Share

Part 2 Perhatian Gara

Penulis: Rita Febriyeni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-11 21:53:03

TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKU

Part 2 (Perhatian Gara)

 

"Dinda! Din!" teriak Ibu menyusulku ke halaman. 

 

Kuhentikan langkah karena ibu berdiri di depanku.

 

"Ada apa, Bu?"

 

"Ayo masuk, kamu tidak boleh pergi, ini pasti bisa diselesaikan baik-baik." Koperku di tarik agar masuk. Tapi kutahan.

 

"Tidak, Bu, tolong jangan minta aku maduk lagi ke rumah Ibu, aku dan Kak Angga sudah bercerai."

 

"Kalian bisa rujuk, toh belum talak tiga, masuklah, Nak." Ibu masih kukuh agar aku masuk.

 

Ini bukan masalah talak satu bisa rujuk kembali. Tapi masalah kepercayaan, kak Angga tidak menginkan aku lagi, bahkan hinaan 'wanita mur*han' dilontarkan dan sangat menusuk jantungku. Di tambah perlakuan kak Anggi yang masih merasa bersaing, padahal itu masa lalu saat kuliah dulu, mungkin itulah yang membuatnya tidak pernah menyukaiku.

 

"Bu, maaf, aku tidak bisa balik lagi ke rumah Ibu, Ibu jaga kesehatan, apa pun yang terjadi antara aku dan putra Ibu, tidak mengurangi tali silaturahmi kita."

 

"Tapi Din, ini masih bisa diperbaiki, ayo masuk."

 

"Maaf Bu, maaf sekali."

 

Mata ibu berkaca melepasku. Kulihat di teras ada kak Gara melihatku juga. Tidak ada kak Angga, menahan kepergianku pun tidak, tidak masalah, mungkin satu bulan ini adalah pelajaran hidupku agar lebih memilih pasangan yang bisa menghargai dan saling percaya. Aku tidak boleh menyesal.

 

***

 

"Loh, kok kamu bawa koper, Din? Trus Angga mana?"

 

Kak Murni menyambutku terkejut. Ia kakakku satu-satunya. Statusnya janda beranak satu, suaminya baru setahun meninggal.

 

"Tante Dinda datang!" sorak Mia menyambut lalu memelukku.

 

"Anak Tante cantik kali, pasti pakai lipstik mama ya?" Kulihat bibir Mia ada bekas lipstik. Centil, baru enam tahun ingin dandan seperti kak Murni. Tidak salah kak Murni sering mengeluh lipstinya barunya patah.

 

"Iya, Tante, aku mau cantik seperti Tante dan Mama," jawab Mia malu-malu.

 

Kuletakkan koper di kamarku dulu. Kamar sebelum aku menikah. Tidak ada yang berubah, bahkan foto wisudaku masih terpampang di dinding.

 

"Ada apa, Din? Kenapa balik ke rumah? Angga mana?"

 

Aku duduk di tepi ranjang. Untuk mulai bicara pun sulit. Yang ada kekesalan tak terbalas. Akan kubuktikan, aku sangat berterima kasih atas perceraian ini. 

 

"Cerita, Din." Lalu kak Murni duduk di sampingku. Matanya terus menatap menunggu aku bercerita.

 

"Aku sudah diceraikan, Kak," jawabku pelan menahan hati.

 

"Apa? Tapi kenapa?" Suara kak Murni terdengar keras. Wajar, terkejut karena aku baru menikah tapi sudah dicerai.

 

"Fotoku dulu bersama Kak Yuda ada di ponsel Kak Angga, Kak."

 

"Loh, kok bisa? Lagian kalian sudah putus, Angga tau itu foto dulu? Trus itu foto yang gimana?"

 

"Foto pipiku dicium Kak Yuda saat merayakan ulang tahunku dulu. Aku nggak tau dari mana ia dapat foto itu."

 

Sebenarnya aku yakin ini perbuatan kak Anggi. Saat merayakan ulang tahunku dulu, kak Anggi dan kak Gara juga sudah pacaran dan mereka ikut merayakan. Tapi saat itu kak Anggi terlihat baik.

 

"Sudahlah, nasi sudah jadi bubur, tak usah sedih, toh kamu masih muda dan bisa cari penggantinya. Kamu masih cantik, Kakak yakin, tidak butuh waktu lama mencari pengganti Angga."

 

Kak Murni menyemangatiku. Mungkin benar, tidak butuh waktu mencari pengganti kak Angga, yang lama itu memilih lelaki yang tepat. 

 

***

 

Malam ini aku berkurung diri di kamar. Bukan meratapi, tapi rasa kesal yang tak terbalas. Sakit hati mengingat ucapan kak Angga dan raut senyum sinis kak Anggi. Jika tahu ini jadinya, tak akan kuterima pinangan kak Angga. Penyesalan, meskipun kuingkari tetap juga ini tak merubah kenyataan.

 

Kubuka laptop. Aku akan cari lowongan kerja, aku harus cari uang untuk biaya hidupku. Dulu, saat aku memutuskan menikah, aku memilih berhenti kerja karena ingin fokus ke rumah tanggaku. Tapi sekarang, tak mungkin kuharap dari kak Murni, ia juga seorang janda yang hidup dari membuka laundry di depan rumah.

 

Setelah memasukan lamaran online di beberapa perusahaan, untuk menghilangkan jenuh, kubuka f******k. Tapi ..., 'Akhirnya benalu pergi juga' status kak Anggi. Apakah ini tujuannya untukku? mendadak hatiku bertambah sakit. Hanya aku yang ke luar dari rumah ibunya tadi pagi.

 

Tok tok tok!

 

"Din! Dinda!"

 

Terdengar kak Murni mengetuk pintu kamarku.

 

"Ya, Kak," sahutku lalu melangkah membuka pintu.

 

"Ada Gara mencarimu," ucap kak Murni yang membuatku terkejut.

 

Kak Gara? Kenapa ia mencariku? 

 

"Sama siapa Kak?"

 

"Sendiri."

 

Kenapa rasanya aneh. Kak Gara datang malam-malam begini. Tapi untuk apa? Kenapa bukan kak Angga yang datang?

 

***

 

"Kak Gara, ada apa ya, Kak?" tanyaku duduk di ruang tamu. Posisi kami di kursi saling berhadapan.

 

"Gimana kabarmu Din?" 

 

"Alhamdulillah, baik, Kak. Aku nggak apa-apa kok," jawabku di sela senyum. Aku tak ingin orang menilaiku terpurik atas perceraian ini.

 

"Syukurlah. Tolong maafkan Anggi, Din."

 

"Maaf untuk apa, Kak?"

 

"Karena ikut berpihak ke Angga mengusirmu."

 

"Kak Anggi tidak salah, toh kak Angga adiknya, ya wajar kalau dibela," jawabku tenang.

 

"Trus, sekarang kamu gimana?"

 

"Ya aku kembali ke sini, Kak. Hanya rumah ini tujuanku."

 

Rasanya aneh kak Gara bertanya tentang aku. Perhatian dan sorot matanya pernah kulihat saat dulu waktu kami masih kuliah, saat itu ia seniorku.

 

"Ohh, mm, aku senang melihatmu baik-baik aja ...."

 

"Tentu aja kamu senang! Jadi ini alasanmu pamit ke luar rumah? Atau jangan-jangan kalian juga bermain di belakangku!"

 

Aku dan kak Gara terperanjat. Tiba-tiba kak Angga muncul di pintu menyambung perkataan kak Gara. Matanya melotot sambil menunjuk kami. 

 

Bersambung ....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Melani Pramosa
masaan lucu cerita, kan waktu di bilang wanita murahan seharusnya dinda kan bisa jawab "kalau aku wanita murahan tapi keperawananku kan kau ambil pas malam pengantin".
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 3 Berusaha Bangkit

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 3(berusaha bangkit)Belum sempat kak Gara melanjutkan kata-katanya, kak Angga muncul dari pintu menyambung perkataan. Ia melotot sambil menujukku dan kak Gara."Aku nggak nyangka, kamu kakak iparku yang kusegani, ternyata juga selingkuh dengannya!" Tunjuk kak Angga mengarah padaku. Suaranya terdengar lantang hingga kak Murni ke luar dari kamarnya."Angga, tolong sabar dulu, ini bukan seperti yang kamu kira," bantah kak Gara bangkit dari duduknya.Aku tetap tenang duduk. Buat apa juga menjelaskan, mau membersihkan namaku? Toh, sekarang aku bukan istrinya lagi. Kak Angga tidak punya hak atas diriku."Masih menyangkal!" Tiba-tiba kak Angga menuju pipi kak Gara. Mukanya merah melotot. "Aak!" Kak Gara memegang sudut bibirnya, sedikit lebam."Tunggu! Tunggu, Kak!" Aku langsung berdiri di antara mereka. Jika tidak, akan terjadi pergulatan. Posisiku menghadap mantan suamiku."Urusanmu apa? Tolong jangan ribut di sini." Aku masih bersuara datar. Menahan h

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 4 Ide Silvi

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 4 (Ide Silvi)Mulai cerah. Duniaku terasa bersinar karena mendapatkan pekerjaan. Posisi asisten pak Ridwan. Akan kutunjukkan kalau aku karyawan teladan, biar kak Angga tahu, aku bisa maju setelah diceraikan."Din, ikut acara alumi kampus yuk?""Hah? Nggak mau, pasti si Anggi datang, aku nggak mau melihatnya," tolakku. Acara alumi tidak membuatku semangat. Aku butuh waktu untuk menata hati setelah dicerai."Ayo lah, lagian nggak ada yang melarangmu kumpul ma teman. Dari pada Bt di rumah terus." Silvi masih kukuh agar aku ikut."Malas.""Ada kak Yuda juga loh," goda Silvi menaik turunkan alisnya."Masak iya?" Mataku langsung membulat."Tuh 'kan kepo ...." Silvi menggodaku lagi. Malu, tapi aku penasaran gimana kabarnya."Ih, apaan sih. Itu hanya masa lalu, gara-gara itu aku dicerai," polesku.Sebenarnya aku sangat penasaran gimana kabar kak Yuda. Semenjak ia pergi tanpa kabar, aku menerima pinangan kak Angga. Penantian satu setengah tahun, aku tak m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 5 Bertemu

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 5 (Bertemu)Aku duduk di bangku belakang samping pak Ridwan. Mobil melaju dan entah ke mana. Katanya rapat, aku tak berani bertanya, harus jaga image agar terlihat seperti wanita berkelas dan tidak murahan. Karena kebanyakan orang melihat janda diidentik dengan pandangan buruk.Tidak ada sepatah kata pun. Pak Ridwan sibuk dengan ponselnya, kadang menerima telepon dan kadang kulihat seperti membalas pesan. Hanya satu yang menonjol semobil bersamanya, wangi parfumnya. Enak dicium.Andaikan aku belum pernah menikah. Status gadis mungkin lebih membuatku percaya diri mendekatinya. Meskipun Silvi bilang aku masih cantik, tetap saja statusku pernah menikah."Nanti saat rapat, catat semua poin penting. Aku ingin setelah itu kamu periksa laporan keuangan di Pt. Abadi." Pak Ridwan bicara sambil melihat ponsel. Uh! Kok dia tak melirikku? Padahal aku masih cantik kok."Baik, Pak," jawabku.Pt. Abadi? Itu 'kan tempat kak Angga kerja. Atau jangan-jangan kali i

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 6 Alasan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 6 "Aku sudah diceraikan, statusku janda, Pak Angga," jawabku lantang kepada mantan suamiku."Dinda."Tiba-tiba pak Ridwan muncul dari pintu memanggilku. Kami langsung terdiam melihat ke pintu. Pak Ridwan berdiri melihat kami."Iya, Pak," jawabku pelan. Rasanya tidak enak. Aku takut karirku anjlok karena mencampur adukkan urusan kerjaan dengan urusan pribadi. Mudah-mudahan aku tidak dipecat, baru juga kerja.Pak Ridwam melangkah masuk. Kini posisinya tepat di sampingku melihat ke kak Angga."Pak Angga, tolong kirimkan semua bukti pengeluaran perusahaan ke kantor PT. Cahaya, Dinda bertugas memeriksanya.""I-iya, Pak, nanti saya kirimkan," jawab kak Angga gugup. Lalu sepintas menatapku."Oke, ayo Dinda, kita balik," ajak pak Ridwan, lalu melangkah ke pintu. Aku mengiringinya di belakang. Saat kututup pintu dari luar, kulihat kak Angga masih menatapku.***Di mobil. Tak ada sepatah kata pun yang diucapkan pak Ridwan. Apakah ia tahu atau tidak urusan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 7 Pov Angga

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 7Pov AnggaKukira Dinda minta rujuk dan ia akan jadi istriku lagi. Tapi aku salah, ia justru minta surat cerai secepatnya. Usahaku sia-sia. Akan kubuat ia mengemis minta rujuk. Ibarat pepatah, tak satu jalan ke Roma.Mungkinkah hati ini sulit berpaling dari mantan istriku? Jika kuingat dulu, sangat sulit menaklukkan Dinda, tolakan tiga kali, bahkan aku menyaksikannya jalan dengan sahabat kak Anggi. Setelah kumiliki, aku melepaskannya. Aku cemburu, aku kesal, fotonya bersama Yuda tiba-tiba ada di ponselku, kak Anggi bilang, mereka juga sering bertemu. Apakah aku tak berarti baginya hingga berani main selingkuh?"Kenapa diam Kak? Apakah permintaanku sangat sulit dipenuhi?"Sok. Santai sekali minta surat cerai. Dikiranya ia wanita satu-satunya tercantik di dunia ini? Aku juga bisa mendapatkan wanita yang lebih darinya. Buktinya, Debi yang masih gadis bisa kudekati hanya dalam waktu semalam."Oke, justru dengan senang hati kuberikan. Berhubung pekerj

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 8 Diserang Mantan dan Kakaknya

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 8 (diserang mantan dan kakaknya)"Ada apa Din? Tadi sepertinya suara Angga." Kak Murni muncul dari pintu kamar."Nggak ada Kak, aku mau tidur dulu," jawabku berlalu. Capek bicarakan mantan, lagian tidak penting dibahas, hanya akan bertambah sakit."Oh ya Kak, itu ada bakso dari Kak Gara, besok kalau Kak Gara berkunjung, bilang aku tak di rumah," sambungku, lalu menutup pintu kamar."Iya, lagian tadi Mia yang bilang kamu ada di kamar," jawab kak Murni terdengar hingga kamar.Kak Gara menambah masalah saja. Sepertinya aku harus berkata tegas. Statusku janda, aku tak mau gara-gara aku rumah tangganya hancur. Lagian aku tak punya hati ke dia. Sebenarnya gampang membalas Anggi. Aku bisa gunakan kak Gara, tapi aku masih punya rasa kasihan, ada bayi dalam perut Anggi. Aku juga menghargai ibu mantan mertuaku. Hanya itu.Ponselku berdering, ada WA dari kak Angga. Segera kubaca.[Kamu kira dengan mengusirku merasa menang?]Pesan itu hanya kubaca tanpa kuba

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 9 Trik Pertama Menarik Perhatian Bos

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 9 (trik pertama menarik perhatian bos)"Kok mayun aja, Din? Kayak di tinggal cowok aja," ucap Silvi sambil membetulkan lipstiknya. Padahal sudah dandan dari rumah, kurang ketebalan mungkin."Emang iya, aku 'kan udah dicerai, hanya satu bulan nikah, uh! Ingin kupenyet tu kepala Angga!" ucapku sambil meremas kertas memikirkan wajah mantan suamiku."Oh tidak! Jangan sampai nggak jadi." Ekspresi Silvi pura-pura terkejut."Iiih, bantuin aku dong, kemaren aku diserang A kuadrat mmmm.""Hah? A kuadrat apaan?" Mata Silvi membulat. Kegiatan memakai lipstik terhenti sesaat."Angga Anggi," jawabku sewot."Oooo si susabu," Mulut Silvi membulat."Hah? Itu apaan?""Suami satu bulan gitu," jawab Silvi. Ternyata dipersingkat."Nggak lucu, udah ah, aku mau ke toilet dulu, ntar kalo Bos cari bilangin ya."Bicara dengan Silvi tidak ada habisnya. Ada saja yang bikin candaan. Padahal hatiku remuk karena insiden kemarin. Aku seperti penjahat yang dikepung dua orang pol

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 10 Reunian

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 10 (reunian)Rasanya jantungku berdebar. Pak Ridwan- bos besar ingin bertanya soal pribadiku? Jangan-jangan ingin mengajak kencan, atau melamarku; mengharap , atau ..., mungkin saja mau menaikan gajiku?"Apa Pak?" tanyaku melihat pak Ridwan.Ia tetap melihat ke depan menyetir. Ekspresi wajahnya tidak berubah, kaku dan tidak memperlihatkan ketertarikan menatapku. Huh! Dugaanku pasti salah."Kamu sudah punya anak?"Ya ileh, jadi hanya menanyakan masalah aku sudah punya anak atau belum? Mendadak anganku buyar tak bersisa."Belum Pak, aku hanya menikah satu bulan saja," jawabku. Mungkin jawaban ini bisa memberitahu statusku. Jika berkenan akan dijadikan istri bos. Mimpi ...."Satu bulan?" Pak Ridwan melihatku sekilas. Tapi tetap saja ekspresinya datar."Mmh." Aku menganggukan kepala. "Emangnya kenapa Pak?" tanyaku balik. Kok bosku kepo."Nggak, jika sudah punya anak, perusahaan akan menanggung biaya pendidikan anak, untuk karyawan terpilih."Oooh, itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15

Bab terbaru

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Ekstra Part

    Ekstra partPov YudaSebelum Ridwan menjemput Dinda di desa.Kuputuskan bertemu pak Ridwan. Mungkin ia masih marah dengan kejadian semalam. Tak peduli jika ia memukulku lagi. Yang kuinginkan, ia bisa membuat Dinda bahagia. Hanya itu."Pak Yuda mau ke mana?""Bu Bunga, aku ingin bertemu Pak Ridwan." Aku bangkit dari sofa. Semalam aku diajak ke rumahnya. Semua hanya ingin mengobatiku."Tapi Pak Yuda masih sakit, gimana kalau ia memukul lagi dan ....""Jangan khawatir, Bu. Aku bisa hadapi.""Pak Yuda." Tiba-tiba tanganku ditahan."Bu Bunga kenapa?" Air mata itu mengkhawatirkan aku. Astaga, apakah Bunga punya perasasn padaku?Bunga wanita cantik dan baik. Lelaki mana yang bisa menolaknya. Ia juga cerdas sama seperti Dinda. Hanya saja, ia bukan Dinda. Dinda wanita sederhana serta mandiri. Itulah kelebihannya dari Bunga. Tentu yang lebih penting tentang rasa."Bu Bunga, kenapa?" tanyaku lagi. Kenapa aku merasa tak tega melihatnya menangis untuku."Kenapa? Apakah Dinda sepenting itu bagimu?"

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 51 Tamat

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 51 ( TAMAT )Desa ini sangat indah, bangunan rumah mulai banyak. Teringat waktu kecil, setiap liburan pasti ke desa ini. Tapi itu hanya kenangan. Kulihat dekat sungai. Ada sedang pembangunan jembatan. Ramainya para pekerja membuat jalan ini tidak terlihat sepi.Rumah nenek sangat sederhana. Dulu rumah ini masih berdinding papan. Orang tuaku berhasil merehap rumah ini sehingga layak huni dan kokoh. Lantai pun sudah dikeramik. Rumah kecil dengan halaman yang luas. Sekeliling rumah banyak bermacam pohon buah-buhan sebelum menginjakkan kaki di perkebunan teh yang sangat luas.Kubuka pintu rumah. Rumah ini sudah lama tak berpenghuni semenjak nenek meninggal setahun yang lewat. Perabotan rumah dan tempat tidur sudah ditutup kain putih agar debu tak menempel.Kuletakkan tas di kamar. Lalu aku mulai membersihkan rumah ini. Harus sedikit ekstra tenaga karena baru juga sampai. Untung kak Murni sudah persiapkan bahan makanan hingga untuk tiga hari ke depan,

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 50 Di Waktu Yang Salah

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 50 ( di waktu yang salah )Kak Yuda langsung berdiri saat pak Ridwan mendekati kami. Kuseka air mata agar pak Ridwan tak melihatku menangis. Bodohnya aku menangis jika merasa tak dihargai."Ini belum terlanjur, Dinda," ucapku di hati berusaha mensugesti diri."Dinda dan Pak Yuda, ngapain di sini?" tanya pak Ridwan melihatku, lalu memalingkan muka ke kak Yuda."Mmm ini, Pak Ridwan a ...." Belum sempat kak Yuda melanjutkan jawabannya, terdengar seseorang memanggil. "Ridwan! Ridwan!" Ternyata Gina memangil sambil melangkah mendekat. "Kamu ke mana aja? pesta dansanya akan dimulai, ayok." Gina menarik tangan pak Ridwan. Sangat terlihat ia berusaha mendapatkan kembali mantan suaminya.Dibanding Gina, aku tak ada apa-apanya masalah harta, ia dari keluarga pengusaha sukses, sedangkan aku hanya anak yatim piatu meskipun sudah tamat S1. Cari kerja pun dari usaha sendiri tanpa ada keluarga yang membantu. Melihat kejadian ini, kak Yuda langsung melihatku.

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 49 Kenapa Dia Yang ...

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 49 (kenapa dia yang menghapus air mataku?)Jadi wanita bersama kak Yuda keponakan pak Ismail. Pantas mereka sangat akrab, pak Ismail saja bersikap baik ke kak Yuda. Meskipun hanya sekali melihat, tapi aku bisa merasakan itu. "Aku Bunga." Wanita bernama Bunga itu mengulurkan tangan padaku. "Dinda," ucapku menyambut tangannya. Kami saling melempar senyum. Ada sesuatu yang kurasakan, namun sulit kugambarkan perasaan apa itu. Lalu Bunga juga bersalaman dengan pak Ridwan bentuk mereka berkenalan. Dan setelah itu kami duduk. Aku duduk di samping pak Ridwan dengan kursi yang berhadapan dengan kursi Bunga yang berdampingan dengan kursi kak Yuda."Kita seperti double date, ya," ucap pak Ridwan sambil membentangkan tangan kanannya di sandaran kursiku."Pak Ridwan bisa aja, lagian makan bakso di sini sangat menyenangkan, kebetulan saya suka melihat keramaian sana," tanggapan kak Yuda sambil menunjuk ke arah taman, banyak anak-anak berlari bermain. Wajah m

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 48 Wanita Bersama Kak Yuda

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 48 ( wanita bersama kak Yuda )Tanganku dilepas. Dari sorot mata pak Ridwan, seolah ia tak percaya dengan ucapanku. Lebih tepatnya terpengaruh dengan ucapan mantan suamiku yang muncul tiba-tiba. "Terserah kalau kamu tidak percaya," ucapku melangkah terus ke tepi jalan. "Tunggu, Din!" ucap pak Ridwan.Aku tak peduli dan terus melangkah."Dinda!" Tiba-tiba kak Angga berlari mendekat. Tanganku ditahan."Lepaskan aku!" Kutarik tangaku agar terlepas. Aku berhasil."Tunggu, Din, aku bukan ingin menyakitimu, sungguh, aku tak ada niat buruk.""Dinda!" Pak Ridwan memanggil sambil melangkah mendekat."Ikut denganku, Ibu ingin bertemu.""Tolong jangan ganggu hidupku, aku mohon." Kusatukan kedua telapak tangan memohon."Kamu mau apa lagi ke sini!" Tiba-tiba pak Ridwan menujuk kak Annga dengan mata melotot."Hey, santai, emang kamu siapa melarangku? Di sini uang dan kekuasaanmu tak berlaku, Dinda belum resmi menjadi Istrimu, jadi aku masih punya hak untuk i

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 47 Sikap dan Kepercayaan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 47 (sikap dan kepercayaan)Aku terdiam menatap pak Ridwan. Bukan karena merasa bangga ia punya rasa cemburu padaku. Seorang pak Ridwan lelaki yang hampir mendekati sempurna bagiku, tapi ..., kenapa bersikap seperti posesif. Mudah-mudahan aku salah."Kenapa harus memecat Pak Boby, Mas? Yang salah kan aku?" Kutekan nada suara agar pak Ridwan tidak semakin marah."Kenapa sih kamu bela dia?" Pak Ridwan melihatku sekilas."Ini bukan membela tapi ...." Tak kuasa melanjutkan kata-kataku. Kupalingkan mata ke luar jendela kaca mobil lalu menyeka air mata. Tentu aku terkejut dengan suara lantang pak Ridwan.Tiba-tiba mobil dihentikan di tepi jalan yang agak sepi. Pak Ridwan menghela nafas besar. Terdengar nafasnya meskipun aku belum mengalihkan pandangan ke dia."Maafkan aku, tolong jangan menangis, Din." Suara pak Ridwan melunak.Tapi aku tetap memalingkan mata ke luar jendela."Aku hanya cemburu, itu karena aku takut kehilanganmu, apakah aku salah?"Aku t

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 46 Cemburu

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 46 (Cemburu)Ada rasa lega setelah meninggalkan kantor pak Ismail. Bukan karena pak Ismailnya, tapi karena kak Yuda yang menyulitkanku berucap. Seandainya aku jujur ke pak Ridwan dengan statusku mantan kak Yuda, apakah ia bisa mengerti?Aku takut ini jadi salah paham karena dari awal kebohongan ini tak sengaja hadir. Dan akhirnya berlanjut hingga beberapa kali pertemuan. Pertemuan kali ini diketahu pak Ismail, tak sengaja, semua serta tak disengaja."Hey, kenapa diam aja? Aku masih di sini loh, Din," ucap pak Ridwan membubarkan lumunanku."Iya, aku tau Mas Bos," jawabku berusaha santai ketahuan memikirkan sesuatu."Mikirin apa?""Nggak ada." Bingung mau jawab apa."Jangan bohong.""Mm siapa yang bohong?" Aku balik tanya."Lagi melamun mikirin apa?" Pak Ridwan tetap menyetir."Nggak ada.""Ya udah kalau nggak mau cerita, kita ke PT abadi dulu ya?""Apa? Harus ya?" tanyaku balik karena enggan ingin ke sana. Tentu aku malas bertemu kak Angga. Semenja

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 45 Diketahui Pak Ismail

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 45 (diketahui pak Ismail)Pov YudaKenapa rasanya sesak. Depan mata, kulihat wanita yang dicintai bersama lelaki lain. Sampai saat ini ia terus bersemayam di hati, pikiran dan bahkan bayangannya hadir di setiap malam. Dinda, Dinda ....Tatkala hati ini berbisik. Dekap aku dalam tatapan cinta meskipun dirimu sudah memilih yang lain. Tapi bibirmu diam dan bahkan mata itu berpaling. Bodohnya aku masih merasakan tak rela melihat tanganmu digenggamnya. Aku tahu, kamu hanya sebuah kenangan yang selalu mengikutiku. Entah sampai kapan.Dinda ...."Pak Yuda minta pendapat saya?" Reaksi wajah Dinda sedikit tegang. Apakah ia merasa kesulitan menjawab pertanyaanku. Tentu wanita yang dimaksud adalah dia. "Iya, Din, gimana pendapatmu jika kesempatan sedikit itu dimanfaatkan Pak Yuda merebut wanita yang dicintainya." Kali ini pak Ridwan yang ikut menjelaskan."Saya ..., saya juga bingung harus jawab apa. Mungkin Pak Ismail punya pendapat," ucap Dinda melihat ke

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 44 Situasi Sulit

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 44 (situasi sulit)Pesan WA kak Yuda hanya kubaca tanpa dibalas. Jika aku terus berkomunikasi, ini menyulitkanku karena pasti ada-ada saja yang membuat kenangan kembali hadir. Aku sudah memutuskan harus setia. Pak Ridwan hampir sempurna di mataku, ya ..., di mataku.***[Sudah siap, Din?]Barusan kubaca pesan WA dari pak Ridwan, ops salah, mas Ridwan.[Siap apa, Mas?]Pesannya rancu hingga maksudnya tak nyambung dengan pikiranku.[Berangkat]Kubalas lagi.[Berangkat kerja?][Bukan, berangkat menemaniku di kantor]Rio Dewanto KW ada-ada saja. Menemani di kantor? Apa ia serius memecatku? Oh tidak.[Kerja?]Tanyaku lagi.[Bukan, menemaniku di kantor][Serius Mas Bos memecatku?] Kusertai dengan emoticon sedih.[Kamu itu calon istri Bos, kok sedih dipecat?][Aku cinta pekerjaanku, Mas Bos][Pekerjaan aja? Sama aku gimana?][Masih pagi, jangan bercanda, Mas Bos][Pagi itu membawa berkah, Sayangku]Kok mas bos terlihat lebay. Tapi aku harus membiasakan d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status