Share

Bab 23. Ada Cincin dalan Gelas

Karena di gazebo halaman depan rumah ini yang penuh dengan aneka bunga mawar merah kesukaanku, aku melihat Romi sedang tersenyum teramat manis padaku!

Astaga! Itu manusia apa takjil untuk berbuka puasa sih? Sangat manis dan menyegarkan.

Aku masuk ke dalam halaman rumah Romi. Beberapa bodyguardnya menganggukkan kepala penuh hormat pada Romi lalu keluar dari pagar tinggi dan menutupnya, meninggalkanku berdua bersama Romi.

"Hai Sus, apa kabar? Atau mulai sekarang ku panggil Mbak Yulia?" tanya pemuda yang mengenakan kaus semi sweater lengan pendek warna merah hati tanpa kerah itu seraya tersenyum padaku.

Aduh, yakin!

Sekarang aku benar-benar terpesona padanya. Karena penampilan Romi yang gentle sebagai manusia di luar rumah sakit jiwa, benar-benar mendebarkan hati.

Aku memandangi lensa matanya yang berwarna biru kehijauan. Indah sekali.

"Kok berdiri terus, Mbak Yul. Duduk sini saja. Dekat dengan aku. Aku enggak nggigit kok. Dulu waktu masih jadi pasien kamu, kamu kan mau bermain bersam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status