Beberapa hari kemudian, Callista sudah berhasil mendapatkan informasi yang dibutuhkannya tentang pria penutup wajah. Menurut informasi yang dia dapatkan, pria tersebut memang selalu membuat masalah dengan orang-orang yang ada di sekitar ValHolitz. Bahkan melakukan penyerangan dadakan yang memakan korban cukup banyak.
Terakhir kali orang tersebut melancarkan aksinya adalah dua hari lalu di kawasan ValHolitz. Salah satu markas kecil dari kelompok penjagaan ValHolitz rusak begitu saja akibat bom yang ditaruh di bangunan itu. Semua anggota tidak ada yang selamat, mereka terbakar hidup-hidup dan ditemukan dengan luka bakar di sekujur tubuh. Kejadian sangat mengerikan sehingga membuat kelompok mafia itu menjadi ketar-ketir.
Awalnya Callista mendengar kabar kalau bukan hanya ValHolitz saja yang mendapatkan penyerangan, beberapa kelompok mafia dan kelompok kriminal lainnya pun diserang. Satu persatu semuanya dihancurkan dan hanya meninggalkan nama kelompok mereka. Satu hal yan
“Bukankah kau sendiri tahu kalau Antonio sudah tiada? Tidak mungkin dia me-““Jangan pura-pura bodoh, Alberto! Seseorang pasti menggunakan namanya agar bisa menyerang ValHolitz. Jika itu memang dirimu, berhentilah! Aku tidak mau berperang dengan kelompok manapun lagi, termasuk ValHolitz. Kalau kau tetap melanjutkannya, Forezsther dalam bahaya. Kau mau kami dibantai oleh lagi mereka?” tukas Callista membuat Alberto menatapnya dengan tajam.“Sudah menyalahi, sekarang berani untuk menasihati. Kau kira kau siapa hah? Kau tidak lebih dari sekedar anak buah. INGAT ITU!” bentaknya. Suara Alberto mengejutkan dua orang di depannya itu. “Kau tidak memiliki bukti untuk mengatakan hal yang tidak aku lakukan, Zouch! Jangan sembarangan berbicara! Buktikan terlebih dulu apa yang kau ucapkan, baru kau berhak menasihati aku, atau mengatakan apapun yang kau suka. PERGILAH!”Tiba-tiba saja Fritz menarik tangan Callista, memintanya ag
Callista baru tahu kalau banyak ruangan di dalam markas ValHolitz. Jauh berbeda dengan markas Forezsther yang ruangannya terbatas. Di gedung ini juga ada beberapa ruangan khusus untuk para tim yang dibentuk oleh Richard. Mereka tidak perlu pergi ke suatu tempat untuk saling berkumpul. Selain itu, Callista sama sekali tidak melihat keberadaan seorang atau sekumpulan wanita. Mungkinkah ValHolitz melarang wanita menjadi anggotanya? Mungkinkah Richard tidak ingin memiliki seorang anggota wanita?Callista mempertanyakannya kepada si bodyguard, katanya sang bos tidak menginginkan seorang kriminal wanita di ValHolitz. Meski sekuat apapun wanita tersebut, Richard tetap tidak ingin. Tidak ada alasan pasti akan hal itu selain alasan yang disebutkan bodyguard tadi. Sebenarnya Callista tidak begitu peduli, dia hanya sekedar ingin tahu. Wajar saja kalau wanita tidak dibutuhkan di kelompok mafia ini. Karena setahunya, mereka hanya akan diperlukan untuk bersenang-senang untuk sang bos atau
“Maaf! Kau benar kalau aku tidak tahu apapun tentangmu, tapi dari apa yang aku lihat, kau masih mengenang tentang mantan suamimu itu. Aku tak menyalahkan bahwa kau mengingat dia, dan tak berhak juga untuk memintamu melupakannya. Hanya saja, orang yang kau lihat bukanlah orang yang sama seperti yang kau inginkan kehadirannya meskipun mereka memiliki kemiripan.” Perkataan Richard membuat Callista tidak bisa berkata-kata. Sebenarnya dirinya tahu akan hal tersebut, hanya saja dia kebingungan, kenapa Kristian mirip dengan Fernando? Bahkan tidak ada perbedaan yang membuat Kristian berbeda dengannya.“Kau ingin membuktikannya? Baiklah. Akan ku pertemukan dirimu dengan anak buahku itu dan pastikan sendiri, apakah dia adalah orang yang sama seperti yang kau harapkan kehadirannya? Tunggu sebentar!” lanjut Richard dengan nada penuh penekanan. Richard pun keluar dari ruangan ini menuju ke ruangan di mana Kristian berada tadi. Dia meminta orang tersebut untuk menem
“Aku tidak bisa memberitahumu apa yang terjadi sebelum kalian datang ke sana karena berhubungan dengan misi yang harus ku selesaikan. Intinya mereka kami tangkap karena sudah membuat resah beberapa anggota Forezsther. Tidak ada kejadian menarik yang harus ku beritahukan kepadamu,” lanjut Callista membuat Richard manggut-manggut. Sebenarnya dia tahu kalau misi seperti itu tidak boleh diceritakan oleh siapapun, tapi Richard merasa kalau Callista menyembunyikan sesuatu, termasuk informasi yang didapatnya dari musuh yang sudah dikalahkan.“Informasi apa yang kau dapatkan dari mereka?” tanya Richard.“Bukankah kau sudah menginterogasi mereka? Aku yakin mereka memberitahumu tentang Antonio.” Callista tidak menjawab, dirinya malah berkata begitu.“Kami memang sempat menginterogasi mereka, tapi tak banyak yang kami ketahui. Mereka memilih untuk tutup mulut dan hanya beberapa informasi yang kami dapatkan. Ku dengar, salah satu da
Betapa terkejutnya Callista ketika melihat siapa yang datang. Richard beserta dengan Oscar berdiri tak jauh dari dia. Richard pun menghampiri sang istri dan bertanya, “Kau baik-baik saja?”Alih-alih menjawab, Callista malah balik bertanya, “Kenapa kau tahu aku ada di sini?”“Tingkahmu mencurigakan, makanya aku ikuti dirimu. Maafkan aku karena lancang! Tidak ku sangka kau bertemu dengan pelaku utamanya,” jawab Richard lalu menoleh ke depan di mana orang yang mereka anggap sebagai pelaku utama atas penyerangan yang terjadi kepada ValHolitz. Bersamaan dengan itu, anak buah Richard berdiri dengan senjata mereka di berbagai tempat sehingga mengelilingi tempat ini. Kini sang pelaku tidak bisa melarikan diri, apalagi dirinya dikerumuni oleh banyak orang. Senjata yang mereka pegang juga ditodongkan ke arahnya.“Belum tentu. Aku belum bisa memastikan siapa orang di balik penutup wajah itu, tapi ciri-cirinya sangat mirip dengan in
Callista sangat yakin kalau Antonio tidak mungkin bekerja sendirian, buktinya bukan hanya Antonio saja yang melakukan penyerangan beberapa kelompok asing. Kelompok tersebutlah yang telah dipekerjakan oleh Antonio. Callista tahu kalau pria itu tidak mungkin bekerja seorang diri, apalagi melawan ValHolitz yang terkenal dengan anggotanya yang banyak.Pertemuan Antonio dengan orang sebelumnya menjadi bukti bahwa dirinya memerintahkan orang lain untuk melakukan apa yang diinginkannya. Entah berapa banyak orang yang disuruh oleh Antonio untuk menyerang ValHolitz. Richard memintanya untuk memberi tahu, sayang sekali, Antonio memilih bungkam.“Berapa banyak orang yang akan menyerang ValHolitz? Beri tahu kami!” pinta Oscar. Antonio tetap diam, bahkan memalingkan wajah ke arah lain.“Kalau dia terus seperti ini, kita akan membawanya ke markas,” kata Richard.“Tunggu dulu! Dia adalah bagian dari Forezsther, entah masih anggota atau buka
Callista membantu Richard untuk berjalan mencari keberadaan Oscar, sang asistennya. Tidak lama kemudian, mereka menemukan pria itu yang sedang terkapar di dekat bangunan. Mereka menghampiri Oscar. Tampaknya sang asisten juga terlempar.“Oscar, bangunlah!” suruh Richard. Oscar mengerang kesakitan lalu membuka matanya.“B-bos!” serunya seraya mencoba untuk duduk. Callista membantu pria tersebut mengubah posisinya. “B-bos, kau baik-baik saja? Maafkan aku! Aku tidak sempat melindungimu. Ledakan itu berlangsung sangat cepat dan seketika pandanganku gelap.”“Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?” tanya Richard.“Sepertinya kepalaku terbentur, tapi aku baik-baik saja,” jawabnya. Richard menganggukkan kepalanya. Dia sedang senang karena sang asisten hanya mengalami luka ringan.“Bagaimana denganmu, Nyonya? Kau baik-baik saja?” tanya Oscar kepada Callista.“Bosmu melindun
Sesampainya di markas ValHolitz, Richard dan Oscar langsung ditangani oleh dokter khusus yang selalu ada di markas itu. Setelah mereka ditangani dengan baik, dokter pun pergi dari ruang medis. Kini hanya ada bos, asisten dan Callista saja yang ada di ruangan itu.“Aku harus pergi, seseorang memintaku untuk ke markas Forezsther,” kata Callista kepada Richard. Pria itu menganggukkan kepalanya.“Tunggu dulu!” Richard menahan Callista agar tidak pergi dengan memegangi pergelangan tangannya. Dengan cepat Callista menepis lalu sedikit menjauh.“Ada apa?” tanyanya dengan nada ketus. Tampaknya Callista tidak suka dipegang oleh Richard.“Terima kasih sudah menemaniku, bahkan ketika dokter itu mengobati aku,” kata Richard.Callista mendesis mendengar perkataan itu. Kedua tangannya pun dilipat di dada. “Jangan terlalu percaya diri! Aku hanya ingin memastikan bahwa kau masih hidup, dengan begitu aku bisa me