Celine bergegas masuk ke dalam restoran salah satu Hotel Bintang lima terkenal di kotanya.
Saat masuk dalam restoran, mata Celine mencari-cari sesuatu hingga dia menemukan sosok yang dicarinya sedang melambai ke arahnya. Celine bergegas mendekat ke arah wanita seumur dengannya yang melambai ke arahnya. "Maafkan aku, Lisa. Aku telat. Macet, sih." "Gak apa-apa, kok. Nih, aku sudah sediain minuman. Kamu kelihatan haus. Minum dulu, gih." Lisa menunjuk ke arah minuman di depannya. Lisa terlihat ingin sekali supaya Celine meminum minuman yang dia tunjuk itu. Celine mengabaikan kata-kata Lisa. Dia tidak meminum minuman itu. "Nanti, deh. Kamu mau curhat apa? Kamu kedengarannya putus asa saat nelpon aku." "Aku punya masalah rumit. Tapi, kamu minum dulu nih. Jangan khawatir, minuman ini gak ada sianida-nya." Celine tertawa mendengar kata-kata Lisa ini. Karena itu dia langsung meminum minuman yang disodorkan Lisa. "Ok." Celine mulai meminum minuman yang disodorkan Lisa. Sekalipun agak terasa aneh, tapi karena sedang haus setelah buru-buru datang menemui Lisa, maka Celine langsung menghabiskan minumannya. Lisa nampak memperhatikan betul saat Celine meminum minumannya hingga akhirnya tercipta senyuman licik di bibir Lisa. "Sebentar lagi, kehidupan sempurnamu akan berubah, Celine. Hehehe," batin Lisa sambil tertawa puas. "Kok malah ketawa?" tanya Celine. "Aku tadi khawatir banget loh sama kamu. Waktu di telpon, kamu terdengar menangis, sekarang, kamu ketawa." Lisa menghembuskan nafas berat. "Aku memang lagi sedih." "Why?" "Akhirnya aku berani menyatakan isi hatiku pada cowok yang aku sukai itu." "Terus?" tanya Celine penasaran. "Aku sudah ikuti nasehatmu untuk menemui dia dan bilang kekagumanku padanya." "Finally. Kapan?" "Dua malam yang lalu?" "Terus?" Celine mulai khawatir dengan ekspresi wajah aneh sahabatnya di kampus kuning ini. Lisa menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas sedih. "Oh, maafkan aku, Lisa. Tapi, ini mungkin bukan akhir. Bisa saja dia masih ada pertimbangan lain sehingga dia belum menerimamu. Nanti ..." "Sudahlah, Celine. Kenyataannya sudah jelas. Dia menyukai wanita lain. Itulah dasar utama dia menolakku." Lisa menatap tajam ke arah Celine. "Masak, sih? Kukira tidak ada cowok di kampus kita yang bisa menolakmu. Kamu kan cantik banget. Lihat wajahmu. Lihat tubuhmu." "Kenyataannya, dia menolakku karena mencintaimu, bangsat!" batin Lisa sambil menatap dengan penuh kemarahan ke arah Celine. "Kamu kenapa? Kenapa menatapku kayak gitu?" Celine menatap Lisa dengan penuh tanda tanya. Dia seolah melihat kemarahan terpancar dari wajah Lisa. "Aku gak apa-apa. Aku cuma kurang enak badan," bohong Lisa. "Speaking of that. Aku juga merasa kurang enak badan, nih." Celine memegang dahinya. Tiba-tiba dia merasa pusing. Keringat dingin mulai mengalir di tubuhnya. "Hehehe. Obat itu mulai bekerja. Rasakan pembalasanku, Celine," batin Lisa sambil menunduk untuk menyembunyikan senyuman puasnya. Sementara itu, Celine masih berusaha untuk mengalahkan rasa pening yang semakin menguasai dirinya sehingga dia abaikan tawaran Lisa yang mau memberinya salad. ** Tidak jauh dari tempat itu, tepatnya di kamar hotel 818, di hotel yang sama dengan restoran tempat Celine dan Lisa berada, dua orang pria terlibat dalam pembicaraan. "Jadi, gimana Ton? Kamu mau curhat apa? Terus kenapa disini? Kenapa di kamar hotel, bukan di warung kopi?" tanya Jason kepada Tony, teman kerjanya. "Ini masalah pelik, Jason. Aku tidak mau bicara tentang ini di warung kopi, dimana ada telinga-telinga di sebelah kita," jawab Tony cepat. "Ok. Kalau gitu, aku dengarkan." Tony menyodorkan sebuah gelas minuman kepada Jason. "Minum dulu. Kamu pasti haus." "Ok." Jason mulai meminum minuman yang disodorkan Tony. Sekalipun agak terasa aneh, tapi karena sedang haus setelah buru-buru datang menemui Tony, maka Jason langsung menghabiskan minumannya. Senyuman licik langsung tercipta di bibir Tony, saat melihat Jason menghabiskan minumannya itu. "Hehehe. Kamu sudah masuk dalam perangkapku, Jason. Sebentar lagi, obat perangsang itu akan menguasaimu," batin Tony. "Jadi gimana, Ton? Kamu mau curhat tentang cewek atau pekerjaan?" tanya Jason setelah menghabiskan minumannya. "Dikit lagi, deh. Aku belum tahu mau mulai dari mana, tuh." "Ya udah. Aku berikan waktu padamu sambil aku lihat transaksi saham di Amerika. Ya?" "Ok." Jason mengeluarkan handphonenya untuk melihat pasar saham Amerika yang sedang berlangsung. Beberapa saat kemudian, Jason mulai memegang kepalanya. "Kepalaku pening. Ugh ... kenapa gini?" "Mungkin kamu kecapean, bos. Kamu tunggu di sini, ya? Aku keluar dulu buat nyuruh orang hotel buat beli obat sakit kepala." "Iya, Ton," jawab Jason sambil terus memegangi kepalanya. Tony keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamar dari luar. Setelah berada di luar, Tony mengeluarkan handphonenya untuk menelpon Lisa. "Iya, Ton?" kata Lisa di ujung telpon. "Gimana temanmu itu?" "Beres, Ton." "Temanku juga sudah mulai kena. Aku buru-buru keluar supaya aku gak diserangnya karena orang yang dalam pengaruh obat perangsang, bisa nyerang siapapun kalo gak ada cewek di dekatnya." "Jadi gimana?" "Bawa temanmu itu kesini buat diterkam Jason. Jangan ditunda lagi. Semua kamera yang aku siapkan, sudah siap untuk merekam semuanya." "Ok, Ton. Bentar lagi aku dan dia ke atas." "Ok. Aku tunggu depan kamar." Setelah itu, Tony berjalan ke arah lift dan menunggu depan lift di lantai 8. Hingga akhirnya pintu lift terbuka dan keluarlah dua orang gadis dari sana. Mereka adalah Lisa dan Celine. Celine nampak memegangi kepalanya dan terus dipegangi oleh Lisa. Lisa dan Tony nampak saling tukar pandangan dengan senyuman licik di wajah mereka. "Kita mau kemana, Lisa?" tanya Celine dengan kepala berat. "Ke kamarku. Aku kan buka kamar di sini. Soalnya kondisimu gak memungkinkan untuk pulang," jawab Lisa sambil mengikuti langkah Tony yang sedang menuju ke sebuah kamar. "Tapi aku akan dicari orang tuaku, Lisa." "Nanti aku telpon mamamu. Pokoknya, kamu tenang aja. Ok?" "Iya deh." Saat ini Tony sudah sampai di depan sebuah pintu kamar. Dia lalu memberi isyarat kepada Lisa. Lisa langsung mengangguk. Kemudian saat Lisa melihat Tony membuka pintu kamar, dia langsung mendorong tubuh Celine ke dalam kamar sana. Setelah itu, pintu langsung ditutup dari luar oleh Tony yang langsung tertawa-tawa bersama Lisa. "Sebentar lagi, Celine si gadis alim dan cantik itu akan kehilangan gelar alimnya, saat video panasnya berader di kampus. Hihihi. Dan Reynold akan melihat video itu, akan membenci Celine dan menerima cintaku," kata Lisa sambil tertawa-tawa. "Ya. Dan Jason akan dipecat dari kantor dan gagal jadi suami Gladys dan menantu bos besarku, saat video panasnya diputar saat rapat besok pagi. Hehehe." Tony tertawa puas. Sementara itu, Celine yang sudah berada di dalam kamar, masih memegangi kepalanya saat Jason mulai mendekatinya. Jason menggeram. Yang dia tahu, saat ini ada nafsu yang menguasainya. Nafsu untuk bersama seorang gadis dan gadis yang masuk dalam kamar ini, segera menjadi sasarannya."Lisa. Kamu di mana, Lisa?" Celine memanggil Lisa sambil memegangi kepalanya. Dia tidak tahu bahaya yang sedang mendatanginya.Walau dengan sedikit sempoyongan, Jason berhasil mendekati Celine. Dan tepat saat dia menyentuh Celine, tangannya langsung mengenai gundukan di dada Celine.Ini membuat Jason yang sedang dipengaruhi oleh hasrat yang membara karena pengaruh minuman yang diberikan oleh Toni itu membuat dia langsung menggila.Jason langsung memeluk Celine. Bibirnya langsung mencari bibir Celine dan mengecupnya dengan ganas.Lidahnya langsung bermain sementara tangannya langsung meremas-remas milik Celine.Celine menjadi kaget saat merasakan ada orang yang menciumnya dengan kasar. Padahal dia pikir dia masuk ke dalam kamar di mana tidak ada orangnya. Kalaupun ada orangnya, itu cuma Lisa di dalam kamar ini."Kamu siapa?" Celine tidak menyelesaikan kata-katanya karena laki-laki ini mulai menggerayangi bagian buah dadanya.Kalau dalam keadaan biasa, Celine sudah pasti akan memukul or
Jason yang terbangun duluan. Kepalanya terasa berat seperti dipukul palu godam.Perlahan mata Jason terbuka dan mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Tak ada siapa pun di sofa di sekitar ranjangnya.Tapi, betapa terkejutnya Jason saat dia hendak beranjak dari atas ranjang dan menemukan dirinya tidak mengenakan sehelai benang pun dan di sebelahnya ada tubuh seorang gadis yang tidak dia kanal."Apa yang terjadi? Kemana Tony? Siapa gadis ini?" Jason mulai memperhatikan gadis yang berada di sampingnya ini.Saat Jason menyibak bedcover, ada noda darah di sprei dan di bagian sensitif wanita itu."Oh my God. Kasihan wanita ini. Aku telah memerawaninya."Jason baru saja hendak membangunkan wanita itu ketika dia mendengar alarm handphonenya berbunyi."Wah, hari ini aku harus persentasi. Aku tidak boleh telat. Ini sangat penting."Jason segera menghambur ke kamar mandi dan langsung mandi. "Aku harus pulang ke apartemenku dulu untuk mengambil laptopku. Duh, bagaimana kalau gadis
Celine terbangun dan merasakan sakit di bagian selangkangannya. Ini membuat Celine menggigit bibirnya.Celine sangat kaget karena dia berada dalam keadaan telanjang bulat. Dia kemudian mulai memikirkan apa yang terjadi semalam pada dirinya.Awalnya agak sulit baginya untuk mengingat semua yang terjadi semalam. Apalagi kepalanya masih sangat sakit.Bercak merah yang ada di bagian pahanya dan juga di bagian kewanitaannya membuat Celine mulai menangis.Celine menuju ke arah kamar mandi dan menangis di sana. Celine menangis di dalam bathtub yang dia isi air. Hatinya sangat sakit karena apa yang terjadi semalam.Celine berusaha untuk mengingat-ingat akan apa yang terjadi semalam. Otaknya bekerja keras untuk mengurutkan apa yang terjadi semalam.Dan itu tidak mudah, karena sebagian besar malam yang Celine lewati itu, saat dia dalam keadaan tidak sadar atau setengah sadar.Yang Celine ingat, sahabatnya menghubunginya dan memintanya datang ke restoran di sebuah hotel. Di sana sahabatnya membe
Jason kembali ke kamar hotel tempat dia meninggalkan seorang gadis yang tidak dia tahu namanya itu.Tapi saat Jason tiba di kamar hotel itu, kamar hotel itu sudah dalam keadaan kosong. Bahkan ada seorang petugas hotel yang kini datang untuk membersihkan kamar.Jason bertanya kepada petugas Hotel itu dan dijawab kalau penghuni kamar ini sudah check out.Jason cuma bisa menghela nafas berat karena dia tidak bisa menemukan gadis yang semalam bersamanya itu.Masih terngiang-ngiang dengan perkataan dari Tony yang menyebutkan kalau gadis yang bersamanya semalam ini itu adalah seorang gadis yang disewa Tony dari sebuah klub malam dan gadis itu cuma akting seperti orang diperkosa karena memang hal itulah yang diperintahkan Tony kepada gadis itu.Antara percaya atau tidak dengan perkataan Tony itu, tiba-tiba Jason mendapatkan kiriman foto dari Tony lewat WA.Setelah Jason membuka foto itu, ternyata foto itu berisi foto gadis yang semalam bersama Jason yang terlihat sedang berdansa di depan om
Dua bulan berlalu, bayangan-bayangan pada malam itu terus menghantui Celine hingga kini.Di satu sisi, Celine sangat membenci pria yang telah merenggut kehormatannya. Tapi di sisi lain ia juga tidak bisa menghapus sensasi yang telah ditorehkan pria itu padanya.Kenikmatan yang dia reguk kala itu benar-benar membuat menyentuh jiwanya hingga membuat Celine tak bisa melupakannya.Dan kini, semuanya semakin membuat Celine saat sesuatu yang berasal dari diri pria itu justru bersemayam di dalam tubuhnya. Sesuatu yang tidak mampu untuk Celine hindari.Tangan Celine bergetar hebat saat mendapati benda pipih di tangannya menunjukkan dua garis merah. Airmata Celine mengembang melihat itu.Dan bukan hanya Celine, kedua orang tuanya juga tak kalah histeris saat melihat hasil tes tersebut.Awalnya Celine pikir, dia hanya tidak enak badan, namun gejala yang ia alami membuat ayah dan ibunya kuatir. Untuk itu, mereka meminta Celine segera memeriksakannya.Celine percaya diri untuk memeriksa kandungan
Celine perlahan membuka pintu sesaat setelah suara bariton di dalam ruangan tersebut mengizinkannya masuk. Matanya membola dan tubuhnya bergeming saat melihat penampakan seorang pria yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.Jika ada kata di atas kata tampan, mungkin itu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan pria di hadapannya.Gaya rambut kasual, mata tajam, hidung runcing, serta rahang tegas semakin menguatkan aura kepemimpinan pria itu.Dan yang paling penting dari semua itu adalah, Celine seperti pernah mengenal pria ini tapi dia tidak tahu dimana dia mengenal pria ini. Yang jelas, pria ini dia yakin kalau pria ini pernah membuat kesan yang sangat dalam di hatinya.“Kau akan terus berdiri di sana?” Suara berat pria itu sukses menghentikan lamunan Celine.“Duduklah,” ucap pria itu mengarahkan tangannya ke kursi yang ada di depan mejanya, “aku Jason, analis saham yang akan mewawancaraimu,” lanjutnya tanpa menunggu respon Celine.Celine tertegun begitu pria di hadapannya
Mata Celine terbelalak, ia hampir saja meragukan pendengarannya. Sampai akhirnya pria itu bergerak maju, memangkas jarak di antara mereka.Jujur saja, Celine tidak tahu apa yang sedang berkecamuk di benak Jason. Namun kini ia semakin terpesona oleh wajah tampan Jason, lagi dan lagi.Celine semakin terbuai oleh penguasaan yang dilakukan Jason terhadapnya. Dia tidak ingin Jason menghentikan apa yang sedang Jason lakukan.Karena itulah, Celine biarkan saat Jason terus membelai-belai tangannya bahkan Celine juga biarkan saat Jason tiba-tiba berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke arah Celine dengan wajah tertuju ke arah Celine.Saat ini, wajah Jason sudah tepat berada di depan wajah Celine. Tubuh Jason yang jangkung itu, membuat tubuhnya bisa menjangkau Celine, walaupun ada sebuah meja yang menghalangi Celine dan Jason tapi wajah Jason tetap saja bisa sampai tepat berada di depan wajah Celine.Kini Celine bahkan bisa merasakan embusan napas pria penuh pesona di depannya ini. Pria yang masih
Celine pulang ke rumahnya dengan membawa kabar gembira kalau dia akan bekerja di sebuah kantor besar, akan mendapatkan gaji cukup bagus dengan bonus tidak terbatas yang bisa sangat besar, jauh melebihi gaji yang akan diterimanya.Karena begitulah sistem di Graham Sekuritas Indonesia, gaji untuk pegawai tidak terlalu besar tapi mereka akan mendapat bonus yang besar yang bahkan bisa berkali-kali lipat dari gaji yang akan diterima Celine kalau timnya mampu mendatangkan keuntungan bagi klien timnya.Bryan dan Rara jadi sangat senang dengan kabar yang dibawa oleh Celine ini karena sekian lama hidup mereka hanya mengandalkan warung yang pembelinya setiap hari semakin sedikit itu.Dengan diterimanya Celine di Graham Sekuritas, diharapkan akan membuat hidup mereka bertiga lebih baik dan terjamin.***Besoknya, begitu Celine masuk ke kantor barunya ini, dia langsung melapor ke bagian HRD.Bagian HRD langsung meminta Celine untuk menuju ke ruangan timnya Celine.Celine langsung mencari ruangan
Celine balas menatap Jason dan Celine bisa melihat kesungguhan dan keseriusan Jason saat ini.Celine cuma berharap seandainya kesungguhan Jason ini tidak datang terlambat seperti ini, seandainya sejak dia tidur bersama dengan Jason, Jason sudah mengatakan hal seperti ini kepadanya.Mata Celine berkaca-kaca bukan karena dia merasa terharu oleh pertanyaan Jason ini tetapi karena dia merasa pertanyaan Jason ini sudah terlambat bahkan sangat terlambat karena itu Celine cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.Jason sangat kecewa melihat gelengan kepala Celine ini. "Mengapa? Mengapa kamu menolakku? Aku sungguh-sungguh kepadamu, Celine.""Karena kamu terlambat, Jason. Sangat terlambat. Sekarang ini aku sudah bersama Delon.""Tapi kamu tidak mencintai Delon. Iya kan? Kamu tidak pernah mencintai dia kan? Kamu mencintai aku seperti aku mencintai kamu, iya kan? Kamu cuma menerima dia sebagai pelarian karena aku pacaran dengan Gladys. Iya kan? Betul kan dugaan aku ini?"Celine mulai menangis ka
Marcella bergerak dengan gemulai di depan mata Jason. Buah dada penuh milik Marcella kini terlihat seakan mau melompat dari balik lingerie yang dikenakan Marcella.Marcella maju selangkah dan mulai berbisik lirih nan manja mengundang nafsu para lelaki. Salah satu jurus andalan Marcella saat dia bersama pelanggannya.Tangan Marcella terangkat dan mulai menyentuh dada Jason, meraba-raba dada bidang itu dengan penuh minat.Tangannya semakin turun dan turun hingga akhirnya, Marcella berhasil menyentuh juniornya Jason di bawah sana.Jason memejamkan matanya saat dia merasakan ada sentuhan lembut di juniornya yang membuatnya terasa nyaman dan membuatnya sedikit mengerang.Bibir Marcella sedikit terbuka dan mulai mencari bibir Jason. Sementara kedua tangan milik Marcella mulai berusaha membuka kancing celananya Jason.Tapi, di saat itulah Jason tersadar. Dia menahan kedua tangan Marcella dengan dua tangannya setelah itu dia berkata, "aku menyewamu bukan untuk ini.""Lalu untuk apa kalau buka
"Karena tidak ada satupun dari kalian berempat yang memiliki pesona yang aku cari," jawab Jason sambil tersenyum hambar karena dia teringat akan pesona yang dipancarkan Celine yang nampaknya sukar untuk ditandingi Marcella dan kawan-kawannya."Pesona seperti apa sih yang kamu cari itu?" tanya Marcella penasaran."Aku tidak bisa menggambarkannya. Yang jelas, pesona itu aku temukan dari seorang gadis yang bernama Celine tetapi aku tidak tahu cara menggambarkannya.""Kenapa kamu mencari gadis dengan pesona seperti itu, di sini?""Karena Celine pernah kerja di tempat beginian tapi aku tidak tahu dia kerja di mana. Yang jelas, dia pernah menjadi wanita bayaran dan karena itulah aku mencari pesona seperti yang dimiliki Celine itu, disini.""Apakah dia meninggalkan kamu?""Ya. Dia meninggalkan aku. Dia sudah pacaran dengan orang lain.""Sorry to hear that. Tapi, kamu harus melangkah ke depan dan kalau kamu mencari wanita yang mirip dengannya, maka kamu akan kecewa karena setiap wanita itu be
"Ini tempatnya, Den Jason," kata Tono sambil menghentikan mobilnya di depan sebuah kelab malam.Jason terdiam sejenak. Sebenarnya dia tidak pernah familiar dengan tempat-tempat seperti ini. Bahkan dia tidak suka akan tempat-tempat seperti ini, tetapi sejak kehadiran Celine yang mengguncang perasaannya yang membuat dia tidak bisa melupakan Celine, membuat Jason mau tidak mau harus mengenal tempat seperti ini.Selama ini, Jason tidak pernah merasa perlu untuk mengunjungi tempat seperti ini, tetapi setelah kehilangan Celine dan setelah merasakan pesona Celine yang tidak sanggup dia lupakan itu, maka Jason putuskan untuk mencoba masuk ke tempat ini.Jason keluar dari mobil dan berkata kepada Tono, "kamu pulang aja ke rumah. Kalau ada apa-apa nanti aku telepon. Pokoknya, jangan bilang kepada orang tuaku kalau aku datang ke sini, mengerti?""Iya, Den Jason. Aku tidak akan mungkin bilang tentang ini. Den Jason bisa tenang, den."Jason mengangguk dan membalikkan tubuhnya untuk masuk ke kelab
"Hus. Gak, bu. Aku bukan mau ngutang. Maksudku begini, bu. Ibu nggak perlu lah bilang soal ini kepada Pak Jason," kata Yuni mulai berusaha mempengaruhi ibu kantin."Loh, kenapa?""Karena itu sudah jadi masa lalu Pak Jason, bu. Masa lalu biarlah jadi masa lalu, gak usah lagi diungkit-ungkit.""Tapi kalau mereka bisa bersama, why not? Apalagi ibu kasihan sama Celine yang ternyata keperawanannya direnggut Pak Jason sementara Pak Jason sendiri terlihat sangat menyukai Celine.""Dari mana ibu tahu soal ini, bu?""Ibu cuma di kantin dan kadang-kadang membawakan makanan untuk pegawai elite di ruangan mereka tetapi sekalipun begitu, ibu bisa melihat percikan cinta dari Pak Jason untuk Celine dan mungkin juga sebaliknya, karena itu, ibu ingin keduanya bisa bersatu.""Gak usah, bu. Gak usah repot-repot. Lebih baik ibu pikirkan menu yang baru untuk kita supaya para pegawai lebih semangat bekerja. Oh,iya, bu, kemarin ada pegawai yang mengeluh tentang masakan ibu yang terlalu asin hingga bikin dia
"No. Kau salah. Delon tidak seperti itu," tegas Celine."Kamu gak perlu membelanya, Celine. Ini demi dirimu sendiri," tandas Mark."Maafkan aku. Aku harus menjaga Delon." Celine langsung meninggalkan Mark.**Di tempat lain, Gladys kembali mendekati Jason. "Please, Jason. Kapan kita menikah? Kau sudah merebut kesucianku. Kau harus menikahiku, Jason."Saat Jason masih terdiam. Tiba-tiba terdengar suara di belakang sana."Kesucian? Apa aku tidak salah dengar?"Gladys panik karena dia sempat melontarkan kata-kata kepada Jason tentang kesucian yang direnggut Jason, Gladys tidak menyangka kalau bertepatan dengan itu, ada Tony di balik pintu yang baru saja dibuka Jason dan nampaknya Tony telah mendengar perkataan Gladys itu.Gladys semakin panik karena memang Toni baru saja dipecat oleh Anton Rorimpandey, karena Anton Rorimpandey ingin menunjukkan itikad baik kepada Jason, karena Jason kemarin baru saja membuktikan kehebatannya dengan menghasilkan uang yang sangat banyak untuk Graham Sekuri
Celine berdiri dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu Jangan melakukan ini, Delon. Please ... kendalikan dirimu. Jangan melewati batas.""Come on, Celine. Aku sangat membutuhkan ini, Celine. Mengertilah, aku sedang kalut. Aku menginginkan dirimu, Celine." Delon melangkah semakin dekat ke arah Celine."Kalau kamu seperti ini, aku akan meninggalkan kamu, Delon." Celine terus-menerus mundur ke belakang hingga akhirnya dia berhasil mencapai pintu keluar.Tapi saat Celine hendak membuka pintu, ternyata pintu dalam keadaan terkunci dan tidak ada anak kunci di sana."Berikan kuncinya, Delon," kata Celine panik.Delon cuma menggelengkan kepala dan dia terus maju ke arah Celine. Dia seperti hendak menerkam Celine, tapi, tepat pada saat itulah terdengar suara ketukan keras di pintu yang berada di belakangnya Celine."Delon kami datang bersama Pak Yorry. Kami datang untuk bertemu denganmu, Delon." Terdengar suara seseorang di luar pintu.Tapi mendengar kata-kata itu, wajah Delon langsung puca
"Hihi, dia pasti menyesal dan ingin meneruskan permainan yang tadi," batin Yuni yang langsung berdiri dengan senyum mengembang menyambut kedatangan Jason."Jam tanganku ketinggalan," kata Jason tanpa menatap sedikitpun ke arah Yuni. Setelah itu, dia langsung mencari-cari di karpet kamar ini.Mendengar itu, Yuni kembali kecewa. Dia menyandarkan tubuhnya di tembok kamar sambil terus menatap tubuh Jason dari belakang.Yuni begitu kesengsem oleh tubuh yang sangat atletis itu, dia ingin sekali merasakan lagi apa yang terjadi antara dirinya dengan Jason tadi, yang walaupun tidak terlalu lama tetapi sangat berkesan baginya itu.Yuni sangat kecewa dengan pernyataan Jason kalau permainan dia tadi tidak berkesan bagi Jason, padahal Yuni sudah sangat terkesan dan tergila-gila kepada juniornya Jason yang tadi terasa sangat penuh, menutup milik Yuni dengan sempurna.Sambil menatap tubuh Jason dari belakang, Yuni mulai meraba-raba tubuhnya. Tangan kanannya meraba-raba buah dadanya, sementara tangan
Setelah mengingat peristiwa pada 5 tahun yang lalu dan kemungkinan foto-fotonya dari peristiwa 5 tahun lalu itu beredar di umum dan Jay mengenalnya karena video itu, maka Celine menjadi panik.Celine ketakutan dengan kemungkinan kalau videonya dan mungkin foto-fotonya sudah beredar di kalangan luas dan itulah yang hendak dibicarakan oleh Jay ini.Celine jadi sangat malu. Dia mulai menyembunyikan wajahnya. Dia terlalu malu mengingat peristiwa itu.Celine sangat malu saat teringat dengan peristiwa saat dia beradegan panas dengan seorang pria yang wajahnya di blur, seseorang yang tidak pernah diketahui wajahnya oleh Celine, tapi menjadi ayah dari Bryan, anaknya.Celine terlalu malu karena di dalam video yang beredar di kampusnya itu, entah kenapa Celine terlihat sangat binal, dia terlihat menandingi pergerakan dari pria yang memperkosanya pada saat itu, padahal Celine yakin, dia tidak akan mungkin melakukan itu.Celine dalam keadaan tidak sadar pada saat itu sehingga Celine tidak tahu ap