Celine perlahan membuka pintu sesaat setelah suara bariton di dalam ruangan tersebut mengizinkannya masuk. Matanya membola dan tubuhnya bergeming saat melihat penampakan seorang pria yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.
Jika ada kata di atas kata tampan, mungkin itu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan pria di hadapannya. Gaya rambut kasual, mata tajam, hidung runcing, serta rahang tegas semakin menguatkan aura kepemimpinan pria itu. Dan yang paling penting dari semua itu adalah, Celine seperti pernah mengenal pria ini tapi dia tidak tahu dimana dia mengenal pria ini. Yang jelas, pria ini dia yakin kalau pria ini pernah membuat kesan yang sangat dalam di hatinya. “Kau akan terus berdiri di sana?” Suara berat pria itu sukses menghentikan lamunan Celine. “Duduklah,” ucap pria itu mengarahkan tangannya ke kursi yang ada di depan mejanya, “aku Jason, analis saham yang akan mewawancaraimu,” lanjutnya tanpa menunggu respon Celine. Celine tertegun begitu pria di hadapannya memperkenalkan diri. Jason, nama yang sejak tadi menjadi buah bibir para pelamar di luar. Mereka semua membicarakan sosok yang selama ini berhasil mengangkat citra perusahaan ini dengan berbagai pencapaian yang menakjubkan. Hingga pada akhirnya perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan saham yang paling diincar oleh semua orang untuk bekerja di sini. Entah bagaimana, Celine tak menyangka jika calon bosnya sendiri yang turun tangan langsung untuk mewawancarai dirinya. Hal ini justru menambah kegugupannya. "Ah, iya Pak," kata Celine sedikit tergagap sambil menundukkan kepalanya dengan hormat ke arah Jason. Pria itu memandangnya lekat dengan tatapan misterius yang sulit diartikan Celine. Kenyataannya, Celine tidak mengenal Jason karena pada saat kejadian 5 tahun sebelumnya Celine berada dalam pengaruh obat bius dan juga pengaruh obat perangsang. Apalagi saat Celine terbangun dari tidurnya setelah malam panasnya dengan Jason, Jason sudah tidak lagi berada di sampingnya, karena itulah Celine sama sekali tidak mengenal Jason. Yang tertinggal di ingatan Celine hanyalah sentuhan pria itu yang mampu memuaskan hasratnya 5 tahun lalu. "Siapa namamu?" tanya Jason dengan pandangan tajam. Seketika ruangan yang hanya diisi oleh mereka berdua menjadi hening. Aura pria itu begitu kuat, menguar dari balik jasnya dan mendominasi ruangan. "Ce-celine, Pak. Celine Mawardi," jawab Celine sambil menundukkan kepalanya. "Angkat kepalamu!" tukasnya. Perintah itu membuat Celine secara refleks langsung mengangkat wajahnya. Sebagai seorang calon pegawai baru yang ingin sekali bisa bekerja di perusahaan ini, tentu saja Celine harus patuh dengan perintah dari atasannya ini. Celine pikir Jason menyuruhnya mengangkat kepalanya agar supaya Jason bisa melihat potensi yang dimiliki Celine untuk bekerja nantinya, sehingga dengan semangat, dia mengangkat kepalanya. Tapi kenyataannya tidak. Masih dengan tatapan misteriusnya, calon bosnya itu justru mengamati tiap inci wajahnya dengan saksama tanpa berkata sepatah kata pun. Celine masih terus mengangkat wajahnya sambil menatap ke arah Jason. Dia terus menunggu Jason melontarkan sesuatu, entah pertanyaan, pernyataan, atau apa pun itu. Celine sudah siap untuk menjawab pertanyaan dari Jason. Karena Celine sudah menyiapkan dirinya dengan keras. Dia sudah belajar dengan giat untuk menghadapi pertanyaan yang kemungkinan akan ditanyakan kepadanya. Celine yakin, biasanya sang pelamar akan ditanya tentang semua yang berhubungan dengan pekerjaan di bidang saham, bidang pekerjaan dari perusahaan tempat Celine melamar ini dan Celine sudah siap untuk menghadapi pertanyaan Jason selanjutnya tapi pertanyaan dari Jason itu tidak pernah datang karena Jason terlihat terlalu sibuk menatap wajah Celine. "Kapan aku diwawancara kalau kayak gini terus?" batin Celine sambil terus menatap takut-takut ke arah wajah tampan Jason. Celine merasa aneh karena melihat Jason masih terus menatapnya bahkan lama-kelamaan Celine merasa dirinya seperti sebuah barang yang sedang ditaksir dan ditatap dengan penuh minat atau sedang diselidiki keasliannya oleh calon pembelinya. Celine masih bertanya-tanya dalam hati karena pria itu masih sibuk memandanginya. Ia merasa tatapan itu seakan mampu menembus ke dalam pakaian dan memperlihatkan tubuh polos yang ada di balik kemeja putih yang dikenakannya saat ini. Celine mulai risih dan menangkupkan kedua tangannya ke dada karena merasa tatapan Jason seperti sedang menelanjanginya. "Mana tanganmu!" perintah pria itu tiba-tiba pria sambil mengulurkan tangannya. "Apa, Pak?" tanya Celine karena walaupun dia sebenarnya sudah mendengar jelas kalau Jason meminta Celine untuk mengulurkan tangannya, tetapi karena Celine tidak menyangka akan perintah Jason yang seperti ini, maka itu membuat Celine harus bertanya sekali lagi untuk memastikan pendengarannya memang masih berfungsi dengan baik. "Aku bilang mana tanganmu!" Jason membulatkan matanya untuk menunjukkan ketegasannya dan supaya Celine langsung melakukan perintahnya. Dengan takut-takut Celine langsung mengulurkan tangan gemetarnya ke arah Jason. Secepat kilat Jason langsung meraih dan menggenggam tangan halus Celine. Pria itu memegang dan mengelus lembut tangannya sambil memejamkan mata, entah apa yang sedang ia bayangkan, Celine tak mengerti. Di mata Celine, Jason seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan favoritnya dan dia ingin selalu memegang mainan favoritnya ini, seolah tidak mau melepaskan tangan kanan Celine ini. Hal ini membuat Celine menjadi bingung karena bukan ini wawancara kerja yang ia bayangkan. Sebelumnya Celine membayangkan akan dicecar oleh pertanyaan-pertanyaan tentang perdagangan saham dan pertanyaan-pertanyaan tentang cara menarik minat investor untuk membeli saham yang diperdagangkan di pasar saham. Karena itu, Celine menjadi bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Dalam otak Celine, dia sudah mempersiapkan jawaban-jawaban untuk setiap kemungkinan pertanyaan yang ditanyakan kepadanya, karena selama berapa bulan terakhir ini Celine sudah mempersiapkan diri dengan keras untuk masuk di dunia kerja dan lebih spesifik lagi untuk masuk di perusahaan yang bekerja di bidang saham, tapi tidak Celine sangka kalau wawancara kerjanya akan seperti ini. Tapi semakin Celine menatap Jason, Celine semakin tertarik akan wajah Jason dan rahang keras serta tatapan mata Jason yang menghanyutkan dan membuat Celine pasrah dan membiarkan saat tangannya terus dipegang Jason. "Apakah pria yang di depanku ini, model bos-bos yang suka melakukan pelecehan seksual kepada karyawan wanitanya?" tanya Celine dalam hati sambil menatap Jason. Meski begitu, Celine mengabaikan pertanyaan yang melintas di benaknya. Ia tidak keberatan dengan apa yang dilakukan calon bosnya, Celine menatap mata indah Jason dan menikmati rasa yang dia alami saat ini. Keduanya terus saling tatap dengan kedua tangan Jason terus membelai-belai tangan kanan Celine. Kini tangan kekar pria itu mulai menjalar dari telapak tangan Celine, kemudian naik hingga ke lengan Celine yang putih mulus bagai salju. Sensasi aneh dalam dirinya membuat Celine ketagihan dan menginginkannya lebih daripada itu, ia semakin terbawa perasaan. Apalagi sosok Jason ini seperti mempunyai kesan yang nyaman bagi Celine. Sejak tadi, Celine ingin protes karena bukan ini wawancara yang diharapkannya. Celine tidak pernah mempersiapkan diri untuk wawancara seperti ini, tidak pernah menyangka kalau dia akan mendapatkan wawancara seperti ini dari bos yang mewawancarai dia. Tapi entah kenapa, Celine tidak bisa protes, Celine tidak bisa menghindar karena tatapan pria di depannya ini sangat menguasainya, membuat Celine tidak mampu untuk membantah, membuat Celine tidak mampu untuk protes, membuat Celine membiarkan pria di depannya ini terus membelai-belai tangannya. Karena pada kenyataannya, Celine memang tidak berani protes. Celine hanya bisa membiarkan apa yang dilakukan pria di depannya ini, karena pria di depannya ini terlalu tampan untuk dia tolak, bahkan, Celine mulai menikmati apa yang dilakukan pria di depannya ini kepadanya. Pria itu masih asyik membelai-belai tangannya. Sesaat kemudian, tangan pria itu kini meraih dagu Celine, mengusap lembut bibir Celine yang merah pekat dengan ibu jarinya. “Kau tidak keberatan kan, jika aku mendaratkan bibirku ke sini?”Mata Celine terbelalak, ia hampir saja meragukan pendengarannya. Sampai akhirnya pria itu bergerak maju, memangkas jarak di antara mereka.Jujur saja, Celine tidak tahu apa yang sedang berkecamuk di benak Jason. Namun kini ia semakin terpesona oleh wajah tampan Jason, lagi dan lagi.Celine semakin terbuai oleh penguasaan yang dilakukan Jason terhadapnya. Dia tidak ingin Jason menghentikan apa yang sedang Jason lakukan.Karena itulah, Celine biarkan saat Jason terus membelai-belai tangannya bahkan Celine juga biarkan saat Jason tiba-tiba berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke arah Celine dengan wajah tertuju ke arah Celine.Saat ini, wajah Jason sudah tepat berada di depan wajah Celine. Tubuh Jason yang jangkung itu, membuat tubuhnya bisa menjangkau Celine, walaupun ada sebuah meja yang menghalangi Celine dan Jason tapi wajah Jason tetap saja bisa sampai tepat berada di depan wajah Celine.Kini Celine bahkan bisa merasakan embusan napas pria penuh pesona di depannya ini. Pria yang masih
Celine pulang ke rumahnya dengan membawa kabar gembira kalau dia akan bekerja di sebuah kantor besar, akan mendapatkan gaji cukup bagus dengan bonus tidak terbatas yang bisa sangat besar, jauh melebihi gaji yang akan diterimanya.Karena begitulah sistem di Graham Sekuritas Indonesia, gaji untuk pegawai tidak terlalu besar tapi mereka akan mendapat bonus yang besar yang bahkan bisa berkali-kali lipat dari gaji yang akan diterima Celine kalau timnya mampu mendatangkan keuntungan bagi klien timnya.Bryan dan Rara jadi sangat senang dengan kabar yang dibawa oleh Celine ini karena sekian lama hidup mereka hanya mengandalkan warung yang pembelinya setiap hari semakin sedikit itu.Dengan diterimanya Celine di Graham Sekuritas, diharapkan akan membuat hidup mereka bertiga lebih baik dan terjamin.***Besoknya, begitu Celine masuk ke kantor barunya ini, dia langsung melapor ke bagian HRD.Bagian HRD langsung meminta Celine untuk menuju ke ruangan timnya Celine.Celine langsung mencari ruangan
"Again?" batin Celine dalam hatinya. Tapi entah kenapa bibir Jason yang sedang menyesap bibirnya ini seakan menjadi candu bagi Celine sehingga setelah terdiam kaget selama beberapa detik, akhirnya Celine mulai membalasnya dengan mengikuti pergerakan dari bibir Jason ini.Jason yang sebenarnya masih marah-marah kepada Celine, sengaja ingin membuat Celine merasa tidak terlalu damai sejahtera di timnya Jason ini. Walaupun Jason terpaksa menerima Celine masuk ke dalam timnya, tapi bukan berarti Jason akan bersikap manis kepada Celine.Jason memang berencana untuk membuat hidup Celine tidak tenang di dalam timnya, karena itu, saat mendapatkan kesempatan berduaan dengan Celine seperti ini, Jason langsung melakukan cara-caranya untuk membuat Celine tidak tenang.Jason sengaja ingin menghambat Celine yang ingin menuju ke ruangan tim IT agar supaya Celine tertinggal dalam melakukan kontak dengan tim IT, yang nantinya akan membuat Celine ketinggalan info dari tim IT, tentang perusahaan-perusaha
"Bagaimana kalau kita teruskan di ruanganku?" bisik Jason di telinga Celine dengan nafas memburu."Hmmm," desah Celine yang tidak mendengar jelas akan kata-kata Jason tadi, karena dia masih menikmati penjelajahan penuh kenikmatan yang dilakukan Jason di tubuhnya."Kita teruskan di ruanganku, tidak jauh dari sini, kok."Baru saja Celine akan menjawab, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu ruangan ini yang terdengar sangat keras bagi Celine karena Celine sedang menyandarkan tubuhnya di pintu ruangan G2 ini.Cepat-cepat Celine memperbaiki bajunya juga pelindung buah dadanya yang sempat dibuka oleh Jason tadi, dia juga langsung melewati tubuh Jason, kemudian Celine langsung duduk di kursi terdekat karena dia takut kalau yang mengetuk pintu itu adalah teman-teman se-timnya yang sedang ke ruangan IT.Jason memperbaiki bajunya, kemudian Jason membuka pintu ruangan G2 ini.Saat Jason membuka pintu, Jason sangat kaget saat melihat dua orang yang berada di luar pintu karena 2 orang itu ada
Setelah Celine menemukan ruangan IT, ternyata teman-temannya baru saja keluar dari ruangan itu. Mereka semua sudah mendapatkan akun pribadi yang dibuat oleh tim IT yang selalu bertugas untuk mencari tahu perkembangan-perkembangan atau gosip-gosip terbaru di perusahaan-perusahaan yang sedang melantai di pasar saham Asia Tenggara."Kamu telat," kata Yuni salah seorang teman satu timnya Celine saat berpapasan dengan Celine."Temenin aku, dong, ketemu dengan anak-anak IT.""Sorry kami semua sudah ditelepon oleh Pak Jason untuk mengikuti briefing bersamanya. Kami harus segera masuk karena bursa efek akan segera dibuka." Setelah itu, Yuni langsung mengikuti teman-temannya yang lain.Mendengar itu, Celine langsung panik. "Huh, bibir dan lidahnya yang nakal itu yang membuat aku terlambat ke ruang IT, eh, sekarang, dia malah cepat-cepat melakukan briefing tanpa menunggu aku. Dasar! Berikut, kalau kamu menyentuhku, aku akan kabur," batin Celine yang marah- marah kepada Jason."Tapi, apa aku mam
Celine menjadi bingung dengan kata-kata Jason tadi karena Celine bahkan tidak mencantumkan profesi Celine sebelumnya di data-data dirinya saat melamar di kantor ini.Karena memang selama ini celin cuma berprofesi seperti ayahnya yaitu bekerja di bengkel ayahnya sebagai mekanik yang melakukan tune-up motor, khusus untuk balap motor jalanan.Namun sayangnya, setelah meninggalnya ayahnya sejak setahun yang lalu, maka bengkel motor milik keluarganya Celine itu sudah tidak aktif lagi karena memang kemampuan Celine untuk mereparasi motor tidak sebagus kemampuan ayahnya.Karena profesi Celine itu tidak resmi maka Celine tidak mencantumkan profesinya itu saat dia melamar kerja di kantor ini, karena itu, Celine begitu kaget dengan kata-kata Jason ini, Celine semakin kaget melihat tatapan Jason ini dan Celine tidak bisa mengartikan tatapan Jason kepadanya ini.Sebenarnya tatapan Jason ini adalah tatapan merendahkan karena yang dia tahu, profesi Celine sebelumnya adalah seorang wanita bayaran di
Entah kenapa, Celine merasa terancam dengan agresivitas Yuni yang berusaha untuk mendekati Jason itu, karena itu, tanpa sadar Celine sudah mengikuti Yuni yang hendak menemui Jason dan saat Yuni mengatakan Celine tidak mau ikut, dengan spontannya, Celine langsung bilang kalau dia akan ikut.Jason menatap Celine dan berkata, "baguslah kalau kamu ikut. Cafenya berjarak 1 kilometer dari sini, kalau kamu tidak membawa mobil, kamu boleh ikut ikut denganku.""Tapi aku membawa motor.""Kalau begitu, biar aku yang ikut denganmu, Pak Jason. Aku gak bawa mobil. Gak punya mobil juga. Aku datang ke kantor ini cuma naik taksi online," sambar Yuni.Melihat itu Celine sangat kesal. Celine cuma bisa menyalahkan diri sendiri yang membawa motor ke kantor sehingga dia tidak mendapatkan kesempatan untuk naik ke mobilnya Jason."Oke, kalau begitu, kamu ikut dari belakang," kata Jason kepada Celine kemudian dia berkata kepada yang lainnya, "ayo kita pergi."Dengan sedikit cemberut, Celine mengikuti dari bel
Bibir keduanya saling pagut dengan nafas yang memburu, saling hisap dengan rasa hati yang bergelora bahkan Jason mulai meremas bukit kembar yang menyembul menantangnya di balik kemeja yang dikenakan Celine, hingga membuat Celine semakin terhanyut dalam asa yang membara.Jason memainkan lidahnya membelit lidah Celine yang langsung coba diikuti oleh Celine. Jason memainkan lidahnya hingga menciptakan sejuta rasa bagi Celine, sejuta rasa yang membuai Celine, membawa Celine mulai menapak ke tangga surga dunia yang saat ini ingin dicapainya.Sambil memainkan lidahnya, Jason mulai membuka kancing kemeja milik Celine. Satu persatu kancing kemeja itu terbuka hingga akhirnya, tangan Jason mulai masuk, ke bagian dalam tubuh mulus Celine.Karena sebelumnya, Celine sempat merasakan sakit, saat di kantor, saat Jason memainkan buah dadanya tanpa membuka kait di belakang, maka, kali ini, Celine sengaja mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan dan menuntun tangan Jason untuk membuktikan kait penutup b
Celine balas menatap Jason dan Celine bisa melihat kesungguhan dan keseriusan Jason saat ini.Celine cuma berharap seandainya kesungguhan Jason ini tidak datang terlambat seperti ini, seandainya sejak dia tidur bersama dengan Jason, Jason sudah mengatakan hal seperti ini kepadanya.Mata Celine berkaca-kaca bukan karena dia merasa terharu oleh pertanyaan Jason ini tetapi karena dia merasa pertanyaan Jason ini sudah terlambat bahkan sangat terlambat karena itu Celine cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.Jason sangat kecewa melihat gelengan kepala Celine ini. "Mengapa? Mengapa kamu menolakku? Aku sungguh-sungguh kepadamu, Celine.""Karena kamu terlambat, Jason. Sangat terlambat. Sekarang ini aku sudah bersama Delon.""Tapi kamu tidak mencintai Delon. Iya kan? Kamu tidak pernah mencintai dia kan? Kamu mencintai aku seperti aku mencintai kamu, iya kan? Kamu cuma menerima dia sebagai pelarian karena aku pacaran dengan Gladys. Iya kan? Betul kan dugaan aku ini?"Celine mulai menangis ka
Marcella bergerak dengan gemulai di depan mata Jason. Buah dada penuh milik Marcella kini terlihat seakan mau melompat dari balik lingerie yang dikenakan Marcella.Marcella maju selangkah dan mulai berbisik lirih nan manja mengundang nafsu para lelaki. Salah satu jurus andalan Marcella saat dia bersama pelanggannya.Tangan Marcella terangkat dan mulai menyentuh dada Jason, meraba-raba dada bidang itu dengan penuh minat.Tangannya semakin turun dan turun hingga akhirnya, Marcella berhasil menyentuh juniornya Jason di bawah sana.Jason memejamkan matanya saat dia merasakan ada sentuhan lembut di juniornya yang membuatnya terasa nyaman dan membuatnya sedikit mengerang.Bibir Marcella sedikit terbuka dan mulai mencari bibir Jason. Sementara kedua tangan milik Marcella mulai berusaha membuka kancing celananya Jason.Tapi, di saat itulah Jason tersadar. Dia menahan kedua tangan Marcella dengan dua tangannya setelah itu dia berkata, "aku menyewamu bukan untuk ini.""Lalu untuk apa kalau buka
"Karena tidak ada satupun dari kalian berempat yang memiliki pesona yang aku cari," jawab Jason sambil tersenyum hambar karena dia teringat akan pesona yang dipancarkan Celine yang nampaknya sukar untuk ditandingi Marcella dan kawan-kawannya."Pesona seperti apa sih yang kamu cari itu?" tanya Marcella penasaran."Aku tidak bisa menggambarkannya. Yang jelas, pesona itu aku temukan dari seorang gadis yang bernama Celine tetapi aku tidak tahu cara menggambarkannya.""Kenapa kamu mencari gadis dengan pesona seperti itu, di sini?""Karena Celine pernah kerja di tempat beginian tapi aku tidak tahu dia kerja di mana. Yang jelas, dia pernah menjadi wanita bayaran dan karena itulah aku mencari pesona seperti yang dimiliki Celine itu, disini.""Apakah dia meninggalkan kamu?""Ya. Dia meninggalkan aku. Dia sudah pacaran dengan orang lain.""Sorry to hear that. Tapi, kamu harus melangkah ke depan dan kalau kamu mencari wanita yang mirip dengannya, maka kamu akan kecewa karena setiap wanita itu be
"Ini tempatnya, Den Jason," kata Tono sambil menghentikan mobilnya di depan sebuah kelab malam.Jason terdiam sejenak. Sebenarnya dia tidak pernah familiar dengan tempat-tempat seperti ini. Bahkan dia tidak suka akan tempat-tempat seperti ini, tetapi sejak kehadiran Celine yang mengguncang perasaannya yang membuat dia tidak bisa melupakan Celine, membuat Jason mau tidak mau harus mengenal tempat seperti ini.Selama ini, Jason tidak pernah merasa perlu untuk mengunjungi tempat seperti ini, tetapi setelah kehilangan Celine dan setelah merasakan pesona Celine yang tidak sanggup dia lupakan itu, maka Jason putuskan untuk mencoba masuk ke tempat ini.Jason keluar dari mobil dan berkata kepada Tono, "kamu pulang aja ke rumah. Kalau ada apa-apa nanti aku telepon. Pokoknya, jangan bilang kepada orang tuaku kalau aku datang ke sini, mengerti?""Iya, Den Jason. Aku tidak akan mungkin bilang tentang ini. Den Jason bisa tenang, den."Jason mengangguk dan membalikkan tubuhnya untuk masuk ke kelab
"Hus. Gak, bu. Aku bukan mau ngutang. Maksudku begini, bu. Ibu nggak perlu lah bilang soal ini kepada Pak Jason," kata Yuni mulai berusaha mempengaruhi ibu kantin."Loh, kenapa?""Karena itu sudah jadi masa lalu Pak Jason, bu. Masa lalu biarlah jadi masa lalu, gak usah lagi diungkit-ungkit.""Tapi kalau mereka bisa bersama, why not? Apalagi ibu kasihan sama Celine yang ternyata keperawanannya direnggut Pak Jason sementara Pak Jason sendiri terlihat sangat menyukai Celine.""Dari mana ibu tahu soal ini, bu?""Ibu cuma di kantin dan kadang-kadang membawakan makanan untuk pegawai elite di ruangan mereka tetapi sekalipun begitu, ibu bisa melihat percikan cinta dari Pak Jason untuk Celine dan mungkin juga sebaliknya, karena itu, ibu ingin keduanya bisa bersatu.""Gak usah, bu. Gak usah repot-repot. Lebih baik ibu pikirkan menu yang baru untuk kita supaya para pegawai lebih semangat bekerja. Oh,iya, bu, kemarin ada pegawai yang mengeluh tentang masakan ibu yang terlalu asin hingga bikin dia
"No. Kau salah. Delon tidak seperti itu," tegas Celine."Kamu gak perlu membelanya, Celine. Ini demi dirimu sendiri," tandas Mark."Maafkan aku. Aku harus menjaga Delon." Celine langsung meninggalkan Mark.**Di tempat lain, Gladys kembali mendekati Jason. "Please, Jason. Kapan kita menikah? Kau sudah merebut kesucianku. Kau harus menikahiku, Jason."Saat Jason masih terdiam. Tiba-tiba terdengar suara di belakang sana."Kesucian? Apa aku tidak salah dengar?"Gladys panik karena dia sempat melontarkan kata-kata kepada Jason tentang kesucian yang direnggut Jason, Gladys tidak menyangka kalau bertepatan dengan itu, ada Tony di balik pintu yang baru saja dibuka Jason dan nampaknya Tony telah mendengar perkataan Gladys itu.Gladys semakin panik karena memang Toni baru saja dipecat oleh Anton Rorimpandey, karena Anton Rorimpandey ingin menunjukkan itikad baik kepada Jason, karena Jason kemarin baru saja membuktikan kehebatannya dengan menghasilkan uang yang sangat banyak untuk Graham Sekuri
Celine berdiri dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu Jangan melakukan ini, Delon. Please ... kendalikan dirimu. Jangan melewati batas.""Come on, Celine. Aku sangat membutuhkan ini, Celine. Mengertilah, aku sedang kalut. Aku menginginkan dirimu, Celine." Delon melangkah semakin dekat ke arah Celine."Kalau kamu seperti ini, aku akan meninggalkan kamu, Delon." Celine terus-menerus mundur ke belakang hingga akhirnya dia berhasil mencapai pintu keluar.Tapi saat Celine hendak membuka pintu, ternyata pintu dalam keadaan terkunci dan tidak ada anak kunci di sana."Berikan kuncinya, Delon," kata Celine panik.Delon cuma menggelengkan kepala dan dia terus maju ke arah Celine. Dia seperti hendak menerkam Celine, tapi, tepat pada saat itulah terdengar suara ketukan keras di pintu yang berada di belakangnya Celine."Delon kami datang bersama Pak Yorry. Kami datang untuk bertemu denganmu, Delon." Terdengar suara seseorang di luar pintu.Tapi mendengar kata-kata itu, wajah Delon langsung puca
"Hihi, dia pasti menyesal dan ingin meneruskan permainan yang tadi," batin Yuni yang langsung berdiri dengan senyum mengembang menyambut kedatangan Jason."Jam tanganku ketinggalan," kata Jason tanpa menatap sedikitpun ke arah Yuni. Setelah itu, dia langsung mencari-cari di karpet kamar ini.Mendengar itu, Yuni kembali kecewa. Dia menyandarkan tubuhnya di tembok kamar sambil terus menatap tubuh Jason dari belakang.Yuni begitu kesengsem oleh tubuh yang sangat atletis itu, dia ingin sekali merasakan lagi apa yang terjadi antara dirinya dengan Jason tadi, yang walaupun tidak terlalu lama tetapi sangat berkesan baginya itu.Yuni sangat kecewa dengan pernyataan Jason kalau permainan dia tadi tidak berkesan bagi Jason, padahal Yuni sudah sangat terkesan dan tergila-gila kepada juniornya Jason yang tadi terasa sangat penuh, menutup milik Yuni dengan sempurna.Sambil menatap tubuh Jason dari belakang, Yuni mulai meraba-raba tubuhnya. Tangan kanannya meraba-raba buah dadanya, sementara tangan
Setelah mengingat peristiwa pada 5 tahun yang lalu dan kemungkinan foto-fotonya dari peristiwa 5 tahun lalu itu beredar di umum dan Jay mengenalnya karena video itu, maka Celine menjadi panik.Celine ketakutan dengan kemungkinan kalau videonya dan mungkin foto-fotonya sudah beredar di kalangan luas dan itulah yang hendak dibicarakan oleh Jay ini.Celine jadi sangat malu. Dia mulai menyembunyikan wajahnya. Dia terlalu malu mengingat peristiwa itu.Celine sangat malu saat teringat dengan peristiwa saat dia beradegan panas dengan seorang pria yang wajahnya di blur, seseorang yang tidak pernah diketahui wajahnya oleh Celine, tapi menjadi ayah dari Bryan, anaknya.Celine terlalu malu karena di dalam video yang beredar di kampusnya itu, entah kenapa Celine terlihat sangat binal, dia terlihat menandingi pergerakan dari pria yang memperkosanya pada saat itu, padahal Celine yakin, dia tidak akan mungkin melakukan itu.Celine dalam keadaan tidak sadar pada saat itu sehingga Celine tidak tahu ap