Share

Bab 0016

Author: Farid-ha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Lilik tidak berani mengangkat kepala.

“Terbuat dari apa hatimu sehingga bisa selingkuh di belakang anakku? Di sana dia berjuang mengumpulkan uang untuk membahagiakan kamu, tapindi sini kamu asyik goyang di ranjang dengan laki-laki lain! Astaghfirullah … apa dosa anakku sampai diselingkuhi seperti ini, ya, Allah? Ibu histeris.

Tangisan ibu menyayat hati. Siapa pun pasti akan ikut menangis melihat beliau seperti ini. Tak terkecuali aku. Air mataku mengalir deras, pertahananku jebol.

“Maafkan Lilik, Bu.” Lilik bersimpuh di depan ibu. Ia berusaha menggapai tangan mertuanya, tapi segera ditepis oleh perempuan yang telah melahirkan aku itu.

Ibu sesenggukan. Lilik pun ikut menangis. Entah apa yang ia tangisi?

“Katakan siapa laki-laki yang telah mengguncang ranjangmu?” Ibu kembali bersuara setelah sekian menit menangis, isakan masih ada.

“Apa kamu lupa siapa dirimu, Lik? Anak yatim piatu yang tidak jelas asal usulnya. Diangkat derajatnya oleh anakku. Dulu, hidup dalam kekurangan. Kini dibuat senang oleh anakku. Kamu mau makan tinggal makan, tidak harus repot mikir besok makan apa.” Ibu menatap tajam menantunya.

“Sekali lagi Lilik minta maaf, Bu. Ampuni Lilik. Lilik mengaku khilaf.” Perempuan itu memohon. Dia kembali berusaha menggapai tangan Ibu, tapi lagi-lagi ditepis oleh orang tuaku.

Ibu memundurkan kursi rodanya. Dada yang mulai itu terlihat naik turun menahan emosi. Detik berikutnya, ibu terlihat mengeluarkan napas dengan kasar.

“Apa kamu pikir dengan minta maaf masalah selesai. Kamu tahu julukan apa yang tepat bagi perempuan yang suka selingkuh? Perempuan murahan. Dan bagi saya tidak ada ampun untuk wanita seperti itu.” Kali ini suara Ibu lebih tenang, tapi cukup menohok. Ah, bahkan menusuk jantung seandainya aku pelakunya.

Ibu menggerakkan kursi roda, hendak meninggalkan ruang makan. Namun, ibu menghentikan gerakan kursi roda tersebut saat Lilik angkat suara. Perempuan itu berdiri dari posisi simpuhnya.

“Jangan sombong, Bu.” Lilik berdiri di hadapan ibu kini. Kami diam, ingin tahu apa disampaikannya.

“Seolah-olah saya ini wanita paling hina di dunia, sehingga ibu tidak mau mengampuni saya. Padahal, belum tentu Ibu lebih baik dari saya. Ingat, Tuhan saja maha pengampun atas dosa hamba-NYA, lantas ibu siapa yang tidak mau memaafkan saya? Memang, saya melakukan kesalahan. Tapi, itu semua tidak murni salah saya. Anak ibu pun ikut salah di sini. Apa ibu pikir saya bahagia hanya dikasih materi yang berlimpah, namun selalu ditinggal? Saya perempuan normal yang juga butuh belaian, Bu. Apa salah saya butuh kehangatan?” Lilik berapi-api.

Astaghfirullah ….

Ya Allah … bagaimana bisa perempuan itu kehilangan rasa malunya, sehingga bangga mengungkap alasannya selingkuh. Tidak terlihat penyesalan sama sekali di wajahnya. Berarti tadi hanya akting semata? Begitu ibu melukai harga dirinya, ia langsung menampakkan sifat aslinya. Lima tahun menjadi iparnya, baru paham sifat asli Lilik. Perempuan seperti ini tidak jangan dibiarkan menang.

“Apa kalau perempuan kesepian itu dihalalkan untuk selingkuh, Mbak? Apa kamu nggak bisa bersabar sebentar saja untuk menahan hasratmu sampai kakakku pulang? Betapa murahnya tubuhmu diobralkan pada laki-laki sembarangan. Apa kamu tahu alasan abangku pergi ke luar negeri? Untuk menyenangkan kamu di kemudian hari kalau lupa, Mbak! Malang benar nasib kakakku, berjuang di negeri orang dengan susah payah, menahan segala penderitaan demi kehidupan yang lebih baik, tapi di sini istrinya enak-enak berbagi peluh dengan laki-laki lain. Sebutan apa yang tepat untukmu selain perempuan murahan, Mbak?”

Aku yang sejak tadi diam kini mulai angkat bicara. Meluahkan semua emosi yang selama ini aku tekan. Suaraku pelan tapi cukup menohok bagiku. Pasti, tidak hatinya yang sakit, harga diri pun telah tercabik-cabik dengan sempurna.

“Kamu nggak usah merasa sok suci, Amira. Kamu mengatakan aku murahan, lalu sebutan apa yang tepat untuk suami kamu. Karena nyatanya dialah bapak dari janin ini.” 
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Siti Marlina
lanjutin cerita nya
goodnovel comment avatar
Claire Adhelaide
menarik lanjut ceritanya
goodnovel comment avatar
Claire Adhelaide
lanjutkan ceritanya asyik juga
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0017

    Dengan senyum menyeringai, Lilik mengelus perutnya.Dadaku gemuruh kian riuh. Tangan ini mengepal dengan sempurna. Tatapanku menghujam. Meskipun aku sudah tahu, tapi tetap sakit hati ini mendengarkannya. Air mata yang tadi sudah surut kini kembali menetes, tapi buru-buru kususut. Aku tak mau terlihat lemah di depannya.“Apa? Jadi kamu selingkuh dengan iparmu sendiri, Lik?” Jari telunjuk ibu mengarah tepat ke arah wajah Lilik.“Iya, ini anaknya Tama, Bu. Kami saling mencintai. Anak-anakmu tidak bisa memuaskan kami. Jadi, wajar kalau akhirnya kami bermain di belakang mereka."“Pergi dari sini, pergi!” Jari telunjuk ibu mengacung ke arah pintu.Detik berikutnya tubuh ia roboh. Aku memekik histeris. Pasti, tensi beliau kembali tinggi.“Jangan bengong aja, bantu aku mengangkat ibuku, Lik!” Terbuat dari apa hatinya sehingga tidak bergerak sedikitpun untuk membantu ibuku Susah payah aku payah aku mengangkat ibu yang cukup berat. Tapi, sia-sia. Karena nyatanya bobot tubuh ibu lebih besar dar

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0018

    POV TamaApa sih maunya perempuan itu? Kenapa semua barang di rumah ia angkut semuanya? Kepala ini benar-benar pusing memikirkan sikap Amira yang mendadak berubah akhir-akhir ini. Tidak ada lagi istriku yang penurut. “Tam, jujur sama Ibu, sebenarnya ada masalah apa dengan rumah tangga kalian? Kenap

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0019

    Aku terdiam, teringat kata-kata Amira kemarin. “Ibumu menerima aku karena uangku.”“Tapi, saat ini Amira sudah tidak bekerja, Bu. Dia mau konsentrasi mengurus ibunya. Apa ibu masih ingin mempertahankannya?” Aku menyampaikan kebenaran. “Amira itu sangat mencintai kamu. Berikan kesempatan padanya unt

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0020

    “Bagaimana kondisi ibu saat ini, De?” tanya Kak Fikri di seberang sana. Aku menatap ke arah ibunya yang sedang tertidur. Lalu, melangkah ke luar ruangan agar bisa leluasa berbicara dengan abangku. Saudaraku satu-satunya itu saat ini sedang dalam perjalanan pulang menuju Indonesia. Begitu mendengar

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0021

    Enak sekali kalau ngomong. Ingin rasa rasa aku mendebatnya saat ini juga, tapi percuma. Urusannya akan panjang dan lama. Aku tidak mau itu terjadi.“Saya pikirkan nanti, Bu.” Aku pamit, hendak meraih punggung tangannya.“Ibu ingin mendengar jawabanmu sekarang biar tenang.” Bu Mumun masih menahan tan

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0022

    POV 3“Kurang ajar! Dari mana dia tahu kalau aku sedang mengincar uangnya? Seandainya ibunya tidak akan mendapatkan uang gusuran yang sangat besar itu, tidak mungkin aku sudi menemui seperti ini! Tidak mungkin aku menjatuhkan harga diriku di depan anak ingusan itu kalau bukan demi impianku. Awas kam

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0023

    Sepasang kekasih yang sedang bergulung di bawah selimut. Sementara, Tama dan Lilik membeku untuk beberapa saat, matanya melotot sempurna untuk sekian detik. Otaknya berusaha keras untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Kaget dengan apa yang ada di hadapan mereka. Fikri yang mereka yakini masih ada

    Last Updated : 2024-10-29
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0024

    “Bi, amankan ibu? Maaf aku tidak bisa kembali ke rumah sakit malam ini. Mungkin, besok pagi-pagi baru aku kembali. Urusannya di sini belum kelar.” Aku menelpon bibi setelah dari kamar mandi, persidangan Tama dan Lilik belum usai.Bibi kuminta menemani ibu di rumah sakit. Beliau tahu semuanya karena

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0173

    “Ini tempatnya, Mbak?” Tama menatap perempuan yang merupakan tetangga kontrakan Lilik tersebut dengan kening mengkerut. “Iya, ini, Mas. Beberapa hari yang lalu juga ada yang mencari Mbak Lilik. Perempuan. Bahkan dia menitipkan sesuatu untuk Zidane.” Tama terdiam, tapi otaknya berpikir menerka-nerk

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0172

    Amira terdiam, menunggu jawaban Tama. Sebenarnya dia sendiri ragu, tidak yakin dengan idenya ini. Tapi, Amira merasa perlu melakukan itu demi kebaikan Zidane. [Jangan memintaku yang tidak-tidak, Mir! Mustahil aku kembali dengan Lilik. Itu tidak mungkin terjadi.] Tama mengirimkan pesan balasan pada

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0171

    “Lilik?” Samar, Amira memanggil wanita yang sedang menuntun bocah cilik sambil menenteng tas yang terlihat berisi dagangan. “Pak tolong berhenti sebentar.” Amira meminta kepada sopir taksi. “Tapi argonya tetap jalan, ya, Mbak.” Sopir mengingatkan. “Nggak masalah, Pak. Nanti saya lebihkan untuk

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0170

    “Kapan acara lamarannya, De?” tanya Fikri di negeri seberang sana. Amira baru saja menceritakan niat baik Reza yang ingin melamarnya kepada Fikri. “Rencananya empat hari lagi, Bang. Abang sekarang sudah merestui ‘kan?” tanya Amira yang belum begitu yakin sepenuhnya terhadap restu Fikri. “Insya

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0169

    “Terima kasih banyak, ya, Mas. Maaf nggak bisa menyuruh mampir. Ini susah sangat malam.” Amira menghampiri pria yang berada di balik kemudi bulat setelah memarkirkan motornya di depan rumah. “Memang seharusnya aku tidak mampir, De. Kalau mampir nanti bahaya,” kelakar laki-laki di balik kemudi yang

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0168

    “Mau sampai kapan kamu diam di situ, Lilik? Mau sampai kapan kamu membiarkan Zidane mengacak-acak permainannya? Cepat bereskan rumah ini! Aku muak melihat kamu yang seperti ini terus! Sudah berapa kali aku bilang? Jangan biarkan anakmu mengacak-acak ruang tamu atau ruang tengah dengan permainannya i

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0167

    [Bi, tolong sampaikan ke Ibu, aku tidak bisa pulang sore ini. Mungkin, nanti malam baru pulang. Aira meninggal dunia, Bi. Aku bantu-bantu sekalian di sini.] Amira mengirimkan pesan pada Bi Marmi, bibinya. Amira baru sempat memberi tahu keluarganya. Derap langkah kaki yang memasuki ruang tamu membu

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0166

    “Mas Tama, Mbak.” Amira menyodorkan ke handphone Santi yang baru kembali dari kamar ibunya. “Mungkin mau bicara sama kamu, Mir.” Santi kembali menjatuhkan bobot tubuhnya di samping Amira. “Nggak, dia sengaja menelpon Mbak Santi, kok.” Tama sengaja menghubungi Santi melalui Amira, sebab handphon

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0165

    Di depan pintu Santi menyambut Amira dengan penuh kesedihan. Sesuai permintaan Tama, Amira akhirnya pergi ke rumah Mumun. Memastikan bahwa keluarga mereka baik-baik saja. Tama sengaja mengutus Amira sebab nomor handphone Santi tidak bisa dihubungi. “Apa kabar, Mbak?” Amira mengulurkan tangan ke ar

DMCA.com Protection Status