Share

[60]

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-28 19:30:05
Niel akui, Jeno memanglah seorang panutan sejati. Anak yang terhitung kalem itu bukan hanya hebat soal akademik, tapi juga keuangan pribadinya. Lahir dari keluarga kaya raya tak membuatnya menjadi sosok yang manja, apalagi bergantung dengan harta orang tuanya. Sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas, Jeno telah membangun bisnis-nya sendiri. Menggeluti dunia F&B alias food and beverage.

Sebuah ruko berlantai 2 menjadi bukti akan betapa mandiri-nya Jeno. Niel mendadak malu sendiri. Ia yang telah beristri justru berpangku tangan dengan harta orang tuanya. Sepertinya ia harus mulai merancang masa depan-nya. Ia menginginkan anak, sudah tentu ekonominya juga harus mendukung untuk mewujudkan keinginannya. Terus menerus hidup dari sokongan Hanggono Tirto jelas tidak akan membuatnya mandiri.

“Kenapa lo diem aja?” Rega menatap Niel, heran. Sahabatnya itu mengelilingi cafe Jeno dengan tatapan yang menurutnya cukup serius.

“Bikin kayak gini berapaan, Jen?”

“Kacang mahal, kacang mahal!” Deng
qeynov

Annyeong 👋 Ramadhan tiba, ramadhan tiba 🎊 Eits! Sapa yang bernada bacanya? Wkwkwk. Mohon maaf lahir & batin semua. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah ya. Please doakan Qey supaya Qey bisa merasakan nikmatnya berpuasa. Tahun lalu Qey gagal karena sakit. Even tahun ini pun sakit, semoga aja Allah kasih kemurahan hati untuk hambanya yang banyak dosa ini. Amin. Oh, iya. Mulai besok Ketika Keyla jadi istri ke-2 akan mulai tayang lagi ya. Nggak janji bisa setiap hari, tapi pasti diusahakan. Gitu aja, bye-bye

| 2
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TERIKAT PERJODOHAN    [61]

    “Astaga, Ay. Engh!!” Erangan Niel mengudara bersama tubuhnya yang bergerak naik turun diatas Zeusyu. Pria itu memacu gairahnya sesaat usai keduanya masuk ke dalam kamar. “Tutup pintunya woi!!” “Niel!!” Spontan Zeusyu mendorong tubuh Niel hingga penyatuan keduanya terlepas. Matanya menatap pada pintu kamar yang masih terbuka. Di sana berdiri ibu mertuanya yang terkikik sembari menutup mulutnya. Niel kontan saja menyambar selimut. Pria itu lalu melapisi tubuh keduanya. “Mama bisa nggak sih, nggak gangguin kita! Lagi enak-enaknya, Mama!!” Teriaknya, murka. Kepalanya berdenyut merasakan percintaan yang terjeda. “Salah kamu, ena-ena kok pintunya nggak ditutup. Untung Mama yang naik ke atas,” ucap Amel membela dirinya. “Mama tutupin nih. Lanjutin lagi gih,” seolah tanpa dosa, wanita itu meminta Niel melanjutkan aksinya yang tertunda. “Semangat Adek bikin anaknya.” Ceklek Pintu kamar tertutup. “Ay, lanjut?!” tanya-nya, menatap Zeusyu yang berada di bawahnya. Sayangnya sang istri m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • TERIKAT PERJODOHAN    [62]

    Keriuhan terjadi pada meja yang digunakan nil bersama teman-temannya. Kelimanya tak menahan diri mereka dan mencoba untuk berperilaku apa adanya, tanpa takut mengganggu pengunjung lain di cafe milik Jeno. Tak apa, toh pemiliknya sendiri pun melakukan hal yang sama seperti mereka. “Emang bego sih, tank-nya kita. Udah tau ada Thamuz, dia pakenya ” kalimat merendahkan ini langsung dibalas dengan toyoran kepala oleh Rega. Pemuda itu mengumpat kasar Zikri yang mengata-ngatainya. “Permisi Mas-Mas,” interupsi pegawai Jeno. “Mau anterin pesanan buat Mas Niel,” ucapnya sembari menurunkan red velvet cake ke depan Niel. “Gue nggak ada minta,” ujar Niel. Seingatnya ia tak meminta kue tambahan. Milikya saja belum habis. Pesanan sang istri sendiri akan dirinya pesan ketika ia hendak pulang. “Iya, Mas. Pesanan dari meja sebelah, untuk Mas Niel katanya.” Sang Pegawai sedikit merubah posisi tubuhnya, menunjukkan siapa gerangan yang memesankan nil sebuah kudapan. “Hi,” lambaian tangan menyapa Nie

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • TERIKAT PERJODOHAN    [63]

    “Begitu syulit lupakan Zeu, apalagi Zeu punya temen..” Dendang Zikri tak peduli jika pandangan sang pemilik wanita sedari tadi menghunus kepadanya. “Begitu syul..” Dendangan itu berhenti ditengah jalan melihat tangan Niel terangkat ke udara. “Hehe.. Canda Mas Bray,” cengir Zikri, menampakkan gigi atasnya. “Gue kan mau hibur lo,” alibinya agar tak terkena bogem mentah. “Udah sih, kan bukan kali ini doang Zeu dapet coklat dari penggemarnya.” Rega mencoba mendinginkan kecemburuan sahabatnya. Niel tiba dengan tampang tak enak untuk dilihat. Ketika diusut, ternyata hanya karena istrinya memiliki fans. Alvian tak tahu jika sahabatnya begitu kekanakan setelah menikah. Terlihat bukan seperti Niel yang dirinya kenal. “Dia berani ngasih depan gue!” Emosi Niel kembali membuncah. Ia mengingat-ingat betapa bahagianya kakak seniornya tadi kala Zeusyu menerima hadiah pemberiannya. “Ya kan bagus, lo jadi tau yang mana orangnya,” ucap Alvian log in ke dalam huru-hara hati Niel. “Lo nggak ngerti!

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • TERIKAT PERJODOHAN    [64]

    “Niel, nggak begini caranya,” ucap Hanggono, lirih. Pria itu terus mencoba menghalau nyamuk-nyamuk nakal yang mencoba menggigit kulitnya. “Papa bilang sayang Niel?!” ‘Ya, iya, Sayang! Tapi ya nggak nemenin kamu dihukum istri begini!’ batin ayah tiga anak itu, memendam kesal. Anak kesayangannya sungguh tak berperi kemanusiaan. Dirinya yang mendapat hukuman, mengapa orang lain harus ikut terkena getahnya? “Mama kasihan kalau bobok sendiri, Niel.” Niel mengalihkan tatapannya dari layar ponsel. Kepalanya mendongak, menatap sang papa, “jadi lebih kasihan mama dari pada anak papa yang nggak bisa tidur?” balasnya, memanipulasi kata-kata, “cukup tau aja, Pah. Niel nggak seberarti itu di mata Papa.” “Mak..” “Inget Pah, nggak pernah ada mantan anak, yang ada mantan istri.” Plak!! “Auh!!!” Tubuh Niel terhuyung ke depan. Hampir saja ia terjatuh dari kursi, kalau saja tidak menjaga kesimbangan. “Kamu doain Mama jadi janda, Hah?” Sembur Amel yang tiba-tiba saja berada dibelakang Niel. Feeli

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • TERIKAT PERJODOHAN    [65]

    Di dalam mobil hitam Niel, kelimanya terdampar di depan minimarket tak jauh dari kampus. Lima menit berselang, tetapi belum ada anak yang mengeluarkan suara. Mereka sibuk dengan ponsel masing-masing, terkecuali si pemilik mobil. "Gunting, batu, kertas, kita!" "For what?" tanya Jeno penasaran. Rega menyimpan ponselnya, pria yang duduk disamping Niel itu mengedikan dagunya ke arah sang sahabat, "kita mau ngapain sebenernya? Zeusyu nyuruh belanja kebutuhan kampus?!" "Lah iya, Njir! Ke Indongapret aja pake segala formasi lengkap begini," bingung Zikri. Hanya Alvian yang diam karena seluruh pertanyaannya telah terwakilkan oleh ketiga temannya. "Nggak usah banyak nanya. Gunting batu kertas, yang kalah ntar gue kasih tau!" Pungkas Niel, "agak majuan lo bertiga. Inget nggak boleh cureng, Nyet!" Pada sesi pertama Jeno keluar sebagai pemenang, di urutan kedua Rega tersingkir dari formasi lalu disusul Alvian setelahnya. Tersisa Niel dan Zikri sekarang. "Suit aja kita! Ganti cara!" Seja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • TERIKAT PERJODOHAN    [66]

    “Kamu kenal sama perempuan tadi?” “yang mana, Sayang?” tanya Niel balik. Entah perempuan mana yang Zeusyu maksudkan, Niel tak mengerti. Di matanya hanya Zeusyu seorang-lah yang dirinya anggap sebagai perempuan, sedangkan yang lainnya dirinya cap sebagai perempuan jadi-jadian. “Tadi yang ngobrol sama kamu. Aku lihat kok.” Niel menarik kursi yang akan Zeusyu duduki, “di depan kamar mandi?” Ia mempersilahkan Zeusyu dengan tangannya. “Iya..” Keduanya menjadi pusat perhatian Jeno, Zikri, Alvian dan Rega. Teman-Teman Niel itu memperhatikan interaksi keduanya, saling lirik satu sama lain, sebab merasakan adanya tanda-tanda buruk dari percakapan mereka berdua. “Itu loh, Yang. Cewek yang ku ceritain tempo hari, yang kasih aku makanan.” “Oh, itu..” Teman-Teman Niel menelan ludah. Sepertinya Zeusyu sedang dalam keadaan senggol bacok sekarang. Anehnya Niel seakan tak merasakan hawa berbeda dari pasangannya. Aneh bukan?! Mereka yang orang lain saja dapat merasakannya. Mengapa anak itu malah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • TERIKAT PERJODOHAN    [67]

    “Yang, nambah ayamnya dong,” pinta Niel sembari menunjuk menu mana yang dirinya inginkan. “Jangan yang gede, Yang. Pilih yang kecil aja. Takut nggak abis.”“Hem..”Jawaban singkat Zeusyu mengundang perhatian para orang tua. Mereka memperhatikan sikap dingin yang tak biasa Zeusyu tampakkan. Meski masih mengurusi setiap kebutuhan Niel dimeja makan, aura dingin yang wanita itu keluarkan jelas dirasakan oleh semua orang. Mereka jadi menduga-duga jika pasangan baru itu tengah diterpa prahara.“Minum dong, Yang.” “Nih..” Nah, kan. Irit lagi bicaranya. Fix! Pasti ada sesuatu yang membuat kelembutan Zeusyu menghilang. Wanita itu merupakan sesabar-sabarnya manusia yang mampu menghadapi seluruh sikap menyebalkan Niel. Balasannya yang singkat patut untuk dicurigai.“Kalian ada masalah?” tanya Sukma, sembari meletakkan sendok dan garpunya ke atas piring. “Kamu bikin masalah, Niel?” Tuduh Sukma langsung kepada sumber yang pastinya membuat ulah. Tidak mungkin sekali kalau Zeusyu yang berulah. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • TERIKAT PERJODOHAN    [68]

    Satu minggu berlalu. Niel kini disibukan dengan koper-koper yang akan mereka bawa untuk liburan. Akhirnya libur kuliah telah tiba. Perjalanan bersama teman-temannya kali ini sekaligus menjadi momen honeymoon yang tertunda. Niel sudah menyiapkan banyak agenda ranjang lengkap dengan gaya-gaya apa saja yang ingin dirinya lakukan nanti.“Sayang tas-nya yang ini ya kamu?” Niel mengangkat mini bagpack hitam sang istri, “udah masuk semua kan?”“Iya udah,” sembari memulaskan pelembab di bibirnya Zeusyu menjawab pertanyaan Niel. “Oke,” Niel mengeluarkan satu per satu barang bawaannya. Di luar kamar mereka beberapa maid sudah bersiap membantu untuk menurunkan barang-barang tersebut. “Tolong ya, taruh di beranda aja,” ujar Niel kepada mereka. Setelah itu Niel kembali menutup pintu kamarnya. “Sayang.. Nggak usah cantik-cantik dong. Aku jadi nggak rela ngajak kamu keluar kamar.” Mendengarnya Zeusyu memutar bola matanya. Ia hanya mengenakan pelembab bibir tanpa sapuan make up. Sekarang ia tahu—

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05

Bab terbaru

  • TERIKAT PERJODOHAN    [79]

    “Nggak mau ditinggal,” rengek Zeusyu memegangi ujung kemeja yang Niel kenakan. Wanita dengan perut besar itu juga tak mengerti mengapa seharian ini dirinya ingin selalu menempeli suaminya.“Sebentar doang, Sayang. Aku cuman ngumpulin tugas.” Jelas Niel. Ia bukannya tidak ingin menuruti kemauan Zeusyu untuk tinggal di rumah, tapi dosen pengampu mata kuliahnya kali ini menerapkan aturan, dimana setiap mahasiswa harus mengumpulkan tugas masing-masing.“Kan bisa dititipin ke Rega apa Jeno. Minta tolong mereka buat print atau itu aja dikirim, minta Pak Darmanto ke kampus.”Masalahnya harus tandatangan after ngumpulin tugas, Yang!— ingin rasanya Niel berteriak. Batas pengumpulan sebentar lagi akan ditutup, tapi istrinya tak kunjung mengerti. Tumben sekali Zeusyu bersikap keras kepala.“Yang, ngertiin ya?! Setengah jam lagi, Yang, ditutup. Belum kena macetnya ini aku!” Niel tak mau mengulang satu mata kuliah pun. Ia ingin lulus dengan tenggat waktu normal agar bisa segera bekerja di kantor s

  • TERIKAT PERJODOHAN    [78]

    “Mbak Zeusyu, bagaimana perasaannya dipersunting oleh seorang penerus Tirto?!”Zeusyu mengulas senyumnya, membuat blitz kamera semakin sering diarahkan ke arahnya. Wanita cantik itu memalingkan wajahnya, menatap Niel untuk beberapa saat. “Sangat membahagiakan,” jawabnya sembari menjatuhkan telapaknya pada punggung tangan Niel, sebelum mengembalikan tatapannya kepada para pemburu berita.“Seluruh gadis di Indonesia secara terang-terangan menyerukan seruan iri mereka terhadap Mbak Zeusyu. Bagaimana tanggapan Mbak tentang hal ini?”“Tanggapan saya?!”“Ya, Mbak. Seperti yang kita semua ketahui, Mbak dan Mas Nathaniel sudah dijodohkan sedari kalian kecil. Mereka menduga mungkin,” ucapan sang pewarta tak vokal sebelumnya. Ia menyadari jika apa yang akan diajukan merupakan sesuatu yang begitu sensitif.“Katakan saja. Saya tidak keberatan,” ujar Zeusyu. Dirinya menepuk-nepuk tangan Niel, meminta suaminya untuk tak bereaksi berlebihan. Wajar beragam pertanyaan menghampiri mereka. Terlebih perj

  • TERIKAT PERJODOHAN    [77]

    “Hai, Jeng Amel.”Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak a

  • TERIKAT PERJODOHAN    [76]

    Sejak hari dimana Niel pulang dalam keadaan mabuk, Amelia Tirto tidak lagi berani mengusik ketenangan jiwa sang putra. Wanita itu menahan dirinya, sekuat yang bisa bisa untuk tak mengganggu anak kesayangan suaminya.Berkat kejahilannya selama ini, dua kartu kredit andalan mama Niel itu disita. Dia tak lagi bisa berbelanja sesuka hati untuk menghambur-hamburkan hasil jerih payah Hanggono Tirto. Amel harus rela berhemat dengan lima juta setiap minggunya. Mengikat tangan-tangannya supaya tak khilaf membuka e-commerce atau dirinya tak akan bisa hangout bersama teman-teman sosialita manjanya.Berbeda dengan sang mama yang menjadi sangat menderita usai ketahuan papanya, hidup Niel justru berjalan damai. Istri cantiknya kembali pada mode normal— selayaknya normalnya manusia biasa. Mungkin ini disebabkan oleh bertaubatnya jin laknat yang selalu membisiki telinga istrinya.Ngidamnya pun tak pernah lagi aneh-aneh, sehingga dengan mudah Niel bisa mendapatkannya. Zeusyu juga tak bertingkah menyeba

  • TERIKAT PERJODOHAN    [75]

    “Ck! tuh bocahnya!” decak Rega, akhirnya melihat kemunculan batang hidung sahabatnya. “Cepetan card akses-nya, woi!” “Sorry!” “Tiada maaf bagimu, Ntong!” jawab Zikri sembari mengibaskan poni panjangnya. Merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya yang telah menunggu lama, Niel segera menempelkan kartu aksesnya ke sensor. Ia lalu memasukan kombinasi angka yang menjadi password unit apartemennya. “Assalamualaikum ya ahli kubur!” Celetuk Zikri membuat semuanya bergidik. “Bahasa lo, Nyet!” sosot Alvian sembari menoyor si asal Zikri. “Lo kenapa manggil kita ke sini?” tanya-nya setelah mendudukan diri di sofa. “Bentar gue ngambil minuman,” ucap Niel. Langkah kakinya menyasar pada kulkas super besar miliknya untuk mengeluarkan beberapa botol kaleng bir. “Kadaluarsa nggak itu?” secara mereka sudah lama sekali tidak menyambangi apartemen Niel. Bisa saja makanan-makanan di kulkas sudah mengalami masa tak layak konsumsi. “Aman, baru ini. Gue minta Handoko mampir pas dia balik kantor,” uja

  • TERIKAT PERJODOHAN    [74]

    “Mbak, kalau aku ngeracun Aca, kira-kira kepalaku dipenggal nggak ya sama bapaknya?” Bapak yang Niel maksud merupakan kakak iparnya yang bernama Bumi— Pangeran sebuah kerajaan di Jawa yang melengserkan kursi keemasannya langsung kepada sang keponakan. Tak tanggung-tanggung, Bumi melakukannya khusus untuk mempertahankan cintanya kepada kakak pertamanya. Tak perlu lagi diragukan seberapa besar cinta bapak Raksa itu. Tahtanya saja rela dilepaskan asal tak berpisah dengan istri dan anaknya. Yah, pengorbanannya mirip-mirip dengan Zeusyu. Hanya saja di hati Niel, tetap Zeusyu pemenang nominasi cinta paling tulus sejagat raya. Tenang saja. Niel tak berencana KKN kok. Tak ada kolusi, nepotisme. Korupsi apalagi. Semua ini Niel ambil berdasarkan track record bersih Zeusyu. Maklum suami kakaknya itu pernah brengsek pada masanya. Kembali pada Niel yang menghabiskan paginya di rumah sang kakak pertama, pemuda itu mengepalkan telapak tangannya di atas meja. Kehamilan Zeusyu dan kepulangan Raks

  • TERIKAT PERJODOHAN    [73]

    “Zeu, Sayang. Kamu nggak ngidam lagi?” tanya Amel sehari hampir tiga kali, seperti orang sedang masa pemulihan yang meminum obatnya. Amel mengerjapkan matanya, menanti jawaban dari pertanyaannya. Antena kejahilan di atas kepalanya sedang terjulur, meminta asupan nutrisi penderitaan putranya. Sumpah demi Tuhan, Amel sangat senang menantu kesayangannya menyulitkan sang putra. Mama Niel itu seakan ingin berteriak, ‘ya kayak gitu dulu pas Mama hamil kamu, Bocah,” ke telinga anaknya, sekeras-kerasnya supaya anak itu tahu betapa menderitanya dirinya dan Hanggono Tirto saat mengandungnya. Anggap saja ini ajang balas dendam yang tertunda. Anaknya masih sangat beruntung karena tak diminta terbang ke Bandung demi semangkuk seblak. “Nggak lagi pengen sesuatu, Mah. Zeu kenyang,” ucap Zeusyu, membelai perutnya. Usia janinnya kini berjalan memasuki pada minggu ke 12. Perutnya yang rata sekarang memiliki tonjolan, yang setiap malamnya membuat Niel gemas bukan kepalang. “Ih, kok gitu sih! Ngidam

  • TERIKAT PERJODOHAN    [72]

    Akibat kebaikannya yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang istri tempo hari, kini Niel menjadi mengerti akan rules menghadapi ibu hamil. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, jangan pernah berani-beraninya menghilang tanpa sebuah pemberitahuan. Jika para lelaki berani melakukan hal tersebut, dipastikan dua hari mendatang hidup kalian akan serasa berada di neraka jahanam. Ke-dua, jangan pernah abaikan istri meski mereka terlihat seperti orang ngambek, yang tidak ingin didekati. Percayalah! Jika kalian berpikir menjauh sejenak merupakan hal yang mereka inginkan— jawabannya salah besar. Tet-Tot! Menarik diri dan membiarkan mereka menyendiri dengan kemarahannya, hanya akan membuat telinga kalian panas sampai beberapa hari mendatang. Trust Niel! Pemuda itu telah merasakan dampak dari dua tindakan di atas. Jangan dekat-dekat berarti sama dengan ‘kamu usaha dong,’ dan aku benci kamu artinya ‘buat aku nggak ngambek lagi,’ itu kuncinya. “Sumpah, kayak gitu, Bos?” Niel mengangguk

  • TERIKAT PERJODOHAN    [71]

    “Hoeekk!!” Niel berpegangan pada pinggiran closet. Sejak bangun tidur, kamar mandi menjadi tempat berdiamnya. Ia tak mengerti dengan kondisi tubuhnya. Saat membuka mata, kepalanya terasa berputar dan perutnya seperti diaduk-aduk oleh seseorang. “Niel kamu beneran nggak usah ke dokter?” Niel melambaikan tangannya, “no, nggak perlu!” tolaknya. Sepertinya ia hanya perlu menguras seluruh isi perutnya akibat menjadi Sultan Andara satu hari. Tampaknya lambungnya sedang melancarkan amarahnya hari ini. “Hoek!!” Zeusyu berdiri diambang pintu kamar mandi. Wanita hamil itu tak berani masuk, takut jika muntah-muntah Niel akan menular. “Gara-gara aku kemarin ya ini?” tanay Zeusyu. Suaranya melirih, bersiap meledakan tangis dari bibirnya yang bergetar. Niel yang menyadari perubahan suara istrinya lantas mendudukan diri di lantai. Sekuat tenaga membalikan tubuhnya agar bisa berhadapan. “Nggak, Sayang. Bukan gara-gara kamu,” ucapnya agar Zeusyu tidak merasa bersalah. Kepalanya akan semak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status