HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU BAG 12. **PoV Ferdi. Aku terkejut saat Ibu mengatakan kalau Mbak Rahmi hamil. Hamil? Kok bisa. Setahuku dia LDR sama suaminya sudah hampir tiga bulan. Jadi suaminya itu kerja merantau ke pedalaman. Bekerja dengan orang lain. Borongan mengerjakan proyek rumah, dan bangunan. Istilah kasarnya kuli bangunan. Suami Mbak Rahmi jarang pulang dan aku heran kenapa bisa Mbak Rahmi hamil? Gak mungkin! Pasti cuma masuk angin aja. "Kamu hamil, Rahmi!" sentak Ibu marah. Mbak Rahmi mengelap kasar wajahnya. Aku melirik kedua anaknya yang ketakutan. Mereka berlindung dengan Riana, istriku. Anaknya memang dekat dengan Riana karena Mbak Rahmi sering menitipkan pada istriku. Aku juga merasa heran karena Mbak Rahmi itu suka sekali pergi. Katanya ada reuni SMA, ada reuni kuliah, reuni teman kerja. Sebelum menikah dengan suaminya. Mbak Rahmi bekerja sebagai sales di sebuah toko. Karena sulitnya lapangan pekerjaan membuat dia harus rela bekerja
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU BAG 12. **Riana mendengkus kesal padaku. Dia menatapku dengan sengit. Aku terdiam karena kelakuan buruk ku ketahuan. "Riana. Kenapa kamu jadi istri selalu kayak gini kamu nggak pernah hormat sama anak ku. Tugas istri itu memang mayani suaminya! Kamu harus tahu diri!" Ibu gak terima ketika Riana mengatakan itu. "Tugas istri memang hormat pada suaminya. Namun, bisa menggugat cerai suami ke Pengadilan Agama. Dengan berbagai bukti yang valid dan aku memiliki bukti itu. Suamiku punya gaji sepuluh juta tapi aku hanya dikasih satu juta lima ratus dengan berbagai alasan yang nggak jelas aku kekurangan. Udah gitu mau kawin lagi. Aku juga punya bukti kalian menjelekkan aku di grup WA. Kalian gak bisa berkilah lagi, Bu!" Dia menjawab tanpa rasa takut sama sekali. Riana begitu berani sekarang. Aku heran dengan istri ku ini yang belagu. Kalau dia ku cerai maka dia gak bisa apa-apa. Dia hanya perempuan yang selalu gagal. Riana itu sarjana
HANYA AKU YANG TIDAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 13. **PoV Ferdi. "Ferdi kamu kok diam aja. Ibu mau pulang. Kamu mikirin apa sih!" Ibu masih saja cerewet padaku. Aku merasa benar-benar pusing dibuatnya. "Bu, aku akan diceraikan oleh Riana. Apa yang harus aku lakukan? Kenapa sih Ibu nggak pernah mikirin perasaan aku?" "Kamu kok jadi laki-laki bodoh banget. Kenapa sih kamu harus mikirin Riana? Lagian dia itu perempuan nggak berguna. Dia itu cuman menggertak kamu aja. Kamu tahu nggak sih kalau Riana itu nggak kerja, pengangguran dan dia itu cuman butuh kamu. Dia itu gak penting, Ferdi. Udah kamu cerai aja sama dia. Ngapain kamu menikah sama perempuan yang nggak menuruti kamu. Lagian kamu juga bisa menikah lagi dengan Felisha bukankah tadi dia sudah diceraikan oleh suaminya!" Ibu justru mengatakan hal sebaliknya. Aku tahu ibu merasa kesel karena Riana tadi membuat dia marah dengan cara membantah dan tidak mau melakukan apa yang Ibu katakan. Tetapi entah kenapa untuk mencera
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 14. **POV FERDI. Aku menangis pilu karena sedih istriku pergi. Aku tak bisa begini. Kenapa aku secengeng ini? Riana pasti menertawakan ku jika melihat aku sedih. Aku harus terlihat tegar. Biar saja Riana pergi. Toh, bila dia lapar maka dia akan pulang juga ke rumah. Jika aku ketahuan bersedih Ibu dan Mbak Rahmi akan menertawakan ku. Sejujurnya aku kesal dengan sikap istriku itu. Dia berubah seperti ini ketika dia melihat grup keluarga kami. Berani Riana nyadap gawaiku. Awas saja bila ketemu. Tak akan kutampakkan kesedihan ini walau aku sebenarnya juga bersedih. Aku segera mengambil gawaiku. Aku menghubungi Riana. Tersambung, Namun, dia tak angkat. Beberapa kali aku menghubunginya dan akhirnya dia angkat juga gawainya itu. Aku merasa senang. Istri ku masih menghargai ku. Mungkin kami bisa bicara baik-baik agar kami tidak perlu berpisah. "Riana. Kamu di mana. Kamu kabur!" kataku dengan kesal padanya. "Mau apa kamu telepon ak
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 15. POV AUTHOR. Ferdi mengelap kasar wajahnya. Dia terkejut batin melihat Riana bisa tanpa dirinya. Riana sudah bekerja menjadi abdi negara seperti impiannya dulu ingin istri yang bekerja kantoran. Sekarang Riana di terima bekerja dan sudah terwujud impiannya. Selama ini Ferdi merasa Riana adalah benalu yang selalu menyusahkan nya. Tetapi, tak tahu kenapa saat di tinggal Riana. Dia harus meneteskan air mata meskipun setelah itu dia mengelapnya secara kasar.Saat ini Ferdi marah karena sebagai suami dia merasa di tipu Riana. Benar-benar istri yang menyebalkan. Tega sekali menipu seperti ini. Kalau Ferdi berjumpa dengan Riana maka dia akan memarahinya. Biar tahu rasa sekalian. Hati Ferdi sangat gusar. Dia mendengkus kesal pada istrinya itu. Dia kemudian membuka aplikasi biru. Mungkin saja Riana itu punya sosial media. Tidak mungkin dia tidak memiliki sosial media karena selama ini mereka memang tidak berteman di sosial media.
HANYA AKU YANG TIDAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 16. **POV FERDI. "Ferdi. Ini ada surat buat kamu." Aku menerima surat dari Ibu. Sepertinya surat yang sangat penting. Namun, surat penting kenapa datang ke rumah Ibu? "Surat apa, Bu?" "Entah? Coba kamu buka aja. Kali penting. Ibu juga heran kenapa surat itu datang ke rumah Ibu bukan ke rumah kontrakan kamu. Eh, Ferdi. Bagaimana hubungan kamu dengan Felisha? Apakah kalian jadi menikah? Beberapa hari kamu mengatakan kalau kamu sempat bertemu dengan dia tetapi kamu nggak menceritakan lebih lanjut karena masih pusing dengan Riana yang lari dari Rumah. Kalau saran ibu lebih baik kamu sama Felisha aja. Ngapain kamu mempertahankan rumah tangga sama perempuan yang udah ninggalin kamu? Kamu kayak nggak punya harga diri aja jadi laki-laki!"Aku hanya diam mendengar Ibu berkata seperti itu. Aku harus menyelesaikan masalah ini dengan Riana secara kepala dingin. Aku nggak bisa dia pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa-apa. Meskipun
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 17. **PoV Riana.Aku sedikit terkejut melihat Mas Ferdi datang ke sini. Tak sangka saja dia datang ke Sekolah Dini. Apa kangen sama Dini? Tapi kayaknya nggak mungkin ya dia kangen sama Dini. Karena seumur-umur Mas Ferdi itu nggak peduli sama aku bahkan Dini. "Riana!" Dia membentak. Aku sedikit terkejut mendengar bentakannya datang-datang sudah marah-marah seperti yang biasa dilakukan. "Mas Ferdi." Mas Ferdi mendekat. Wajahnya penuh amarah. Aku menanggapi santai saja karena aku merasa tidak bersalah. Aku bahkan menyilangkan kedua tanganku hendak pulang setelah mengantar Dini. Karena setelah ini aku masih memiliki pekerjaan yang aku ingin selesaikan. Bukan pekerjaan penting-penting sekali karena pekerjaan yang rumit-rumi sudah aku selesaikan. Aku sudah menyusun berkasku. Terhitung dua bulan lagi aku bekerja di instansi pemerintah. "Jadi selama ini kamu nipu aku. Nggak nyangka kamu ini perempuan penipu. Kamu tega nipu suami ka
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 18.**POV AUTHOR.Riana sudah menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran sekolah TK anaknya. Meskipun pertengkaran mereka mendapat perhatian dari beberapa orang. Riana sebenarnya malu pada beberapa orang di sana seakan-akan mereka bertengkar hanya untuk memperebutkan Ferdi. Riana hanya bisa mencibir dalam hati memperebutkan lelaki seperti Ferdi tidak ada dalam kamusnya. Jika lelaki itu ingin berpisah darinya maka dia siap. Bukan lagi siap, tapi Riana lah yang sudah menggugat ke Pengadilan Agama. Riana kemudian menepikan mobilnya karena dia ingin menghubungi Monika. Ada hal penting yang harus di tanya nya pada Monika seputar pekerjaan yang akan mereka kerjakan sebagai pegawai pemerintah nantinya. "Assalamualaikum, Monika. Jadi kan kita bertemu di Kafe. Aku udah ngantar anak aku sekolah." "Oh, boleh deh. Ada yang mau aku bicarain juga sama kamu." "Oke deh." Riana kemudian mematikan panggilannya tersebut untuk menjumpai Monik
TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA BAG 3 S2. **PoV FERDI**"Riana, ini sudah malam apakah kamu nggak bisa menginap di sini aja?" tanyaku ke Riana. Perkataan itu terlontar begitu saja. Entah kenapa aku ingin melihat Riana dan Dini lebih lama lagi. Aku juga baru tahu mereka tetanggaku dan aku belum menikmati masa-masa bersama mereka. Kalau saja aku tahu lebih lama mereka tetanggaku mungkin aku bisa betah di rumah dan tidak perlu banyak keluar rumah bisa mengamati Riana. Walaupun dia bukan Istriku lagi. Dia tertawa kecil. Entah kenapa tawanya Itu membuat hatiku gusar. Hatiku gusar, aku hanya bisa melihatnya tidak bisa melakukan hal lebih seperti dulu lagi. Kenapa rasa itu bisa sesakit ini tapi begitulah kehidupan. Ku melepas sesuatu yang seharusnya tidak ku lepaskan. Namun justru aku harus kehilangan segalanya setelah Riana pergi dariku dan itu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku yang tidak bisa hindari dan membuatku semakin terpuruk sedih ketika mengingat itu. "Maaf, Mas Ferdi kaya
TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA S2 BAB 2. **PoV FERDI.Kulihat Riana sudah keluar dari rumah yang ada di samping rumah kontrakan kami. Rumah kontrakan kami itu berjejer jadi dia tinggal di sebelah rumahku. Aku sangat miris dari dulu sampai sekarang Riana selalu saja ingin membeli rumah sendiri. Tetapi bersamaku justru dia tidak mendapatkan hal tersebut. Pernah suatu saat kami itu saling bercerita satu sama lain di mana Riana mengatakan kalau lebih bagus kami menabung bersama-sama. Tidak boleh ada uang yang seharusnya ditutup-tutupi. Tapi aku sama sekali nggak mau hal itu terjadi karena bagiku uangku adalah milikku dan bukan punya Riana. Jadi aku bebas sesuka ku melakukan apa saja dengan uang yang ku dapatkan dari pekerjaan. Padahal aku menyadari tujuan Riana sebenarnya baik. Agar kami memiliki rumah bersama tidak perlu mengontak rumah lagi di dekat rumah ibu yang dulu selalu saja mengatur-ngatur kehidupan kami sebagai suami istri. Namun nasi sudah menjadi bubur. Aku menyesali segalany
TAK DI BERI SERAGAM KELUARGA SEASON2 BAG 1. **POV FERDI. hatiku begitu hampa dengan kebohongan yang diciptakan Felisha. Kenapa dia tega sekali membohongi ku di saat aku sudah mulai percaya dia. Sampai anaknya lahir aku tetap percaya kepadanya kalau itu adalah anakku. Kenyataannya itu bukan anakku sampai sekarang aku juga nggak tahu Itu anak siapa. Tapi tes DNA membuktikan kalau bayi yang dilahirkan Felisha memang bukan anakku. Malam ini aku merasa benar-benar terpuruk. Saat rumah di sebelah kami sudah tidak ada lagi penghuninya. Biasanya tinggal Riana bersama Aryo dan juga Dini anakku di sana. Aku juga baru tahu kalau mereka sebenarnya tetangga ku tapi kenapa aku baru tahu sekarang dan hanya sebentar aku mengetahui dia tetanggaku. Tapi sekarang mereka sudah tidak ada lagi di sini membuat hatiku sedih. Aku berpikir beberapa saat. Apakah Riana mau kembali lagi kepadaku. Entah kenapa aku menyesal menceraikan dia aku membuang berlian berharga dan mendapatkan batu akik. Tidak seperti
Kami membangun rumah impian kami. Suamiku juga membuat rumah itu atas nama ku dan juga kebahagiaan kami yang sebentar lagi akan memiliki anak dia tidak ragu melakukan itu karena katanya anak dan diriku lebih berhak atas dirinya. Aku sangat bahagia dipertemukan oleh laki-laki yang baik seperti Mas Aryo yang bisa memberikan aku kebahagiaan. "Riana, kamu jadi pindah?" kata Mas Ferdi saat kami sibuk berbenah barang-barang yang akan membawa kami ke rumah baru. "Alhamdulillah, Iya, Mas." Aku melihat wajah kecewa Mas Ferdi ketika aku mengatakan akan pindah rumah. Saat itu Mas Aryo juga melihat kami sedang berbicara dan dia segera menghampiri. "Terima kasih Ferdi karena selama ini sudah menjadi tetangga yang baik bagi kami.""Kalian pindah ke mana? Bagaimanapun Dini adalah anakku dan aku berhak untuk tahu di mana kepindahan kalian karena aku ingin bertemu dengan Dini seterusnya dan kalian tidak boleh menghalang-halangi aku!" kata Mas Ferdi. "Tentu saja aku akan memberikan alamatnya kepad
Mas Ferdi terdiam sejenak. Dia memandangku sendu. Ada rasa sedih ketika aku mengatakan itu tetapi aku harus mengatakan di depan Felisha agar dia tahu bagaimana sikap Mas Ferdi ketika kami menikah dulu dan dia jangan menuduhku sembarangan. "Cukup, Felisha. Kenapa kamu malah bawa-bawa Riana dalam hal ini. Lagi pula aku dan Riana sudah berpisah dan Dini memang anakku. Aku yakin karena Riana juga sudah bersumpah itu anak kami. Yang pasti Riana tidak seperti kamu Felisha. Wanita ular yang tukang selingkuh. Hari ini juga aku menceraikanmu. Kamu bukan Istriku lagi. Dari dulu seharusnya aku menceraikanmu dan tidak menerimamu sebagai istri. Aku tidak mau lagi hidup dengan perempuan penjahat seperti ini yang menipuku serta keluargaku!" Mas Ferdi mengatakan begitu saja kalau dia muak dengan segalanya yang diciptakan Felisha. "Ferdi. Kenapa kamu mengambil keputusan kayak gini. Tidak seharusnya kamu menceraikan anak saya dalam keadaan kayak gini!" kata Ibunya gak terima. "Sadar, Bu. Anak kamu
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 38. **POV RIANA. Saat aku diajak oleh suamiku untuk melihat hasil tes DNA. Kami pergi ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Suamiku sudah bergetar dan dia merasa takut sebenarnya untuk melihat hasil dari tes DNA itu. Beberapa kali dia menggenggam tanganku dengan erat untuk memberikan ku sugesti agar bisa menerima jika benar anak yang dilahirkan Felisha adalah anaknya maka aku juga harus menerima anak itu. Namun, kami bisa bernapas lega karena ketika Dokter memberikan hasil tes itu hasilnya negatif. Anak yang dilahirkan Felisha bukan anak dari Mas Aryo. Aku bisa bernafas lega dan saat itu Mas Aryo memelukku. Aku nggak tahu kenapa dia begitu bahagia saat tahu kalau Felisha bukan mengandung anaknya. "Terima kasih, Sayang. Karena kamu sudah percaya padaku. Alhamdulillah hasilnya negatif." "Kenapa kamu begitu bahagia, Mas tidak mempunyai anak dari Felisha. Apakah dia perempuan yang begitu buruk?" Aku bertanya begitu saja
Felisha juga tidak bisa bebas seperti dulu lagi karena dia melahirkan secara sesar, jadi dia harus menjaga bentuk tubuhnya agar lebih ideal. Dia harus lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisinya sehabis melahirkan. Kertas yang dilempar Ferdi itu jatuh tepat ke wajah Felisha. Felisha tidak mengerti kenapa Ferdi datang marah-marah padanya. Sudah hampir sebulan dia tidak datang kemari bahkan tidak menafkahi. Apakah ini lelaki yang disebut suami?Ferdi dan keluarganya hanya membuat Felisha susah saja. Felisa menikah hanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun, kini dia mendapat sengsara. Kalau kayak gini lebih bagus anak yang dilahirkannya diserahkannya saja kepada Ferdi. "Apa ini, Mas. Kenapa kamu datang tiba-tiba marah-marah sama aku dan kamu ngelempar kertas ini ke wajahku. Aku nggak suka kayak gitu kamu udah hampir 1 bulan nggak datang bahkan nggak menafkahi. Apa maksud kamu? Kamu mau menelantarkan aku!" kata Felisha geram. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka di dengar
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 37. **Aryo kepikiran terus dengan ucapan Ferdi yang mengatakan kalau anak Felisha itu anaknya. Bagaimana kalau benar anak Felisha adalah anaknya karena seperti yang dikatakan kalau pernikahan mereka baru 7 bulan tetapi Felisha sudah melahirkan. Dia terakhir kali tidak melakukan hubungan badan dengan Felisha 3 bulan yang lalu sebelum mereka berpisah saat Felisha ketahuan selingkuh dengan lelaki lain dan jalan bareng dengan Ferdi. Apakah itu anaknya karena waktunya mepet-mepet sekali membuat kepala Aryo mau pecah memikirkannya. Jalan satu-satunya adalah dengan tes DNA. "Mas, kamu dari tadi belum makan. Bagaimana kalau kamu sakit. Kamu nggak usah mikirin itu," kata Riana lembut. Dia memegang bahu suaminya itu agar suaminya bersabar dengan cobaan yang sedang mereka hadapi. "Bagaimana aku tidak kepikiran, Riana. Kalau anak itu adalah anakku bagaimana? Sejujurnya aku nggak mau punya anak dari Felisa. Dia nggak pantas jadi seorang
Ferdi terdiam ketika keluarganya mengatakan itu. Dia akan melakukan tes DNA saja seperti yang di sampaikan oleh Yumna. Bila anaknya, mungkin saja itu anak Aryo. Ferdi bisa dibebankan kepada laki-laki tersebut karena Ferdi tidak ingin mengurus bayi yang dilahirkan Felisha. **Ferdi pun melakukan rencananya. Dia mengambil sampel bayi itu diam-diam. Dia memotong kuku bayi itu kemudian dia mengambil rambut bayi itu untuk dilakukan tes DNA. Dia akan nekat saja karena kalau meminta izin dari Felisa maka wanita itu tidak akan mengizinkan. Kalau terbukti itu bukan anaknya maka Ferdi tidak akan segan lagi. Tidak akan pernah memaafkan Felisha. "Felie, untuk sementara waktu kamu tinggal saja dulu di rumah orang tuamu karena nggak ada juga yang bisa ngerawat kamu kalau tinggal bersamaku." Orang tua Felisha saat itu datang menjenguk anak mereka. Mereka sedang menggendong bayi yang dilahirkan Felisha. Bayi itu perempuan dengan bobot 3,3 kg lahir dalam keadaan sehat secara operasi sesar. "Oke ak