Share

23. Kemaluan Berdarah

Clara menyeret tubuhnya karena kedua kaki yang tak lagi kuat untuk menopang badan. Wajahnya terasa panas, sedang dadanya kian sesak karena napas yang tak beraturan. Gadis ini merogoh kantong jaket dan mengambil ponsel. Tidak ada satu pun sinyal yang hinggap di ponselnya, dan ia memilih menyalakan senter. Clara mengusahakan diri agar tetap bisa berpikir, karena keadaan seakan mengintimidasi. Deretan pohon bambu ini berdiri angkuh, menimbulkan derit nyaring terkena angin. Clara kembali berlari, meninggalkan hewan melata itu yang terus menjulurkan lidah.

Sinar senter mulai Clara arahkan ke jalan setapak yang ada di hadapannya. Gerimis perlahan mulai turun, semakin kepayahan gadis ini memulai perjalanan. Clara ingin menangis, tetapi ia tahu percuma. Menangis tidak akan menyelesaikan masalah dan keluar dari hutan perawan ini mudah. Deretan pohon bambu sudah ia lewati, kini ia tengah berjalan menyusuri pohon karet yang berjajar rapi. Seharusnya, pukul 16:12 masih memungkinkan ada petani kar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status