“Kenapa kamu tidak makan bersama kami?” tanya Falisha yang masih menyantap makanan itu dengan nikmati. “Tidak apa-apa, aku sudah kenyang melihatmu makan seperti itu. Kamu ingat saat kita pacaran dulu?” tanya balik Sadam sedikit berbisik.“Tidak dan itu sudah lama, dan jangan mengungkit masa lalu. Tujuan hidup kita sudah berbeda,” tegas Falisha yang seketika menghentikan aktivitasnya. Dia pun menaruh sendoknya kembali dan sedikit menjauhkan piring itu dari hadapannya.“Kenapa enggak kamu habiskan? Apakah sudah kenyang?” tanya Sadam kembali. “Menurutmu?” ketus Falisha.“Maaf jika sudah membuatmu kesal dan ...Ucapan Sadam menggantung saat melihat Falisha seperti gelisah. Senyum kecil pun langsung terlihat. “Kamu enggak apa-apa, Fel?” “Ya aku baik-baik saja, sepertinya aku harus ke toilet dulu. Tolong jaga Fahri” ucapnya sambil beranjak dari teman duduk dan melangkah pergi . “Tante Falisha kenapa Om?” tanya Fahri sedikit bingung.“Oh mungkin masuk angin, sebentar Om lihat dulu?
Seketika Sadam merasa kesakitan dan melepaskan tangannya yang sudah menyentuh tubuh wanita cantik itu. “Ah!” teriak kesakitan dari Sadam. Dalam sekejap pun terasa basah. Tangan Sadam langsung menyentuh kepalanya yang ternyata sudah digenangi cairan berwarna merah pekat itu yang mengalir deras. Sontak saja Sadam terkejut dan belum juga bisa melihat siapa yang telah memukulnya dia langsung roboh dan tak sadarkan diri. Falisha terkejut dan syok melihat Sadam yang sudah berlumuran darah. Matanya terbelalak tak percaya apa yang dia lihat barusan. “Singkirkan dia dan pastikan tidak ada jejak yang tertinggal!” perintah pria itu dengan tegas kepada anak buahnya. “Baik Bos,” sahut mereka dan segera melakukan perintah Fattan. “A—apa dia akan mati?” tanya Falisha pelan.“Jika kamu dia mati bisa saja akan aku patahkan semua tulangnya dan dimutilasi setelah itu langsung dikubur saja, bagaimana apa perlu begitu?” sahut pria itu dengan tegas. Falisha tersadar saat mendengar suara bariton it
“Apa kamu sudah memberikan pelajaran kepada orang itu?” “Sudah Bos sesuai dengan perintah Anda!”“Bagus, pastikan orang itu tidak lagi berbuat onar sebab jika sekali lagi bertingkah maka bukan tangannya saja yang patah melainkan seluruh tubuhnya akan terpisah!” “Baik Bos, sudah saya laksanakan, untuk beberapa hari ke depan Tuan Sadam akan berada di rumah sakit untuk memulihkan kondisinya.’“Baiklah, kerja yang bagus, pastikan semua sesuai rencana dan tidak meninggalkan jejak apa pun.”“Siap Bos!” Fattan mengakhiri pembicaraannya dengan salah satu anak buahnya. Setelah itu dia kembali meletakkan ponselnya di nakas. “Seharusnya dari dulu aku menyingkirkan pria itu daripada dia menjadi biang penyakit,” gerutunya dalam hati. Fattan kembali menatap raut wajah Falisha yang masih tertidur pulas di sampingnya. Wajahnya pun di dekatkan agar lebih jelas menatap wajah istrinya itu. “Aku sudah jatuh cinta dari pertama kali kita bertemu tapi kenapa kamu tidak sadar akan hal itu, kenapa
Wisnu segera mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya lagi. “Cari tahu wanita yang bernama Syakira Nabila, dia seorang model dan teman kecil Fattan Azka Widatama.”“Baik Tuan, segera Anda akan mendapatkan informasinya.”“Oke, segera laporkan kepada saya setelah kamu berhasil mendapatkannya.”“Baik Tuan.”Wisnu memutuskan sambungan teleponnya dan melangkah pergi dari sana. Dia pun kembali ke restoran tempat Sadam. Untuk sementara Wisnu yang akan memegang kendali selama Sadam masih di rumah sakit. “Ah Sadam, ternyata kamu juga tidak jujur denganku, kenapa kamu menyembunyikan hal ini? Apalagi kamu melibatkan Syakira, apakah kamu mempunyai hubungan dengan wanita itu? Apakah Fattan tahu enggak ya?” tanyanya dalam hati.***Sementara itu di kamar ...Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Akhirnya Falisha terbangun dari tidur nyenyaknya. Matanya perlahan terbuka melihat sekeliling meskipun masih terasa berat. Namun, disaat itu juga tiba-tiba saja rasa nyeri di kepalanya lang
“Maaf saya hanya ingin menyapa Anda. Perkenalkan nama saya Wisnu Aditama , saya tenan dekat Sadam,” ucapnya menjelaskan.“Maaf saya buru-buru,” sahut Falisha yang malas menanggapi Wisnu sehingga dia pun melanjutkan langkahnya.“Saya hanya ingin berbicara sebentar dengan Anda sebentar,” sahutnya lagi sambil mengikuti langkah Falisha. Falisha masih tetap tak memedulikannya. Dia tetap melangkah pergi membuat Wisnu sedikit kesal.“Kamu harus tahu apa yang direncanakan oleh Sadam!” teriaknya lagi mampu menghentikan langkah Falisha.Wisnu tersenyum dan menghampiri Falisha.Wanita itu menatap tajam ke arah Wisnu lalu berkala, “Kenapa aku harus tahu rencana orang itu?” tanya Falisha penasaran.“Saya memang temannya tapi sebagai teman yang baik saya juga tidak mau Sadam salah langkah. Sadam memang pernah menceritakan apa yang terjadi dengan masa lalunya dulu bersama kamu, dan kalian bertemu lagi setelah enam tahun kemudian. Itu bukan suatu kebetulan Falisha, karena Sadam yang mencarimu sel
Fattan tersenyum, kemudian mengangguk. “Iya, apakah kalian ada masalah? Saya pikir Syakira mampu untuk menjadi model kita , daripada kita mencari orang lain. Lagi pula Syakira juga model terkenal dan kita akan mendapatkan keuntungan bersama. Bagaimana kalian pasti setuju, kan?” jelas Fattan bersemangat.Fattan sekilas menatap Falisha. Bahkan dengan sengaja membuat wanita cantik itu cemburu. Namun, tidak ada ekspresi dari wajah Falisha yang terlihat biasa saja meskipun dalam hati Falisha menahan rasa cemburu dan marah. “Kenapa dia tampak biasa aja, enggak cemburu gitu? Ekspresinya datar banget,” celetuknya dalam hati sedikit kesal. “Tenang Falisha ... tenang, dia sengaja ingin membuatku cemburu, dia mau balas dendam, begitu? Lihat saja Mas, mungkin kamu menganggapku seperti itu tapi lihat saja apa yang bisa aku lakukan,” batin Falisha tersenyum kecil. “Bagaimana Bu Falisha, apakah tidak keberatan kalau Syakira yang menjadi model?” tanya Fattan melirik ke arah Falisha.Falisha meng
“A—apa?” tanya Silvi balik sedikit gugup sambil menatap Nola. “Kamu kenapa sih, pasti ada yang kamu sembunyikan, iya kan? Ayuk cerita,” desak Nola menatap curiga.“Huh, aku enggak bisa Nol, sebuah janji sudah aku ucapkan dan pantang aku melanggarnya, maafkan aku,” sahutnya memelas. “Tunggu apakah ini berkaitan dengan Bos Fattan dan Bu Falisha?” tanya Nola lagi. “Nol, aku akan selalu mendukung sahabatku dan apa yang akan kita lakukan pun aku menyetujuinya . Tak ada keraguan sama sekali. Mungkin waktunya saja yang belum tepat, tapi pasti kalian akan tahu. Aku sahabat Falisha dan akan selalu memegang arti persahabatan, kamu mengerti kan?” jelas Silvi memelas. “Ya, aku mengerti bahkan dari bahasamu pun aku sudah menyimpulkan. Kamu memang sahabat yang baik dan jujur, tidak mau menyalahartikan arti persahabatan. Oke, sekarang kita setuju untuk membuat nenek lampir itu enggak jadi model produk kita?” Nola sangat bersemangat. “Aku akan mendukungnya,” balas Silvi tak kalah dengan sema
“Baik Pak Fattan, jadi saya tetap membuatkan surat perjanjian kontrak untuk Nona Syakira atau enggak Pak?” tanya ulang Nola mematikan.“Buatkan saja, kita akan lihat selanjutnya dan ingat jangan kamu bocorkan pembicaraan ini kepada siapa pun termasuk Silvi atau Falisha, bisa geer nantinya,” jawab Fattan panjang lebar. “(H gitu, baiklah terserah Bapak saja, permisi,” pamit Nola yang langsung berdiri dari tempat duduknya. “Huh, enggak jelas banget itu Bos, bilang saja kalau mau Bu Falisha yang menjadi model. Dibuatnya kita pusing tujuh keliling,” kesal Nola dalam hati.Nola pun dengan cepat membuatkan kontrak kerja untuk Syakira. Setidaknya dia sudah tahu kalau Fattan mulai ada perhatian dengan Falisha. “Lagi ngapain, Nol?” tanya Mirna yang tiba-tiba datang ke meja Nola. “Dari mana saja kamu, ketinggalan berita tahu enggak?” protes Nola yang masih fokus menatap layar laptopnya.“Hari ini kan aku ada rapat di luar dengan Pak Dimas, capek banget, kliennya membuat aku emosi saja, dia