Home / Romansa / TAWANAN HASRAT SANG MAFIA / Bab 42 - Siapa dia?

Share

Bab 42 - Siapa dia?

Author: Farsheed Mo
last update Last Updated: 2025-02-05 22:50:17
Darah Elena seketika mengalir lebih cepat. Jantungnya terasa berhenti berdetak.

Perlahan, ia menoleh.

Di sana, berdiri seorang pria berseragam serba hitam, kedua tangannya bersedekap, matanya menatapnya dengan tajam ke arahnya.

Tubuh Elena menegang.

Otaknya bekerja cepat. Jika ia tidak segera bertindak, ia akan kehilangan kesempatan untuk kabur.

"Apa yang harus aku lakukan?" batinnya panik.

Elena menelan ludah saat penjaga itu mulai melangkah mendekat. Setiap langkahnya terdengar jelas di koridor yang sunyi, membuat jantung Elena berdebar semakin kencang.

Dia menundukkan kepala sedikit, memperbaiki letak masker yang menutupi hampir setengah wajahnya. Jika pria itu mengenalinya, maka semua usaha pelariannya ini akan sia-sia.

Namun, saat dia mengatur napas dan berusaha tetap tenang, sesuatu menggelitik hidungnya.

"Hhhtsuuuh!"

Elena bersin.

Seketika, penjaga itu menghentikan langkahnya.

"Kau sedang pilek?" tanyanya dengan nada sedikit waspada.

Elena menahan napas sesaat sebelum buru-buru
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 43 - Simpanan Vincent

    Elena terkejut ketika melihat seorang wanita muda, mungkin beberapa tahun lebih muda darinya, menatapnya dengan tatapan sinis dan curiga. Rambut hitam lurus wanita itu tergerai rapi di bahunya, dan gaun merah yang membalut tubuhnya terlihat mahal. Wajahnya cantik, tapi ekspresinya dingin, seolah kehadirannya adalah sesuatu yang mengganggu.Elena mengerutkan kening. Siapa dia?Wanita itu tidak menjawab, dia melipat tangan di dada dan mengamati Elena dari ujung kepala hingga kaki. "Kamu siapa?" suaranya tajam, penuh kecurigaan.Elena semakin bingung. "Aku yang seharusnya bertanya seperti itu," balas Elena, suaranya tegas meskipun jantungnya berdetak kencang. "Di mana Vincent?"Wanita itu mengangkat satu alis, lalu tersenyum miring. "Oh…kau pasti Elena?" katanya, seolah namanya adalah sesuatu yang menjijikkan baginya.Wanita itu menyeringai sinis sebelum akhirnya bicara lagi, "Akhirnya kamu kembali, bagaimana apa kamu sudah memuaskan pria itu?"Darah Elena seketika membeku. Matanya menata

    Last Updated : 2025-02-06
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 44 - Diperalat Lagi

    Mata Elena terbelalak begitu melihat pria tua yang lebih pantas menjadi kakeknya itu. Tatapan memuakkan dari pria itu membuat Elena mual, dan bergidik takut. Dia melangkah mundur. Tetapi sial, tak ada lagi ruang di belakangnya. Jika jendela itu bisa dibuka, mungkin sekarang dia akan memilih lompat dari jendela itu.“Siapa kamu, aku tidak akan pergi kemana-mana.” Elena menatap pria itu dengan marah.Patrick menyeringai, matanya menelusuri tubuh Elena dengan cara yang membuatnya semakin ingin muntah. “Oh, gadis muda yang keras kepala. Aku suka tantangan ini.”Pria itu adalah Patrick, seorang pengusaha tua yang dikenal memiliki kekuasaan besar di dunia bisnis. Di balik citranya sebagai pria terhormat, ia sebenarnya sosok licik dan mesum yang sering memanfaatkan kekayaannya untuk mendapatkan apapun yang diinginkannya, termasuk wanita. Banyak rumor beredar bahwa bisnisnya berkembang pesat karena transaksi kotor dan kesepakatan di balik layar.Dia terkenal sulit dibujuk, tetapi memiliki kel

    Last Updated : 2025-02-09
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 45 - Hilang Sudah

    Patrick menyeringai sinis, matanya menyala penuh kebencian saat melihat Alvaro berdiri di hadapannya. "Lihat siapa yang datang," katanya dengan nada mengejek. "Anak kecil yang selalu ikut campur urusan orang dewasa." "Berani sentuh milikku," Alvaro menatapnya tajam, rahangnya mengeras. "Kupastikan kau menyesal, Patrick." Patrick tertawa sumbang. "Kau pikir aku tak tahu siapa kau? Kau cuma bocah yang hidup di bawah bayang-bayang Don! Semua yang kau miliki, semua kekuatan yang kau pamerkan, itu hanya karena ayahmu!" Alvaro melangkah maju, tatapannya seperti hendak membunuh. "Hancurkan bajingan sepertimu, aku tak butuh ayahku." Patrick mendecak marah, wajahnya memerah. "Aku muak denganmu, bocah! Aku sudah kehilangan banyak bisnis gara-gara ulahmu. Tapi aku bersumpah, suatu hari nanti aku akan membalas semua ini. Aku akan membuatmu jatuh!" Alvaro tersenyum miring. "Coba saja, kau tahu akhirnya." Adegan pertarungan antara Alvaro dan Patrick berlangsung sengit. Pistol Alvaro t

    Last Updated : 2025-02-10
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 46 - Pertama Kali

    Elena membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat. Tubuhnya terasa remuk, setiap otot seakan menjerit. Ia mencoba bergerak, tapi nyeri tajam di bagian bawah tubuhnya membuatnya mengerang pelan.Tangannya mencengkeram sprei, jemarinya gemetar. Ia memejamkan mata, mencoba mengatur napas. Ingatan tentang kejadian semalam menyeruak dalam benak. Elena menggigit bibir, menahan emosi yang berkecamuk. Ia ingin marah, ingin membenci, tapi hatinya terasa hampa. Matanya terasa panas, tapi tidak ada air mata yang jatuh. Karena ia tahu, menangis pun tak akan mengubah apa pun.“Kau sudah bangun?” Suara itu membuat Elena tersentak, menikmati nyeri di bagian tubuh bawahnya membuatnya tak sadar bahwa pria yang membuatnya sakit itu tengah duduk di sofa menatapnya. Elena hanya diam, tak merespon.“Sakit?” tanya Alvaro dengan ekspresi tanpa datar, tanpa dosa. Elena mencoba mengubah posisinya, tetapi rasa nyeri tak tertahan itu kembali. Hingga membuatnya kembali meringis. “Menurutmu?” kata

    Last Updated : 2025-02-12
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 47 - Kenapa Kesini?

    Elena menegang. Wajahnya memanas, tangannya mengepal di atas selimut. Ia ingin berbohong, mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya, tetapi kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya.Dokter itu menatapnya penuh pengertian. "Jangan khawatir, saya hanya ingin memastikan Anda tidak mengalami cedera serius."Elena mengangguk pelan. "Ya... ini pertama kalinya."Dokter tersenyum tipis. "Baik, saya akan melakukan pemeriksaan ringan. Jika ada yang membuat Anda tidak nyaman, tolong beri tahu saya."Elena hanya bisa diam. Ia berusaha mengendalikan emosinya, tetapi rasa sakit yang menjalar di tubuhnya mengingatkannya pada kejadian semalam. Tangannya mencengkeram sprei lebih erat ketika dokter mulai melakukan pemeriksaan."Sedikit peradangan, tapi tidak ada luka serius," kata dokter setelah beberapa saat. "Saya akan memberikan obat pereda nyeri dan salep untuk membantu pemulihan."Elena mengangguk tanpa berkata apa-apa. Pikirannya melayang, hatinya berdebar kencang. Ia merasa lelah, bukan hanya

    Last Updated : 2025-02-13
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 48 - Menikah Denganku

    Siapa yang tidak kenal dengan kawasan elite di pusat kota ini. Kawasan bisnis di jantung kota yang letaknya sangat strategis, dekat dengan rumah sakit, perusahaan besar dan hunian prestige yang mewah. Dulu Elena ingin sekali tinggal di salah satu apartemen kawasan ini, karena dia tidak perlu jauh dari ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Tetapi Vincent selalu menolak, bukan dengan alasan harga apartemen yang mahal. Tetapi lebih karena Vincent menganggap Elena tak pantas tinggal di sana. Tetapi hari ini dia bahkan menginjakkan kakinya di penthouse termahal di gedung ini karena Alvaro. Hal ini membuat Elena semakin menyadari kebodohannya selama ini. Karena selalu tulis melayani Vincent dengan harapan pria itu akan menganggapnya sebagai seorang istri. Tetapi ternyata, bagi Vincent, dia tak lebih dari barang dagangan yang bisa dilempar kesana kemari. Karena itu, tekadnya semakin bulat untuk berpisah dengan bajingan itu. “Silakan Nyonya Elena,” kata Jose. Elena tersadar dari lam

    Last Updated : 2025-02-13
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 49 - Vincent Brengsek

    Elena menegang saat melihat layar ponselnya. Video call dari Vincent membuat nafasnya tercekat, tetapi yang benar-benar membuat darahnya membeku adalah pemandangan di balik layar. Vincent berdiri di kamar rumah sakit ibunya, jari-jarinya dengan santai menyentuh alat bantu pernapasan yang menopang hidup wanita itu. “Apa yang kau lakukan?!” suara Elena bergetar, panik. Vincent hanya menyeringai. "Kau tahu, Elena, aku bisa membuat semuanya berakhir sekarang juga," katanya santai, sementara jemarinya melayang di atas alat bantu itu, seolah siap mencabutnya kapan saja. Elena hendak berteriak, tetapi panggilan itu tiba-tiba terputus. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia melompat dari tempat duduknya dengan napas terengah-engah. "Aku harus pergi!" Alvaro yang duduk di sofa, menatapnya tajam. "Ada apa?" “Vincent—dia—dia mengancam akan membunuh ibuku sekarang!” suara Elena nyaris putus asa. "Aku harus ke rumah sakit!" Tanpa banyak bertanya lagi, Alvaro berdiri. "Aku antar." Mereka be

    Last Updated : 2025-02-14
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 50 - Menikahimu

    Elena melihat kontrak perjanjian yang ditawarkan Alvaro saat di Penthouse tadi. Tetapi hatinya masih sedikit ragu, dia mungkin akan bisa lepas dari genggaman Vincent tapi hidupnya akan terikat dengan pria di depannya sekarang entah sampai kapan. “Tanda tangani, dia tak akan mengganggumu lagi.” Nada bicara Alvaro terdengar memaksa, tetapi juga sangat serius. “Tapi…haruskah aku?” Elena mencoba mengatakan sesuatu tetapi sebelum dia menyelesaikan bicaranya, Alvaro berbicara. “Menikah denganku, sebagai imbalannya.” Kepala Alvaro mengangguk, seolah mengerti apa yang akan dia bicarakan. Elena terdiam, menatap kontrak di tangannya. Dia memikirkan segala yang mungkin bisa terjadi. Alvaro terlihat menghela napas, lalu berkata dengan nada dingin. “Aku pilihan terbaikmu.” Elena mengangkat wajahnya, menatap pria itu. “Kenapa kau begitu yakin?” Alvaro mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, menatap Elena tanpa ragu. “Aku bisa melindungimu dari Vincent.” Elena terdiam, merem

    Last Updated : 2025-02-18

Latest chapter

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 84 - Gila Karena Kamu

    Elena diam di tempat. Matanya menatap Alvaro tanpa ekspresi. Alvaro yang tidak sabar, berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Elena. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mengangkat tubuh Elena di pundaknya bak sebuah karung beras. “Lepaskan, Al. Kita sedang di kantor.”“Tidak peduli,” seru Alvaro. Teriakan Elena tak cukup untuk membuat pria itu menghentikan aksinya. Dari semalam dia sudah menahan diri, sekarang saat masalah sudah selesai. Elena masih bersikap dingin padanya. Itu membuatnya sangat marah. Elena meronta di atas pundak Alvaro, tangannya memukul punggung pria itu dengan sia-sia. "Alvaro! Turunkan aku sekarang juga!"Tapi Alvaro tetap berjalan dengan langkah besar danw emosi. Para karyawan yang kebetulan lewat di lorong terkejut tapi tak bisa berbuat apa-apa. Beberapa orang buru-buru menunduk, pura-pura tak melihat. Dengan wajah datar nan tegas, Alvaro membuka pintu lift dan masuk sambil tetap menggendong Elena di pundaknya. Begitu pintu lift menutup, suasana semakin pan

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 83 - Pengunduran Diri

    Keesokan harinya, di dalam ruangan rapat direksi.Suasana ruang rapat terasa begitu menegangkan. Para petinggi duduk berderet dengan wajah penuh tanya. Sebagian berbisik pelan, sebagian lagi hanya sibuk melirik jam.Pukul delapan tepat, Alvaro masuk dengan langkah tegap, wajahnya terlihat serius. Di belakangnya, Jose membawa laptop dan map. Suasana hening seketika.Alvaro langsung memberikan isyarat kepada Jose. Jose pun mengangguk dan mulai berbicara. “Terima kasih sudah hadir dalam rapat hari ini,” suara Jose tegas. Ia berdiri di depan meja rapat, sedang Alvaro duduk dengan tatapan tak lepas ke arah Elena yang duduk di kursi paling ujung.“Menindaklanjuti kasus Elena kemarin, ada satu hal penting yang harus kalian lihat.” Jose bergerak cepat. Ia menyalakan proyektor dan menghubungkan laptopnya. Tak butuh waktu lama, layar besar di depan ruangan menampilkan serangkaian bukti.“Beberapa minggu terakhir, akun milik Elena digunakan untuk mengakses sistem keuangan perusahaan dari peran

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 82 - Mencari Bukti

    Alvaro menatap layar ponselnya lama. Pesan singkat dari Elena membuatnya semakin gelisah.“Shit!”Ia menghubungi Jose lagi. "Percepat penyelidikannya!”"Saya mendapat sesuatu Tuan. Ada satu ha yang menurut saya sangatl mencurigakan. Saya sudah mengecek log IT minggu lalu. dan saya menemukan ada aktivitas login dari perangkat berbeda, menggunakan VPN, ke akun Elena. Di luar jam kerja."“Siapa?”Wajah Alvaro menegang. “Masih kami telusuri. Tapi… ada satu nama yang muncul beberapa kali di sistem audit internal. Asisten Delisa—Rani. Aku rasa dia tahu sesuatu.”“Cari dia! buat bicara!”“Baik.”Alvaro mematikan panggilan. Dia menatap lurus ke depan dengan tajam. Tangannya menggenggam setir kemudi dengan erat.***Di salah satu ruangan kecil yang biasa digunakan untuk istirahat staf, Rani duduk gelisah. Ia memainkan flashdisk kecil di tangannya. Berkali-kali ia menoleh ke pintu. Wajahnya cemas.Sejak kejadian siang tadi, ia tak bisa berhenti merasa bersalah. Ia memang tidak tahu apa-apa d

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 81 - Tuduhan Palsu

    Langkah Elena terasa berat saat ia berjalan menuju ruang rapat direksi. Nafasnya memburu, telapak tangannya dingin. Suasana kantor yang biasanya ramai dan sibuk kini sunyi. Tatapan semua orang menyudutkan. Elena merasa yakin, ada sesuatu yang tidak beres. Sesampainya di depan pintu ruang rapat, Elena menarik napas panjang, lalu mengetuk pelan.“Masuk,” suara berat dari dalam menyambutnya.Dengan perlahan, Elena membuka pintu. Di dalam, sudah duduk tujuh orang petinggi perusahaan, termasuk kepala keuangan, kepala divisi hukum, dan yang membuat dadanya berdegup lebih keras, Alvaro sudah duduk kursi paling ujung. Mata elangnya langsung menangkap ke arahnya.Deg! jantung Elena langsung berdetak dua kali lebih cepat. Mata Delisa langsung bergerak ke samping Alvaro, di sana sudah duduk Delisa dengan ekspresi datar.“Silakan duduk.” ucap salah satu anggota dewan.Elena menurut. Ia duduk di kursi yang tampaknya memang telah disediakan khusus untuknya.“Bisa jelaskan kenapa namamu muncul dal

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 80 - Tawaran Menarik Delisa

    Elena baru saja sampai ketika seorang staf menghampirinya dan berkata bahwa Delisa—putri dari salah satu pemegang saham besar di perusahaan—memanggilnya ke ruangannya. Elena sempat ragu. Sejak insiden dengan Lucas, ia selalu waspada. Tapi tetap saja, ia tidak memiliki alasan menolak. Apalagi saat ini dia berada di perusahaan. Sesampainya di sana, Delisa menyambutnya dengan senyum lebar, seolah tak pernah terjadi apa pun. "Elena! Duduk, aku mau bicara sebentar," ucap Delisa lembut sambil menyilakan Elena duduk di sofa mewah yang tersedia di ruangannya. Elena sedikit kaku, tapi tetap duduk. “Aku dengar kamu jadi asisten Alvaro dengan Jose. Melihat karakter Alvaro, aku yakin kamu tidak belajar apapun dengannya, karena dia pasti tidak akan memberimu pekerjaan berat. Benar?” Elena hanya mengangguk kecil. Delisa tersenyum kecil, “kalau begitu, aku punya tawaran menarik untukmu.“” Elena semakin waspada, tetapi sebisa mungkin dia tak menampakkan kegelisahannya itu di depan Delisa. “

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 79 - Rencana Gagal

    BRAK!Sebuah vas bunga mahal jatuh dan pecah di lantai. Air dan kelopak bunga mawar putih berceceran, menyatu dengan pecahan kaca yang berserakan di atas karpet. Nafas Delisa memburu. Wajahnya merah karena marah, dan tatapannya penuh api.Di depannya, seorang pria muda dengan setelan jas hanya bisa berdiri kaku, menunduk, takut bicara lebih jauh.“Apa maksudmu Lucas gagal?!” bentak Delisa. Suaranya menggema di ruangan besar bergaya modern itu. “Lucas bahkan nggak menyentuh Elena?!”Pria itu menelan ludah. “Iya, Bu… Dia bilang, eh… dia nggak bisa melakukan itu. Katanya… Elena baik banget. Bahkan dia terlihat kayak orang jatuh cinta…”Delisa langsung membalikkan badan, menatap tajam ke arah pria itu. “Jatuh cinta?! Astaga!” serunya, melotot. “Aku nyuruh dia jebak Elena, bukan malah main perasaan! Apa otaknya udah benar-benar rusak?!”Ia berjalan mondar-mandir, tangan terkepal di sisi tubuhnya. Setiap langkahnya terdengar keras di lantai marmer.“Lucas itu udah kubayar mahal. Semua udah k

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 78 - Ternyata Lucas

    Elena melihat sekelilingnya, tak ada seoran pun di rumah ini selain dirinya dan Lucas. Melawan pria ini, tak akan menguntungkan. Karena itu, dia harus mengulur waktu sembari menunggu kesempatan atau pertolongan. Meskipun tak yakin akan ada pertolongan.“Lucas…aku ingatkan padamu. Kamu pasti tahu siapa Alvaro kan?” Elena mencoba terlihat tenang. Dia berjalan perlahan menuju sofa. Lucas tertawa pelan, nada suaranya seperti mengejek. Dia berjalan mendekat.“Tentu saja aku tahu siapa dia. Semua orang takut padanya.” Tatapannya membara, ada obsesi di sana.Elena mundur perlahan, menjaga jarak. Dia tahu jika dia panik, pria ini bisa makin tak terkendali. Jadi dia menenangkan napasnya, menatap Lucas dengan tenang meski tubuhnya mulai gemetar.“Kamu pikir Alvaro akan diam kalau tahu aku ada disini?” Suara Elena terdengar dingin dan tajam.Lucas menyeringai. “Itu sebabnya aku harus cepat. Sebelum dia datang.” Elena merasakan detak jantungnya melonjak. Tapi wajahnya tetap datar. Dia berpiki

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 77 - Masuk Perangkap

    “Terima kasih,” ucap Elena pada Alvaro.“Sudah selesai?” tanya Alvaro.Elena melihat komputer sekilas lalu mengangguk. Pria itu melihat jam tangannya sesaat. Saat akan bicara, Jose datang membisikkan sesuatu. “Aku ada rapat,” kata Alvaro. “Tidak apa, aku bisa pulang sendiri.”“Kabari setelah di rumah.”Elena mengangguk. Setelah itu, Alvaro pergi bersama Jose entah kemana. Elena meregangkan tangannya, setelah seharian berkutat dengan angka yang sangat membosankan. Dia menyimpan hasil kerjanya dan mematikan komputernya. Meskipun dia merasa lebih nyaman memasak tetapi dia harus bertahan beberapa bulan di pekerjaan ini. Karena dia ingin membuka sebuah toko kue, dari hasil pekerjaannya di sini. “Semangat Elena, kamu bisa!”Dia menuliskan sebuah pesan ke Alvaro sambil berjalan keluar kantor. Karena tidak melihat jalanan, dia tak tahu ada sebuah mobil yang berjalan begitu cepat ke arahnya. “Awas!” teriak seseorang.Suara itu membuat Elena terkejut, hingga menoleh ke sumber suara dan mo

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 76 - Jalankan Rencana

    “Kamu yakin? Tidak takut?”“Aku sudah lama membiarkannya, ini saatnya menunjukkan bahwa tidak semua orang bisa dia injak seenaknya.”Alvaro hanya tersenyum tipis mendengar kalimat yang keluar dari bibir wanita di sampingnya itu. Begitu mobil berhenti di depan gedung perusahaan, Alvaro segera keluar lebih dulu. Dengan langkah tenang, ia membuka pintu untuk Elena, membuat wanita itu menatapnya sesaat.“Keluar,” ucap Alvaro singkat.Elena menghela napas, lalu turun dari mobil. Saat mereka melangkah masuk, Jose dan beberapa pengawal berjalan di belakang mereka.Begitu sampai di lantai tertinggi gedung ini. Sebelum masuk ke ruangan Alvaro. “Jose.”“Ya, Tuan?”“Ajari dia pekerjaanmu.”Jose menatap Elena sekilas sebelum kembali menatap Alvaro, memastikan ia tidak salah dengar. “Maksud Tuan, saya harus mengajarkan pekerjaan saya kepada Nyonya?”Alvaro mengangguk tanpa ragu. “Ya.”Elena mengernyit. “Tunggu, maksudmu aku bekerja dengan Jose?”Alvaro yang semula hendak melangkah ke ruangannya,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status