"Hormat! Kapten Jun Jwan melapor bahwa kami pasukan Tim Khusus siap menjalankan tugas!" Jun Hwan memberikan laporan kepada sang komandan bahwa Tim Khusus siap menjalankan tugas untuk perang.
"Laporan saya terima. Siapkan segera pemberangkatan kalian!" Jawab sang Komandan.
"Siap, Komandan!" Balas Jun Jwan dengan suara lantang dan tegas.
Setelah mendapatkan intruksi dari komandan, sang kapten Jun Hwan dari pasukan Tim Khusus pun menyiapkan pemberangkatan dan beberapa perlengkapan serta peralatan yang dibutuhkan. Setelah itu, pasukan Tim Khusus pun memasuki helikopter untuk segera menuju ke Negara Amerika Serikat.
"Semua sudah siap?" Tanya Jun Hwan memastikan.
"Siap, Kapten!" Jawab pasukan tim khusus dengan lantang.
Tidak lama kemudian helikopter diterbangkan oleh Min Suk. Dan Jun Jwan memantau keadaan dan musush dengan sebuah teropong. Sedangkan pasukan yang lain, mereka bersiap siaga untuk melawan musush dengan pistol besar yang berada di genggaman tangan mereka.
****
So Myung masih terdiam di meja makan. Mengingat setiap kata yang sudah dilontarkan oleh Jun Hwan sebelum Jun Hwan pergi dari rumah itu. Dan tidak lama kemudian So Myung tersadar dari lamunannya, setelah itu So Myung beranjak dari temoat duduknya dan berlari begitu saja. Bahkan mobil yang dikendarainya dilajukan dengan kecepatan tinggi.
"Angkatlah, aku mohon!" Gumam So Myung pelan.
So Myung masih melajukan mobilnya, namun tiba-tiba mobil itu dihentikan setelah So Myung tanpa sengaja melihat sebuah helikopter terbang di atas awan. Dan setelah itu So Myung memukul setir bahkan kepalanya disandarkan di atas setir mobilnya.
"Apakah sudah terlambat? Dan kapan kamu akan kembali?" Tanya So Myung dalam hati.
Setelah berdiam teelalu lama, kini So Myung kembali melajukan mobilnya. Dan kini So Myung menuju ke rumah sakit. Entah apa yang dilakukan di sana, sedangkan So Myung masih dalam masa libur. Namun So Myung juga ingin menjadi seorang dokter yang selalu aktif dan efisien dalam menangani pasien.
"Aku harus menemukannya!" So Myung berlari dan masuk ke dalam rumah sakit.
So Myung terus berlari, bahkan ketika beberapa pegawai dan dokter lain menayapanya, So Myung tidak menanggapi sapaan mereka. Dan kini masih berlari ke sana kemari. Seolah So Myung sedang mencari seseorang. Dan hingga pada akhirnya So Myung malah bertemu dengan Ji Tae.
"Dokter So Myung, mau apa kamu datang ke sini? Bukankah kamu masih masa libur? Akh, atau kamu ingin menemuiku dan mengatakan bahwa kamu menerima tawaranku?" Tanya Ji Tae bertubi-tubi.
So Myung terdiam dan hanya menatap tajam Jun Hwan yang berada di hadapannya. Bahkan tangannya pun dikepalkan dengan kuat-kuat. Seakan ingin menghantam wajah Ji Tae yang menjengkelkan. Namun niat itu diurungkannya, karena tujuannya datang ke rumah sakit adalah mencari keberadaan Young.
"Young, kamu dimana? Aku membutuhkanmu," ucap So Myung dalam hati.
So Myung meninggalkan Ji Tae tanpa menghiraukan Ji Tae sama sekali. Dan itu membuat Ji Tae benar-benar diacuhkan oleh So Myung. Namun Ji Tae masih sangat berantusias untukendapatkan So Myung. Meskipun akan ada berbagai cara dengan kelicikannya.
So Myung berlari dan terus berlari, hingga langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang yang tengah menangis. So Myung berusaha mencari tahu di mana pusat suara tersebut. Dan setelah So Myung mengetahui, So Myung langsung menghampiri Young yang sedang duduk sendiri di sebuah kursi.
"Young, kamu kenapa menangis?" Tanya So Myung penasaran.
"Hiks... Hiks... Hiks...!" Young hanya menangis.
So Myung telah dibuat bingung oleh Young. Karena Young hanya diam dan membungkam. Sedangkan semakin lama Young menangis tersedu-sedu. Sehingga So Myung kembali bertanya kepada Young dengan nada tinggi.
"Young, katakanlah sesuatu apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu menangis seperti ini?" Teriak So Myung kepada Young.
Seketika Young mengangkat kepalanya dan menatap wajah So Myung yang tengah berdiri di hadapannya. Lalu, perlahan Young menceritakan apa yang membuatnya menangis seperti itu kepada So Myung. Dan ketika So Myung sudah mendengar penjelasan Young, tiba-tiba So Myung merasa lemas bahkan So Myung duduk tersimpuh di atas rerumputan hijau.
"So Myung, aku rasa kamu juga harus mengetahuinya, hiks... Hiks... Hiks...! Hari ini, Jun Hwan dan Min Suk serta pasukan tim khusus pergi bertempur ke Negara Amerika Serikat. Dan yang aku dengar, di sana sangat berbahaya. Karena musuh yang mereka hadapi sangat keji dan bisa menggurkan mereka. Itulah yang sedang aku khawatirkan dan membuatku menangis seperti ini. Karena aku tidak mau kehilangan mereka, So Myung. Hiks... Hiks... Hiks...!" Jelas Young seraya menangis tersedu-sedu.
So Myung terdiam membungkam, seolah tidak mampu berkata satu kata patah pun dari bibirya. Hanya bertanya-tanya dalam hati dan rasa penyesalan yang menyelimuti dirinya. Bahkan air mata pun ikut menetes dan membasahi pipi So Myung.
"Kenapa aku baru menyadari bahwa aku membutuhkan kamu di sini. Kenapa kamu pergi tanpa mendengarkan satu kata pun dariku. Apa aku memang harus seperti ini? Dan bagaimana jika kamu tidak kembali?" Aku bertanya-tanya dalam hati.
So Myung kembali berdiri dan menguatkan dirinya serta menguatkan Young yang masih menangis di sampingnya. Dan perlahan, Young pun mampu ditenangkan oleh So Myung.
"Young, percaya sama aku bahwa Jun Hwan dan Min Suk akan kembali. Dan mereka akan baik-baik saja," ucap So Myung seraya menyerka air matanya.
"Kamu benar So Myung, mereka adalah prajurit yang hebat dan terpilih. Pasti mereka akan kembali dengan keadaan baik-baik saja." Balas Young yang menyerka air matanya.
So myung dan Young pun percaya bahwa Jun Hwan dan Min Suk pasti akan kembali dengan keadaan baik-baik saja. Dan kini So Myung serta Young memutuskan untuk pulang ke rumah So Myung dan akan tinggal bersama selama beberapa hari. Dan saat perjalanan menuju ke rumah So Myung, So Myung pun melontarkan pertanyaan kepada Young.
"Em... Young, memangnya berapa lama Jun Hwan dan Min Suk bertugas di sana?" Tanya So Myung memastikan.
"Sekitar tiga bulan mereka akan tetap di sana," jawab Young singkat.
So Myung kembali terdiam dan kembali fokus dengan jalan raya yang kebetulan cukup ramai. Beberapa menit kemudian akhirnya So Myung dan juga Young sampai di rumah So Myung. Dan kini mereka bersamaan masuk ke dalam rumah So Myung. Sejenak So Myung mengfokuskan pandangannya ke ponsel yang berada dalam genggamannya.
"Jun Hwan, aku menunggumu! Bukankah kamu ingin dekat denganku? Jadi, setelah usai bertugas segeralah temui aku! Seperti apa yang kamu janjikan kepadaku dulu," ucap So Myung yang dikirimkan ke ponsel Jun Hwan.
Tidak lama kemudian setelah pesan dari So Myung terkirim, Jun Hwan pun membalas pesan tersebut. Yang membuat So Myung memiliki harapan untuk bertemu kembali dengan Jun Hwan. Namun itu harus membutuhkan waktu selama tiga bulan.
"Aku berjanji, bahwa aku akan kembali dan menemuimu." Balas Jun Hwan kemudian.Setelah So Myung membaca pesan singkat dari Jun Hwan, So Myung sejenak memberikan senyuman yang terlukis dari bibirnya. Dan setelah itu So Myung pun kembali memberi pesan kepada Jun Hwan, lalu berkata, "Aku akan menunggumu!" Pesan itu pun dikirim ke ponsel Jun Hwan."Ya So Myung, ini foto siapa?" Tanya Young yang menyadarkan So Myung dari lamunannya."Eh... Itu, itu adalah Do Young. Seorang lelaki yang pernah singgah dihatiku dan juga pernah menjalin hubungan asmara denganku...." Terhenti."Lalu, dimana Dia sekarang?" Sela Young kemudian."Dia, sudah pergi untuk selamanya." Jawab singkat So Myung.Seketika Young terdiam setelah mendengar jawaban So Myung terakhir. Dan Young melihat kesedihan di mata So Myung. Sehingga Young meminta ma'af jika pertanyaan dan kein
"Ada apa Anda memanggil saya?" Tanya So Myung dengan nada datar dan santai."Sungguh berani sekali kamu berbicara seperti itu kepada pemilik rumah sakit ini! Dasar, wanita tidak memiliki rasa hormat dan terimakasih!" Celetuk Ji Tae.So Myung mulai kembali tertantang dengan ucapan Ji Tae terhadap dirinya. Bahkan So Myung hanya memberikan senyum sunggingnya dan seolah dia sedang merencanakan sesuatu. Kini So Myung hanya diam dan mendengarkan setiap kata yang terlontar dari mulut Ji Tae."Dan oh ya Dokter So Myung, lelaki yang kamu katakan sebagai calon suami kamu itu dimana? Pasti apa yang kamu katakan kepadaku waktu itu adalah sebuah kebohonganmu saja, bukan! Dan kenyataannya, dia bukan siapa-siapa dalam hidupmu." Ji Tae kembali memancing kemarahan So Myung. Bukan hanya So Myung saja yang terpancing, bahkan Young pun ingin sekali memberikan hantaman kepada Ji Tae."Dokter So Myung, apakah benar
So Myung mengatupkan kedua bibirnya ketika Jun Hwan menatapnya tajam dengan sepasang mata elangnya. Hati So Myung berdebar-debar saat Jun Hwan lebih mendekat. Lalu, Jun Hwan pun melakukan pembuktiannya di depan semua orang yang ada di sana."Emmuuaachh!"Tanpa meminta persetujuan dari So Myung, Jun Hwan langsung mencium kening So Myung. Yang membuat So Myung tidak mampu mengatakan kata-kata. Bahkan So Myung seperti mati rasa, hanya bisa berdiri dan menikmati ciuman itu. Dan setelah Jun Hwan melepas bibirnya dari kening So Myung, Jun Hwan merangkul pinggang So Myung dengan erat. Sehingga tak ada jarak lagi yang memisahkan Jun Hwan dengan So Myung."Aku bukan lelaki gila yang menuruti semua kemauanmu. Aku masih memiliki harga diri, dan aku juga masih harus menjaga perasaan wanita yang aku cinta. Bukan seperti kamu, yang selalu menyakiti hatinya," ucap Jun Hwan kepada Ji Tae.Setelah mengatakan hal itu
"Ya, Min Suk!" Teriak Young memanggil Min Suk. Min Suk seketika membalikkan tubuhnya dan menghadap Young yang menatapnya dengan tajam. Namun Min Suk hanya diam, sedangkan Young terus melajukan langkahnya dan menghampiri Min Suk. Dan tiba-tiba Young memeluk tubuh tegap Min Suk dengan erat. "Aku bahagia, karena kamu telah kembali." Ucap Young tersenyum. Tidak ada balasan dari Min Suk. Karena Min Suk masih diam terbungkam. Sedangkan Young, ia masih memeluk Min Suk sembari berceloteh mengungkapkan rasa rindunya yang harus ditahan selama kurang lebih dua bulan. "Aku merindukanmu, bahkan sangat merindukanmu! Apakah kamu juga merasakan hal yang sama denganku, Min Suk?" Tanya Young seraya melepas pelukannya. Min Suk masih terdiam, sedangkan Young menatap dalam Min Suk dan seakan ingin tahu jawaban apa yang akan diberikan Min Suk kepadanya. Namun, tiba-tiba sesuatu hal terjadi b
"Ya Jun Hwan, ada apa denganmu?" Tanya Young memastikan."Anak kecil tidak boleh tahu," jawab Jun Hwan seraya mengacak-acak rambut Young.Setelah mengatakan hak itu kepada Young, Jun Hwan pun pergi meninggalkan Young. Namun Young merasa tidak terima atas perlakuan kakaknya itu yang menganggap bahwa dirinya masih anak kecil, sehingga Young pun mengikuti kemana Jun Hwan melangkahkan kakinya."Ya Jun Hwan, aku itu bukan anak kecil lagi. Dan..." Terhenti.Jun Hwan menatap tajam wajah Young ketika Young menghentikan ucapannya dan tidak melanjutkan kembali. Dan itu membuat Jun Hwan merasa penasaran sehingga Jun Hwan memaksa Young untuk melanjutkan kembali."Dan apa? Young, katakan yang sejujurnya apa saja yang sudah kamu lakukan!" Pinta Jun Hwan.Young hanya menatap wajah kakak lelakinya itu dengan penuh manja. Dan tidak lama kemudian Young pun mengatakan sesuatu h
"So Myung, kamu datang ke rumah sakit?" Ucap Young menyapa So Myung."Young, Jun Hwan. Emm, aku ada sedikit perlu dengan Pak Oh dan juga Ji Tae. Jadi, aku datang ke rumah sakit pagi ini!" So Myung menjelaskan.Jun Hwan dan Young nampak terkejut dengan So Myung yang ingin menemui pak Oh dan juga Ji Tae. Bahkan mereka bertanya-tanya tentang apa yang akan dilakukan So Myung yang ingin menemui pak Oh dan Ji Tae. Dan ketik Young hendak melontarkan pertanyaan karena merasa penasaran, tiba-tiba Ji Tae datang dengan sejuta kata percaya dirinya."Yeah Dokter So Myung, kenapa kamu ingin menemuiku? Apa kamu ingin kembali denganku dan meninggalkan lelaki seperti dia?" Celetuk Ji Tae tiba-tiba."Hah, jangan terlalu berharap tinggi terlebih dahulu Dokter Ji Tae! Apakah kamu tahu kenapa aku ingin menemuimu, ini jawabannya!" Sontak So Myung seraya melempar beberapa lembar kertas yang bertuliskan tentang surat pengun
"Young, kita siaga." Ucap So Myung kepada Young sembari mengangguk.Young pun membalas So Myung dengan mengangguk pelan. Lalu dengan langkah sejajar Young dan juga So Myung menuju ke depan rumah sakit untuk menyambut pasien yang akan datang bersama dengan mobil ambulans."Wiu... Wiu... Wiu!" Suara sirine ambulans.Tidak lama kemudian dua mobil ambulans telah datang bersamaan. Seketika So Myung dan juga Young mempercepat langkah mereka yang diikuti dengan beberapa perawat yang akan membantu mereka dalam menangani pasien itu."Haaaa!"Ketika So Myung membuka pintu ambulans yang hendak memindahkan pasien ke atas branker rumah sakit, tiba-tiba mulut So Myung terbuka dengan lebar karena merasa terkejut. Namun So Myung segera menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Lalu meminta tim medis lainnya untuk segera memindahkan Jun Hwan di atas branker dan di bawa ke ruang UGD.
"Awalnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Namun ketika di pertengahan acara, tiba-tiba pemerintah Korea Utara berhianat. Lalu meminta orang kepercayaannya untuk menyerang secara tiba-tiba. Dan Kapten dari pasukan tentara khusus Korea Utara menolongku dari tembakan itu. Meskipun begitu, aku membantu menghentikan aksi penembakan itu. Dan akhirnya, perjuanagan aku dan Kapten Do Myung berakhir seperti ini." Jawab Jun Hwan menjelaskan."Sudah ku duga akan menjadi seperti ini," ucap So Myung dalam hati.So Myung sejenak mengarahkan pandangannya ke tirai yang membatasi Jun Hwan dan Do Myung. Setelah itu, So Myung menghembuskan nafas beratnya secara kasar. Sejenak So Myung menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian So Myung berkata kepada Jun Hwan."Aku harus pergi sebentar! Jadi, kamu jangan berani-beraninya untuk bergerak sedetik pun. Karena aku tidak mengijinkan kamu untuk melakukan hal itu." Ucap