Sebenarnya ada apa ini? Siapa Anna dan Santi? Kenapa keduanya memiliki kemiripan yang hampir sama?
Apa Anna adalah Santi?
Menyadari ada tatapan aneh dengan Karlina. Santi mendadak jadi takut begini, suasana pun menjadi canggung. Untung saja ada Yara yang baru saja datang, Santi menghembuskan nafas lega melihat kedatangan Yara.
"Tante Mama, Yara laper ..." kata Yara dengan wajah memelasnya. Ia memegangi perutnya.
Karlina mengalihkan pandangannya, ia menatap Yara yang menatapnya polos, gadis kecil itu nampak seperti anak kucing yang kelaparan. Karlina bangkit dari duduknya lantas ia menggandeng Yara dan membawanya ke dalam untuk makan.
Disana Santi menarik nafas dalam-dalam, ia menatap Yara dengan senyum tipis. "Makasih, Yara..."
***
"Yara boleh bantu Tante Mama masak?" tanya Yara dengan seulas senyum kecil, dari tadi ia hanya melihat Karlina yang tengah memotong sayuran atau sesekali mencuci sayuran tersebut.Karlina mengg
"Kak Riana, Yara belikan sesuatu untuk Kaka!!" teriak Yara langsung memasuki kamar Riana tanpa izin. Disana terdapat Riana yang tengah belajar keras untuk olimpiade matematika yang akan segera diadakan.Riana melepaskan kacamatanya. Ia menatap Yara dengan tas besar berisi boneka. "Ini untuk Kak Riana, biar kamarnya nggak kosong, kebanyakan buku semua," jujur saja Yara terkadang jenuh jika berada di kamar Riana. Hanya buku-buku dan piala saja yang ada. Tidak ada satupun mainan.Riana tersenyum tipis. Ia membuka tas tersebut isinya beberapa boneka kecil yang cantik.Ia menatap sekeliling, hanya ada buku yang memenuhi kamarnya. "Kayara, mau nggak bantu kakak dekor kamar ini?" tawar Riana. Yara dengan senang hati mengangguk."Aku mau membantu kakak!"Kedua gadis itu mengosongkan rak buku terlebih dahulu, jika kalian berpikir rak buku biasanya berdebu maka tidak dengan ini. Asisten rumah tangga disini sangat teliti, karna dulu Karlina sangat anti
Dulu saat Langit kelas 5 SD ...Langit kecil itu tengah menunggu kedatangan orang tuanya. Dari tadi ia hanya duduk didepan kelas sembari memperhatikan beberapa siswa yang keluar dari kelas dengan orang tuanya yang mengambilkan raport.Beberapa kejadian random sudah dilihatnya, mulai dari anak yang dimarahi walinya karna nilai raportnya yang turun atau semakin buruk dan ada pula yang dipuji orang tuanya karna nilainya semakin baik. Seperti ini:"Kamu kenapa nilainya malah anjlok begini, Deo. Ini pasti karna kebanyakan main hp, mulai sekarang Deo nggak boleh main hp lagi!" ujar sang Mama."Iya Ma.." anak itu hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.Disisi lain ada pula anak yang dibanggakan oleh sang Mama. "Hanna pintar yah, kemarin ranking sepuluh sekarang rangking lima. Mama bangga sama Hanna," ucap sang Mama sembari mengusap kepala anaknya."Terima kasih Mama!"Jika boleh memilih, Langit tidak berharap menjadi opsi kedua tadi, tidak apa nilainya buru
"Riana?" panggil Langit kala melihat adiknya yang tengah membaca novel ditaman pribadi samping rumah. Riana menoleh ia menatap abangnya, banyak sekali perubahan dalam diri Langit yang baru diketahui Riana, mulai tumbuh kumis tipis dan janggut didagu serta atas bibir cowok itu.Begitu pula dengan Langit yang baru menyadari adiknya kini sudah dewasa dan tumbuh menjadi wanita yang berkarir dan sukses diusianya yang dibilang muda, oh iya selain pembisnis, Riana juga seorang penulis yang karyanya best Seller."Iya?" jawab Riana, Langit mendekat, dan duduk disamping Riana. Tangannya terulur mengusap puncak kepala adiknya. Ia tidak menyangka adiknya yang kecil itu sudah sebesar ini sekarang dan Langit sangat menyayangi Riana."Lagi apa?" tanya Langit."Ini baca novel, cari referensi gitu untuk novel barunya Riana," Riana terkekeh. "Oh iya bang, bentar lagi temen Riana, Niza sama Amanda mau datang ke sini. Gapapa kan?" tanya Riana meminta izin.Langit mengangguk. "I
"Hm terus bagaimana Bang?" tanya Riana. Saat ini Riana dan Langit tengah ada ditaman dengan laptop dipangkuan Riana, gadis itu merangkai cerita Langit dalam bentuk tulisan."Abang nggak sengaja tabrakan sama Lea, habis itu kenalan. Lea itu ceweknya judes dan dingin banget, Ri. Dan itu juga yang membuat Abang jatuh cinta sama Lea.." Langit mulai bernostalgia mengingat pertemuannya dengan sosok Milea. "Dia cantik, baik tapi sulit buat didapatinya. Oh iya, Lea juga pintar, Ri. Seperti kamu, dia sering mendapatkan beasiswa dan sering ikut olimpiade, tapi dia nggak sombong mendapatkan semua itu...""Dan itu yang membuat Abang jatuh hati sama Lea, Abang semakin cinta sama Milea dan tanpa Abang sadari, Milea adalah cahaya untuk Abang keluar dari keterpurukan...""Hmm, apa Abang masih sayang sama kak Milea, padahal kan Kak Milea meninggalkan Abang tanpa kabar seperti itu," kata Riana. Langit menggeleng."Abang nggak bisa lupain Lea, Abang sayang Lea, Ri." Langit memandan
"LANGIT!" suara bariton dari Johan mengema diseluruh ruangan tersebut, disampingnya ada Santi yang menatap Langit juga dengan tatapan menahan amarah."Dia ibumu, jangan seperti itu padanya!" kata Johan lagi, Langit berdecih ia menatap Karlina yang masih menangis dengan tatapan merendahkan atau meremehkan."Dia nggak pernah ngajarin apapun e Langit dari kecil, Pa! Hidupnya hanya dipenuhi dengan harta dan keegoisannya yang selalu merugikan orang lain," Langit menatap Karlina nyalang. "Lo bukan Mama gue, gue udah Yatim dari lahir!"Setelah mengatakan itu, cowok itu pergi meninggalkan kesunyian dengan Karlina yang melamun tenggelam dalam kenyataan pahit yang ia rasakan.Sementara Johan hanya bisa menatap isterinya dengan tatapan iba, ia tak tahu harus berbuat apa.***Sementara itu dikamar Langit, cowok itu membanting pintu dengan keras lalu tepat setelahnya ia memukul tembok hingga sedikit retak, Langit menjerit frustasi.
"Tante juga kangen Lea, Langit ..." lirih Santi.Hampir semua penghuni rumah itu sudah mengenal siapa Milea, temasuk Karlina namun saat ia belum hilang ingatan tentunya. Dulu Langit sering membawa Milea berkunjung ke rumahnya tapi kalau Karlina pergi jadi sangat jarang bagi Milea bertemu dengan Karlina, tapi sekalinya ketemu eh malah ada tragedi mengerikan itu."Andai dulu Langit nggak memperkenalkan Lea ke Mama, pasti saat ini aku masih sama Lea ya walaupun diam-diam pacarannya," Langit menarik nafas panjang, ia merebahkan dirinya dikasur.Santi menatap Langit prihatin, jujur ia merasakan apa yang Langit rasakan saat ini, menginggat betapa besar rasa cinta Langit ke gadis bernama Milea. "Bukan salah kamu, Langit. Ini sudah ditentukan Tuhan walaupun kamu sembunyikan pasti nantinya akan ketahuan juga kan?"Langit menatap Santi dengan tatapan sendu. Bagaimana pun yang dikatakan Santi ada benarnya juga. "Hmm, aku bingung sekaligus rindu."Perihal rind
Sepanjang hari, Yara terus menemani Karlina yang tengah tertidur, sebenarnya Yara pun juga merasa ngantuk, namun ia harus tetap terjaga agar ia bisa menjaga Karlina."Tante Mama kelihatan capek banget," tangan Yara membelai lembut rambut Karlina. Senyum kecilnya menghiasi bibir mungilnya.Yara ikut merebahkan dirinya diatas kasur, tepat disamping Karlina. "Tante Mama baik banget, makasih sudah mau mengadopsi Yara. Yara janji, Yara nggak akan buat Tante Mama nangis lagi," kata gadis itu sedikit berbisik.***Merasa perutnya lapar, Yara memutuskan untuk turun ke bawah menginggat bahwa ia memiliki penyakit maag maka ia tak mau merepotkan Karlina.Saat perjalanan menuju dapur, matanya tak sengaja menangkap sosok Langit yang tengah meminum kopinya di meja makan. Yara tak takut lagi dengan Langit, apalagi saat teringat bagaimana kasarnya Langit kepada Karlina.Yara mendekati Langit tanpa getar, ia menatap tajam Langit. La
"Karlina!" Merasa namanya dipanggil Karlina menoleh, ia menatap sosok sahabat kecilnya, Davendra atau kerap dipanggil Dav. Dav tersenyum senang melihat kehadiran Karlina disini, ia mendekati wanita itu. "Aneh ya, kita selalu nggak sengaja ketemu ditempat umum," Dav terkekeh. Karlina tersenyum tipis. "Mungkin kebetulan," balas wanita itu. Tangannya bergerak memilah kuas untuk Yara nanti. "Beli alat lukis untuk Riana?" tanya Dav. Karlina menggeleng. "Bukan tapi untuk anak adopsiku, kamu sudah mendengar kabar itu bukan?" tanya Karlina, Dav mengangguk. Memang berita tentang Karlina mengadopsi anak yang ditemukan di mall viral bulan lalu. Seorang pengusaha sukses mengadopsi anak jalanan? "Iya kabar itu trending di sosmed beberapa minggu lalu, apa kamu yakin dengan pilihanmu itu Karlin? Bahkan kamu saja tidak mengetahui asal usul anak itu," kata Dav. "Aku yakin dengan hati aku, Dav. Hati aku udah milih Yara sebagai anak angkat mungki