Share

59. LAPORAN ROSE

Penulis: lyns_marlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Panas menjalar ke seluruh wajah Rose. Tak ingin dirinya direndahkan Emi yang berbuat sesuka hati telah menamparnya apalagi Emi umurnya lebih muda dari dirinya, Rose tidak tinggal diam.

Plaaaak!

Suara tamparan kembali terdengar mengisi udara di sekeliling. Rose membalas tamparan Emi dengan keras sehingga tak lama kemudian Emi merasakan bibirnya asin.

"Darah," Emi terkejut ketika mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan merah.

Plaaaak!

Rose kembali melayangkan tamparan kedua di pipi Emi sampai wajah Emi menghadap ke samping.

"Kau ingin bermain denganku?!" bentak Rose geram menatap nyalang pada Emi. Harga dirinya merasa direndahkan.

Panas menjalar di pipi Emi. Bukannya menyadari kesalahannya, Emi malah semakin murka. Tamparan Rose hendak dibalas, tangannya sudah terangkat di udara, tapi suara seruan menghentikan aksinya.

"Hentikan!"

Dua orang pengawal istana yang kebetulan sedang berpatroli melihat semua kejadian antara Emi dan Rose.

"Apa yang sedang kalian lakukan?!" bentak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   60. MEMULAI PERJALANAN KE WILAYAH UTARA

    "Periksa lagi semuanya. Kita akan melakukan perjalanan jauh," ucap Pisceso memberi perintah. "Baik pangeran!"Pisceso kemudian pergi menuju ke tempat di mana Virgolin tinggal."Selamat datang pangeran," Airin memberi salam hormat begitu melihat putra mahkota sedang berdiri depan pintu pondok."Di mana tabib agung?!" "Tabib agung ada di dalam," jawab Airin sopan penuh hormat tanpa berani melihat wajah Pisceso. "Airin, siapa itu?!" teriak Virgolin dari dalam kamarnya. Airin membuka pintu pondok lebar-lebar agar Putra Mahkota Pisceso bisa masuk. "Silahkan pangeran."Virgolin ke luar dari kamar melihat Pisceso masuk. "Oh, rupanya kamu. Kirain siapa yang datang.""Airin, bisa tinggalkan kami berdua saja," pinta Pisceso setelah berada di dalam pondok.Tanpa diminta dua kali, Airin segera pergi setelah menutup pintu pondok."Serius amat pake acara usir Airin segala. Ada apa?!" tanya Virgolin mendekati Pisceso kemudian duduk di sampingnya."Sebentar lagi kita akan berangkat ke wilayah uta

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   61. BELAJAR MENANGKAP IKAN DI SUNGAI

    "Tabib agung, tunggu sebentar di sini. Saya akan membawakan makanan," ujar Airin. "Bawakan air minum juga," pinta Virgolin. "Aku haus."Airin pergi, Putra Mahkota Pisceso datang mendekat. Duduk di samping Virgolin. "Apa kamu lelah?!""Pinggangku rasanya mau copot," Virgolin menekan pinggangnya dengan jari. "Aku belum terbiasa naik kuda.""Lama-lama kamu akan terbiasa," ucap Pisceso tersenyum."Apa kamu bisa memijit pinggangku?!" tanya Virgolin polos.Pisceso sejenak tertegun lalu jadi gugup. "I-itu tidak mungkin. Itu tidak baik.""Tidak baik kenapa?!" tanya Virgolin tidak mengerti, menatap Pisceso. "Pinggangku sakit, kenapa jadi tidak baik?!""Banyak orang di sini," bisik Pisceso. "Oh," Virgolin mengerti, menoleh sekilas ke arah para prajurit yang juga sedang melepaskan lelah. Tak lama Airin datang membawa tempat air minum dan juga beberapa buah serta bekal makanan lainnya. "Terima kasih Airin," ucap Virgolin. Setelah itu Airin pergi lagi karena merasa canggung ada Putra Mahkota

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   62. TOPENG PERAK MUNCUL KEMBALI

    Virgolin tepuk tangan kegirangan. "Kamu keren banget! Ikannya juga besar." Airin datang mendekat, "ikannya disimpan ditempat ini pangeran." Wadah dari anyaman bambu diberikan Airin pada Pisceso. "Ikannya nanti dibakar. Pasti rasanya sangat lezat," ucap Virgolin. "Iya tabib," jawab Airin. "Beberapa orang sedang mencari ranting kering untuk membakar ikan. Hamba juga akan membuat api untuk membakar ikan di tepi sungai.""Wah, bagus, bagus!" Virgolin terlihat sangat senang sekali sementara Putra Mahkota Pisceso sedang sibuk melepaskan ikan dari ranting yang ujungnya runcing ke dalam wadah bambu. Airin kembali ke tepi sungai meninggalkan Virgolin yang ingin mencoba menangkap ikan."Hati-hati. Jangan sampai ujung tajam ini mengenai kakimu. Nanti malah kakimu yang tertancap!" Pisceso memberi contoh cara memegang rantingnya dengan benar. "Iya, aku tahu!" jawab Virgolin. "Lihat langkah kakimu! Jangan sampai menimbulkan gelombang air nanti ikannya kabur.""Iya, aku tahu," jawab Virgolin

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   63. AKHIRNYA BERTEMU LAGI

    Penginapan yang akan didatangi perampok topeng perak dalam keadaan hening. Semua orang sudah terlelap dalam tidurnya kecuali beberapa prajurit yang bertugas untuk jaga malam. Virgolin masih belum bisa memejamkan kedua matanya padahal sudah mengambil beberapa macam posisi agar bisa tidur, tapi tetap saja matanya tak bisa terpejam. "Kenapa hatiku gelisah banget? Jantungku dari tadi berdebar tak karuan."Akhirnya Virgolin bangun. Dilihatnya Airin sudah terlelap di tempat tidur satunya lagi. "Lebih baik aku mencari angin sebentar ke luar. Siapa tahu setelah itu aku bisa tidur."Kreek ,,,Virgolin membuka pintu kamar dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Airin lalu menutupnya kembali dengan sangat pelan.Sepi, tak ada orang yang terlihat bahkan peneranganpun hanya mengandalkan dari obor kecil yang dipasang ditengah-tengah ruangan penginapan. "Sepertinya semua orang sudah tidur," gumam Virgolin melihat sekeliling kemudian melanjutkan langkahnya ke pintu utama. "Aku ingin mencari

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   64. ADU PEDANG

    Perhatian Pisceso terbagi. Tangannya sibuk mengayunkan pedang sementara pandangannya melihat pada Virgolin yang sedang berusaha melepaskan diri dari Roxy.Trang ,,,Ujung pedang hampir saja merobek kulit tangan Putra Mahkota Pisceso andai Jidan tidak menangkisnya yang tiba-tiba datang meloncat dari jendela atas."Pangeran! Hati-hati, jangan lengah!" seru Jidan dengan tangan terayun membalas setiap serangan pedang dari anak buah Roxy.Melihat Jidan datang menghalau anak buah Roxy. Pisceso langsung melesat ke arah Virgolin yang nampak sangat ketakutan. "Pisceso, tolong aku!" rengek Virgolin meronta berusaha melepaskan tangan Roxy dari pinggangnya.Pisceso berdiri dengan gagah, pedang panjang di tangan kanannya nampak berkilau terkena sinar bulan. Tatapannya sangat tajam bak elang yang siap menyambar mangsanya. "Lepaskan!" Virgolin semakin memberontak. Pukulan yang diarahkan pada tangan Roxy seakan tak berarti apa-apa.Bukhh ,,,Virgolin terkulai lemas, pingsan. Roxy tidak punya piliha

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   65. TABIB AGUNG VIRGOLIN DICULIK

    Putra Mahkota Pisceso tak membuang kesempatan, melihat Roxy meringis kesakitan melihat tangannya, Pisceso secepat kilat menghunuskan ujung pedangnya mengarah pada tubuh Roxy.Claaang ,,Percikan api keluar dari dua mata pedang yang saling beradu kekuatan. Baik Pisceso maupun Roxy sama-sama mundur. Dua kekuatan yang sama-sama kuat."Gila, si Pisceso tenaganya kuat juga," dalam hati Roxy memuji kehebatan Pisceso. Tangannya yang berdarah semakin terasa sakit dan banyak mengeluarkan darah. Bul datang dari arah tak terduga, berdiri di samping Roxy. "Tuan, anak buah kita banyak yang mati. Sebaiknya kita mundur," ucapnya pelan. "Bodoh!" umpat Roxy."Prajurit mereka lebih banyak daripada anak buah kita," bisik Bul tanpa mengalihkan pandangannya dari Pisceso yang sedang menatapnya tajam. Roxy melirik pada Virgolin yang masih pingsan. "Aku akan membawa calon istriku pergi dari sini. Lindungi aku!""Siap tuan!" Bul langsung melesat mengarahkan ujung pedangnya ke tubuh Pisceso. Sementara Roxy

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   66. YANG TAK DIPAHAMI VIRGOLIN

    Sil dan Roxy saling berpandangan mendapat pertanyaan dari Virgolin yang menanyakan keberadaan Putra Mahkota Pisceso. "Di mana Putra Mahkota Pisceso?!" Virgolin mengulang pertanyaannya pada Sil lalu tatapannya beralih pada luka di tangan Roxy. Melihat tangannya sedang diperhatikan Virgolin, Roxy segera menyembunyikannya di belakang tubuh kemudian memberikan isyarat pada kakaknya agar bicara dengan Virgolin. Setelah itu, Roxy keluar dari kamar.Melihat Sil, Virgolin teringat dengan dayang pribadinya. "Airin, di mana Airin?! Aku ingin bertemu Airin," ucapnya belum paham sebab apa yang sedang dialaminya sekarang. Sil mendekati Virgolin. "Kenalkan namaku Sil, kakaknya Roxy.""Roxy?!" kening Virgolin mengernyit. "Roxy siapa?""Pria yang baru saja keluar itu adikku, Roxy," jelas Sil. "Kamu tidak mengenalnya?!"Virgolin menggeleng. "Tidak. Aku baru melihatnya."Sil sejenak terdiam, mencoba memahami situasi yang ada. Memperhatikan Virgolin dari atas sampai bawah. "Siapa namamu?!""Virgolin

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   67. TERBONGKAR

    Virgolin mengedarkan pandangan ke sekeliling. Semua yang terlihat nampak asing dan juga menyeramkan dengan hiasan dinding berupa beberapa buah pedang dan dua pasang kepala hewan rusa yang tanduknya melingkar seperti akar pohon. Tak lama datang dua orang wanita membawa nampan dari kayu yang berisi beberapa makanan dalam wadah-wadah kecil."Bawa semua makanan yang ada di belakang," pinta Roxy. "Apa kamu suka buah?!" tanya Sil pada Virgolin. "Iya," jawab Virgolin masih dengan wajah bingungnya. "Bawakan juga buah-buahan yang saya petik kemarin di kebun," pinta Sil pada dua wanita yang sedang mengatur makanan di atas meja."Kamu petik buah dari kebun mana?!" tanya Roxy karena perasaan mereka tidak punya kebun buah."Lereng tebing," jawab Sil sekenanya padahal buah hasil curi dari kebun orang.Tak lama datang wanita tua membawa wadah dengan isi beraneka macam buah segar. Sejenak melihat Virgolin kemudian pergi lagi. "Ayo Virgolin, dimakan kuenya," Sil mendekatkan wadah berisi kue. "Ini

Bab terbaru

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   83. DIPERSATUKAN CINTA, DIRESTUI ALAM SEMESTA

    Pisceso semakin memeluk erat tubuh Virgolin. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja."Kedua tangan Virgolin memeluk erat pinggang Pisceso. "Benarkah semua akan baik-baik saja?!" tanyanya bersuara serak di antara isak tangis. "Semua akan baik-baik saja," bisik Pisceso. Walau sejujurnya, dirinya juga tidak tahu, apa mungkin akan baik-baik saja setelah hatinya mulai jatuh cinta pada Virgolin. "Bagaimana, kalau tidak baik-baik saja?!" tanya Virgolin lirih. Pisceso tak menjawab. Kedua tangannya semakin erat memeluk tubuh Virgolin. Berbagai macam perasaan berkecamuk dalam hatinya. "Pisceso," Virgolin merenggangkan pelukannya. Menghapus air mata yang telah membasahi pipi. Pisceso menatap dalam iris mata Virgolin yang masih tergenang air mata. "Jika nanti, aku sudah pulang ke duniaku, jangan pernah lupakan aku," bisik Virgolin, diakhiri bulir-bulir air bening yang jatuh dari kelopak mata.Hati Pisceso terenyuh. Aliran darah di seluruh nadinya seakan berhenti. "Aku tidak mungkin bisa melu

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   82. DILEMA

    Tatapan Pisceso beralih pada plastik kotor yang dipegang Virgolin. "Benda apa yang kau pegang?!" "Bukan apa-apa," jawab Virgolin. "Hanya sampah."Pisceso tak percaya begitu saja. Plastik kotor yang ada di tangan Virgolin diambilnya. "Itu plastik obat," ucap Virgolin pelan, bahkan suaranya nyaris tak terdengar. Pisceso diam, menunggu kelanjutan bicara Virgolin. "Tempat ini ,,," Virgolin menjeda ucapan, menelan saliva. Entah kenapa, tenggorokannya terasa kering. Pisceso mengangkat kedua alisnya, menunggu kelanjutan kalimat Virgolin."Dari tempat ini, aku tahu kemana arah jalan menuju ke pintu langit," sambung Virgolin.Deg!Pisceso tertegun. "Aku bahkan sangat hapal, kemana jalan menuju pintu langit," lanjut Virgolin. Membalikan badan, melihat ke sekeliling, kemudian tatapannya berhenti pada satu arah. "Kesana," tunjuknya.Pisceso mengikuti arah tangan Virgolin. Memang benar, jalan itu adalah jalan arah di mana pintu cahaya langit berada, tapi apa mungkin pintu langit itu akan ter

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   81. JATUH HATI

    Pisceso mengajak Virgolin menikmati keindahan air terjun yang ada di Desa Padi. Suara gemuruh dan percikan air yang menimpa batu membuat takjub Virgolin. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah. "Lihat! Banyak ikan kecil di sini!" tunjuk Virgolin pada aliran sungai yang berada di bawah kakinya. "Cepat kemari, Pisceso!" Suaranya kencang menyatu bersama suara gemuruh air terjun. Pisceso datang mendekat. "Kita tangkap ikannya!" pinta Virgolin. "Lebih baik biarkan ikannya besar terlebih dahulu, ikan itu masih terlalu kecil," larang Pisceso. "Iya sih, masih sangat kecil." Virgolin setuju. "Ayo, kita ke sana!" ajaknya. "Kita duduk di batu besar itu." Pisceso dengan senang hati mengikuti kemauan Virgolin. Diraihnya tangan Virgolin agar tidak terjatuh disaat berjalan di antara batu-batu kecil yang terhampar di tepian sungai. Batu cukup besar menjadi tempat duduk mereka berdua. Suara gemuruh air terjun begitu kontras, seirama menyatu bersama angin.Virgolin tak berkedip menatap jatuhn

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   80. TUMBANGNYA PIMPINAN TOPENG PERAK

    Perih dipunggung semakin menjalar. Darah yang keluar dari luka semakin banyak. Roxy bahkan merasakan penglihatannya mulai tidak jelas. Keseimbangan tubuhnya pun tidak stabil.Melihat Roxy terlihat limbung, Pisceso memberi isyarat pada prajuritnya agar menangkap Roxy. "Gawat. Mataku, kenapa dengan mataku ini?" hati kecil Roxy bertanya-tanya sendiri. Pedang yang dipegangnya pun mulai terlihat buram.Prajurit dengan sigap mengepung Roxy, tapi jiwa pemberontak Roxy tak membiarkan dirinya ditangkap begitu saja. Walau penglihatan sudah tak begitu jelas, Roxy masih tetap melawan bahkan dengan membabi buta mengayunkan pedangnya ke segala arah. Trang! Clang! Clang!Suara pedang yang beradu mengisi udara di ruangan yang temaram. Roxy masih lincah menangkis mata pedang dari para prajurit yang mengepungnya bahkan dua orang prajurit berhasil terkena sabetan pedangnya. Pisceso memberi perintah agar prajuritnya mundur. Senyum kemenangan terukir di bibir Roxy. "Kalian pikir karena tubuhku terluka

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   79. BERHASIL DIGAGALKAN

    Krieeet,,,Pintu kembali didorong dari luar. Roxy secepat kilat bersembunyi di kolong tempat tidur.Airin kembali masuk membawa wadah yang berisi makanan. Diletakkan di atas meja kecil samping teko air. Sejenak melihat Virgolin kemudian pergi lagi keluar dari kamar. Roxy mengelus dada lega. "Untung tidak ketahuan. Sialan si dayang itu, bolak balik masuk ke kamar. Lama-lama, aku bunuh juga si dayang itu!"Setelah melihat keadaan aman, Roxy keluar dari tempat persembunyiannya. Virgolin masih terlelap tidur dibuai mimpi, tidak tahu kalau dirinya dalam keadaan terancam. Dengkuran halusnya terdengar berirama keluar dari bibirnya."Baguslah, tidurnya sangat nyenyak. Ini akan memudahkan aku untuk membawanya pergi," gumam Roxy bersiap akan membuat Virgolin pingsan dengan memukul bagian tengkuknya. Bruuugh!Pintu kamar tiba-tiba dibuka kasar dari luar. Putra Mahkota Pisceso melesat masuk ke dalam kamar. Duugh!Tendangan kaki Pisceso mendarat sempurna dipunggung Roxy sampai tubuhnya tersun

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   78. PIMPINAN TOPENG PERAK MUNCUL KEMBALI UNTUK MENCULIK TABIB AGUNG VIRGOLIN

    Duarr!Petir menggelegar seakan ingin membelah langit setelah cahaya kilat muncul menyilaukan setiap mata."Untung kita sudah sampai. Hujannya deras sekali!" tutur Virgolin melihat turun hujan dari jendela kamar yang terbuka. "Iya. Pantas saja, cuaca sangat terik, ternyata mau turun hujan," ujar Airin. Virgolin merenggangkan otot. "Tulang pinggangku pegal. Aku ingin berbaring.""Istirahat saja. Aku juga akan istirahat di kamarku," ucap Airin. "Kalau tabib perlu sesuatu, panggil saja aku."Pintu kamar ditutup rapat oleh Airin dari luar. Virgolin segera naik ke atas tempat tidur yang sangat sederhana. Tubuh lelahnya telentang. Sejenak menatap langit-langit, tak lama kemudian dengkuran halus keluar dari bibirnya sebagai tanda Virgolin telah pergi ke alam mimpi. Sementara itu, Pisceso masih bersama Jidan dan sesepuh dari Desa Padi. Semuanya berkumpul di ruang tengah ditemani teh hangat dan beberapa potong singkong serta ubi rebus yang masih mengeluarkan uap panas. "Tabib dari langit m

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   77. JIKA BERSAMAMU, SEMUANYA SEAKAN TIDAK TERLIHAT

    Walau menggunakan peralatan seadanya dan membuat obat pembasmi hama hanya berdasarkan kemampuan yang Virgolin miliki karena dasarnya memang bukan dari bidang pertanian, tapi Virgolin melakukan semuanya dengan penuh keseriusan demi membantu rakyat yang sudah lama dilanda kelaparan karena serangan hama wereng.Beberapa orang diminta Virgolin mencari daun sirsak, karena daun sirsak mempunyai bau yang sangat menyengat. Hama wereng tidak menyukai bau dari daun sirsak. Tak lupa pula Virgolin minta dicarikan biji mahoni karena di dalam kedua bahan tesebut terdapat kandungan zat yang tidak disukai hama wereng tersebut yaitu repellent (penolak serangga) dan antifeedant (penghambat nafsu makan). Selain kedua bahan tesebut, ada dua bahan lain yang Virgolin tambahkan yaitu rimpang jeringau dan bawang putih. "Tabib, ini semua bahannya sudah tersedia. Lantas, kita melakukan apa lagi?!" tanya Airin."Semua bahan itu ditumbuk sampai halus," pinta Virgolin. "Biar mereka yang melakukannya!" seru Pisc

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   76. BAGAI KUTUKAN!

    "Biasanya hama wereng datang disaat musim hujan dan juga hama ini tidak bertahan lama.""Awal-awalnya seperti itu. Hama wereng coklat ini datang disaat musim hujan, tapi semakin lama malah semakin tidak terkendali," jelas pak tua tersebut. "Desa kami seperti sedang mendapat kutukan.""Tidak mungkin desa kalian mendapat kutukan seperti itu. Aku tidak percaya hal seperti itu," jelas Virgolin menenangkan. "Ini hanya masalah hama wereng saja, tidak ada hubungannya dengan kutukkan. Ditempatku juga ada hal seperti ini."Pria tua tersebut menghela napas. "Sebelum hama wereng melanda, banyak kejadian aneh di desa ini. Ribuan tikus menyerang tanaman padi kami yang siap dipanen.""Tikus?!" "Iya. Semua warga bergotong royong membasmi tikus-tikus tersebut. Tapi untungnya, padi kami masih bisa diselamatkan, walau sebagian sudah ada yang rusak. Tikus juga membawa penyakit, anak-anak kami banyak yang sakit tertular penyakit yang dibawa tikus," keluh pak tua."Menderita banget hidup kalian," tutur V

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   75. MELIHAT-LIHAT KEADAAN DI DESA PADI

    Pujian yang diberikan Pisceso membuat hati Virgolin berbunga-bunga padahal kata pujian cantik sering didapat ketika masih berada di dunianya, tapi entah kenapa saat sekarang Pisceso memujinya dirinya cantik, hatinya sangat senang sekali. Tak lama Airin datang dengan satu orang wanita yang lebih tua. Keduanya langsung mengatur makanan di atas meja. "Wangi sekali," hidung Virgolin kembang kempis mencium aroma wangi dari makanan yang ada di depannya. Selesai semua makanan dihidangkan, Airin dan wanita tersebut pergi lagi, meninggalkan Putra Mahkota Pisceso bersama Virgolin untuk menikmati sarapan pagi berdua. "Sepertinya ini lezat," tunjuk Virgolin pada roti yang ditumpuk mirip pancake. "Di sini juga ada makanan seperti ini. Di duniaku, hampir setiap hari aku sarapan roti seperti ini. Walau rotinya berbeda, tapi ini sepertinya lezat.""Kalau begitu makanlah," Pisceso mengambilkan sepotong roti dan menaruhnya di atas piring Virgolin. "Kamu harus makan banyak, karena setelah ini kita a

DMCA.com Protection Status