Bab 126"Saya berhutang banyak hal pada Bu Dewi. Pertama karena kesalahan yang saya buat dulu, dan kini kesalahan yang dilakukan oleh Nesya. Entah kenapa takdir terasa begitu rumit seperti ini! Padahal saya pun setelah meninggalkan Nesya di panti asuhan itu, terus berusaha memperbaiki diri dan juga mendekatkan diri pada sang pencipta. Tetapi apa yang terjadi, malah semua semakin runyam saja!" sungut Bu Rini yang kini duduk tepat di sampingku."Yang sabar ya Bu. Lewati semua ini dengan hati yang tenang. Sepertinya ini adalah cobaan final dalam hidup ini. Jika Bu Rini bisa melewati semua ini, insyaallah Allah akan menaikkan derajat ibu. Pernah saya mendengar, jika karma itu akan datang ketika kita mulai lengah dan menganggap semua sudah membaik. Terus sabar ya, Bu." Saat ini yang aku bisa hanya terus memberikan support saja bukan?"Terima kasih banyak atas semua legowo ini, Bu. Allah yang akan membalas semua ini. Bismillah saya sekarang hanya bisa pasrah." Bu Rini pun akhirnya berucap d
Bab 127Pov Rini Hampir dua puluh tahun aku pergi merantau di luar pulau jawa dan telah memiliki tabungan, aku pun ingin menemui putriku. Belahan jiwaku yang sejak bayi memang sudah aku titipkan di pantai asuhan.Pasti banyak yang berpikir jika aku ini adalah ibu yang tak baik, karena meninggalkan putrinya sendiri di panti asuhan. Terserah saja jika orang mau bilang apa, yang penting menurutku itu adalah hal yang terbaik. Dari pada aku menjadi gelap mata dan kemudian melakukan hal lain untuk mencelakai bayiku itu? Jadi, jika tak tahu apa pun lebih baik kalian diam saja."Mas, aku hamil!" ucapku dengan perasaan yang bercampur aduk saat itu pada Mas Hasan, seperti biasa saat dia bertandang di kost ku yang sempit itu."Kamu hamil? Gila kamu!" Respon yang diberikan oleh Mas Hasan saat itu sebenarnya sudah aku tebak, tetapi aku memang harus mengatakan hal ini padanya bukan? "Iya Mas. Kenyataannya begitu, dan aku hanya melakukan hal ini dengan kamu saja. Kamu juga tahu kan hal itu," tuka
Bab 128Pov RiniUntung saja saat itu aku masih ingat dengan Tuhan, jika tidak pasti aku sudah mengakhiri hidup ini. Karena semua yang aku impikan dan diharapkan nyatanya hancur begitu saja. Entah benar atau salah, tapi aku memang melimpahkan semua kesalahan ini pada Mas Hasan.Andai saja dia bilang sudah memiliki isteri, tentu aku tak akan pernah menerima cintanya bukan? Kenapa jika memang dia mencintai istrinya, tapi kenapa dia malah menjadikan aku pacarnya? Berarti memang sejak awal niat Mas Hasan sudah tidak baik. Tetapi aku pun juga salah, karena dengan polosnya malah mau menyerahkan semua sebelum menikah. Dan, tentu saja penyesalan memang selalu ada di akhir."Bu, tolong titip putri saya ini. Suatu saat nanti saya pasti akan menjemputnya kembali," ucapku saat menggendong Nesya yang baru berusia dua minggu itu ke panti asuhan."Kenapa harus dititipkan? Kamu mau kemana?" Ibu panti yang terlihat sangat sabar itu pun balik bertanya padaku.Lalu, tanpa sedikit pun rasa malu aku pun m
Bab 129Pov Rini Seperti sebuah mimpi yang tak pernah aku harapkan lagi, nyatanya sebelum aku bertemu dengan Nesya malah aku bertemu dengan Mas Hasan. Padahal, hampir setiap hari aku selalu berdoa agar tak lagi dipertemukan dengan lelaki kurang ajar itu.Sakit hati yang telah kuobati selama puluhan tahun, nyatanya sekarang semua harus kembali terungkap di waktu yang singkat.Dan, seperti benang kusut entah bagaimana caranya hingga Mas Hasan dan Nesya bisa menikah dan malah saat ini putriku itu sedang mengandung anak dari ayahnya sendiri.Namun ada satu hal yang kusyukuri saat ini, akhirnya aku bisa bertemu dengan istri dari Mas Hasan. Bu Dewi, aku selama ini sebenarnya sangat ingin betermu dengan dia, karena aku tahu jika memiliki kesalahan yang sangat besar."Maafkan saya Bu. Sungguh saat itu saya tak tahu jika Mas Hasan sudah memiliki istri. Tolong maafkan saya," ucapku dengan sepenuh hati.Jika saat itu Bu Dewi ingin menampar aku atau mungkin menghajarku, aku pasti akan menerima
Bab 130Pov Author"Aku ingin bayi ini mati saja! Aku tak ingin anak ini! Tolong bilang pada dokter untuk mengeluarkan bayi sial ini! Atau jika tidak, maka aku yang akan mengeluarkan dia sendiri secara paksa!" ucap Nesya dengan mata penuh kebencian.Tak ayal semua yang ada di dalam ruangan itu pun tersentak kaget, tak terkecuali Pak Hasan yang masih di ambang pintu."Nesya, kamu yang tenang ya Nak. Kamu jangan seperti ini. Istighfar!" Bu Rini langsung mendekati anaknya dan berusaha untuk memeluknya.Namun dengan cepat Nesya pun menghalau tangan ibu kandungnya itu. "Kamu jangan pernah dekati aku! Atau aku akan bunuh diri sekarang juga!" teriak Nesya dengan mata berapi-api."Jangan Nak. Jangan bilang seperti itu, istighfar! Ibu minta maaf karena telah meninggalkan kamu di panti asuhan, itu semua ibu lakukan demi kebaikan kamu. Sekarang kamu tenang ya. semua akan baik-baik saja karena ibu sudah berada disini sekarang." Bu Rini terus saja tetap berusaha mendekati putrinya.Sementara itu F
Bab 131Pov HasanHingga berumur setia ini, aku belum pernah merasakan senang ini. Bahkan ini rasanya lebih sakit dari ketika ditinggal oleh Dewi dan Fika. Sebuah kenyataan bahwa saat ini aku telah menikah dan menghampiri anak kandungku sendiri, sungguh membuat dada ini terasa sesak.Tak mampu lagi rasanya aku untuk berbicara. Rasanya lebih baik diam, karena meski aku berbicara seperti apa pun sungguh tak akan bisa mengubah segala suasana. Semua sudah hancur lebur berantakan."Semua ini salah kamu Mas! Sungguh aku tak akan pernah memaafkan kamu selamanya!" ucap Rini saat itu."Kamu seorang lelaki yang biadab! Bahkan sepertinya hewan saja lebih mulia dari pada kamu!" kata Dewi dengan mata berapi-api saat itu.Kuterima semua kemarahan orang lain padaku saat ini, karena memang aku bersalah saat ini. Kesalahan fatal yang aku pun tahu tak akan pernah bisa untuk dimaafkan.Selama ini aku memang sering tergoda dengan daun muda, tetapi tentu pikiranku masih normal untuk tak jatuh cinta pada a
Bab 132Pov Hasan Namun begitu, setelah kenyataan seperti ini terjadi aku pun tentu harus berusaha menerima dengan lapang dada. Menguatkan hati, pikiran serta tubuhku untuk bisa menghadapi kenyataan.Percaya atau tidak, tetapi sebenarnya aku ini sangat sayang pada anakku. Fika, Lio dan yang baru diketahui adalah Nesya.Karena sebuah kesalahanku sendiri yang fatal di masa lalu, akhirnya saat ini aku pun harus menanggung karma dengan sedemikian rupa. Kini, rasa cinta yang sempat terbit karena nafsu pada Nesya sontak menghilang dalam diriku. Tetapi hal ini terserah juga kalian mau percaya atau tidak. Berganti dengan rasa sayang ayah pada anaknya.Aku telah menghancurkan masa depan Nesya dengan sedemikian rupa, jadi aku pun berharap bisa memperbaiki semuanya.'Kamu bisa memperbaiki ini semua Hasan! Jangan putus asa! Tuhan itu maha pemaaf yang pasti akan memberikan kesempatan lagi padamu. Tenang, semua akan baik-baik saja!' gumamku dalam hati yang terus memberi semangat pada diri sendiri
Bab 133Pov HasanMeski sangat berat, tapi aku terus berusaha untuk membuka mata. Tak usah ditanya lagi bagaimana lagi rasanya sakitnya badan ini. Karena mungkin tadi aku telah mengalami kecelakaan yang hebat."Papa! Alhamdulillah akhirnya Papa siuman Ma!" Ada senyum lega ketika masih bisa mendengar suara Fika itu.Syukur juga, ternyata mata ini bisa melihat dengan terang sekarang.Fika berusaha untuk memeluk tubuhku saat ini. Kudengar suara isak tangis dari beberapa orang, tetapi rasanya kepalaku ini sudah tak bisa digerakkan. Jadi, hanya bisa melihat di satu sisi saja."Papa tenang ya. Dokter akan memberikan perawatan yang terbaik, yang akan membuat Papa kembali sehat! Nggak boleh menyerah pokoknya!" Fika menangis tersedu tetapi tetap memberikan semangat padaku.Kuangkat salah satu tangan, meski terasa sangat sulit, dan mengusap pucuk rambut putri sulungku itu.Meski dari luar dia kelihatannya memang cuek dan gampang marah, aku tahu jika dia sebenarnya gadis yang berhati lembut, tak