HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 11**PoV Riana. "Riana, Sudah berapa kali aku katakan kepadamu jangan pernah main-main dengan ucapan perceraian. Kamu pikir jadi janda itu enak. Jadi janda itu nggak enak dan serba susah. Apalagi kamu itu pengangguran dan tidak punya pekerjaan. Lagi pula bukankah kamu tadi sudah memberikan syarat-syarat kepada Felisha agar kalian bisa akur!" Mas Ferdi gak terima ketika aku mengatakan ingin berpisah. D**ar l**aki tamak! Dia ingin memiliki istri dua tetapi dia tidak mampu membagi nafkah secara adil. Apalagi dia ingin ngekepi uangnya sendiri. Aku sangat tahu keinginan Mas Ferdi. Dia maunya punya istri dua tanpa keluar uang. "Aku tahu jadi janda itu nggak pernah enak. Tetapi lebih bagus jadi janda kalau suaminya itu kamu. Kamu harusnya sadar diri, Mas. Nggak usah macam-macam pengen kawin lagi. Apalagi kamu itu pelit sekali membagi nafkah. Bagaimana aku bisa hidup kalau kamu itu nanti nggak bisa memenuhi kebutuhan. Yang ada kamu b
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU BAG 12. **PoV Ferdi. Aku terkejut saat Ibu mengatakan kalau Mbak Rahmi hamil. Hamil? Kok bisa. Setahuku dia LDR sama suaminya sudah hampir tiga bulan. Jadi suaminya itu kerja merantau ke pedalaman. Bekerja dengan orang lain. Borongan mengerjakan proyek rumah, dan bangunan. Istilah kasarnya kuli bangunan. Suami Mbak Rahmi jarang pulang dan aku heran kenapa bisa Mbak Rahmi hamil? Gak mungkin! Pasti cuma masuk angin aja. "Kamu hamil, Rahmi!" sentak Ibu marah. Mbak Rahmi mengelap kasar wajahnya. Aku melirik kedua anaknya yang ketakutan. Mereka berlindung dengan Riana, istriku. Anaknya memang dekat dengan Riana karena Mbak Rahmi sering menitipkan pada istriku. Aku juga merasa heran karena Mbak Rahmi itu suka sekali pergi. Katanya ada reuni SMA, ada reuni kuliah, reuni teman kerja. Sebelum menikah dengan suaminya. Mbak Rahmi bekerja sebagai sales di sebuah toko. Karena sulitnya lapangan pekerjaan membuat dia harus rela bekerja
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU BAG 12. **Riana mendengkus kesal padaku. Dia menatapku dengan sengit. Aku terdiam karena kelakuan buruk ku ketahuan. "Riana. Kenapa kamu jadi istri selalu kayak gini kamu nggak pernah hormat sama anak ku. Tugas istri itu memang mayani suaminya! Kamu harus tahu diri!" Ibu gak terima ketika Riana mengatakan itu. "Tugas istri memang hormat pada suaminya. Namun, bisa menggugat cerai suami ke Pengadilan Agama. Dengan berbagai bukti yang valid dan aku memiliki bukti itu. Suamiku punya gaji sepuluh juta tapi aku hanya dikasih satu juta lima ratus dengan berbagai alasan yang nggak jelas aku kekurangan. Udah gitu mau kawin lagi. Aku juga punya bukti kalian menjelekkan aku di grup WA. Kalian gak bisa berkilah lagi, Bu!" Dia menjawab tanpa rasa takut sama sekali. Riana begitu berani sekarang. Aku heran dengan istri ku ini yang belagu. Kalau dia ku cerai maka dia gak bisa apa-apa. Dia hanya perempuan yang selalu gagal. Riana itu sarjana
HANYA AKU YANG TIDAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 13. **PoV Ferdi. "Ferdi kamu kok diam aja. Ibu mau pulang. Kamu mikirin apa sih!" Ibu masih saja cerewet padaku. Aku merasa benar-benar pusing dibuatnya. "Bu, aku akan diceraikan oleh Riana. Apa yang harus aku lakukan? Kenapa sih Ibu nggak pernah mikirin perasaan aku?" "Kamu kok jadi laki-laki bodoh banget. Kenapa sih kamu harus mikirin Riana? Lagian dia itu perempuan nggak berguna. Dia itu cuman menggertak kamu aja. Kamu tahu nggak sih kalau Riana itu nggak kerja, pengangguran dan dia itu cuman butuh kamu. Dia itu gak penting, Ferdi. Udah kamu cerai aja sama dia. Ngapain kamu menikah sama perempuan yang nggak menuruti kamu. Lagian kamu juga bisa menikah lagi dengan Felisha bukankah tadi dia sudah diceraikan oleh suaminya!" Ibu justru mengatakan hal sebaliknya. Aku tahu ibu merasa kesel karena Riana tadi membuat dia marah dengan cara membantah dan tidak mau melakukan apa yang Ibu katakan. Tetapi entah kenapa untuk mencera
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 14. **POV FERDI. Aku menangis pilu karena sedih istriku pergi. Aku tak bisa begini. Kenapa aku secengeng ini? Riana pasti menertawakan ku jika melihat aku sedih. Aku harus terlihat tegar. Biar saja Riana pergi. Toh, bila dia lapar maka dia akan pulang juga ke rumah. Jika aku ketahuan bersedih Ibu dan Mbak Rahmi akan menertawakan ku. Sejujurnya aku kesal dengan sikap istriku itu. Dia berubah seperti ini ketika dia melihat grup keluarga kami. Berani Riana nyadap gawaiku. Awas saja bila ketemu. Tak akan kutampakkan kesedihan ini walau aku sebenarnya juga bersedih. Aku segera mengambil gawaiku. Aku menghubungi Riana. Tersambung, Namun, dia tak angkat. Beberapa kali aku menghubunginya dan akhirnya dia angkat juga gawainya itu. Aku merasa senang. Istri ku masih menghargai ku. Mungkin kami bisa bicara baik-baik agar kami tidak perlu berpisah. "Riana. Kamu di mana. Kamu kabur!" kataku dengan kesal padanya. "Mau apa kamu telepon ak
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 15. POV AUTHOR. Ferdi mengelap kasar wajahnya. Dia terkejut batin melihat Riana bisa tanpa dirinya. Riana sudah bekerja menjadi abdi negara seperti impiannya dulu ingin istri yang bekerja kantoran. Sekarang Riana di terima bekerja dan sudah terwujud impiannya. Selama ini Ferdi merasa Riana adalah benalu yang selalu menyusahkan nya. Tetapi, tak tahu kenapa saat di tinggal Riana. Dia harus meneteskan air mata meskipun setelah itu dia mengelapnya secara kasar.Saat ini Ferdi marah karena sebagai suami dia merasa di tipu Riana. Benar-benar istri yang menyebalkan. Tega sekali menipu seperti ini. Kalau Ferdi berjumpa dengan Riana maka dia akan memarahinya. Biar tahu rasa sekalian. Hati Ferdi sangat gusar. Dia mendengkus kesal pada istrinya itu. Dia kemudian membuka aplikasi biru. Mungkin saja Riana itu punya sosial media. Tidak mungkin dia tidak memiliki sosial media karena selama ini mereka memang tidak berteman di sosial media.
HANYA AKU YANG TIDAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 16. **POV FERDI. "Ferdi. Ini ada surat buat kamu." Aku menerima surat dari Ibu. Sepertinya surat yang sangat penting. Namun, surat penting kenapa datang ke rumah Ibu? "Surat apa, Bu?" "Entah? Coba kamu buka aja. Kali penting. Ibu juga heran kenapa surat itu datang ke rumah Ibu bukan ke rumah kontrakan kamu. Eh, Ferdi. Bagaimana hubungan kamu dengan Felisha? Apakah kalian jadi menikah? Beberapa hari kamu mengatakan kalau kamu sempat bertemu dengan dia tetapi kamu nggak menceritakan lebih lanjut karena masih pusing dengan Riana yang lari dari Rumah. Kalau saran ibu lebih baik kamu sama Felisha aja. Ngapain kamu mempertahankan rumah tangga sama perempuan yang udah ninggalin kamu? Kamu kayak nggak punya harga diri aja jadi laki-laki!"Aku hanya diam mendengar Ibu berkata seperti itu. Aku harus menyelesaikan masalah ini dengan Riana secara kepala dingin. Aku nggak bisa dia pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa-apa. Meskipun
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 17. **PoV Riana.Aku sedikit terkejut melihat Mas Ferdi datang ke sini. Tak sangka saja dia datang ke Sekolah Dini. Apa kangen sama Dini? Tapi kayaknya nggak mungkin ya dia kangen sama Dini. Karena seumur-umur Mas Ferdi itu nggak peduli sama aku bahkan Dini. "Riana!" Dia membentak. Aku sedikit terkejut mendengar bentakannya datang-datang sudah marah-marah seperti yang biasa dilakukan. "Mas Ferdi." Mas Ferdi mendekat. Wajahnya penuh amarah. Aku menanggapi santai saja karena aku merasa tidak bersalah. Aku bahkan menyilangkan kedua tanganku hendak pulang setelah mengantar Dini. Karena setelah ini aku masih memiliki pekerjaan yang aku ingin selesaikan. Bukan pekerjaan penting-penting sekali karena pekerjaan yang rumit-rumi sudah aku selesaikan. Aku sudah menyusun berkasku. Terhitung dua bulan lagi aku bekerja di instansi pemerintah. "Jadi selama ini kamu nipu aku. Nggak nyangka kamu ini perempuan penipu. Kamu tega nipu suami ka