Arissa sedang bersiap-siap dan keluar dari kamarnya ketika ia menemukan Cristan sudah duduk santai di atas sofa sambil memainkan telepon genggamnya. Gayanya tampak casual seperti biasa tapi entah kenapa penampilannya semakin lama semakin menarik di mata Arissa. Cristan juga terlihat jauh lebih rapi sekarang. Jenggot dan kumisnya sudah dicukur rapi. Rambutnya yang setengah gondrong sudah diikat ke belakang sehingga menampilkan garis-garis wajahnya yang sangat simetris seakan-akan dipahat langsung oleh Tuhan.
Tanpa diduga, jantung Arissa mulai berdebar tak keruan dan pipinya terasa sedikit panas.
Sial! Ada apa denganku? Umpat Arissa dalam hati.
“Kenapa?” tanya Cristan sambil menoleh ke belakang dan menyadari kalau Arissa sudah menatapnya cukup lama dari tadi. Arissa cepat-cepat menggelengkan kepalanya dan menutup pintu kamarnya.
“Aku sudah siap. Mau berangkat sekarang?”
Cristan mengangguk dan segera bangkit dari sofanya.
Cristan mengamati Arissa yang saat itu sedang menjelma menjadi “Snow” dengan hati-hati. Mereka berdua saat ini sedang berada di cafeteria dan sosok Snow yang sangat menonjol dengan rambut platinumnya, sukses menjadi bahan tontonan bagi para pengunjung café pagi itu. Apalagi ditambah dengan warna mata biru cerahnya. Ia terlihat sangat cantik dan mempesona walaupun tanpa mengenakan riasan apapun.Arissa sendiri merasa sangat jengah tapi ia merasa tak punya pilihan lain. Perutnya sudah bergemuruh dari tadi dan tanpa memperhatikan tatapan Cristan kepadanya, ia lalu memakan sarapannya dengan sangat lahap.“Apakah ini warna mata aslimu?” tanya Cristan lembut kepadanya.Arissa hanya mengangguk pelan dengan mulut penuh makanan.“Warna matamu sangat cantik, Risa. Kenapa kau harus menutupinya?” tanya Cristan penasaran.Arissa langsung tersedak saat mendengar pertanyaan tersebut dan Cristan langsung buru-buru memberi
Cristan lalu menelepon Jade. Dalam waktu singkat, Jade langsung menjawab panggilan teleponnya.“Jade?”“Ya, tuan muda?” jawab Jade sopan.“Apa ada sesuatu yang terjadi dengan kakek? Ia baru saja meneleponku dan memaksaku pulang minggu depan..” tanya Cristan bingung. Kakek Besar memang eksentrik tapi ia biasanya tidak pernah melakukan hal-hal aneh yang tidak perlu. Seperti.. menyuruhnya pulang secara mendadak seperti barusan. Kecuali kalau ada hal yang sangat penting dan sama sekali tidak bisa ditunda lagi.“Oh… apakah tuan muda lupa? Minggu depan adalah ulang tahun Tuan Besar Pertama ke 70.”Raut wajah Cristan langsung berubah seperti habis disambar halilintar. Astaga!Astaga! Astaga! Astaga! Pantas Kakek Besar benar-benar sewot tadi!Cristan benar-benar lupa kalau bulan ini genap sudah 2 tahun ia meninggalkan Rose Mansion. Rumah utama dan markas besar Klan Levy. Ia benar-benar ti
Rose MansionKakek tua itu duduk dengan wajah kuyu saat matanya menatap sebuah lukisan besar seorang wanita cantik yang sedang tersenyum dengan sangat anggun. Ruangan megah yang didekor dengan gaya Eropa klasik itu terasa sepi dan lengang.Sebentar lagi, dalam hitungan hari, rumah ini akan penuh dengan banyak tamu dari berbagai pemilik perusahaan besar multinasional serta orang-orang terhormat. Tapi, situasi yang dihadapi oleh kakek tua ini sama sekali jauh berbeda seperti dulu. Saat ini, walaupun ia masih memiliki otoritas sebagai pemimpin klan, tapi ia merasa bagaikan duduk di atas sebuah bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu. Jauh di dalam hatinya, ia tahu, hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum para anggota klan yang terkuat akan bertarung satu sama lain untuk memperebutkan kekuasaan tertinggi sebagai seorang pemimpin klan. Situasi ini sangat berbeda jauh ketika dulu Arina masih ada. Semua anggota tunduk dan patuh pada kharismanya. Ia juga mampu membawa Klan
Mobil Maybach itu akhirnya sampai di depan apartemen mereka. Tapi yang lebih mengejutkan Arissa adalah kedatangan beberapa orang wanita berseragam abu-abu gelap dengan beberapa tas belanja berlogo Summerville yang sedang menunggu kedatangan mereka bertiga di depan pintu masuk apartemen. Begitu melihat kedatangan mereka, semua wanita itu langsung tersenyum manis dan kemudian sambil mengikuti Cristan, mereka semua masuk ke dalam apartemen sambil menaruh tas-tas belanjaan di ruang tamu.Mata Arissa terbelalak kaget saat melihat deretan shopping bag yang berjejer rapi tersebut. Total ada 15 shopping bag serta 12 kotak sepatu serta beberapa kotak lain yang berisi aksesoris fashion wanita seperti tas dan set pasangan anting –kalung untuk ke pesta.“Semuanya untukmu…” kata Cristan santai sementara tangannya hanya menenteng 1 stel jas tuxedo sebelum ia segera masuk ke dalam kamar.“Acara akan dimulai pukul 7 malam. Tapi kakekku mengharapka
Terletak di salah satu kompleks perumahan yang paling elite dan area tertinggi di kota Sierra, Rose Mansion memiliki luas total 5 hektar dengan desain bangunan yang menyerupai kastil bergaya Perancis. Mansion ini sudah terkenal sebagai mansion paling megah dan mewah yang pernah dibangun dan seringkali masuk majalah serta diliput stasiun TV sebagai salah satu rumah bersejarah Walaupun begitu, pemilik Rose Mansion terkenal sangat misterius dan anti bersosialisasi dengan orang lain. Salah satu kelebihan lainnya adalah dari ruangan aulanya yang sangat luas, pengunjung bisa memandang keindahan lampu-lampu kota saat di malam hari dengan daya pandang 360 derajat. Sangat menakjubkan!Rose Mansion juga terkenal sebagai salah satu tempat resepsi paling bergengsi untuk acara perayaan pernikahan, ulang tahun, ataupun hanya sekedar acara-acara pertemuan untuk para selebriti, pejabat pemerintah, atau para pengusaha kelas kakap. Rose Mansion selalu menjadi simbol kebanggaan dan
Mata gadis itu memandang takjub pada seorang wanita cantik yang sedang berpidato di atas podium dengan suara yang jelas dan lantang. Isi pidatonya sederhana, singkat dan padat tapi sangat mengena di hati serta mampu membakar semangat dan memotivasi semua mahasiswa baru di Universitas Solacio. Hari itu adalah hari pertama Arissa menginjakkan kakinya di kampus setelah ia mendapat pengumuman resmi kalau ia memperoleh beasiswa penuh dari negara untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi karena namanya tercatat di peringkat ke 1 dari 10 Peringkat Nasional Terbaik. Setelah menimbang beberapa saat, akhirnya Arina memutuskan untuk masuk jurusan Desain Komunikasi Visual dalam Fakultas Seni Rupa dan Desain di Universitas Solacio.Di hari pertama tersebut, rektor Universitas Solacio memberikan pidato pembukaan untuk menyambut seluruh mahasiswa baru dan memotivasi mereka untuk belajar dengan sungguh –sungguh serta bekerja keras demi mencapai hasil terbaik. Setelahnya
Mereka berdua akhirnya sampai di kebun belakang dan ada sebuah gazebo yang tadi digunakan Cristan untuk mengobrol dengan Kakek Besar. Tapi Cristan tidak berhenti di sana, melainkan terus menyusuri area samping sebelah kiri gazebo dimana ada sebuah kebun mawar putih yang cantik sekali dengan air mancur bergaya klasik sebagai pusatnya. Lampu taman agak sedikit temaram tapi kemudian Cristan mengeluarkan sebuah remote kecil dari dalam tangannya serta memijit sebuah tombol. Lalu, secara otomatis, dalam hitungan detik, taman mawar itu mulai berubah. Lampu taman yang temaram langsung padam, digantikan oleh puluhan ribu lampu LED kecil berwarna-warni beraneka bentuk yang sengaja dipasang serta disusun dengan sangat cermat di dalam taman tersebut. Taman mawar putih yang tadinya berkesan artistic kini berubah menjadi sebuah taman cahaya dengan aneka bentuk hewan serta bangunan-bangunan mini dari seluruh dunia.Arissa menahan nafas saking kagumnya. Ia tak menyangka kalau taman ini menyi
Jade baru saja akan memanggil tuan mudanya di taman belakang ketika matanya menangkap pasangan itu sedang berpelukan erat di Rose Garden.Dengan canggung, ia mendekati mereka pelan-pelan tanpa suara sambil berdehem.“Ehemm.. maaf, tuan muda. Tuan Besar Pertama memanggil Anda untuk bergabung ke ruang aula sekarang..”“Oh…”Cristan lalu melepaskan pelukannya dengan sikap tak rela. Sementara Arissa hanya menghembuskan nafas lega. Pelukan Cristan tadi masih terasa asing baginya dan sekaligus membuat jantungnya berdebar-debar kencang tanpa terkendali.Tapi, semenit berikutnya, Cristan menggandeng tangannya dan menarik Arissa untuk mengikutinya ke dalam aula dengan sikap setengah memaksa. Jade yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah biasa dengan sikap tuan mudanya yang kadang kekanakan tapi baru kali ini ia bersikap sangat posesif terhadap seorang wanita. Apa tuan mudanya benar-ben
Seminggu itu Arissa dan Cristan sibuk sekali. Arissa bahkan sampai sengaja memadatkan jadwalnya di hari Jumat supaya ia bisa memenuhi janjinya untuk mengajak Cristan keluar rumah seharian di hari Sabtu.Bagi Cristan sendiri, semingguan tersebut terasa sangat menyenangkan baginya. Ia bisa lebih dekat dengan Arissa sambil mengamati gadis itu lebih dekat karena posisinya sebagai seorang manajer. Pada jam makan siang, biasanya mereka juga bisa mengobrol bersama dengan Jojo dan Vika. Cristan tidak ingat sudah berapa lama ia tidak tersenyum seperti ini sebelumnya. Arissa juga. Ia terlihat jauh lebih menarik sekarang karena sering tersenyum.Tak lama, hari Sabtu yang mereka berdua nantikan pun tiba.…………………………………………………………………………………………&h
Kantor utama Fashion BlastArissa sudah berubah wujud sebagai “Snow” ketika Vika dan Jojo sudah memilihkan beberapa pakaian yang harus digunakan oleh Arissa untuk pemotretan hari itu. Tema foto pagi itu adalah Breeze sehingga nuansa baju yang wajib dikenakan Arissa banyak bernuansa tropis dengan kombinasi warna putih, biru dan hijau.Sementara Arissa sedang melakukan pemotretan, Cristan yang merasa bosan, lalu berjalan-jalan di sekitar kantor dan baru akan menuju ke café ketika matanya menangkap seorang sosok pria yang sangat familiar dengannya. Pria itu bertubuh tegap dengan wajah bulat dengan mata berseri-seri sehingga menimbulkan kesan sedikit kekanak-kanakan. Di sebelah tangannya, ia membawa sebuah buket lavender ungu yang cantik sekali. Sementara tangan yang satunya lagi tampak membawa bingkisan berupa kotak berwarna ungu juga.Mata Cristan langsung membesar ketika ia tiba-tiba mengenali sosok tersebut!Itu George!George Sa
“Cium aku…”Hanya dua kata!Tapi kata-kata tersebut mampu membuat warna muka Arissa berubah semerah kepiting rebus dan gugup setengah mati. Cristan sangat menikmati pemandangan di hadapannya saat menggoda gadis ini sekarang.“Jadi…?” tanya Cristan lagi dengan posisi tubuh yang sama dengan mata mengerling nakal.Arissa menarik nafas dalam-dalam berkali-kali untuk menenangkan dirinya.“Ok..” katanya pelan.“Tutup matamu..”Cristan menurut dan menutup matanya perlahan. Ketika tiba-tiba kemudian ia merasakan sebuah sentuhan lembut secepat kilat di pipinya dan sebuah langkah panic yang tergopoh-gopoh pergi lalu ia mendengar suara pintu dikunci dari dalam. KLIK!Cristan membuka matanya.Sosok Arissa dan laptopnya sudah menghilang dari sampingnya.Ia masih termangu-mangu bingung sambil memegangi pipinya yang tadi dicium Arissa dan sebuah senyum lebar menghiasi
“ARISSSSAAAAAAA…..”Suara teriakan yang menggelegar langsung menyentak mereka berdua.George sedang berlari kea rah mereka sambil melambaikan kedua tangannya ke atas lebar-lebar.Arissa bangkit berdiri sambil tersenyum. “Ada apa, George?”Dalam waktu singkat, George sudah sampai di depan mereka. Wajahnya memerah karena habis berlari dan raut wajahnya berseri-seri.“Ibuku baru saja membuat mengeluarkan pudding pannacotanya dari dalam kulkas dan ia menyuruhmu untuk cepat pulang untuk mencicipinya. Kau pasti suka! Puding pannacota ibuku terkenal sekali di daerah sini…” kata George berapi-api. Tangannya langsung menarik tangan Arissa yang masih terpaku bingung karena cepatnya kalimat George tadi. Tapi, dengan pasrah, Ariss lalu mengikuti langkah kaki George yang langsung mengajaknya ke rumahnya. Sementara Cristan masih terpaku di tempatnya.“……menyukaimu…”
Cristan menggigit bibir bawahnya dengan sikap salah tingkah sementara Arissa menatapnya dengan tatapan ingin tahu.Akhirnya, Cristan menghembuskan nafas panjang. Sebenarnya, jauh di lubuk hatinya, ia malas sekali membahas masalah ini tapi ya sudahlah…“Apakah kau pernah mendengar tentang Klan Levy?” tanya Cristan.Arissa menganggukkan kepalanya dengan tegas. “Iya, kalau tidak salah, mereka adalah organisasi yang banyak bergerak di bidang kemanusiaan dan pendidikan untuk anak-anak di negara-negara miskin bukan?”“Iya, itu salah satu kegiatan kami tapi sebenarnya Klan Levy memiliki banyak sekali unit bisnis dan melakukan banyak riset serta inovasi di bidang ilmu pengetahuan untuk terus meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan umat manusia di muka bumi ini. Sampai saat ini, kami sudah memiliki banyak sekali cabang perusahaan di bidang teknologi, property, pariwisata, infrastruktur, dan banyak lagi. Bisa dikatakan, hampir d
Di hadapan mereka terhampar sebuah permadani raksana berwarna ungu dengan kontur tinggi rendah khas perbukitan utara yang sangat cantik. Sementara langit yang berwarna biru cerah menjadi latar belakang pemandangan yang berpadu sempurna dengan sangat menakjubkan. Seakan-akan Tuhan sendiri yang melukis bukit ini dengan tanganNya sendiri.“Cantik bukan?” tanya George bangga saat melihat reaksi Cristan dan Arissa yang masih melongo karena takjub atas apa yang mereka lihat sekarang.Tanpa membuang waktu lagi, Arissa langsung mengeluarkan kameranya dan mulai memotret sambil mengitari perkebunan lavender tersebut untuk mencari angle terbaik. Cristan sendiri ikut berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan langka tersebut. Lagipula, hanya ada mereka berdua di sana.Semilir angin sepoi-sepoi bertiup dan menghembuskan semerbak wangi lavender. Arissa mengecek beberapa hasil fotonya dan tersenyum puas dengan hasilnya. Tanpa ia sadari, Cristan yang sedang berada
Arissa mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali sambil berusaha duduk dibantu oleh Cristan di sampingnya. Tangan kanannya terasa kebas karena posisi tidurnya yang sama semalaman, tanpa bergerak sedikitpun.Ia lalu mengusap-ngusap wajahnya dengan kening berkerut. Hari itu kebetulan dirinya libur dari kantor tapi Arissa merasa ada sesuatu yang penting yang harus dikerjakannya dengan segera hari itu. Apa ya? Pikir Arissa sambil berusaha keras mengingat apa yang dilupakannya.Sampai kemudian, tiba-tiba ia bangkit dari sofa mendadak dengan wajah seperti baru saja tersambar petir di siang bolong!Astaga!Ia ingat sekarang!Lavender Hill.Ia ada janji membantu George untuk memotret perkebunan bunga lavender mereka hari ini!Astaga! Astaga! Astaga!Arissa cepat-cepat melihat jam dinding. Pukul 10.00. Ya ampunnnn… ia sudah terlambat 1 jam dari waktu perjanjian! Cepat-cepat ia lalu mengambil handuk dan segera berlari secepat kil
“Cristan, kita pulang ya…”Hanya empat kata. Begitu sederhana. Tapi api yang membakar di hati Cristan langsung padam seketika. Mata Cristan terlihat kuyu sekali ketika Arissa menepuk punggungnya pelan untuk membimbingnya masuk ke dalam apartemen.……………………………………………………………………………………….Di dalam alam bawah sadarnya, Arissa sudah tahu ada sesuatu yang tidak beres saat Cristan mengajaknya ke kebun belakang dan memperlihatkan taman mawar yang bermandikan cahaya itu padanya. Tatapan mata Cristan saat itu begitu sedih dan pedih seperti seekor hewan yang terluka parah sementara Arissa dengan bahagia mengelilingi taman tersebut dan memperhatikan setiap detil miniature yang ada di dalamnya.Lalu, ketika tanpa sengaja ia mem
Arissa terbangun saat subuh karena ia merasa sangat perlu ke toilet. Matanya masih terasa berat dan mengantuk karena ia terbangun secara tiba-tiba atas panggilan alam tubuhnya. Perlahan, setelah ia keluar dari kamar mandi, telinganya menangkap bunyi mesin mobil di luar. Untuk sesaat, rasa kantuknya hilang dan ia lalu melihat keluar jendela.………………………………………………………………………Cristan sudah sampai di depan apartemen dengan wajah kusut sementara pengawal yang bertindak sebagai supirnya tadi segera undur diri bersama teman-temannya ke hotel terdekat yang sudah disiapkan Jade untuk mereka tinggal sementara waktu.Cristan tinggal sendirian sekarang.Bayangan erotis antara ayah dan Tante Wanda masih menari-nari di benaknya ketika hujan perlahan turun dari langit. Cristan merasakan da