TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MAS
Part 32 ( Memulai )
Entah kenapa ada firasat kalau Ibu tak suka kalau adalelaki lain mendekatiku. Lagian aku tau dengan batasan. Tak ada hubungan khususantara aku dan Pak Ismail. Sejauh ini belum ada firasat jika ia punya perasaankhusus, meskipun memintaku memanggilnya ‘Mas’, karena sangat terlihat daricaranya bicara, belum ada yang bisa menggantikan Kak Amel, termasuk aku.
“Jadi nggak usah dekat-dekat ma siapapun, Sarah. Bukanmaksud Ibu melarangmu menikah lagi, tapi biarlah masa iddah itu berakhir dulu.Tentu Ibu berharap kamu dapatkan jodoh yang baik dan bisa menyayangi Tia.”
“Iya, Bu,” jawabku berusaha menghargai.
Sebaiknya untuk ke depan, tak usah bicara sesuatu yangberhubungan dengan masalah pribad
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 33 ( Dua Lamaran )“Maaf, Bu. Kedatangan saya mau bertemu Ibu dan Bapakselaku orang tua Sarah,” ucap Ibu Mas Arga. Di belakang Ibu ada Andi menentengdua kotak kue, bisa dilihat dari gambar di kotak tersebut.“Kami? Masudnya ada apa ya, Bu?” tanya Emak, hinggaaku dan Bapak langsung beradu pandang. Bisa jadi Bapak mengingat tentangkeinginan Ibu Mas Arga, tentang keinginan agar aku tetap menjadi menantunya,tapi kali ini untuk Andi adik dari mantan suamiku. Astagfirullah’alaziim ....Sejenak kami terdiam. Rasanya aneh membayangkan jikaAndi menjadi suamiku. Tidak ada rasa walaupun hanya setitik. Kami pernah seatapdalam hubungan ipar dan lebih dari sepuluh tahun. Luar dalam sifat masing-masingsudah saling tahu.
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 34 ( Mereka Perang Komentar )“Sebaiknya kita dengarkan dulu pendapat Sarah, Mak,”ujar Bapak.“Nggak usah tanya lagi karena Emak udah taujawabannya. Lah si Andi lebih parah dari Arga. Masa kita mau membiarkan Sarahjatuh ke lubang yang sama. Si Arga aja yang tampak laki bisa kayak itu, apalagiAndi yang ayunya melebihi Sarah. Nggak usah banyak mikir atau pertimbangan,Emak aja yang tua ini kagak mau lihat laki kayak gitu,” cerocos Emak semangatempat lima.“Gimana Sarah?” tanya Bapak.“Aku nurut perkataan Emak, Pak,” jawabku pelan sambilmenunduk. Ada rasa malu menjawabnya, ya Tuhan ....“Tuh kan, Emak benar, Pak. Lah si Andi kayak gitusiapa juga y
TERIMA KASIHMEMINTAKU BEKERJA, MASPart 35 ( Penolakan )Pov Emak“Mak, hari ini masak apa?” tanya Bapak sambil mengangkat galonmenuju meja di sudut ruangan.“Ayam kecap, Pak. Ntar lalapan kol ma sambal terasinya pastiada kok,” jawabku sambil mengiris bawang bombay.“Alhamdulillah Emak tak lupa kesukaan Bapak.” Bapak tampaksenang.“Alah Bapak ini, itu makanya ada istri.”Bapak tak banyak menuntut tentang menu dalam tudung saji.Asal ada kol dan sambal terasi, tanpa lauk pun tetap lahap makan nasi. Kalau dikampung tinggal tangkap lele saja di kolam. Sesekali ke sawah cari belut. Lah ayamtinggal disemblih aja karena kami juga ternak ayam kampung. Tid
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 36 Pov AndiSeperti biasa, saat istirahat siang aku pulang untuk makan.Baru turun dari angkot, terlihat ada Bapak Mbak Sarah dan Tia berdiri depanpintu. Pintu yang terbuka lebar bisa terlihat juga ada Emak di dalam.Ternyata kedatanganku langsung disambut Ibu dengan ucapan,agar meminta izin ke Tia untuk bisa menggantikan Mas Arga sebagai Bapak. Ya,aku sangat menyayangangi Tia. Selama ini ia yang membuat rumah ini berwarna danramai. Tapi semenjak ia tak tinggal lagi di sini, ada rasa yang kurang.Biasanya terdengar rengek Tia minta belikan cemilan. Tak ada yang menemanikulagi main catur dengan tawa yang membubarkan suasana sepi.Jika dengan menjadi Bapak tiri Tia bisa membuatku tak jauhdarinya, dan Ibu juga senang, aku rela menepis semua rasa. Rasa ke Mbak Sarahyang tadi
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 37 ( Ke rumah mantan mertua )Emak melarangku memenuhi undangan Ibu. Setelah Bapakmenelepon memberitahu kalau telah terjadi keributan antara Emak dan Ibu,kuputuskan ke rumah Ibu agar menjernihkan masalah. Tak bisa membiarkan seolahaku lari begitu saja. Ia nenek yang baik bagi putriku.“Syukurlah kamu datang, Sarah. Ibu kira kamu tak mau datangkarena ....” Ibu tak melanjutkan kata-kata, tapi aku tahu maksudnya.“Ada apa, Bu?” Kini, kami sudah duduk di ruang tamu.Ibu menghela napas besar. Terlihat sedang dalam masalahkarena raut wajah agak sedih. Mungkin masalah Mas Arga atau Andi tak kunjungdapat jodoh. Apalagi kalau bukan dua hal itu, karena dari masalah keuangan takada masalah selama ini.
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 38 ( Astaga! )“Mau apa lagi?” tanyaku pada Mas Arga. Tak perlu emosi dantetap santai.“Kamu tentu tau kalau aku sudah menikah. Hidupku sangatbahagia sekarang. Tapi itu lagi, masih ada yang kurang. Aku ingin bawa Tiabersamaku,” jelas Mas Arga, suaranya terdengar agak dibuat halus. Yaaa sepertisuara wanita. Tapi tetap saja jakun tidak bisa berbohong.“Apa?” Aku sangat terejut. Tadinya sudah sesantai mungkintiba-tiba darahku langsung naik.“Masa sih nggak ngerti juga? Aku rasa otakmu cukup pintarmenangkap inti perkataanku. Aku dan suamiku pengen punya anak! Jadi, daripadakami mengadopsi anak, mendingan bawa anak kandungku. Di sana aku jamin Tia akansekolah tinggi. Semua kebutuhannya pasti terp
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 39 ( Viral Lagi )“Astagfirullah’alaziim! Astagfirullah’alaziim! Ya Allah ...,Astagfirulla’alaziim.” Mulutku tak henti mengucap melihat kejadian di sana. Bahkansangat mengerikan daripada melihat penampakan. Darah bercucuran seiringterdengar teriakan Mas Arga kesakitan. Pemandangan ini berhasil membuatjantungku mau copot, sangat sadis. Ya, Allah ....“AAAAAAK!” teriakan Mas Arga sangat keras.Innalillahi ... burungnya sudah terpengg*l. Semoga masihmenyisakan sedikit batangnya agar masih ada tanda dari lahir. Semoga saja. Dansemoga lagi ia sabar karena kehilangan pusaka kebanggaannya, Aamiin.Beberapa orang-orang berusaha melerai. Namun ada yang tetap fokusmerekam. Pasti buat konten cahanel yo
TERIMA KASIH MEMINTAKU BEKERJA, MASPart 40 ( Sah! )“Bagaimana saksi?”“Sah!”“Sah!”“Sah!”“Alhamdulillah ....”Acara ini sangat sederhana. Hanya dihadiri orang tua dankerabat terdekat. Selain itu ada juga Andi. Ibu Mas Arga sudah diundang tapi ia tak datang. Entah apa alasannya.“Mulai hari ini, kamu menantu Mami, Sarah.” Mami Mas Ismailmemelukku. Hanya beberapa kali kami bertemu, Alhamdulillah tidak kaku. Ia bisamenerima bahkan tahu masa laluku yang sudah bercerai dari Mas Arga.Setelah menikah, aku dibondong ke rumah Mami Mas Ismail.Rumah yang cu