Beranda / Romansa / TAWANAN HASRAT SANG MAFIA / Bab 40 - Tak Tahan Lagi

Share

Bab 40 - Tak Tahan Lagi

Penulis: Farsheed Mo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-04 21:29:33
“Tunggu!” kata Don. Langkah Alvaro pun terhenti, saat mendengar seruan ayahnya itu.

Dia sedikit berbalik, menatap ayahnya itu. “Baik, aku tak akan ikut campur lagi. Tapi, kau harus berhati-hati. Kau tahu konsekuensinya jika berani menyinggung Morgan.”

Alvaro tersenyum tipis, seolah tak ada apapun yang dia takuti.

“Aku bisa jaga diri,” jawabnya enteng. Sambil berlalu begitu saja dari kamar ayahnya. Tetapi teriakan ayahnya masih terdengar, “Kau mungkin bisa, bagaimana dengan Elena.”

Setelah itu, kepala pelayan masuk dan sibuk menenangkan Don, agar tidak terbawa emosi yang akan membuat sakitnya semakin parah.

Alvaro bukan tidak mendengar peringatan ayahnya itu, tetapi dia sudah memperhitungkan semuanya. Ayahnya sudah menyukai Elena, dan itu caranya melindungi wanita itu. Yaitu dengan menjauhkan wanita itu darinya. Seperti yang dia lakukan pada ibunya.

Pria itu sangat mencintai ibunya, terbukti dari semenjak ibunya pergi, Don tak pernah lagi dekat dengan wanita manapun. Ibunya adal
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 41 - Pelarian

    Setelah itu, Alvaro pergi entah kemana. Elena sendiri memilih untuk kembali ke kamar. Suara ketukan di pintu mengagetkan dirinya. Ternyata Jose di depan pintu dengan satu koper bersamanya. “Ini koper Tuan, Nyonya.”“Tinggalkan di sana, Jose. Aku akan membawanya masuk.”Jose membantu Elena memasukkan koper hingga didepan pintu. Lalu sebelum dia berbalik, Elena kembali menahan pria itu. “Apakah Tuan akan pergi?” tanya Elena, ragu-ragu.“Iya, Tuan akan ke perusahaan, Nyonya. Apa ada yang ingin disampaikan? Biar saya sampaikan ke Tuan.”“Tidak Jose, aku hanya tanya. Terima kasih.”Elena kembali menutup pintu kamar, saat Jose meninggalkannya. Karena tak ada yang dia kerjakan, Elena membuka koper itu dan menata pakaian Alvaro dari koper ke lemari pakaian. Tanpa dia sadari matahari sudah sangat terik di luar sana. Elena telah selesai merapikan pakaian miliknya dan Alvaro dari koper ke dalam lemari. Baru saja ia menutup pintu lemari, ponselnya berdering. Tubuhnya langsung menegang, saat m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 42 - Siapa dia?

    Darah Elena seketika mengalir lebih cepat. Jantungnya terasa berhenti berdetak.Perlahan, ia menoleh.Di sana, berdiri seorang pria berseragam serba hitam, kedua tangannya bersedekap, matanya menatapnya dengan tajam ke arahnya.Tubuh Elena menegang. Otaknya bekerja cepat. Jika ia tidak segera bertindak, ia akan kehilangan kesempatan untuk kabur."Apa yang harus aku lakukan?" batinnya panik.Elena menelan ludah saat penjaga itu mulai melangkah mendekat. Setiap langkahnya terdengar jelas di koridor yang sunyi, membuat jantung Elena berdebar semakin kencang.Dia menundukkan kepala sedikit, memperbaiki letak masker yang menutupi hampir setengah wajahnya. Jika pria itu mengenalinya, maka semua usaha pelariannya ini akan sia-sia.Namun, saat dia mengatur napas dan berusaha tetap tenang, sesuatu menggelitik hidungnya."Hhhtsuuuh!"Elena bersin.Seketika, penjaga itu menghentikan langkahnya."Kau sedang pilek?" tanyanya dengan nada sedikit waspada.Elena menahan napas sesaat sebelum buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 43 - Simpanan Vincent

    Elena terkejut ketika melihat seorang wanita muda, mungkin beberapa tahun lebih muda darinya, menatapnya dengan tatapan sinis dan curiga. Rambut hitam lurus wanita itu tergerai rapi di bahunya, dan gaun merah yang membalut tubuhnya terlihat mahal. Wajahnya cantik, tapi ekspresinya dingin, seolah kehadirannya adalah sesuatu yang mengganggu.Elena mengerutkan kening. Siapa dia?Wanita itu tidak menjawab, dia melipat tangan di dada dan mengamati Elena dari ujung kepala hingga kaki. "Kamu siapa?" suaranya tajam, penuh kecurigaan.Elena semakin bingung. "Aku yang seharusnya bertanya seperti itu," balas Elena, suaranya tegas meskipun jantungnya berdetak kencang. "Di mana Vincent?"Wanita itu mengangkat satu alis, lalu tersenyum miring. "Oh…kau pasti Elena?" katanya, seolah namanya adalah sesuatu yang menjijikkan baginya.Wanita itu menyeringai sinis sebelum akhirnya bicara lagi, "Akhirnya kamu kembali, bagaimana apa kamu sudah memuaskan pria itu?"Darah Elena seketika membeku. Matanya menata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 44 - Diperalat Lagi

    Mata Elena terbelalak begitu melihat pria tua yang lebih pantas menjadi kakeknya itu. Tatapan memuakkan dari pria itu membuat Elena mual, dan bergidik takut. Dia melangkah mundur. Tetapi sial, tak ada lagi ruang di belakangnya. Jika jendela itu bisa dibuka, mungkin sekarang dia akan memilih lompat dari jendela itu.“Siapa kamu, aku tidak akan pergi kemana-mana.” Elena menatap pria itu dengan marah.Patrick menyeringai, matanya menelusuri tubuh Elena dengan cara yang membuatnya semakin ingin muntah. “Oh, gadis muda yang keras kepala. Aku suka tantangan ini.”Pria itu adalah Patrick, seorang pengusaha tua yang dikenal memiliki kekuasaan besar di dunia bisnis. Di balik citranya sebagai pria terhormat, ia sebenarnya sosok licik dan mesum yang sering memanfaatkan kekayaannya untuk mendapatkan apapun yang diinginkannya, termasuk wanita. Banyak rumor beredar bahwa bisnisnya berkembang pesat karena transaksi kotor dan kesepakatan di balik layar.Dia terkenal sulit dibujuk, tetapi memiliki kel

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 45 - Hilang Sudah

    Patrick menyeringai sinis, matanya menyala penuh kebencian saat melihat Alvaro berdiri di hadapannya. "Lihat siapa yang datang," katanya dengan nada mengejek. "Anak kecil yang selalu ikut campur urusan orang dewasa." "Berani sentuh milikku," Alvaro menatapnya tajam, rahangnya mengeras. "Kupastikan kau menyesal, Patrick." Patrick tertawa sumbang. "Kau pikir aku tak tahu siapa kau? Kau cuma bocah yang hidup di bawah bayang-bayang Don! Semua yang kau miliki, semua kekuatan yang kau pamerkan, itu hanya karena ayahmu!" Alvaro melangkah maju, tatapannya seperti hendak membunuh. "Hancurkan bajingan sepertimu, aku tak butuh ayahku." Patrick mendecak marah, wajahnya memerah. "Aku muak denganmu, bocah! Aku sudah kehilangan banyak bisnis gara-gara ulahmu. Tapi aku bersumpah, suatu hari nanti aku akan membalas semua ini. Aku akan membuatmu jatuh!" Alvaro tersenyum miring. "Coba saja, kau tahu akhirnya." Adegan pertarungan antara Alvaro dan Patrick berlangsung sengit. Pistol Alvaro t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 46 - Pertama Kali

    Elena membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat. Tubuhnya terasa remuk, setiap otot seakan menjerit. Ia mencoba bergerak, tapi nyeri tajam di bagian bawah tubuhnya membuatnya mengerang pelan.Tangannya mencengkeram sprei, jemarinya gemetar. Ia memejamkan mata, mencoba mengatur napas. Ingatan tentang kejadian semalam menyeruak dalam benak. Elena menggigit bibir, menahan emosi yang berkecamuk. Ia ingin marah, ingin membenci, tapi hatinya terasa hampa. Matanya terasa panas, tapi tidak ada air mata yang jatuh. Karena ia tahu, menangis pun tak akan mengubah apa pun.“Kau sudah bangun?” Suara itu membuat Elena tersentak, menikmati nyeri di bagian tubuh bawahnya membuatnya tak sadar bahwa pria yang membuatnya sakit itu tengah duduk di sofa menatapnya. Elena hanya diam, tak merespon.“Sakit?” tanya Alvaro dengan ekspresi tanpa datar, tanpa dosa. Elena mencoba mengubah posisinya, tetapi rasa nyeri tak tertahan itu kembali. Hingga membuatnya kembali meringis. “Menurutmu?” kata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 47 - Kenapa Kesini?

    Elena menegang. Wajahnya memanas, tangannya mengepal di atas selimut. Ia ingin berbohong, mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya, tetapi kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya.Dokter itu menatapnya penuh pengertian. "Jangan khawatir, saya hanya ingin memastikan Anda tidak mengalami cedera serius."Elena mengangguk pelan. "Ya... ini pertama kalinya."Dokter tersenyum tipis. "Baik, saya akan melakukan pemeriksaan ringan. Jika ada yang membuat Anda tidak nyaman, tolong beri tahu saya."Elena hanya bisa diam. Ia berusaha mengendalikan emosinya, tetapi rasa sakit yang menjalar di tubuhnya mengingatkannya pada kejadian semalam. Tangannya mencengkeram sprei lebih erat ketika dokter mulai melakukan pemeriksaan."Sedikit peradangan, tapi tidak ada luka serius," kata dokter setelah beberapa saat. "Saya akan memberikan obat pereda nyeri dan salep untuk membantu pemulihan."Elena mengangguk tanpa berkata apa-apa. Pikirannya melayang, hatinya berdebar kencang. Ia merasa lelah, bukan hanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 48 - Menikah Denganku

    Siapa yang tidak kenal dengan kawasan elite di pusat kota ini. Kawasan bisnis di jantung kota yang letaknya sangat strategis, dekat dengan rumah sakit, perusahaan besar dan hunian prestige yang mewah. Dulu Elena ingin sekali tinggal di salah satu apartemen kawasan ini, karena dia tidak perlu jauh dari ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Tetapi Vincent selalu menolak, bukan dengan alasan harga apartemen yang mahal. Tetapi lebih karena Vincent menganggap Elena tak pantas tinggal di sana. Tetapi hari ini dia bahkan menginjakkan kakinya di penthouse termahal di gedung ini karena Alvaro. Hal ini membuat Elena semakin menyadari kebodohannya selama ini. Karena selalu tulis melayani Vincent dengan harapan pria itu akan menganggapnya sebagai seorang istri. Tetapi ternyata, bagi Vincent, dia tak lebih dari barang dagangan yang bisa dilempar kesana kemari. Karena itu, tekadnya semakin bulat untuk berpisah dengan bajingan itu. “Silakan Nyonya Elena,” kata Jose. Elena tersadar dari lam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 56 - Tuduhan Palsu

    “Apa? Tidak mungkin!” sanggah Alvaro. Dalam beberapa bulan terakhir ini, hanya Elena wanita yang dia sentuh. Bagaimana bisa Delisa hamil. Alvaro memejamkan mata, mencoba mengingat siapa saja wanita yang dekat dengannya. Tetapi tak ada dalam ingatannya dia pernah menyentuh Delisa sekalipun. Yang ada, wanita itu yang agresif mendekatinya tetapi selalu berhasil dia gagalkan. “Jangan berkelit lagi, nikahi Delisa.” Alvaro tertawa sinis, “sampai kapanpun, tidak!” Alvaro masih teguh dengan pendiriannya. Terlebih lagi dia tidak pernah merasa menyentuh Delisa. Jelas ada sesuatu yang tidak beres. Wanita itu pasti ingin menjebaknya. “Beraninya dia,” gumamnya. “Kepala pelayan, tunjukkan video itu.” Kepala pelayan mengambil sebuah ponsel di atas meja dan kemudian mendekat ke Alvaro. Lalu dia memberikan ponsel itu pada Alvaro. Garis bibir Alvaro tertarik ke dalam. Sekarang dia benar-benar merasa yakin bahwa ini salah satu akal bulus Delisa untuk menjebaknya. “Video ini sudah di edit.” “Apakah

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 55 - Ternyata pernikahan palsu

    “Apa isi dokumen itu?” kata Kakek. Pria tua itu berdiri, dan menarik dokumen dari tangan Vincent. Elena sendiri hanya bisa menatap kedua orang yang sedang saling berebut dokumen itu. Sesaat wanita itu melirik Alvaro yang sedang menahan senyum di sampingnya. “Kira-kira apa isi dokumen itu?” batin Elena.“Lepaskan Vincent!” teriak Kakek. Tangannya menarik paksa dokumen dari tangan Vincent, terlihat jelas bahwa Vincent sangat tidak ingin Kakek mengetahui isi dokumen itu. Begitu Kakek melihat dokumen yang ada di map itu, dia seperti terpukul. Dia mundur satu langkah, dan terduduk lemas. “Vincent beraninya kau! Kau membohongiku selama ini?” Wajah Kakek sudah merah karena amarah. “Ampun Kek, ini semua bohong. Ini hanya rekayasa bajingan ini.”Vincent masih saja berkelit, dan tidak mengakui kesalahannya. “Maaf Kek, bisa saya lihat dokumen itu?” tanya Elena, penasaran. Bagaimanapun juga ini berhubungan dengan hidupnya. Dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. “Kau tidak tahu tent

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 54 - Bajingan, Kau!

    Keesokan paginya, Elena sudah di dapur. Dia memang sengaja bangun lebih dulu karena dia ingin menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Alvaro. Berbeda dengan di Mansion, di Penthouse ini tidak ada satu pun pelayan. Tetapi, entah kenapa Elena merasa senang di sini. Di Mansion dia merasa seperti tahanan. Elena memasak dengan sesekali bergumam lagu kesukaannya. Sampai kemudian…“Ah!” pekik Elena, kaget. Saat Alvaro memeluknya dari belakang. Kepalanya menyusup di leher Elena. “Kau membuatku kaget, untung aku tidak memukulmu pakai ini.”Elena mengangkat alat untuk menggoreng ke atas. Tetapi sepertinya ucapannya tak berpengaruh pada pria ini. Alvaro memutar tubuh Elena menghadapnya, lalu menatapnya dengan kedua tangan mengukung tubuh wanita itu. “Kenapa tak membangunkanku?” tanya Alvaro, wajahnya menunjukkan rasa tidak suka. Alvaro mengubah posisi kepalanya yang semula miring ke kiri jadi ke kanan. Seolah menuntut penjelasan atas pertanyaannya itu. Tetapi tatapannya masih intens ke Elena.

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 53 - Makan Malam

    Bug! Pukulan demi pukulan diberikan Alvaro pada Vincent. Hingga pria itu tak sempat berdiri. Pria itu terlihat begitu marah. Kini Alvaro sudah diatas tubuh Vincent, bersiap untuk memberikan bogem mentah kembali. Vincent sudah terkapar tak berdaya di lantai, wajahnya babak belur.Elena berusaha bangkit, meskipun dia sangat membenci Vincent, dia tak mau melihat siapapun mati karenanya. Elena menahan tangan Alvaro.“Hentikan,” kata Elena, sembari menggelengkan kepalanya.Alvaro menoleh, melihat Elena yang terlihat lemas. Dia berdiri, lalu menatap Elena dengan cemas.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Alvaro. Kedua tangannya dan netranya melihat seluruh tubuh Elena. Seolah memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.Elena mengangguk. “Aku ingin pulang,” kata Elena, suaranya lemah. “Jose bereskan sisanya.”“Baik Tuan.”Alvaro segera mengangkat tubuh Elena ala bridal style dan membawanya ke mobil. Dia perlahan menurunkan Elena ke jok penumpang. Lalu duduk di sebelahnya. Dia mengambil kotak obat

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 52 - Seribu Kali Lebih Baik

    Tetapi Elena memikirkan ancaman Vincent, meskipun sekarang ibunya dalam penjagaan anak buah Alvaro. Tetapi, Vincent orang yang licik. Dia bisa saja melakukan apapun untuk menyakiti ibunya. Tangan Elena terkepal. “Aku harus menemuinya, dan mengetahui apa maunya.”Elena melihat sekitarnya, Alvaro sudah pergi beberapa saat yang lalu. Bagaimana jika Vincent memaksanya ikut dengannya. Elena segera bangkit. Dia menuju dapur, dia mencari sesuatu yang bisa digunakan sebagai pelindung. “Sepertinya ini cukup,” kata Elena, tangannya menggenggam pisau dapur kecil. Lalu dia kembali ke kamar dan menyimpan pisau itu di tasnya. Dia membawa tas itu bersamanya, dan pergi keluar untuk menemui Vincent. Tidak perlu waktu lama, Elena sudah sampai di alamat yang diberikan Vincent padanya. Di depannya sebuah rumah makan mewah yang tidak jauh dari kawasan Penthouse Alvaro. Elena tetap waspada, dia kenal betul watak suaminya itu. Elena masuk ke rumah makan itu, dia melihat sekitar. Hanya ada beberapa tam

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 51 - Apa Maumu?

    “Aku harus berpisah dulu, untuk itu,” batin Elena. Tetapi dia tak ingin memprovokasi pria disebelahnya. Karena itu, dia memilih diam. Selain itu, bayangan wajah Don yang terlihat sangat marah terus menghantui benaknya. Pria tua itu jelas kecewa setelah Alvaro menolak permintaannya untuk menikahi Delisa. Sejak meninggalkan rumah Don, Elena tak banyak bicara, bahkan setelah mereka sampai di gedung penthouse Alvaro. Alvaro, yang sejak tadi memperhatikan Elena, akhirnya tak tahan untuk bertanya. "Ada yang mengganggumu?" suaranya dalam, penuh ketertarikan. Elena tersentak saat merasakan sentuhan hangat di pundaknya. Dia menoleh, menatap pria itu dengan ragu. "Aku hanya kepikiran dengan ayahmu... apakah sikap kita tadi tidak membuatnya semakin sakit?" Alvaro menarik sudut bibirnya ke dalam, lalu memegang kedua pundak Elena dengan lembut. "Tenanglah, dia pasti baik-baik saja," katanya, seolah ingin menghapus keraguan dari mata Elena. "Syukurlah kalau begitu," gumam Elena pelan. Mereka

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 50 - Menikahimu

    Elena melihat kontrak perjanjian yang ditawarkan Alvaro saat di Penthouse tadi. Tetapi hatinya masih sedikit ragu, dia mungkin akan bisa lepas dari genggaman Vincent tapi hidupnya akan terikat dengan pria di depannya sekarang entah sampai kapan. “Tanda tangani, dia tak akan mengganggumu lagi.” Nada bicara Alvaro terdengar memaksa, tetapi juga sangat serius. “Tapi…haruskah aku?” Elena mencoba mengatakan sesuatu tetapi sebelum dia menyelesaikan bicaranya, Alvaro berbicara. “Menikah denganku, sebagai imbalannya.” Kepala Alvaro mengangguk, seolah mengerti apa yang akan dia bicarakan. Elena terdiam, menatap kontrak di tangannya. Dia memikirkan segala yang mungkin bisa terjadi. Alvaro terlihat menghela napas, lalu berkata dengan nada dingin. “Aku pilihan terbaikmu.” Elena mengangkat wajahnya, menatap pria itu. “Kenapa kau begitu yakin?” Alvaro mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, menatap Elena tanpa ragu. “Aku bisa melindungimu dari Vincent.” Elena terdiam, merem

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 49 - Vincent Brengsek

    Elena menegang saat melihat layar ponselnya. Video call dari Vincent membuat nafasnya tercekat, tetapi yang benar-benar membuat darahnya membeku adalah pemandangan di balik layar. Vincent berdiri di kamar rumah sakit ibunya, jari-jarinya dengan santai menyentuh alat bantu pernapasan yang menopang hidup wanita itu. “Apa yang kau lakukan?!” suara Elena bergetar, panik. Vincent hanya menyeringai. "Kau tahu, Elena, aku bisa membuat semuanya berakhir sekarang juga," katanya santai, sementara jemarinya melayang di atas alat bantu itu, seolah siap mencabutnya kapan saja. Elena hendak berteriak, tetapi panggilan itu tiba-tiba terputus. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia melompat dari tempat duduknya dengan napas terengah-engah. "Aku harus pergi!" Alvaro yang duduk di sofa, menatapnya tajam. "Ada apa?" “Vincent—dia—dia mengancam akan membunuh ibuku sekarang!” suara Elena nyaris putus asa. "Aku harus ke rumah sakit!" Tanpa banyak bertanya lagi, Alvaro berdiri. "Aku antar." Mereka be

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 48 - Menikah Denganku

    Siapa yang tidak kenal dengan kawasan elite di pusat kota ini. Kawasan bisnis di jantung kota yang letaknya sangat strategis, dekat dengan rumah sakit, perusahaan besar dan hunian prestige yang mewah. Dulu Elena ingin sekali tinggal di salah satu apartemen kawasan ini, karena dia tidak perlu jauh dari ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Tetapi Vincent selalu menolak, bukan dengan alasan harga apartemen yang mahal. Tetapi lebih karena Vincent menganggap Elena tak pantas tinggal di sana. Tetapi hari ini dia bahkan menginjakkan kakinya di penthouse termahal di gedung ini karena Alvaro. Hal ini membuat Elena semakin menyadari kebodohannya selama ini. Karena selalu tulis melayani Vincent dengan harapan pria itu akan menganggapnya sebagai seorang istri. Tetapi ternyata, bagi Vincent, dia tak lebih dari barang dagangan yang bisa dilempar kesana kemari. Karena itu, tekadnya semakin bulat untuk berpisah dengan bajingan itu. “Silakan Nyonya Elena,” kata Jose. Elena tersadar dari lam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status