mbak Mia duduk di samping pak Yogi. "Udah balik gue, laki gue udah bikin usaha di sini. Ya ampun nggak nyangka banget bisa ketemu di sini. Kamu ngapain di sini? Sama Nadia?"Pak Yogi menatapku sebentar, lalu beralih pada mbak Mia lagi. "Nadia udah nggak ada dari dua tahun yang lalu," jelasnya."Ya ampun, maafin ya, beneran aku nggak tau. Terakhir reuni empat tahun lalu kamu masih sama dia. Kok gak ada yang kabarin aku ya? Oh, iya lupa. Hape aku ilang dua tahun lalu, jadi nggak punya kontak temen-temen. Baru kontekkan lagi beberapa bulan ini sebelum pulang. Aku turut berduka ya," ucap mbak Mia."Kamu udah kenal sama Linda?"Mbak Mia menatapku lalu tersenyum, beberapa detik beliau sempat terpaku lalu tersadar kembali."Kenal dong. Dia yang baru aja aku dandanin. Katanya mau prew

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status