Hari ini tim Chasseurs diperintahkan untuk berkumpul di markas mereka. Kini Callista berjalan menuju ke markas bersama dengan Letizia. Wanita itu sudah mahir dalam melakukan tugasnya sebagai seorang pembunuh bayaran dari Forezsther. Callista berhasil membuatnya menjadi pembunuh lagi setelah beberapa kali melakukan pelatihan serta misi kecil. Berkat Callista, Letizia mengingat kembali jati dirinya walau tidak seperti dulu. Setidaknya pelatihan yang diberikan Callista membuahkan hasil dan menjadikan Letizia sebagai anak buah Forezsther lagi.
Kali ini Letizia akan ikut misi besar bersama tim Chasseurs dengan alasan agar kemampuannya bisa lebih berguna lagi. Atas perintah Alberto, Letizia diminta untuk bergabung. Begitupun dengan Fritz Ryker. Kini tim Chasseurs dan dua orang tambahan akan berkumpul setelah satu bulan lamanya mereka tidak menjalankan misi bersama.
Hal ini mengkhawatirkan Callista, khawatir kejadian yang sama terulang kembali. Namun Justin mencoba meyakinkan
Tim Chasseurs sudah berhasil masuk ke dalam gedung besar di mana pelelangan diadakan. Tiga wanita dari tim ini berjaga di beberapa titik dan saling berjauhan. Sementara para pria duduk di kursi penonton serta berbaur dengan mafia. Sementara itu Federico berada di dalam mobil tim Chasseurs yang berada cukup jauh dari gedung, Federico memantau teman-temannya melalui kamera pengawas yang ada di dalam bangunan tersebut serta kamera kecil yang dipakai anggota tim yang lain. Dengan begitu Federico bisa memantau semuanya.Di telinga mereka terdapat alat komunikasi yang saling tersambung satu sama lain dan berpusat ke laptop Federico. Mereka semua bisa memberikan informasi melalui benda tersebut tanpa harus bersusah payah memberikan kode melalui gerakan tubuh. Namun berbeda kepada Fritz, karena pria itu tidak bisa bicara, maka mereka harus mengerti kode tubuh yang mungkin akan diberikan Fritz kepada mereka kalau terjadi sesuatu.Callista yang berdiri di salah satu titik terus
Callista berlari ke dalam gang dan berusaha menghindari kejaran beberapa mafia. Sebelumnya dia mencoba untuk melawan mereka agar berhenti mengejarnya, tapi mereka cukup kuat hingga Callista dapat dikalahkan. Karena tidak mau lagi dihajar sampai babak belur, dia memilih untuk melarikan diri. Justin juga memperingati kalau anggota tim Chasseurs tidak boleh melawan lagi. Kalau para anggota melawan lagi dan kalah, tidak menutup kemungkinan akan dibawa ke hadapan bos mafia-mafia yang mengejar itu. Hal tersebut sangat merepotkan, apalagi kalau sampai Alberto tahu. Entah hukuman apa yang akan diberikan Alberto kepada anggota tim Chasseurs.Melarikan diri menjadi jalan satu-satunya untuk mereka selamat. Selagi para pengejar tidak menggunakan senjata api, maka mereka aman dan hanya perlu berlari sejauh mungkin. Di lokasi pertemuan, Federico juga sedang menunggu. Mereka harus sampai ke sana bagaimanapun caranya.Namun perjalanan melarikan diri ini tidaklah mudah bagi Callista, a
Akhirnya Callista berhasil sampai ke lokasi pertemuan. Ternyata semua anggota sudah ada di mobil dan mereka selamat. Callista pun mengatur napasnya yang sesak bersamaan dengan melajunya mobil ini menuju ke markas pusat Forezsther. Namun suasana di ruangan mobil sangat berbeda dengan sebelum semuanya turun. Merasa ada hal aneh, Callista membuka matanya dan melihat anggota yang lain. Mereka semua menatapnya.“Ada apa?” tanya Callista.“Kau masih ingat kalau di telingamu terdapat alat komunikasi yang tersambung ke semua orang, kan, Zouch? Jadi, kami mendengar apa yang terjadi kepadamu sebelum kau kemari,” jawab Federico tanpa menoleh. Pria itu tengah fokus menyetir. Callista baru ingat dengan hal ini, dia pun berdecak kesal seraya melihat ke arah lain.“Menikah dengan Bos ValHolitz? Bahkan sekarang menjadi pacarnya? Yang benar saja!” omel Vittoria.“Aku juga terkejut dengan pria egois itu. Tanpa pikir panjang memutus
Teriakan Alberto membuat dua insan di depannya terkejut, terutama Justin yang baru mengetahui hal ini. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana kehidupan Callista sejak bergabung dengan Forezsther, ditambah Callista juga tidak mengatakan apapun tentang masa lalunya. Wajar saja kalau dia menjadi sangat terkejut ketika mendengar teriakan dari Alberto.Sementara Callista mengepalkan kedua tangannya dan berusaha menahan emosi. Dalam keadaan seperti ini, Alberto malah membahas hal masa lalu yang sama sekali tidak ingin dia ingat. Tidak seharusnya pria itu membahasnya, apalagi ada orang asing di ruangan ini yang mendengar apa yang dikatakan sang bos.“Kau yang memulai, Zouch! Jangan salahkan aku kalau aku berkata begitu kepadamu! Jika tidak aku ingatkan, mungkin kau sudah lupa bagaimana berjasanya aku di masa lalumu. Secara tidak langsung, aku adalah orang tua angkatmu. Walau tidak resmi, aku tetap memiliki hak untuk mengaturmu, apalagi kau ini anak buahku. Sudah aku tegas
Fritz menggelengkan kepala. Dia tidak mau Callista melakukan hal seperti itu, apalagi kalau sampai memanfaatkan orang lain hanya demi tujuan egois. Tentu saja Callista hanya sekedar berkata karena kesal. Tidak mungkin wanita sepertinya merencanakan hal licik. Dia akan memikirkan cara lain yang jauh lebih bagus ketimbang menggunakan orang lain. Fritz yang mendengar perkataan tersebut pun bernapas lega.Melihat ruangan yang berantakan, Fritz pun bangkit dari duduknya lalu membereskan barang-barang yang berserakan. Callista hanya melihat apa yang dilakukan temannya itu. Dia merasa kalau amarahnya mulai mereda setelah Fritz datang. Dirinya yakin kalau Fritz pasti sudah mendengar apa yang terjadi di ruangan Alberto dari Justin, maka dari itu pria ini langsung datang setelah mendengarkan kabar itu dengan raut wajah panik. Callista tersenyum tipis, dia sangat senang memiliki teman seperti Fritz yang selalu ada ketika dibutuhkan. Padahal Callista sudah melakukan hal yang kejam, tapi
“Hah?! Apa kau bilang? Ingin membunuh bosku? Haha … jangan harap! Yang ada kaulah yang dibunuh olehnya,” tawa Gabriel. Terdengar pria itu meremehkan Callista. Wanita ini pun membalasnya dengan tawaan mengejek.“Hh! Apakah kau masih ingat bagaimana aku mengalahkanmu? Bahkan sampai hampir membuatmu kehilangan nyawa. Lelaki sepertimu saja mudah untuk aku taklukkan, apalagi seperti bosmu itu,” balas Callista. Dia tersenyum sinis setelahnya membuat Gabriel mengepalkan kedua tangan mencoba untuk menahan amarah. Perkataan Callista mengingatnya pria ini tentang hari di mana dirinya hampir dibunuh. Tentu saja dia menjadi benci sekali dengan Callista.“Kau kira kau bisa mengalahkanku? Ingatlah! Waktu itu aku hanya berpura-pura saja untuk mengalah dan menuntunmu datang ke markas. Tidak ku sangka, dengan bodohnya kau malah datang tanpa mengetahui siapa sebenarnya bos kami. Aku rasa kau ini bodoh, makanya mau dibodohi dengan mudah.” Callis
Callista melirik dengan tajam pria itu, Richard menjauhkan dirinya dan masih menatap wanita di depannya ini. Bergabung dengan ValHolitz? Yang benar saja, pikir Callista. Tawaran itu mengejutkannya, bahkan sempat membuat Callista membelalakkan mata. Bagaimana bisa orang seperti dia menjadi anggota ValHolitz? Apa yang akan dilakukannya kalau benar hal itu terjadi? Tidak mau membayangkan hal mengerikan tersebut, Callista pun hendak berbicara. Namun Richard segera menyela.Pria ini berkata, “Kalau kau bergabung, aku yakin kau tidak akan kesulitan seperti sekarang ini. Bisa saja kau mendapatkan sesuatu yang tidak kau ketahui, mungkin juga kau bisa membunuhku dengan mudah. Aku menawarkan sesuatu yang cukup bagus, kan? Kalau kau bersedia, aku akan memberikan tugas yang cocok untukmu. Bisa saja kau ditempatkan sebagai asistenku, dengan begitu, balas dendammu kepadaku akan cepat selesai, kan?”“Kau benar. Aku bisa bergabung dengan ValHolitz, apalagi kau sendir
Callista melirik Richard, tampak jelas kalau pria ini sedang menahan amarah. Dia mengira kalau Richard berbicara dengan Vermont cukup panas dan sempat adanya pertengkaran. Entah apa yang mereka bicarakan, pasti ada hubungannya dengan wanita yang diperkenalkan asisten Vermont kepada dirinya itu. Kalau tidak, kenapa Richard sampai meninggalkan mereka seraya menahan emosi? Normalnya pasti akan diajak berbicara oleh mereka.Pintu lift pun terbuka, Richard berjalan keluar lift disusul oleh callista. Seraya berjalan pria itu berkata kalau dia ingin berbicara dengan Callista di dalam mobil sembari mengantarkannya pulang. Namun Callista menolak karena dia membawa mobil sendiri ke kawasan ini. Tidak mungkin dirinya meninggalkan kendaraan tersebut. Richard mengusulkan kalau mereka akan berkeliling kawasan ValHolitz setelah itu mengantarnya ke tempat parkir mobil Callista.Mau tidak mau Callista menyetujui karena dia pun mengerti dengan situasi saat ini. Sang bos mafia tengah ber