“Bagaimana bisa kau tahu tentang Leif?” tanya Callista. Kini dan Richard sedang berada di mobil. Kendaraan tersebut membawa mereka berkeliling Kota Napoli.
Setelah beberapa menit keduanya masuk ke dalam mobil, Callista sama sekali tidak berbicara, bahkan ketika suaminya mengajak dia bicara, responnya hanya sedikit. Menoleh pun tidak, apalagi mendengarkan. Jelas saja sikapnya begitu setelah apa yang terjadi sebelumnya. Dengan tanpa dosa, Richard datang menemui Callista dengan alasan yang begitu naif. Wajar kalau Callista kini marah akibat keegoisan Richard. Tentunya membuat dia malu juga karena harus berdebat di hadapan para junior serta teman.
Mendengar pertanyaan Callista, Richard pun menjawab, “Aku tahu semua kriminal yang berkeliaran di penjuru kota, termasuk anak remaja pengedar narkoba itu. Dia selalu beraksi di dekat kawasan ValHolitz, terkadang ketahuan oleh anak buahku ketika sedang menyebarkan narkoba kepada salah satu pembelinya.”
Callista menghentikan langkahnya di depan sebuah bar, tanpa pikir panjang dirinya masuk ke dalam bar tersebut dan memesan alkohol. Diteguknya minuman itu berulang kali. Tampaknya dia tidak peduli kalau dirinya akan mabuk, dia hanya ingin melupakan apa yang terjadi sebelumnya. Dalam beberapa menit dan tegukan, Callista langsung membenamkan wajahnya di atas lengan yang dia letakkan di meja. Wajah Callista juga sudah memerah. Sesekali dia meracau tidak jelas dan mengomeli tentang Richard.“Ayo kita pulang!” ajak Richard yang tiba-tiba saja ada di samping Callista. Mencoba untuk memapah sang istri. Namun Callista segera menolak dan mendorong pria itu. Ya, sedari Callista keluar mobil, Richard tidak bisa meninggalkannya. Diam-diam dirinya mengikuti ke mana Callista pergi. Richard tidak menyangka kalau istrinya ini malah pergi ke bar.“Kita pulang,” kata Richard lagi.“Siapa kau? Oh … kau si pecundang itu ya? Kau pria jahat! Memanf
Oscar membelalakkan mata mendengar perkataan sang bos. Meski tidak memiliki bukti nyata, Richard merasakan kalau pria yang disebutkan namanya tadi adalah pelaku utama yang sudah menyerang anggota ValHolitz. Sebelumnya dia memerintahkan anak buahnya untuk menangani hal ini, tapi nyatanya sama sekali tidak ada petunjuk. Kali ini bukan hanya sedikit orang yang dibunuh, melainkan lebih banyak dari sebelumnya. Richard tidak mungkin akan diam saja. Dia harus sesegera mungkin menangani masalah ini.“Apakah kau mendapatkan informasi lain, Oscar?” tanya Richard kepada sang asisten.“Dua hari lalu salah satu anggota kita mengalami penyerangan juga, beruntung dia berhasil menyelamatkan diri. Dia memberi tahu aku kalau dirinya melihat sekelompok pria bersenjata, dan bertubuh besar melakukan serangan. Seseorang di antara mereka menyebutkan nama Antonio Rassimov, dan namamu. Kemungkinan penyerangan dilakukan agar kau keluar dari markas untuk menemui mereka,”
Mendengar Callista berkata begitu, Oscar dan Richard langsung menatapnya. Mempertanyakan maksud dari ucapan yang dilontarkan dia. Callista pun mendengkus lalu menjawab, “Rassimov terkenal dengan kekejamannya kepada orang yang dia incar, dirinya akan terus memburu orang tersebut sampai dapat. Dia akan melakukan banyak cara untuk mendapatkannya, termasuk menggunakan orang lain. Kemungkinan kali ini adalah orang suruhan dia. Karena dendam masa lalu, mereka baru melancarkan aksi setelah beberapa tahun merancang rencana untuk balas dendam kepada kalian.”“Jadi, menurutmu mereka adalah orang suruhan Antonio Rassimov?” tanya Oscar.“Entahlah. Aku hanya menebak,” jawab Callista. Jawabannya seakan-akan dia sedang tidak serius. Meski begitu, hal tersebut menjadi informasi bagus untuk ValHolitz.“Kalau memang benar, berarti Forezsther terlibat, kan?” tanya Richard membuat Callista menoleh.“Kalau kau sentuh merek
“Ternyata mereka belum datang,” gumam Justin setelah berteriak seperti itu seraya menghampiri Vittoria dan menanyakan keberadaan teman-teman yang lain. Vittoria menjawab seadanya. Justin juga sempat terkejut karena di ruangan itu ada Callista juga.“Kebetulan sekali ada Senior,” katanya seraya menoleh ke arah Callista.“Bisakah kau hentikan memanggilku dengan sebutan Senior? Aku memiliki nama,” omel Callista. Justin hanya cengengesan mendengar omelan itu.“Oh iya, kita memiliki misi gabungan lagi dengan Fritz dan Letizia, kali ini Zouch juga akan akan bergabung!” seru Justin dengan penuh semangat.“Hah? Aku bergabung dengan misi kalian? Yang benar saja!” balas Callista tidak percaya.“Bos memberiku perintah untuk mencarimu dan yang lainnya, kita akan menjalankan misi ini bersama-sama,” ucap pria itu seraya mengeluarkan handphone untuk menelepon orang-orang yang dia butuhkan dal
Callista, Vittoria, dan beberapa anggota dari kelompok Darrel berkumpul di suatu titik. Kini mereka sedang membicarakan sesuatu. Sudah satu jam mereka berada di sana, tidak ada hal yang mereka lakukan. Namun tiba-tiba saja, sebuah mobil van berhenti di depan orang-orang ini. Beberapa di antara mereka melarikan diri, sementara Callista dan yang lainnya dibawa oleh orang yang turun dari mobil van. Dalam hitungan menit, mereka membawanya pergi entah ke mana.Callista dan tiga orang dari kelompok Darrel memberontak, meminta untuk diturunkan. Namun mereka langsung dipukul hingga tidak sadarkan diri. Sayangnya, Callista tidak pingsan, dia hanya pura-pura pingsan saja di depan para penculik. Ya, inilah rencana yang tadi dia bicarakan dengan kelompok Darrel.Callista sengaja meminta teman-teman Darrel untuk berkumpul di tempat tadi yang katanya adalah tempat biasa orang-orang dari mobil van ini menculik anggota Forezsther. Callista sengaja ingin ditangkap bersama dengan tiga o
Callista mengernyitkan dahinya mendengar jawaban pria itu. Pantas saja bukan hanya anggota Forezsther yang ada di dalam ruangan ini. Kemungkinan mereka akan melakukan sesuatu kepada para korban. Entah apa yang akan mereka lakukan, Callista tidak tahu pasti. Dirinya harus mendapatkan informasi dari mereka.“Sebenarnya apa tujuan kalian membawa orang-orang ini ke sini? Kenapa kalian membunuh mereka?” tanya Callista lagi.Pria itu tertawa pelan lalu menjawab, “Kelompok kami miskin, apalagi kami harus membaginya menjadi beberapa orang. Kami … kami tidak bisa makan enak seperti yang kalian lakukan, makanya kami membawa orang lain untuk dijual, tentu saja bukan mereka, tapi organ mereka. Ya, tidak begitu berharga, tapi setidaknya kami bisa mendapatkan uang dari itu!”Bos orang-orang ini tampak menangis, lebih tepatnya pura-pura menangis. Callista begitu muak dengan kelakuan anehnya itu. Terkadang tertawa, marah-marah, dan kali ini berpur
Misi selesai dengan mudah tanpa luka serius. Hanya beberapa luka ringan saja yang dialami Callista karena dia harus melawan para pria. Seusai berpamitan dengan para junior, tim Chasseurs pun kembali ke mobil. Kini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke markas utama.“Ah … aku merasa tidak berguna,” keluh Lionello seraya menatap langit-langit mobil.“Kau benar. Bahkan aku tak melakukan apapun selain mencari keberadaan musuh dengan cctv jalanan yang sama sekali tidak ada hasilnya,” sahut Federico. Mendengar keluhan tersebut, membuat Justin dan yang lain menatap mereka.“Jangan begitu! Kalian sudah berusaha semampu kalian,” kata Justin mencoba untuk menenangkan mereka.“Daripada kalian terus mengeluh, lebih baik berikan informasi yang kalian dapatkan!” pinta Callista.“Ah iya! Aku sempat bertemu dengan beberapa anggota Forezsther yang lain. Aku mempertanyakan kejadian penculikan itu kepada
Beberapa hari kemudian, Callista sudah berhasil mendapatkan informasi yang dibutuhkannya tentang pria penutup wajah. Menurut informasi yang dia dapatkan, pria tersebut memang selalu membuat masalah dengan orang-orang yang ada di sekitar ValHolitz. Bahkan melakukan penyerangan dadakan yang memakan korban cukup banyak.Terakhir kali orang tersebut melancarkan aksinya adalah dua hari lalu di kawasan ValHolitz. Salah satu markas kecil dari kelompok penjagaan ValHolitz rusak begitu saja akibat bom yang ditaruh di bangunan itu. Semua anggota tidak ada yang selamat, mereka terbakar hidup-hidup dan ditemukan dengan luka bakar di sekujur tubuh. Kejadian sangat mengerikan sehingga membuat kelompok mafia itu menjadi ketar-ketir.Awalnya Callista mendengar kabar kalau bukan hanya ValHolitz saja yang mendapatkan penyerangan, beberapa kelompok mafia dan kelompok kriminal lainnya pun diserang. Satu persatu semuanya dihancurkan dan hanya meninggalkan nama kelompok mereka. Satu hal yan