Share

Bab 175: Duda Butuh Curhat

Bab 175: Duda Butuh Curhat

Sumpah mati aku jadi penasaran. Mengapa Ibu Joyce tidak mau mengakui jatidirinya di depanku? Mengapa ia tampak begitu takut dan malu? Apakah ini berkaitan dengan masa lalu kami berdua yang.., ah, aku jadi tidak berselera untuk melakukan apa-apa.           

Sudah pukul sepuluh malam. Deden dan Pepen sudah menutup pintu toko. Sekarang mereka berdua sudah masuk ke kamar untuk beristirahat. Aku masih duduk di meja kerjaku, membiarkan tayangan video tentang pertandingan voli luar negeri berputar sendiri tanpa sedikit pun kuambil peduli.           

Sedikit menunduk, aku terpaku sebentar pada komponen-komponen laptop yang tadi siang telah aku bongkar, lalu menggesernya pada satu pojok di meja kerjaku. Kaca pembesar dan lampu bertangkai juga aku geser ke tepi. Supaya aku bisa maju l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status