Share

Harus gimana?

Author: Ai Ueo
last update Last Updated: 2025-02-23 19:28:16

"Oke, aku akan pergi. Tapi kalau sampai dua bulan ini ternyata Linda tidak menikah beneran, maka aku akan kembali berjuang," ujar Yovan, ia lalu pergi dari resort tanpa pamit.

"Tunggu sini, saya mau ambil mobil dulu," ucap pak Yogi.

Setelah menunggu sekitar lima menit, mobil pak Yogi sudah berhenti di depanku. Pintu mobil terbuka dari dalam, lalu aku masuk setelah pak Yogi memintanya.

"Orang kayak Yovan itu nekat, dia akan terus mengejar kalau belum bisa mendapatkan. Kalau sudah dapat, pasti cepat dibuang. Meski tidak dekat, tapi aku tau gimana sifatnya. Harusnya kamu lebih hati-hati sama dia. Bisa saja dia menghalalkan segala cara buat dapetin kamu," ujar pak Yogi sesaat setelah mobil menjauh dari resort.

"Iya pak, saya sudah blokir nomernya," jawabku.

"Katanya kamu kasih nomer kantor, kok sekarang kamu blokir nomernya?"

"Iya, memang yang saya kasih nomer kantor, tapi Yovan punya nomer pribadi saya. Dia bilangnya dapet dari mbak Najwa," jelasku.

"Nggak mungkin Najwa ngasih nomer kamu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   masa lalu

    "Lain kali kalau mas Hasan nitip apa-apa, kamu tolak aja. Mbak nggak enak sama Ibunya mas Hasan. Nanti dikiranya mbak masih deket sana anaknya," ucapku pada Reni saat kami sedang duduk berdua di teras."Aku nggak enak mau nolaknya, mbak. Pak Hasan kan dulu dosenku, nanti dikira aku mantan murid durhaka," jawabnya.Mas Hasan adalah tetangga kos ku, ibunya mempunyai usaha kos-kosan juga, tapi khusus lelaki. Mas Hasan ini berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas ternama di kota ini, dia juga seorang pengusaha muda. Awal kami bertemu saat aku bersama Reni, yang ternyata mantan mahasiswinya berbelanja di minimarket. Awalnya kami hanya berkenalan, hingga suatu ketika mas Hasan meminta nomor ponselku dari Reni. Kami sempat dekat meski tidak pacaran, waktu itu aku baru putus dari Lian, jadi aku memilih berteman saja dengan mas Hasan.Mas Hasan adalah lelaki yang baik dan lembut, dia sering membawakan makanan ke kos atau menitipkan saat ada penghuni kos yang ia temui.Suatu ketika, i

    Last Updated : 2025-02-24
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Ditolak?

    Aku harus menjauhkan ponselku karena suara pak Yogi yang begitu nyaring."Saya lagi makan, Pak. Nggak mungkin kan, makan sama main hape," jelasku."Nanti cepet berangkat, jam tujuh ada tamu dari luar kota. Kamu temui mereka dulu, saya masih harus antar Arya," ucapnya."Iya, pak," jawabku."Mulai sekarang kalau mau ke mana-mana jangan lupa kabarin, belajar jadi istri yang baik.""Emmm...." Belum sempat aku mengucao sesuatu, panggilan diakhiri tanpa salam. Dasar pak bos!Aku segera menyelesaikan makanku. Beruntung tadi sudah mandi, jadi sekarang tinggal ganti baju saja.Setelah siap, aku segera keluar. Mengunci pintu kamar, lalu mengambil sepeda motor di parkiran kos."Linda," sapa seseorang di depan pintu gerbang."Mas Hasan. Ngapain di sini?" tanyaku. Ini masih pagi dan lagi ini kos khusus putri."Lagi nungguin seseorang.""Oh, gitu. Saya permisi ya, Mas," pamitku."Tunggu Lin, saya mau ngomong sebentar sama kamu," ucapnya."Maaf, Mas, saya buru-buru. Sudah ditunggu." Tanpa menoleh,

    Last Updated : 2025-02-25
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Kebohongan Bu Sandra

    Kuembuskan napas secara perlahan, berharap degup jantungnya bisa lebih pelan. Andai bisa memilih, ingin rasanya aku pergi dari sini. Bayang penolakan semakin menghantui."Assalamualaikum, Tante," ucapku menyapa Bu Sandra.Beliau menatapku, lalu seulas senyum muncul di bibirnya. "Waalaikumsalam." Bu Sandra lalu meletakkan ponselnya, berdiri lalu berjalan mendekatiku. "Ih, anak cantik. Lama ya kita tidak bertemu."Bu Sandra memelukku erat, beliau menepuk-nepuk punggungku dengan pelan. Hatiku rasanya seperti dipenuhi bunga-bunga. Bu Sandra selama ini memang sebaik ini. Di usia beliau yang genap tujuh puluh tahun, beliau masih terlihat cantik dan bugar. Sangat menyukai olahraga senam, membuat beliau tampak awet muda."Iya, Tante," jawabku. Sebenarnya saat ini aku sangat tegang, tidak tahu harus mengucapkan apa.Selama hidup dengan Bu Najwa, beberapa kali aku bertemu dengan Bu Sandra. Pembawaan beliau yang tenang selalu memancarkan aura positif dalam dirinya. "Masuk yuk, katanya Yogi, kam

    Last Updated : 2025-02-26
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Nggak sabar

    "Wih, nggak sabar mau cobain." Pak Yogi lalu duduk di hadapanku."Arya mau lauk apa?" tanyaku, piring milik Arya masih berisi nasi saja."Ayam sama sayur lodehnya dikit aja," jawabnya. Aku cukup heran, anak orang kaya tapi mau makan sama sayur lodeh. Aku menyerahkan piring berisi nasi dan lauk pada Arya."Ambilin punya Yogi sekalian, sambil belajar jadi istri ya," ucap bu Sandra yang lebih terdengar seperti godaan.Pak Yogi mengulurkan piring kosongnya padaku. Aku mengisinya dengan nasi. "Mau lauk apa?""Sayur lodeh sama tempe aja," jawabnya.Aku menyerahkan setelah piring sudah terisi, lalu aku mengisi piringku sendiri."Enak juga, bisa nih, tiap hari dateng ke sini buat masakin," ujar pak Yogi."Tidur sini aja Lin, daripada di kos sendiri. Di sini kamu bisa temenin Mama. Mama udah nggak balik ke singapura," ujar bu Sandra."Jangan lah, Ma, nanti Yogi khilaf. Nanti aja kalau sudah sah, dia tinggal sini," jawab pak Yogi. Kok aku deg-degan ya?"Beneran ya, Mama nggak mau tinggal di si

    Last Updated : 2025-02-27
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Godaan

    "Linda pulang dulu, Tante." Aku mencium punggung tangan bu Sandra."Harusnya kamu nginep di sini aja, temenin Mama," pinta bu Sandra."Nggak bisa, Ma. Nanti kalau Yogi khilaf gimana?" ucap pak Yogi."Mama kunci pintunya. Linda di sini buat temenin Mama, bukan buat kamu," jawab bu Sandra."Tapi kan ....""Mungkin lain kali, Tante. Linda juga nggak bawa baju ganti, besok mau ada rapat pagi-pagi," jelasku.Akhirnya bu Sandra pasrah dan membiarkanku pulang di antar pak Yogi. Sekarang sudah pukul delapan, tapi jalanan masih cukup ramai."Kamu cantik," ujar pak Yogi.Yang benar saja, pak Yogi bisa mengatakan itu padaku?"Tumben?""Dipuji malah ngeledek. Nggak jadi muji aja," ucap pak Yogi yang membuatku tidak bisa menahan tawa. Lucu sekali kalau pak bos ngambek."Jangan ngambekan, nanti gantengnya luntur," ujarku."Belajar gombal dari mana? Aku kira cewek batu nggak bisa gombal." Memang ya, kalau orang nyebelin itu sampai kapanpun akan tetap begitu."Makasih. Bapak nggak usah turun, saya m

    Last Updated : 2025-02-28
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Lamaran

    Pukul sembilan kami berpamitan pada pak Bram, aku dan pak Yogi harus segera ke resort. Masih banyak laporan akhir bulan yang harus diselesaikan."Besok ada undangan nikahan, kamu pergi sama saya," ucap pak Yogi saat kami sudah sampai di resort.Aku mengangguk saja, karena memang kami mendapat undangan yang sama.Hari ini pekerjaan selesai dengan tepat waktu. Aku memilih memesan ojek online karena pak Yogi tidak bisa mengantar. Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, akhirnya ojek yang aku tunggu sampai juga."Mbak Lin, tumben pulang cepet," sapa Ruri, gadis cantik yang saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas."Iya nih, kerjaan nggak banyak. Kamu mau ke mana?" Kulihat dia sudah cantik dalam balutan gaun merah muda."Mau ada acara keluarga, bentar lagi dijemput kakak," jelasnya. Meski sudah berstatus mahasiswi, tetapi wajah Ruri tetap imut seperti anak baru gede."Mbak masuk kamar dulu ya, salam buat keluargamu," ucapku.Entah apa yang di cari oleh Ruri, anak orang

    Last Updated : 2025-03-01
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Wajahku panas

    Wajah pak Yogi semakin dekat, tangannya berpegangan pada jok yang aku sandari, sementara tangan satunya berusaha meraih pintu, mungkin untuk berpegangan? Dalam kondisi seperti ini, aku memilih memejamkan mata. Semoga Tuhan mengampuni dosaku."Ngapain tutup mata?" Aku segera membuka mata dan terkejut karena tidak ada sesuatu yang terjadi seperti perkiraanku."Hmm," aku tidak tahu harus menjawab apa."Saya mau bukain pintu, emang kamu pikir saya mau ngapain?" Pak Yogi sudah membuka pintu di sampingku."Aww!" pekikku karena pak Yogi menyentil dahiku."Pikiranmu ya, berbahaya!"Wajahku rasanya sangat panas, malu sekali dan ingin segera menutup wajahku dengan bantal. Dasar pak Yogi, kenapa nggak buka pintu dari luar saja, pikiranku kan jadi ke mana-mana."Dasar perawan! Nanti kalau sudah halal, sekarang tahan dulu," ujarnya. Kenapa jadi aku yang terkesan aku yang tidak sabaran!"Siapa juga yang mikir ke sana. Saya mau turun!" Aku lalu segera turun dari mobil, bisa-bisa aku bertambah malu

    Last Updated : 2025-03-02
  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Manis

    "Mama nggak salah kok, Mama pasti ingin yang terbaik buat aku. Makasih ya, Ma," ucapku. Mama adalah sumber bahagiaku dan aku nggak mungkin bikin mama kecewa."Mbak besok nggak usah pulang, nanti aja kalau acara lamaran. Nanti Budhe tambah marah kalau lihat mbak pulang bareng pak Yogi. Mama tutup dulu ya, mau tutup toko dulu," pamit mama."Iya, Ma. Jangan capek-capek."Mama memutuskan sambungan telepon, aku lalu berjalan ke dapur miniku untuk membuat mi instan. Aku membuka laci lalu memilih mi goreng kesukaanku. Satu mi instan, aku beri irisan sawi, telur ayam dan aku juga memasukkan dua buah cabe rawit. Pasti mantap sore-sore begini makan mi goreng pedas.Keringat dingin mengucur dari dahi, kenikmatan yang sangat luar biasa memang mi instan ini. Baru saja selesai mencuci mangkuk, pintu kamar ada yang mengetuk."Mbak Linda sibuk nggak?" tanya Irma dan Reni saat aku sudah membuka pintu."Enggak sih, kenapa?""Anterin beli baju buat besok, Lulu sama Riska juga ngikut," pinta Reni."Kenap

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Manis

    "Mama nggak salah kok, Mama pasti ingin yang terbaik buat aku. Makasih ya, Ma," ucapku. Mama adalah sumber bahagiaku dan aku nggak mungkin bikin mama kecewa."Mbak besok nggak usah pulang, nanti aja kalau acara lamaran. Nanti Budhe tambah marah kalau lihat mbak pulang bareng pak Yogi. Mama tutup dulu ya, mau tutup toko dulu," pamit mama."Iya, Ma. Jangan capek-capek."Mama memutuskan sambungan telepon, aku lalu berjalan ke dapur miniku untuk membuat mi instan. Aku membuka laci lalu memilih mi goreng kesukaanku. Satu mi instan, aku beri irisan sawi, telur ayam dan aku juga memasukkan dua buah cabe rawit. Pasti mantap sore-sore begini makan mi goreng pedas.Keringat dingin mengucur dari dahi, kenikmatan yang sangat luar biasa memang mi instan ini. Baru saja selesai mencuci mangkuk, pintu kamar ada yang mengetuk."Mbak Linda sibuk nggak?" tanya Irma dan Reni saat aku sudah membuka pintu."Enggak sih, kenapa?""Anterin beli baju buat besok, Lulu sama Riska juga ngikut," pinta Reni."Kenap

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Wajahku panas

    Wajah pak Yogi semakin dekat, tangannya berpegangan pada jok yang aku sandari, sementara tangan satunya berusaha meraih pintu, mungkin untuk berpegangan? Dalam kondisi seperti ini, aku memilih memejamkan mata. Semoga Tuhan mengampuni dosaku."Ngapain tutup mata?" Aku segera membuka mata dan terkejut karena tidak ada sesuatu yang terjadi seperti perkiraanku."Hmm," aku tidak tahu harus menjawab apa."Saya mau bukain pintu, emang kamu pikir saya mau ngapain?" Pak Yogi sudah membuka pintu di sampingku."Aww!" pekikku karena pak Yogi menyentil dahiku."Pikiranmu ya, berbahaya!"Wajahku rasanya sangat panas, malu sekali dan ingin segera menutup wajahku dengan bantal. Dasar pak Yogi, kenapa nggak buka pintu dari luar saja, pikiranku kan jadi ke mana-mana."Dasar perawan! Nanti kalau sudah halal, sekarang tahan dulu," ujarnya. Kenapa jadi aku yang terkesan aku yang tidak sabaran!"Siapa juga yang mikir ke sana. Saya mau turun!" Aku lalu segera turun dari mobil, bisa-bisa aku bertambah malu

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Lamaran

    Pukul sembilan kami berpamitan pada pak Bram, aku dan pak Yogi harus segera ke resort. Masih banyak laporan akhir bulan yang harus diselesaikan."Besok ada undangan nikahan, kamu pergi sama saya," ucap pak Yogi saat kami sudah sampai di resort.Aku mengangguk saja, karena memang kami mendapat undangan yang sama.Hari ini pekerjaan selesai dengan tepat waktu. Aku memilih memesan ojek online karena pak Yogi tidak bisa mengantar. Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, akhirnya ojek yang aku tunggu sampai juga."Mbak Lin, tumben pulang cepet," sapa Ruri, gadis cantik yang saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas."Iya nih, kerjaan nggak banyak. Kamu mau ke mana?" Kulihat dia sudah cantik dalam balutan gaun merah muda."Mau ada acara keluarga, bentar lagi dijemput kakak," jelasnya. Meski sudah berstatus mahasiswi, tetapi wajah Ruri tetap imut seperti anak baru gede."Mbak masuk kamar dulu ya, salam buat keluargamu," ucapku.Entah apa yang di cari oleh Ruri, anak orang

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Godaan

    "Linda pulang dulu, Tante." Aku mencium punggung tangan bu Sandra."Harusnya kamu nginep di sini aja, temenin Mama," pinta bu Sandra."Nggak bisa, Ma. Nanti kalau Yogi khilaf gimana?" ucap pak Yogi."Mama kunci pintunya. Linda di sini buat temenin Mama, bukan buat kamu," jawab bu Sandra."Tapi kan ....""Mungkin lain kali, Tante. Linda juga nggak bawa baju ganti, besok mau ada rapat pagi-pagi," jelasku.Akhirnya bu Sandra pasrah dan membiarkanku pulang di antar pak Yogi. Sekarang sudah pukul delapan, tapi jalanan masih cukup ramai."Kamu cantik," ujar pak Yogi.Yang benar saja, pak Yogi bisa mengatakan itu padaku?"Tumben?""Dipuji malah ngeledek. Nggak jadi muji aja," ucap pak Yogi yang membuatku tidak bisa menahan tawa. Lucu sekali kalau pak bos ngambek."Jangan ngambekan, nanti gantengnya luntur," ujarku."Belajar gombal dari mana? Aku kira cewek batu nggak bisa gombal." Memang ya, kalau orang nyebelin itu sampai kapanpun akan tetap begitu."Makasih. Bapak nggak usah turun, saya m

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Nggak sabar

    "Wih, nggak sabar mau cobain." Pak Yogi lalu duduk di hadapanku."Arya mau lauk apa?" tanyaku, piring milik Arya masih berisi nasi saja."Ayam sama sayur lodehnya dikit aja," jawabnya. Aku cukup heran, anak orang kaya tapi mau makan sama sayur lodeh. Aku menyerahkan piring berisi nasi dan lauk pada Arya."Ambilin punya Yogi sekalian, sambil belajar jadi istri ya," ucap bu Sandra yang lebih terdengar seperti godaan.Pak Yogi mengulurkan piring kosongnya padaku. Aku mengisinya dengan nasi. "Mau lauk apa?""Sayur lodeh sama tempe aja," jawabnya.Aku menyerahkan setelah piring sudah terisi, lalu aku mengisi piringku sendiri."Enak juga, bisa nih, tiap hari dateng ke sini buat masakin," ujar pak Yogi."Tidur sini aja Lin, daripada di kos sendiri. Di sini kamu bisa temenin Mama. Mama udah nggak balik ke singapura," ujar bu Sandra."Jangan lah, Ma, nanti Yogi khilaf. Nanti aja kalau sudah sah, dia tinggal sini," jawab pak Yogi. Kok aku deg-degan ya?"Beneran ya, Mama nggak mau tinggal di si

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Kebohongan Bu Sandra

    Kuembuskan napas secara perlahan, berharap degup jantungnya bisa lebih pelan. Andai bisa memilih, ingin rasanya aku pergi dari sini. Bayang penolakan semakin menghantui."Assalamualaikum, Tante," ucapku menyapa Bu Sandra.Beliau menatapku, lalu seulas senyum muncul di bibirnya. "Waalaikumsalam." Bu Sandra lalu meletakkan ponselnya, berdiri lalu berjalan mendekatiku. "Ih, anak cantik. Lama ya kita tidak bertemu."Bu Sandra memelukku erat, beliau menepuk-nepuk punggungku dengan pelan. Hatiku rasanya seperti dipenuhi bunga-bunga. Bu Sandra selama ini memang sebaik ini. Di usia beliau yang genap tujuh puluh tahun, beliau masih terlihat cantik dan bugar. Sangat menyukai olahraga senam, membuat beliau tampak awet muda."Iya, Tante," jawabku. Sebenarnya saat ini aku sangat tegang, tidak tahu harus mengucapkan apa.Selama hidup dengan Bu Najwa, beberapa kali aku bertemu dengan Bu Sandra. Pembawaan beliau yang tenang selalu memancarkan aura positif dalam dirinya. "Masuk yuk, katanya Yogi, kam

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Ditolak?

    Aku harus menjauhkan ponselku karena suara pak Yogi yang begitu nyaring."Saya lagi makan, Pak. Nggak mungkin kan, makan sama main hape," jelasku."Nanti cepet berangkat, jam tujuh ada tamu dari luar kota. Kamu temui mereka dulu, saya masih harus antar Arya," ucapnya."Iya, pak," jawabku."Mulai sekarang kalau mau ke mana-mana jangan lupa kabarin, belajar jadi istri yang baik.""Emmm...." Belum sempat aku mengucao sesuatu, panggilan diakhiri tanpa salam. Dasar pak bos!Aku segera menyelesaikan makanku. Beruntung tadi sudah mandi, jadi sekarang tinggal ganti baju saja.Setelah siap, aku segera keluar. Mengunci pintu kamar, lalu mengambil sepeda motor di parkiran kos."Linda," sapa seseorang di depan pintu gerbang."Mas Hasan. Ngapain di sini?" tanyaku. Ini masih pagi dan lagi ini kos khusus putri."Lagi nungguin seseorang.""Oh, gitu. Saya permisi ya, Mas," pamitku."Tunggu Lin, saya mau ngomong sebentar sama kamu," ucapnya."Maaf, Mas, saya buru-buru. Sudah ditunggu." Tanpa menoleh,

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   masa lalu

    "Lain kali kalau mas Hasan nitip apa-apa, kamu tolak aja. Mbak nggak enak sama Ibunya mas Hasan. Nanti dikiranya mbak masih deket sana anaknya," ucapku pada Reni saat kami sedang duduk berdua di teras."Aku nggak enak mau nolaknya, mbak. Pak Hasan kan dulu dosenku, nanti dikira aku mantan murid durhaka," jawabnya.Mas Hasan adalah tetangga kos ku, ibunya mempunyai usaha kos-kosan juga, tapi khusus lelaki. Mas Hasan ini berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas ternama di kota ini, dia juga seorang pengusaha muda. Awal kami bertemu saat aku bersama Reni, yang ternyata mantan mahasiswinya berbelanja di minimarket. Awalnya kami hanya berkenalan, hingga suatu ketika mas Hasan meminta nomor ponselku dari Reni. Kami sempat dekat meski tidak pacaran, waktu itu aku baru putus dari Lian, jadi aku memilih berteman saja dengan mas Hasan.Mas Hasan adalah lelaki yang baik dan lembut, dia sering membawakan makanan ke kos atau menitipkan saat ada penghuni kos yang ia temui.Suatu ketika, i

  • TERJERAT CINTA BOS DUDA   Harus gimana?

    "Oke, aku akan pergi. Tapi kalau sampai dua bulan ini ternyata Linda tidak menikah beneran, maka aku akan kembali berjuang," ujar Yovan, ia lalu pergi dari resort tanpa pamit."Tunggu sini, saya mau ambil mobil dulu," ucap pak Yogi.Setelah menunggu sekitar lima menit, mobil pak Yogi sudah berhenti di depanku. Pintu mobil terbuka dari dalam, lalu aku masuk setelah pak Yogi memintanya."Orang kayak Yovan itu nekat, dia akan terus mengejar kalau belum bisa mendapatkan. Kalau sudah dapat, pasti cepat dibuang. Meski tidak dekat, tapi aku tau gimana sifatnya. Harusnya kamu lebih hati-hati sama dia. Bisa saja dia menghalalkan segala cara buat dapetin kamu," ujar pak Yogi sesaat setelah mobil menjauh dari resort."Iya pak, saya sudah blokir nomernya," jawabku."Katanya kamu kasih nomer kantor, kok sekarang kamu blokir nomernya?""Iya, memang yang saya kasih nomer kantor, tapi Yovan punya nomer pribadi saya. Dia bilangnya dapet dari mbak Najwa," jelasku."Nggak mungkin Najwa ngasih nomer kamu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status