Masalah tadi pagi sebagian sudah selesai, Seana dan pihak hotel memutuskan untuk mengambil jalur damai. Ya, memang berat. Tapi, belum ada kata pernyataan damai dengan orang yang asal masuk ke kamarnya tadi malam.
Ya, tepat saat orang itu pingsan pihak hotel langsung dibawa ke rumah sakit dan sebagai pelaku Seana tidak ikut ke rumah sakit karena, harus mengurus masalahnya dengan manager dan General Manager hotel.Sekarang Seana pindah ke sebuah homestay tidak jauh dari Kampung Wisata Taman Sari. Sebenarnya, pihak hotel menawari Seana presidential suit selama Seana di Jogja. Tapi, dari sisi Seana itu diambil untuk balas tutup mulut dan ia yang tidak membawa masalah ini ke jalur hukum, karena keteledoran pihak hotel juga orang itu bisa masuk kamarnya.Homestay yang ditempatinya sekarang juga cukup nyaman ada 4 ranjang tingkat, AC dan pastinya toilet dan kamar mandi sudah ada di setiap kamar.Disini Seana lebih tenang, karena setiap kamar dan blok itu dipisah antara laki-laki dan perempuan.Selesai mengurus pembayaran dan reservasi, Seana langsung berangkat jalan kaki ke daerah Malioboro, ada rasa kesal karena ia gagal berburu makanan saat shubuh di pasar Beringharjo yang juga satu wilayah dengan Malioboro dan tempat-tempat penting seperti gedung pemerintahan dan museum.Hampir jam bersepeda mengelilingi jalan Malioboro dan sekitarnya pakai sepeda yang disewanya, karena waktu sewanya sudah selesai Seana mengembalikan sepeda dan berencana berburu makanan atau dessert yang asam. Hati Seana memutuskan masuk ke toko es krim gelato yang cukup terkenal.Toko es krim bernuansa perpaduan vintage dan retro terlihat dari pemilihan warna yang dominan warna coklat dan kayu serta, lantainya yang motif kotak-kotak hitam. Setelah membayar, Seana langsung memilih es krim gelato yang diinginkan."Mas, aku mau rasa yang seger sama asem-asem gitu…" pinta Seana sambil mengulurkan kertas yang ia dapat setelah membayar.Laki-laki bertopi merah dan memakai apron itu mengangguk. "Kita punya raspberry sama strawberry."Seana mengangguk. "Mau itu aja."Oh, ya! Jangan lupa dokumentasi. Beberapa kali Seana memotret beberapa sudut ruangan ini. Ya, untuk story dan kenangan."Oh, makasih…" Seana menerima es krim cone dua rasa dan sudut di sudut ruangan.Sebagai anak yang pertama kali berlibur sendiri, Seana beberapa kali mengambil selfie disini dan mengirim ke dua sahabatnya di Bandung.Seana dan dua temannya teman dari SMP dan tinggal dilingkungan yang sama selama bertahun-tahun. Tapi, akhirnya saat kuliah mereka berpisah kampus. Nando dan Seana memutuskan kuliah di kampus yang terkenal dengan fakultas tekniknya dan cukup ternama di Bandung. Sedangkan, satu teman baik mereka memutuskan hijrah ke Jakarta dan kuliah disalah satu universitas yang terkenal dengan keilmuannya.Cuaca Jogja sangat panas kalau menurut Seana yang selama masa-masa skripsian memilih tinggal di daerah Bandung Selatan yang sudah jadi tempat healing orang-orang.Ya, selama bertahun-tahun tinggal di kota Seana dan Ayahnya tinggal di daerah komplek perumahan dosen dan di Bandung Selatan Seana menyewa satu rumah kecil untuk tempatnya mengerjakan tugas akhirnya.Sebelah alisnya menukik melihat telepon yang tidak dikenal, beberapa kali penelpon itu mencoba menelponnya."Dih! Ganggu…" tanpa basa-basi Seana memblokir orang tersebut. "Dasar penipu."Beberapa menit, akhirnya es krimnya habis dan Seana memutuskan untuk kembali melanjutkan waktu jalan-jalannya sebentar. Kemudian, Seana menunggu ojek online pesanannya untuk pulang ke homestay untuk istirahat dan akan melanjutkan jalan-jalannya nanti malam."Aduh! Kan udah aku blokir! Kenapa masih nelponin mulu sih!" Seana menggerutu sembari membenarkan kaca helmnya.Ojol menoleh sekilas tepat saat lampu merah. "Kenapa mbak?" tanyanya tidak sengaja mendengar Seana yang terus mendumal."Ini lho mas… saya kan udah blokir penipunya, eh malah di telpon terus-terusan," omelnya.Ojol yang umurnya sekitar 30 tahunan itu tersenyum. "Angkat aja mba, siapa tau penting.""Ndak penting mas… orang saya gak kenal," balas Seana agak kesal. "Kalo saya kenal pasti saya simpen nomornya."Seana mengangkat bahunya acuh. "Mungkin orang iseng," gumamnya.Mata Seana membelalak melihat isi pesan di top up ponselnya.Tanpa nama:Cel! Cil! Gua Bas! Mau ke pantai gak Cil? Lu lagi di Jogja, kan? Entar gua susul dari Semarang.Hp gue rusak Cil! Jatoh di Kawah Ijen. Lo kalo mau gua susul ke Jogja, lo mau ke pantai gak Cil? Entar gua cariin tenda, kita nginep Cil!"Bas?!" tanya Seana agak tidak percaya tetap mukanya sangat datar. "Hah… Kak Baskara," gumam Seana masih tidak percaya kalau Baskara mengirim DM.****Berbanding terbalik dengan Seana yang menikmati liburannya ada laki-laki yang wajahnya babak belur dan berbaring di ranjang rumah sakit."Cil… cilll…" rengekan terus keluar dari mulut laki-laki yang wajahnya babak belur itu. "Cill… Cill…""Cil? Siapa sih? Pacar anak saya?" tanya pria berumur sekitar 60 tahun. "Coba kamu telpon si Cil itu Nu…" suruhnya.Janu menggaruk tengkuknya dan sorot matanya menatap pria berumur 60 tahun tapi, badannya masih segar bugar. "B-bukan pacarnya pak…""Lha terus? Janu! Kamu jangan bohong sama saya ya!""Tapi pak… memang betulan bukan pacar pak Ras–""Terus siapa? Pacar pura-puranya lagi? Rasya masih–"Janu menggeleng, kalau tugas asisten pribadi yang lain itu membantu mengerjakan tugas bosnya, tugas Janu lebih dari itu, dia harus bisa menutupi kebohongan bosnya dari papa bosnya sendiri alias tuan besar.Yup! Arrasya Ragnala Rajendra sang pewaris kerajaan bisnis Ragnala Group yang melingkupi bidang tambang dan bidang konstruksi yang dibawahnya ada beberapa anak perusahaan, begitu juga dengan bidang tambangnya yang dibawahnya ada 3 anak perusahaan.Dividen yang lancar dan nilai saham yang terus menguat membuat Ragnala Group semakin berjaya di tangan Rasya."Saya dengar tadi malam Rasya tidur dengan perempuan? Siapa itu? Cil… Cil itu?"Janu serasa dicecar. "Saya juga tidak tau siapa itu Cil… Rasya gak pernah cerita kalau dia dekat sama perempuan manapun," balasnya tidak lagi memanggil Rasya dengan sebutan Pak Rasya.Ya, Rasya dan Janu memang sudah berteman dari TK, Janu yang diadopsi dari salah satu paniti asuhan dan diasuh keluarga Rajendra TK dan sampai sekarang Rasya dan Janu berteman dan bersaudara, hubungan mereka juga sangat dekat. Walaupun, tidak ada ikatan darah mereka seperti adik-kakak kandung yang biasa menutupi aib mereka berdua. Juga, tuan besar yang dari Rasya berumur 3 tahun sudah menjadi single parent itu mengasuh kedua kedua anaknya sangat tegas dan disiplin."Ckk! Kamu sama Rasya itu sama aja! Jago bohong! Sudah biar saya yang cari tau sendiri! Percuma nanya sama kamu," omel si bos besar. "Saya mau keluar dulu, kalau ada perkembangan soal Rasya segera telpon saya."Tidak terasa sudah satu hari berselang dan mulut Seana mencoba beradaptasi dengan makanan-makanan yang rasanya dominan manis.Pagi sampai menjelang siang hari ini Seana tidak melakukan apapun, dia hanya tiduran main hp, setelah tadi malam jalan-jalan sampai lumayan larut malam. Sekarang menunjukkan waktu jam 3 siang dan Seana dijemput laki-laki yang sekarang duduk di kursi pengemudi. Ya, Seana menyetujui ajakan Baskara dan sekarang mereka perjalanan ke daerah Gunung kidul."Kak Bas… kalau kakak capek kita tukeran aja nyetirnya," ucap Seana tidak enak sebab Baskara menjemputnya dari Semarang ke Jogja.Baskara Erlangga seniornya di kampus dari angkatan dua tahun di atas Seana. Kenal karena, sempat satu kelompok di Program Kreativitas Mahasiswa. Sampai, mereka saling kenal dan lumayan banyak mengobrol juga saat di kampus."Santai aja Cil, Jogja Semarang doang," katanya enteng. Ya, memang Jogja-Semarang bisa ditempuh sekitar 2 jam pakai motor atau mobil. Sekilas Baskara melirik adik ti
Duduk di tepi pantai sambil menikmati langit malam dengan secangkir kopi dan suara deburan ombak yang lumayan tinggi malam ini.Ditambah api unggun yang menjadi alat penerangan malam ini, Seana menarik napas panjang menikmati deburan ombak malam ini. Semakin malam bintang-bintang semakin bersinar menghiasi malam ini."Sea, berapa hari lo disini?" tanya Baskara sambil meminum kopinya. "Eum… besok lusa mungkin."Baskara mengangguk. "Mending nanti aja sih Cil… soalnya akhir bulan ini ada festival Jeron Beteng di alun-alun Kidul.""Hah?""Itu acara tari topeng, gua gak tau ini mereka mengusung tema apa tapi yang pasti ini rame." Seana mengangguk antusias. Ini yang disebut definisi liburan dengan orang yang tepat, Baskara yang hobinya jalan-jalan dan Seana yang suka scroll-scroll reels liburan.Suara gelak tawa dari tenda kiri dan kanan membuat malam ini jauh lebih seru, mendengar orang-orang tertawa bersama keluarga dan teman mereka juga, tanpa ponsel karena tidak ada sinyal di sini.Ba
Setelah menghabiskan waktu paginya di pantai, Seana dan Baskara pulang lagi ke Jogja. Setibanya di Jogja laki-laki yang adalah senior Seana di kampus tidak menetap di Jogja dan memilih pulang ke Jakarta.Istirahat sebentar di penginapan, siangnya Seana melanjutkan jalan-jalannya. Makan siang di samping stasiun Tugu, dilanjut jalan-jalan beserta belanja-belanja sedikit untuk teman-teman dan beberapa akan dibagikan ke tetangganya.Sepertinya cuaca di Jogja makin siang itu semakin panas atau mungkin ini sedang musimnya jadi cuaca di Jogja semakin hari semakin panas."Baju udah, oleh-oleh ud–" Brak!Barang-barang Seana berceceran di trotoar, tanpa basa-basi Seana memunguti barang belanjaannya yang takut diinjak orang dibantu lelaki mengenakan masker putih."Maaf saya–" Seana hapal suara siapa itu refleks ia mendorong orang itu sampai terjungkal.Mata coklat hazel dan hitam saling beradu pandang beberapa detik, Seana buru-buru memunguti pakaian yang berserakan di trotoar.Berbanding ter
“Atas nama Seana Andra Sevanya nomor kamarnya 70 di lantai 7," ujar resepsionis sembari memberikan kartu akses. "Rekan saya yang akan mengantar mba, selamat malam... selamat beristirahat," sambungnya sembari menangkupkan tangan.Seana mengangguk. “Terima kasih banyak," ucapnya lembut. “Mari mba... saya antar,” ucap porter laki-laki yang sudah memegang koper Seana.“Iya, mas...” Seana mengikuti si mas berkulit sawo matang itu.Sekilas Seana melirik arlojinya yang menunjukkan waktu jam 01.00 WIB dan ya sepertinya para bule baru turun untuk mencari kesenangan malam mereka keluar masuk lift. Akhirnya, Seana sampai di kamarnya.Jam sudah tengah malam dan Seana memilih untuk cuci muka dan melepas blazernya yang menyisakan kaos oblong. Gadis bermata coklat hazel itu berjalan ke ranjang dan menarik selimut dan baru beberapa menit berbaring matanya langsung terpejam.Ceklek!Suara derap kaki terdengar sangat pelan dan perempuan yang tertidur di atas ranjang itu hanya melenguh pelan. Lelaki it
Setelah menghabiskan waktu paginya di pantai, Seana dan Baskara pulang lagi ke Jogja. Setibanya di Jogja laki-laki yang adalah senior Seana di kampus tidak menetap di Jogja dan memilih pulang ke Jakarta.Istirahat sebentar di penginapan, siangnya Seana melanjutkan jalan-jalannya. Makan siang di samping stasiun Tugu, dilanjut jalan-jalan beserta belanja-belanja sedikit untuk teman-teman dan beberapa akan dibagikan ke tetangganya.Sepertinya cuaca di Jogja makin siang itu semakin panas atau mungkin ini sedang musimnya jadi cuaca di Jogja semakin hari semakin panas."Baju udah, oleh-oleh ud–" Brak!Barang-barang Seana berceceran di trotoar, tanpa basa-basi Seana memunguti barang belanjaannya yang takut diinjak orang dibantu lelaki mengenakan masker putih."Maaf saya–" Seana hapal suara siapa itu refleks ia mendorong orang itu sampai terjungkal.Mata coklat hazel dan hitam saling beradu pandang beberapa detik, Seana buru-buru memunguti pakaian yang berserakan di trotoar.Berbanding ter
Duduk di tepi pantai sambil menikmati langit malam dengan secangkir kopi dan suara deburan ombak yang lumayan tinggi malam ini.Ditambah api unggun yang menjadi alat penerangan malam ini, Seana menarik napas panjang menikmati deburan ombak malam ini. Semakin malam bintang-bintang semakin bersinar menghiasi malam ini."Sea, berapa hari lo disini?" tanya Baskara sambil meminum kopinya. "Eum… besok lusa mungkin."Baskara mengangguk. "Mending nanti aja sih Cil… soalnya akhir bulan ini ada festival Jeron Beteng di alun-alun Kidul.""Hah?""Itu acara tari topeng, gua gak tau ini mereka mengusung tema apa tapi yang pasti ini rame." Seana mengangguk antusias. Ini yang disebut definisi liburan dengan orang yang tepat, Baskara yang hobinya jalan-jalan dan Seana yang suka scroll-scroll reels liburan.Suara gelak tawa dari tenda kiri dan kanan membuat malam ini jauh lebih seru, mendengar orang-orang tertawa bersama keluarga dan teman mereka juga, tanpa ponsel karena tidak ada sinyal di sini.Ba
Tidak terasa sudah satu hari berselang dan mulut Seana mencoba beradaptasi dengan makanan-makanan yang rasanya dominan manis.Pagi sampai menjelang siang hari ini Seana tidak melakukan apapun, dia hanya tiduran main hp, setelah tadi malam jalan-jalan sampai lumayan larut malam. Sekarang menunjukkan waktu jam 3 siang dan Seana dijemput laki-laki yang sekarang duduk di kursi pengemudi. Ya, Seana menyetujui ajakan Baskara dan sekarang mereka perjalanan ke daerah Gunung kidul."Kak Bas… kalau kakak capek kita tukeran aja nyetirnya," ucap Seana tidak enak sebab Baskara menjemputnya dari Semarang ke Jogja.Baskara Erlangga seniornya di kampus dari angkatan dua tahun di atas Seana. Kenal karena, sempat satu kelompok di Program Kreativitas Mahasiswa. Sampai, mereka saling kenal dan lumayan banyak mengobrol juga saat di kampus."Santai aja Cil, Jogja Semarang doang," katanya enteng. Ya, memang Jogja-Semarang bisa ditempuh sekitar 2 jam pakai motor atau mobil. Sekilas Baskara melirik adik ti
Masalah tadi pagi sebagian sudah selesai, Seana dan pihak hotel memutuskan untuk mengambil jalur damai. Ya, memang berat. Tapi, belum ada kata pernyataan damai dengan orang yang asal masuk ke kamarnya tadi malam.Ya, tepat saat orang itu pingsan pihak hotel langsung dibawa ke rumah sakit dan sebagai pelaku Seana tidak ikut ke rumah sakit karena, harus mengurus masalahnya dengan manager dan General Manager hotel. Sekarang Seana pindah ke sebuah homestay tidak jauh dari Kampung Wisata Taman Sari. Sebenarnya, pihak hotel menawari Seana presidential suit selama Seana di Jogja. Tapi, dari sisi Seana itu diambil untuk balas tutup mulut dan ia yang tidak membawa masalah ini ke jalur hukum, karena keteledoran pihak hotel juga orang itu bisa masuk kamarnya.Homestay yang ditempatinya sekarang juga cukup nyaman ada 4 ranjang tingkat, AC dan pastinya toilet dan kamar mandi sudah ada di setiap kamar. Disini Seana lebih tenang, karena setiap kamar dan blok itu dipisah antara laki-laki dan peremp
“Atas nama Seana Andra Sevanya nomor kamarnya 70 di lantai 7," ujar resepsionis sembari memberikan kartu akses. "Rekan saya yang akan mengantar mba, selamat malam... selamat beristirahat," sambungnya sembari menangkupkan tangan.Seana mengangguk. “Terima kasih banyak," ucapnya lembut. “Mari mba... saya antar,” ucap porter laki-laki yang sudah memegang koper Seana.“Iya, mas...” Seana mengikuti si mas berkulit sawo matang itu.Sekilas Seana melirik arlojinya yang menunjukkan waktu jam 01.00 WIB dan ya sepertinya para bule baru turun untuk mencari kesenangan malam mereka keluar masuk lift. Akhirnya, Seana sampai di kamarnya.Jam sudah tengah malam dan Seana memilih untuk cuci muka dan melepas blazernya yang menyisakan kaos oblong. Gadis bermata coklat hazel itu berjalan ke ranjang dan menarik selimut dan baru beberapa menit berbaring matanya langsung terpejam.Ceklek!Suara derap kaki terdengar sangat pelan dan perempuan yang tertidur di atas ranjang itu hanya melenguh pelan. Lelaki it