Sebelum makan malam, Vania mengajak kedua keponakannya untuk minum teh bersama. Ajakannya impulsif, tapi Dia berharap kalau acara minum teh bersama itu bisa membuka obrolan dan sedikit membuka hati.Sekarang mereka sudah tidak sekaku dulu. Mereka sudah terbiasa duduk bersama dalam suatu ruangan, meski belum ada perkembangan dalam bahan dialog. Tapi ketiga orang tersebut sedang berusaha mengakrabkan diri. Dulu saat Vania bilang, "Mulai hari ini kita akan makan bersama setiap hari!"Kedua keponakannya memandang Vania dengan wajah melongo seakan tidak percaya. Tapi sekarang ketiganya sudah sedikit terbiasa. Mereka bertiga banyak diamnya. Itu seperti sekelompok orang introvert yang belum saling mengenal saja. Toh baru 2 minggu mereka tinggal bersama dan hanya bisa bersama saat makan saja karena masing-masing memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Apalagi Vania, banyak hal yang harus Dia urus di awal-awal jabatannya sebagai kepala wilayah dan kedua keponakannya sudah disibukkan dengan jadwal
Hari peresmian diangkatnya Vania sebagai Duchess pun tiba. Ada sebanyak 43 tamu diundang dengan berbagai latar belakang. Dari yang kedudukannya tinggi seperti dari pihak Kerajaan sampai bangsawan pangkat rendah seperti Baron. Bahkan non bangsawan pun ada yang diundang Vania, seperti dari serikat dagang Nixon, pemilik guild bayaran Remor sampai para penyihir dari menara sihir. Yah para bangsawan tidak bisa protes karena pemilik perjamuan ini adalah Duchess of Ansel yang kekuatannya ada dibawah Kerajaan. Mencampurkan bangsawan dengan orang-orang non gelar biasanta disebut sebagai penghinaan. Tapi yang diundang Vania adalah orang-orang yang punya oeran penting meski tidak memiliki gelar, jadi hal tersebut harusnya bisa dimaklumi. Vania yang sedang sedikit mengantuk duduk di depan cermin meja rias. Saat Hara menepuk bahunya beberapa kali barulah Dia bangun.Matanya mengarah ke cermin seolah tidak percaya hasil makeup Hara. Selain berbakat akting, ternyata Hara juga berbakat dalam merias.
Vania yang masuk ruangan dengan rasa percaya diri yang palsu itu digandeng Kinan dan Kesha. Meski terlihat seperti Ibu yang menggandeng anak, justru dengan penampilannya yang sekarang mereka terlihat kompak seperti kakak dan adik.Mereka adalah bintang utama dari pertunjukan kali ini. Banyak yang mengagumi mereka karena pesona kecantikan dan ketampanan mereka bertiga. Tapi lebih jelasnya lagi mereka bisa menyaksikan dengan kepala mata mereka sendiri siapa penerus Duke of Ansel. Seorang wanita yang berdiri tegak namun masih anggun. Riasan mata mencolok tapi tidak norak. Baju mewah dengan desain sederhana namun tetap glamor. Mukanya tegas dan sedikit garang. Senyuman akting yang sudah dilatih sesering mungkin sekarang terlihat natural. Sebagai tuan rumah dan Duchess baru yang sudah resmi. Vania dikagumi secara penampilan. Sekarang mereka hanya perlu memastikan bagaimana Vania akan bertindak kedepannya.Vania sudah merasa kalau semua mata seperti memelototinya. Walaupun terlihat seperti
***Belakangan ini Jehu bosan dengan rumor yang beredar. Semua orang membicarakan Vania Vivia Pallas Pil Ansel. Nama asing yang tiba-tiba jadi buah bibir semua kalangan. Dimana pun Jehu pergi, Dia selalu menemukan obrolan soal Vania. Jehu sebenernya penasaran, tapi di satu sisi juga muak. Nama Vania toh tidak akan berpengaruh juga pada hidupnya.Pagi itu Jehu tiba-tiba mendapatkan panggilan dari Ayahnya yang merupakan seorang Raja dari Kerajaan Merden. Jehu mendapatkan pesan penting yang tidak terlalu Dia suka, Ayahnya bilang kalau Jehu harus hadir di acara peresmian Duchess baru Vania, orang yang sudah membuatnya muak karena semua orang membicarakannya Dia. Jehu tidak bisa menolak titah Ayahnya, Dia menerimanya dengan segela hormat. Acara tersebut harusnya dihadiri langsung oleh Ayahnya, tapi Sang Raja belasan kesehatannya yang memang Raja sedang sakit flu parah, sedangkan Putra Mahkota yang biasanya menggantukan Ayahnya itu tengah pergi ke Hutan Wolbet untuk ekspedisi. Jadilah Jehu
"Hiiikkk..." suara kuda yang berpadu di dalam hutan . Penunggangnya adalah seorang pemuda berusia 24 tahun. Dibelakangnya ada sekitar 24 ksatria yang mendampinginya. Mereka sedang melakukan ekspedisi untuk menelisik misteri Hutan Wolbet. Dikatakan bahwa masih banyak peninggalan kuno yang berserakan di dalam Hutan Wolbet, namun sudah beberapa kali di lakukan ekspedisi untuk menelisiknya tidak pernah berhasil, itu karena semua ekspedisi gagal mencapai kedalaman hutan. Hutan tersebut masih menjadi sarang monster. Semakin dalam hutan semakin energi jahat yang pekat dan sesak ketika memasukinya. Dan tentu saja Monster yang mendiaminya semakin ganas.“Yang Mulia kita harus beristirahat karena kuda-kuda mulai kelelahan!” kata Bruno, ajudan Laki-laki tersebut.Laki-laki yang memimpin ekspedisi tersebut pun menghentikan kudanya. Dia adalah Matahari Muda Kerajaan Merden, Putra Mahkota Elia Xivantine.“Kita harus mencari tempat untuk mendirikan tenda Sir Bruno!” balas Elia. Sudah hampir 4 ming
Ball masih berlangsung dengan meriah. Dari segi dekorasi dan rasa makanan semuanya sangat memuaskan. Sesuai prediksi para bangsawan bahwa bola di kediaman Duke of Ansel selalu membuat puas.Vania yang berkomunikasi dengan Duke Ibet, Duke Galo dan kawan-kawannya itu sudah bisa masuk ke setiap percakapan, mulai dari pajak Kerajaan yang akan naik, impor dan eskpor barang serta bencana kekeringan yang menimpa wilayah Xibe karena rusaknya hutan akibat para monster. Di tengah-tengah pembicaraan itu, sebuah pengumuman datang dari pintu depan"Yang Mulia Kekaisaran memasuki ruangan..." suara itu membuat semua orang tercengang. Pasalnya Sang Raja terlambat hadir hampir satu jam setelah acara. Tadinya Vania sudah menduga bahwa Sang Raja mungkin bisa saja terlambat atau tidak hadir sama sekali, tapi karena konfirmasi bahwa Sang Raja akan hadir maka otomatis Vania menghentikan bahwa Raja Terlambat, tapi Vania sudah menunggu 20 menit acara dan mengambil kesimpulan untuk melaksanakan acara peresmia
Di ball perayaan Vania, Pangeran Jehu menyerahkan tangan kanannya untuk mengajaknya berdansa. Itu adalah dansa kedua Vania. Meski enggan Vania tidak bisa menolaknya, terlebih Jehu datang atas nama keluarga Kerajaan. Dia datang mewakili Raja yang berhalangan hadir. Jadi meski enggan dan malas sampai mau melarikan diri, Vania harus memasang senyum palsunya untuk berdansa dengan sang Pangeran yang menjengkelkan dan tidak sopan. Orang yang melihat keduanya tengah berdansa pasti berpikir kalau mereka terlihat seperti sebuah lukisan yang indah. Paras cantik Vania dan paras tampan Jehu membuat orang-orang bergosip. Mereka seperti pasangan malaikat yang cocok untuk disandingkan. Apaagi dengan kating Vania dan Jehu yang pura-pura tersenyum seakan tidak ada masalah yang terjadi diantara mereka membuat banyak orang yakin kalau mereka akan menjadi pasangan yang cocok . Itu diluar rumor jelek Pangeran Jehu. Vania beberapa kali mencoba menginjak kaki Pangeran Jehu dengan sengaja. Tapi Pangeran
Kesha selalu merasa rendah diri. Menurutnya, Dia tidak akan bisa sepintar kakaknya untuk belajar hal apapun. Sejak kecil tubuhnya lemah, jadi Kesha sering kali sakit karena hal-hel kecil. Demam adalah penyakit biasa yang sering menghampiri dirinya. Saat musim dingin, Dia biasanya menderita flu, saat musim panas juga Dia biasanya menderita demam. Kulitnya juga sensitif, jadi mandinya juga memerlukan perlakuan khusus. Penyakit orang kaya memang ada ada saja.Kesha yang lahir karena kelebihan mana tersebut, harus mengalami penumpukan mana. Untung saja mananya tersegel, tapi hal tersebut juga yang menjadikan tubuhnya lemah. Itu karena seperti bagian mana yang biasanya ada dalam diri seseorang tiba-tiba harus dihilangkan. Menyegel mana juga sebelumnya harus menguras mana dari dalam tubuh. Mana diperas dengan mantra terlarang dan tidak sembarang orang yang bisa merapalkan mantra terlarang tersebut. Dulu Ibunya beranggapan kalau lebih baik tubuh Kesha lemah dibandingkan dengan punya banya
Elia benar benar peduli dengan kondisi Kesha sehingga dia dia dia melakukan teleportasi dengan portal untuk kembali ke istana. Semalaman dia perpustakaan mencari banyak hal mengenai mana. Akhirnya dia teringat gulungan perkamen yang membahas soal mana. Setengahnya sudah diartikan oleh orang bayaran kepercayaannya. Gulungan itu belum dibacanya dan hanya dilihatnya sekilas waktu itu.Elia membaca dengan serius. "Ketemu!" Elia kegirangan.Dia segera menggulung perkamen tersebut dan membawanya kembali ke kediaman Ansel. Dia kembali ke kamarnya dengan perasaan sumringah. Elia tak sabar untuk bertemu pagi dan membawakan kabar baik ini kepada Vania. Saking antusiasnya, Elia bahkan tidak tidur lagi. Dia hanya tiduran di ranjang menatap langit langit kamar. Keesokan paginya, Elia sudah menunggu di meja makan. Dia orang no 1 yang datang paling awal. Benar, paling awal. Sampai-sampai sang kepala Koki yaitu Piton sibuk untuk membuatkan makanan ringan sembari menunggu jam makan
Elia juga berpikir sejenak, dia ingin membantu karena dia sudah terlanjur tahu. "Bagaimana kalau Tuan penyihir bekerja sama untuk menerjemahkan perkamen gulungan sihir yang saya temukan?"Tiba tiba saja, hal itu membuat Loka dan Arvel melongo.Ajakan itu sangat tidak bisa dipercaya, "Saya bersungguh sungguh," melihat kesungguhan tersebut, Arvel langsung menjawab, "Terimakasih atas tawarannya Yang Mulia, sungguh tawaran yang sangat berarti bagi kami para penyihir," Arvel yang menatap Loka pun seperti berbicara lewat matanya. Menerjemahkan perkamen gulungan sihir bagi para penyihir merupakan anugerah, informasi kuno yang bahkan belum ada dibuku biasa nisa ditemukan, jadi Arvel dan Loka pasti tidak akan melewatkan ajakan yang sangat menggiurkan.Disini orang yang paling tidak percaya adalah Vania, bukankah Kerajaan hendak melakukan merger? mengambil alih menara sihir, tapi dengan sikap Elia yang santai seolah dia tidak ada masalah apa apa dengan isu yang sudah beredar santer tersebut.T
Singkatnya, Vania mengatakan kalau ini bukanlah urusan Elia yang terlihat sangat ingin tahu urusan kenapa ada banyak orang berkumpul untuk menangani Nona Muda Ansel, tapi Elia yang juga bersikeras hendak membantu itu malah menimbulkan tanda tanya bagi Vania. "Apakah perkamen tersebut sudah diterjemahkan?" Tanya Arvel penasaran."Belum, itu karena bahasanya sangat kuno sehingga sulit untuk tahu arti perkamen dan juga beberapa kegunaan alat sihir yang kegunannya juga belum jelas," balas Elia.Bahasa kuno terdahulu sangatlah langka sekarang, itu sebabnya hanya qda beberapa ahli yang bisa bahasa kuno dan kebanyakan yang bisa melangkah penyihir yang berdedikasi untuk mempelajari bahasa kuno tersebut. Jadi kalau di Kerajaan pasti juga bisa dipastikan orang yang ahli adalah orang yang punya kemampuan langka. "Kalau boleh tahu, siapa orang yang menerjemahkan perkamen tersebut?" kali ini Loka yang ternyata."Aku sendiri," sahut Elia bangga. Elia di didik Ibunya sangat keras karena sadar haru
Seseorang muncul dari balik pintu kamar yang terbuka, tapi ke empatnya belum menyadari kehadiran sosok tersebut karena mereka fokus dalam menangani Kesha yang masih lemas terbaring di kasur tersebut. Satu satunya orang yang sadar hanya Suri, sang Pengasuh.Mata Suri membelalak kaget, dia ingin memberitahu Duchess Vania, tapi Vania tampak serius memperhatikan ketiga orang yang sedang memegangi Kesha. Tapi Suri tak tahan, sehingga dia segera menghadap Vania dan membisikkannya sesuatu. Setelah Suri membisikkan sesuatu, Vania menoleh ke arah pintu berada. Saat wajahnya berputar dan mengenali sosok tersebut, tubuh Vania menegang.Sosok tersebut tersenyum ramah alih alih kaget dan penasaran. Dia sangat pandai berakting."Yang Mulia..." kata Vania cukup keras. Atas kalimat tersebut, ketiga orang yang tadinya sibuk memegangi tubuh Kesha pun kini menoleh. Mereka heran karena kenapa bisa Putra Mahkota datang ke lantai 5 dan memergoki mereka.Di sisi lain, Elia merasa tenang karena tamu misteriu
Setelah acara makan malam yang damai tersebut, Putra Mahkota berujar kalau Dia hendak beristirahat, maka dengan senang hati Vania mengantarkan Putra Mahkota ke kamarnya sembari mengobrol di jalan."Bulan depan akan ada kongres, saya harap Duchess bisa berpartisipasi,""Ya Yang Mulia," Vania tersenyum. Elia benar benar memperhatikan Vania, biasanya para Lady bangsawan akan senang terbar pesona atau berlagak merayunya karena Putra Mahkota yang tampan itu masih single dan posisi Putri Mahkota masih kosong. Tapi Vania berbeda, dia hanya menjalankan SOPnya sebagai Tuan rumah yang menyambut kunjungannya, tidak lebih. Semua perlakukannya formal dan seperti formalitas, bahkan tidak ada percakapan yang mengandung unsur pribadi. Setelah sampai di depan kamar tempat Putra Mahkota tinggal, Vania pamit undur diri. Elia tersenyum dengan perpisahannya tersebut.Setelah masuk kamar, wajah yang tadi tersenyum kini segera berubah jadi datar. "Siapkan operasi malam ini," ucap Elia. Di kamarnya sudah ad
"Kenapa tertawa?"Sontak Ani menghentikan aktivitas tertawanya, "Maafkan saya Tuan, saya hanya merasa lucu.""Lucu?""Benar, soalnya Tuan adalah orang pertama yang merasa risih karena diperlakukan seperti umumnya para bangsawan,""Yah, itu tidak salah. Saya lahir dan tumbuh sebagai orang biasa, lalu dibawa Master Rodeo ke menara sihir sejak usia dini. Di menara sihir juga para penyihir hidup mandiri, jadi kalau tiba-tiba dilayani seperti ini rasanya sangat aneh dan hidup seperti kutu kain yang hanya bisa makan dan tidur saja." Arvel menyelesaikan kalimatnya dengan penuh helaan nafas seakan sedang mengeluh karena tiba-tiba menjadi seorang bangsawan. Ani yang menyimak pernyataan Arvel hanya manggut-manggut. "Baiklah kalau begitu, karena sudah tidak ada keperluan. Silahkan beristirahat, saya perhatikan Nona banyak terjaga karena memperhatikan saya,""Tolong panggil saya Ani saja Tuan. Saya tidak pantas dipanggil Nona," Ani tersenyum ramah."Semua manusia terlahir sama, meskipun pada ak
Ada banyak hal yang selalu Bruno Gelatrix lakukan. Sekuat itu adalah perintah alasannya yaitu Putra Mahkota Elia. Dari hal yang masuk akal sampai hal yang berbau mengancam nyawa semua dia kerjakan. Laki-laki yang bergelar Viscount itu suka rela melakukan apapun yang diperintahkan oleh majikannya. Dia mengikuti Putra Mahkota dengan setia karena telah melihat kemampuan dan kebaikan hati Elia. Peran Bruno cukup urgensi dalam menyusun kekuatan Elia, anak dari Permaisuri dari Kerajaan asing. Kali ini Elia menyuruh Bruno untuk menyelidiki hubungan menara sihir dengan kediaman Ansel serta maksud dan tujuan kedatangan Jehu yang terkuhat mencurigakan dan misterius."Aku harus meminta kenaikan gaji!" gumam Bruno seorang diri. Semakin lama semakin banyak yang dia kerjakan. Pertarungan politik semakin tidak stabil, apalagi dengan Raja yang kini melibatkan Pangeran Jehu dalam menyelesaikan masalah Kerajaan membuat kubu Duke Ibet semakin merasa senang dan berada di atas angin. Meskipun Pengeran Je
"Grr...grrr....grrrr...." erangan hewan dalam kurungan jeruji yang sudah dipasang sihir pengaman itu memenuhi ruangan bawah tanah tersebut. Mulutnya menganga memperlihatkan taring dan air libur yang menetes. Pemandangan itu terlihat seram sekaligus menjijikkan. Ada puluhan spesimen hewan hidup yang seperti itu. Pemiliknya adalah kepala penelitian dan pengembangan sihir dibawah komando seorang Marquess. Dia punya obsesi dan ambisi yang mengerikan sehingga bisa disebut hal tersebut tidaklah normal. "Tuan... spesimen di sel no 6 mengalami kejang dan mati dalam kurun waktu 30 detik," kata salah seorang penelitinya memberikan laporan perkembangan."Yah... tidak masalah, langsung ganti dengan hewan baru, stok mana kita melimpah," katanya memberikan instruksi. Ruangan bawah tanah itu luas dan terbagi menjadi beberapa bagian, tempat eksperimen, tempat menyimpan mana, tempat para hewan yang akan dijadikan eksperimen dan satu laboratorium besar. Dia membangun itu semua hanya dengan modal propo
Urusan mansion sudah ditangani Jeff.Urusan wilayah sudah ditangani Andrew.Urusan Kesha yang kini prioritasnya bahkan ditangani oleh banyak orang, mulai dari dua orang penyihir, seorang peneliti ramuan yaitu Erick Jamamiel dan bahkan temannya Amel rajin mengiriminya surat yang berisi makalah atau artikel terkait mana dari luar negeri. Sekarang kasus kematian Kakak dan Iparnya yang tiba-tiba saja disimpulkan oleh kasus pembunuhan. Vania berharap kalau ini semua mimpi dan akan berakhir saat dia terbangun nanti. Sayangnya harapan itu sia-sia. Semuanya adalah kenyataan. Semua kemalangan itu tiba-tiba saja menimpa dirinya.Jehu menatap Vania lagi dengan iba. Wajah garang Vania tiba-tiba saja menjadi pucat seakan semua darahnya terkuras. "Maaf kalau kedatangan saya membebani Duchess," Jehu meminta maaf dengan tulus, dia juga tidak mau kalau berita itu menganggu Vania, tapi temuannya adalah hal yang tidak ditemukan oleh penyelidik, jadi mana mungkin dia akan bungkam dan membiarkannya begitu