Share

Bab 209: Mamah Papah

Bab 209: Mamah Papah

Sudah, sudah. Aku lupakan saja si Resti similikiti itu. Aku berharap, semoga dia mendapat pencerahan di dalam hidupnya, sekaligus menemukan mukanya yang dulu sempat hilang. Mohon maaf kalau aku menjadi sarkas. Aku menganggap ini sebagai reaksi psikologis yang normal sebagai korban yang telah disakiti. Mau bagaimana lagi? Aku bukan nabi, bukan orang suci, bukan pula begawan atau pertapa yang dilempar batu membalas dengan roti.

Nah, hal yang selanjutnya harus aku pikirkan adalah bagaimana semestinya aku bersikap terhadap Menuk dan Yana? Bagaimana aku mengatakan kepada mereka berdua, bahwa aku tidak bisa menerima mereka? Apakah aku akan tega? Ini kali yang kedua lho!

Beberapa hari kemudian..,

********

Sudah, sudah. Aku lupakan saja Menuk dan Yana itu. Ganjalan yang mengganjal perasaanku.., hemm, ganjalan yang mengganjal? Sepertinya kata itu memang su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rosi Mauliana
efek mabuk cinta hahaha
goodnovel comment avatar
Nia Ummi Hasan
gemblung si joko
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status