"Saya tahu Pak Oh, ayah Dokter Ji Tae bersama dengan saya di acara itu. Tapi apakah Anda tahu tugas seorang Dokter itu apa? Bukan hanya melayani dan bertugas di rumah sakit saja. Dan kenapa saya tidak ikut dalam mobil ambulans, itu karena masih ada dua korban di sana yang harus segera dievakuasi oleh seorang Dokter. Dan bukankah Anda adalah Dokter senior, Jadi saya tidak harus mengajarkan Anda tentang tugas seorang Dokter, bukan! Ma'af saya harus pergi dulu!" Ketus So Myung kepada Ji Tae.
So Myung memutuskan untuk pergi dari ruangan Ji Tae. Namun ketika So Myung hendak memegang gagang pintu ruangan itu tiba-tiba pintu telah dibuka dari luar.
"Oh Dokter So Myung, ma'af saya tidak tahu jika Anda berada di dalam. Dan kebetulan juga ada Anda di sini, jadi saya tidak harus mencari-cari keberadaan Anda." Uvap salah seorang Dokter yang lain.
"Ada apa Dokter Youra datang ke ruangan saya?" Tanya Ji Tae.
"Saya
"Jangan sentuh Dia!" Teriak seorang lelaki."Siapa kamu? Beraninya kamu berteriak kepadaku!" Balas Ji Tae dengan nada tinggi."Dia adalah calon suami saya, jadi jangan berani-beraninya Anda mengganggu saya dan kehidupan saya lagi. Dan inilah alasannya kenapa saya terus menolak Anda, karena saya sudah memiliki pilihan hati saya." Celetuk So Myung kemudian.Setelah mengatakan itu kepada Ji Tae, lalu So Myung pergi sembari menarik lengan Jun Hwan. Ya, lelaki yang menolong So Myung dari Ji Tae adalah Jun Hwan. Dan ketika berjalan di koridor rumah sakit, Jun Hwan tersenyum penuh kemenangan. Karena So Myung telah mengatakan kepada Ji Tae bahwa Jun Hwan adalah calon suaminya. Sehingga Jun Hwan tersenyum bahagia."Masuklah, ikut aku sekarang juga!" Pinta So Myung kepada Jun Hwan."Memangnya kamu mau mengajakku kemana?" Tanya Jun Hwan penasaran."Aku bilang masu
"Kenapa kamu meninggalkan aku untuk selamanya? Andai saja kamu tidak pergi, pasti kita sudah menikah dan hidup bahagia. Dan aku tidak akan mengalami kehidupan yang serumit ini," ucap So Myung dengan pelan dalam keadaan mabuk berat.Jun Hwan masih setia menggendong So Myung. Dan tidak lama kemudian Jun Hwan pun akhirnya sampai di rumah So Myung. Lalu Jun Hwan membawa So Myung untuk masuk ke dalam. Setelah itu, tubuh So Myung direbahkan di atas ranjang milik So Myung."Aku tidak tahu apa maksud dari perkataanmu. Mungkin lelaki itu sangat kamu cintai, sehingga kamu sulit melupakannya meskipun dia sudah meninggalkan kamu," ucap Jun Hwan seraya menatap So Myung yang tidak sadarkan diri karena mabuk terlalu berat.Setelah mengatakan hal itu, Jun Hwan pergi dari kamar So Myung. Namun ketika Jun Hwan melangkah maju, dia tidak sengaja melihat foto seorang lelaki yang berbingkai di atas nakas. Dan Jun Hwa
"Hormat! Kapten Jun Jwan melapor bahwa kami pasukan Tim Khusus siap menjalankan tugas!" Jun Hwan memberikan laporan kepada sang komandan bahwa Tim Khusus siap menjalankan tugas untuk perang. "Laporan saya terima. Siapkan segera pemberangkatan kalian!" Jawab sang Komandan. "Siap, Komandan!" Balas Jun Jwan dengan suara lantang dan tegas. Setelah mendapatkan intruksi dari komandan, sang kapten Jun Hwan dari pasukan Tim Khusus pun menyiapkan pemberangkatan dan beberapa perlengkapan serta peralatan yang dibutuhkan. Setelah itu, pasukan Tim Khusus pun memasuki helikopter untuk segera menuju ke Negara Amerika Serikat. "Semua sudah siap?" Tanya Jun Hwan memastikan. "Siap, Kapten!" Jawab pasukan tim khusus dengan lantang. Tidak lama kemudian helikopter diterbangkan oleh Min Suk. Dan Jun Jwan memantau keadaan dan musush dengan sebuah teropong. S
"Aku berjanji, bahwa aku akan kembali dan menemuimu." Balas Jun Hwan kemudian.Setelah So Myung membaca pesan singkat dari Jun Hwan, So Myung sejenak memberikan senyuman yang terlukis dari bibirnya. Dan setelah itu So Myung pun kembali memberi pesan kepada Jun Hwan, lalu berkata, "Aku akan menunggumu!" Pesan itu pun dikirim ke ponsel Jun Hwan."Ya So Myung, ini foto siapa?" Tanya Young yang menyadarkan So Myung dari lamunannya."Eh... Itu, itu adalah Do Young. Seorang lelaki yang pernah singgah dihatiku dan juga pernah menjalin hubungan asmara denganku...." Terhenti."Lalu, dimana Dia sekarang?" Sela Young kemudian."Dia, sudah pergi untuk selamanya." Jawab singkat So Myung.Seketika Young terdiam setelah mendengar jawaban So Myung terakhir. Dan Young melihat kesedihan di mata So Myung. Sehingga Young meminta ma'af jika pertanyaan dan kein
"Ada apa Anda memanggil saya?" Tanya So Myung dengan nada datar dan santai."Sungguh berani sekali kamu berbicara seperti itu kepada pemilik rumah sakit ini! Dasar, wanita tidak memiliki rasa hormat dan terimakasih!" Celetuk Ji Tae.So Myung mulai kembali tertantang dengan ucapan Ji Tae terhadap dirinya. Bahkan So Myung hanya memberikan senyum sunggingnya dan seolah dia sedang merencanakan sesuatu. Kini So Myung hanya diam dan mendengarkan setiap kata yang terlontar dari mulut Ji Tae."Dan oh ya Dokter So Myung, lelaki yang kamu katakan sebagai calon suami kamu itu dimana? Pasti apa yang kamu katakan kepadaku waktu itu adalah sebuah kebohonganmu saja, bukan! Dan kenyataannya, dia bukan siapa-siapa dalam hidupmu." Ji Tae kembali memancing kemarahan So Myung. Bukan hanya So Myung saja yang terpancing, bahkan Young pun ingin sekali memberikan hantaman kepada Ji Tae."Dokter So Myung, apakah benar
So Myung mengatupkan kedua bibirnya ketika Jun Hwan menatapnya tajam dengan sepasang mata elangnya. Hati So Myung berdebar-debar saat Jun Hwan lebih mendekat. Lalu, Jun Hwan pun melakukan pembuktiannya di depan semua orang yang ada di sana."Emmuuaachh!"Tanpa meminta persetujuan dari So Myung, Jun Hwan langsung mencium kening So Myung. Yang membuat So Myung tidak mampu mengatakan kata-kata. Bahkan So Myung seperti mati rasa, hanya bisa berdiri dan menikmati ciuman itu. Dan setelah Jun Hwan melepas bibirnya dari kening So Myung, Jun Hwan merangkul pinggang So Myung dengan erat. Sehingga tak ada jarak lagi yang memisahkan Jun Hwan dengan So Myung."Aku bukan lelaki gila yang menuruti semua kemauanmu. Aku masih memiliki harga diri, dan aku juga masih harus menjaga perasaan wanita yang aku cinta. Bukan seperti kamu, yang selalu menyakiti hatinya," ucap Jun Hwan kepada Ji Tae.Setelah mengatakan hal itu
"Ya, Min Suk!" Teriak Young memanggil Min Suk. Min Suk seketika membalikkan tubuhnya dan menghadap Young yang menatapnya dengan tajam. Namun Min Suk hanya diam, sedangkan Young terus melajukan langkahnya dan menghampiri Min Suk. Dan tiba-tiba Young memeluk tubuh tegap Min Suk dengan erat. "Aku bahagia, karena kamu telah kembali." Ucap Young tersenyum. Tidak ada balasan dari Min Suk. Karena Min Suk masih diam terbungkam. Sedangkan Young, ia masih memeluk Min Suk sembari berceloteh mengungkapkan rasa rindunya yang harus ditahan selama kurang lebih dua bulan. "Aku merindukanmu, bahkan sangat merindukanmu! Apakah kamu juga merasakan hal yang sama denganku, Min Suk?" Tanya Young seraya melepas pelukannya. Min Suk masih terdiam, sedangkan Young menatap dalam Min Suk dan seakan ingin tahu jawaban apa yang akan diberikan Min Suk kepadanya. Namun, tiba-tiba sesuatu hal terjadi b
"Ya Jun Hwan, ada apa denganmu?" Tanya Young memastikan."Anak kecil tidak boleh tahu," jawab Jun Hwan seraya mengacak-acak rambut Young.Setelah mengatakan hak itu kepada Young, Jun Hwan pun pergi meninggalkan Young. Namun Young merasa tidak terima atas perlakuan kakaknya itu yang menganggap bahwa dirinya masih anak kecil, sehingga Young pun mengikuti kemana Jun Hwan melangkahkan kakinya."Ya Jun Hwan, aku itu bukan anak kecil lagi. Dan..." Terhenti.Jun Hwan menatap tajam wajah Young ketika Young menghentikan ucapannya dan tidak melanjutkan kembali. Dan itu membuat Jun Hwan merasa penasaran sehingga Jun Hwan memaksa Young untuk melanjutkan kembali."Dan apa? Young, katakan yang sejujurnya apa saja yang sudah kamu lakukan!" Pinta Jun Hwan.Young hanya menatap wajah kakak lelakinya itu dengan penuh manja. Dan tidak lama kemudian Young pun mengatakan sesuatu h
"Kenapa Dia berjalan kesini? Mau apa Dia sebenarnya?" tanya Jun Hwan.Ji Tae yang berjalan menuju ke rumah So Myung mendapatkan sambutan tidak baik dari Jun Hwan, karena ia merasa cemburu atas kehediran Ji Tae. Begitupun dengan Ji Tae sendiri yang tidak suka dengan kehadiran Jun Hwan yang sudah berada di depan rumah So Myung. Namun, keduanya bersikap profesional saja, meskioun tidak ada sikap baik diantara mereka."Kamu ada di sini ternyata. Di mana So Myung?" tanya Ji Tae."Ada di dalam, tunggu saja!" jawab Jun Hwan singkat.Keduanya pun berdiri di depan pintu sembari menatap lautan yang luas yang daoat mereka jangkau dari pandangan mereka. Dan tidak lama kemudian So Myung pun keluar dari dalam rumah itu. Dan kehadiran Ji Tae telah mengejutkan So Myung ketika So Myung baru membuka pintu rumahnya."Yeah Ji Tae? Oh ma'af, maksud saya Dokter Ji Tae. Anda datang
"Apakah kamu marah kepadaku?" tanya Jun Hwan kepada So Myung yang masih duduk disampingnya."Tidak. Buat apa aku marah kepadamu? Akh sudahlah, jangan membahas hal yang membuat pikiranku terasa penat. Aku hanya butuh ketenangan pikiran, jiwa dan batin. Jadi, biarkan aku tertidur di pangkuanmu sejenak. Ok!" So Myung pun merebahkan tubuhnya di atas pasir sembari meletakkan kepalanya dipangkuan Jun Hwan.So Myung memejamkan kedua maniknya. Begitupun dengan Jun Hwan yang membiarkan So Myung merasakan ketenangan setelah banyak hal yang sudah dilaluinya. Dan hanya ada angin malam yang membuat udara malam menjadi terasa begitu dingin. Serta suara gemuruh ombak yang mengalun dan terombang-ambing."Kehidupan yang terasa begitu sulit, terkadang membuatku ingin berhenti di titik yang sama. Namun, aku sadar bahwa aku tidak akan selamanya berhenti dan mengurung diri. Masih ada banyak hal yang harus aku lalui, seperti mal
"Ayah, please hear me!" teriak So Myung memanggil Pak Park.Setelah mendengarkan semua perkataan So Myung, Pak Park berjalan melintas dihadapan So Myung begitu saja tanpa melontarkan kata-kata, meskipun So Myung sudah berteriak memanggil namanya. Sehingga So Myung merasa marah dan kesal terhadap Pak Park. Namun So Myung hanya menatap Pak Park yang berjalan membelakanginya."Untuk kalian, segera kembali pulang ke Negara kalian sekarang!" Pak Park memerintahkan Do Myung dan pasukan yang lain untuk segera kembali ke Korea Utara."Tidak. Aku tidak akan kembali pulang sebelum memakamkan Ibuku. Terserah Ayah mau apa, yang pasti aku tidak akan pulang." Do Myung menolak perintah dari Perwira dan menyandang sebagai Ayahnya."Lakukan semua perintah! Jika tidak, maka aku akan akan pernah menganggapmu sebagai putraku. Dan ajak adikmu!" Pak Park membarikan ancaman kepada Do Myung. Yang membuat Do Myung tidak bisa
Itulah perjuangan seorang Tentara. Menyerahkan seluruh jiwa mereka demi perdamaian, melindungi dan menyelamatkan masyarakat serta demi keutuhan Negerinya. Begitupun dengan sosok lelaki yang gagah seperti Jun Hwan. Yang menyerahkan jiwanya demi menyelamatkan seorang ibu paru baya yang memang sedang membutuhkan bantuannya."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Tentara itu? Dan bagaimana caranya untuk mencari bantuan?" tanya seorang ibu dalam hati.Ibu itu masih kebingungan untuk menyelamatkan Jun Hwan yang masih tidak sadarkan diri. Dan ketika gempa susulan kembali mengguncang kota Geoungju, tembok yang awalnya masih berdiri tegak, kini telah roboh dan menimbun korban, di mana korban itu adalah ibu paru baya yang hendak diselamatkan oleh Jun Hwan."Huft, aw!" rintih Jun Hwan,Perlahan Jun Hwan membuka kedua matanya, lalu mencoba untuk memanggil bantuan agar dapat membantunya dan juga mengeluarkan ibu
Tentara pasukan khusus Korea Selatan telah tiba di lokasi. Begitupun dengan Jun Hwan yang memberi aba-aba setiba di sana. Dan setelah itu pasukan yang lain pun menyebar untuk menyelamatkan korban yang mengalami luka berat maupun kecil."Siapakan peralatan semuanya! Jangan lupa untuk kalian memakai helm kalian!" Jun Hwan memberikan perintah kepada pasukannya.Setelah itu semua menyebar. Sedangkan sang Kapten, yang tak lain adalah Jun Hwan, Ia masih berdiri di tenda memantau keadaan kota Geoungju dengan alat yang sudah disiapkan, sekaligus menunggu kedatangan Tim Medis dari Rumah Sakit Haesung."Lebih baik kita menuju tenda yang didirikan di sana. Mungkin itu adalah tenda tentara pasukan." Ajak Young kepada tim medis lainnya.Setiba di tempat lokasi, Young dan tim medis yang lainnya segera menuju ke tempat Jun Hwan tengah menanti kedatangan mereka. Dan setelah berada di tenda itu, Jun Hwan merasa
"Aku tidak menyangka bahwa So Myung bisa melakukan hal setega itu. Dan jika Dia kembali nanti, aku akan minta perhitungan dengannya." Gerutu Young dengan kesal.Jun Hwan yang melihat Young sedang menggerutu sendirian, akhirnya melontarkan pertanyaan untuk memastikan apa yang sudah terjadi terhadap adiknya itu. Namun Young menjawab pertanyaan Jun Hwan dengan nada yang masih tinggi."Young, ada apa denganmu?" Tanya Jun Hwan memastikan."Aku merasa kesal, bahkan ingin rasanya aku mencabik-cabik rambutnya dan juga bibirnya itu. Akh sudahlah, jangan bahas itu!" Jawab Young kemudian.Suasana pun berubah menjadi memanas. Untung saja ada Min Suk yang masuk ke dalam ruangan itu dan meredam suasana hati Young terbakar karena masih mengingat apa yang dilakukan So Myung terhadap dirinya."Jun Hwan, ada dengannya?" Tanya Min Suk kepada Jun Hwan.Sedangkan Jun Hwan hanya m
"Ma'afkan aku Jun Hwan, karena aku harus pergi sekarang juga. Agar aku bisa menyelesaikan semua urusanku di sini dengan Pak Oh. Dan ini sudah tiba saatnya kamu dan yang lain mengenalku siapa aku sebenarnya." Ucap So Myung kwpada Jun Hwan. Namun Jun Hwan masih tertidur di atas branker.Dan sebelum matahari terbit serta memancarkan cahanya dengan sempurna, So Myung pergi dari ruangan Jun Hwan. Bahkan So Myung meninggalkan rumah sakit Haesung, lalu So Myung melajukan mobilnya untuk kembali pulang.Dengan penuh kemantapan akhirnya So Myung memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri. Kembali bertugas seperti apa yang dulu menjadi pekerjaannya. Kini So Myung pun sampai di rumahnya. Dan setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung menuju ke kamarnya. Lalu ia segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.*****Cahaya matahari sudah terpancar dengan sempurna. Sehingga membuat kedua mata Jun Hwan
Do Myung didorong di atas branker rumah sakit Haesung dan menuju ke depan rumah sakit untuk segera dipindahkan ke negaranya, Korea Utara. Dan sebelum Do Myung dimasukkan ke dalam mobil, tiba-tiba So Myung berlari dan menghampiri Do Myung. Lalu So Myung berkata kepada Do Myung, "Aku akan kembali, tapi setelah urusanku di sini selesai." Ucap So Myung, lalu memberikan hormat kepada Do Myung."Akan ku tunggu kehadiranmu kembali, So Myung," balas Do Myung singkat. Lalu membalas hormat yang diberikan So Myung, selayaknya kapten membalas hormat pasukannya.Setelah itu tangan mereka masing-masing diturunkan. Dan Do Myung kembali dimasukkan ke dalam mobil yang menjemputnya. Sedangkan So Myung, ia menatap mobil yang membawa Do Myung tanpa berkedip sama sekali. Bahkan ketika mobil itu sudah tidak lagi dijangkau dalam pandangannya matanya, So Myung masih menatap ke arah ujung jalan kota."Mungkin sudah saat aku harus kembali,
"Awalnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Namun ketika di pertengahan acara, tiba-tiba pemerintah Korea Utara berhianat. Lalu meminta orang kepercayaannya untuk menyerang secara tiba-tiba. Dan Kapten dari pasukan tentara khusus Korea Utara menolongku dari tembakan itu. Meskipun begitu, aku membantu menghentikan aksi penembakan itu. Dan akhirnya, perjuanagan aku dan Kapten Do Myung berakhir seperti ini." Jawab Jun Hwan menjelaskan."Sudah ku duga akan menjadi seperti ini," ucap So Myung dalam hati.So Myung sejenak mengarahkan pandangannya ke tirai yang membatasi Jun Hwan dan Do Myung. Setelah itu, So Myung menghembuskan nafas beratnya secara kasar. Sejenak So Myung menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian So Myung berkata kepada Jun Hwan."Aku harus pergi sebentar! Jadi, kamu jangan berani-beraninya untuk bergerak sedetik pun. Karena aku tidak mengijinkan kamu untuk melakukan hal itu." Ucap