Share

Kegaduhan

Author: Nai Ra
last update Last Updated: 2022-04-19 11:28:08

Sudah seminggu Hana menghilang. Hadi mencarinya, ia mengerahkan tim pencari untuk menelusuri seluruh desa juga membayar beberapa warga untuk turut membantu. 

Beberapa kali salah satu pekerjanya melaporkan hasil yang nihil, Hadi semakin dibuat cemas berlebihan. Tapi, dia tidak mau menyerah.

"Hadi, sudahlah, Nak. Mau sampai kapan kamu terus seperti ini?" tanya Bu Risma, kakinya terus mengikuti ke mana pun Hadi melangkah.

Bu Risma berkali-kali meminta anaknya untuk menghentikan pencarian tersebut. Risma cemas dengan keadaan sang anak yang sekarang benar-benar memprihatinkan, Hadi seolah tidak peduli dengan kesehatannya, yang dia pikirkan Hanyalah keadaan Hana sang istri, Risma kesal karena anaknya tidak pernah menyerah pada menantu yang dibencinya itu.

"Jangan suka memaksakan diri seperti ini, Hadi. Kamu juga harus memperhatikan kondisimu. Ibu tidak mau kamu celaka. Kamu boleh cemas, tapi kamu harus memperhatikan kesehatanmu juga. Aduh, Naaakk."

Risma memandangi wajah anaknya yang tampak tidak terurus, kusam dan dipenuhi janggut kasar. Bahkan kantung matanya terlihat jelas akibat kurang tidur. Meskipun begitu, Hadi enggan menuruti perintah ibunya untuk sekadar beristirahat.

"Kalau kamu terus sekeras ini, kasihan Hana. Dia juga nggak mau liat kamu sakit, ibu sedih kalau kamu seperti ini terus, Nak." Bu Risma terisak. 

Tujuannya memisahkan Hana dari hidup putranya memang berhasil. Namun ternyata, hal itu membawa dampak buruk bagi kesehatan Hadi. Bu Risma kehabisan akal, harus bagaimana lagi dia menghadapi putranya.

"Ibu benar, Mas. Kalau Mas Hadi sakit, kita semua juga ikut sakit." Lilis menambahkan.

"Aku akan beristirahat kalau Hana sudah ketemu." 

Untuk ke sekian kalinya Hadi benar-benar menyesal. Kenapa waktu itu ia tak mengajak Hana untuk ikut dengannya ke kota. Padahal saat itu Hana bersikeras ingin ikut dengannya. Hadi tak mengijinkan karena beralasan ia hanya pergi selama tiga hari.

Selain itu, Hadi melarangnya ikut karena takut kesehatan Hana akan memburuk. Istrinya itu mudah sakit, bahkan sudah tiga kali keguguran. Selama dua tahun menikah, mereka memang belum dikaruniai anak. Meskipun begitu, Hadi tidak pernah mempermasalahkannya.

Hadi berharap setelah menyelesaikan tugasnya di luar kota, dia bisa membawa Hana ke rumah baru yang sebentar lagi akan mereka tempati. Namun, ketika ia kembali ke desa, berita hilangnya Hana lah yang ia dapatkan.

"Hadi! Keluar kamu!"

Suara ribut-ribut terdengar dari luar. Risma dan Lilis sontak menoleh, Hadi juga terkejut, dia langsung keluar dari rumah besar milik ibunya.

"Ada apa ini?" tanya Hadi begitu sampai di halaman rumah, warga desa ramai-ramai mendatangi rumahnya. Dia mengitarkan pandangannya lalu berhenti pada seorang perempuan yang tidak lain adalah Sari, salah satu teman baik Hana. Wanita itu berurai air mata, ekspresi wajahnya dipenuhi kemarahan.

"Sari? Ada apa ini? Kamu kenapa?" tanya Hadi pada wanita itu.

Tanpa banyak kata, wanita itu mengangkat kain di tangannya lalu melemparkannya kepada Hadi. Tangan Hadi bergetar menerimanya. Jilbab biru dengan noda tanah yang menempel itu tidak salah lagi milik istrinya yang hilang tujuh hari ini.

"Kau mendapat ini dari mana? Ke mana Hana? Kau menemukannya?" tanya Hadi setengah panik.

"Kau mencari Hana, kan? Wanita yang kau cari-cari itu telah merebut suamiku! Dia pelakor. Istrimu wanita murahan penggoda suami orang!" Dengan lantang Sari bersuara. Dia memandangi warga yang berkumpul.

Hadi dan seluruh warga desa terkejut mendengar ucapan wanita itu, sedangkan Risma dan Lilis saling pandang, senyum samar terbit di wajah masing-masing.

Hadi tidak mengerti, Sari yang biasanya jadi tempat Hana berkeluh-kesah mendadak berubah.

"Kalian lihat itu? Hana yang kalian kenal sebagai perempuan alim ternyata bejat. Dia wanita murahan dan--"

"HENTIKAN!" sentak Hadi memotong ucapan Sari.

"Nak, jangan marah dulu, kita dengarkan saja dulu penjelasan si Sari." Risma berdiri di depan Sari menghalangi tatapan penuh amarah Hadi kepada wanita satu anak tersebut.

Tak mau dituduh mengada-ada, Sari balik menatap Hadi dengan tatapan tajam. Dia seolah menantang pria itu.

"Buktinya suamiku juga ikut hilang. Dia meninggalkan surat ini!" Sari meremas surat di tangannya lalu melemparkannya pada Hadi. "Dia pergi kabur bersama istrimu, Hadi. Istrimu itu munafik!"

Amarah mulai berkobar dalam dada Hadi, wanita yang Hadi nikahi tidak mungkin melakukan perbuatan sebejat itu, dia sangat percaya. Hana adalah wanita yang santun dan cerdas, wanita itu tidak pernah mengkhianati kepercayaannya.

"Kau ...." Tangan Hadi mengepal, seolah bersiap untuk menyerang Sari. 

Risma memungut surat yang Sari lemparkan, kemudian membacanya. Ekspresi terkejut yang dibuat-buat tampak kentara sekali di wajah Risma dan Lilis, seakan-akan mereka percaya bahwa Hana telah merebut suami orang lain.

"Hadi!" Risma, menyerahkan surat yang tak berbentuk ke hadapan Hadi, meminta pria itu untuk membacanya juga. Namun, Hadi sama sekali tidak peduli. 

Hadi tampak mengerikan karena diselimuti amarah. Risma harus kembali mencegah Hadi yang berniat maju dan menyerang Sari. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas, menyuruh Hadi untuk menahan amarah.

"Aku sudah lama menyembunyikan ini darimu, Hadi. Hana memang tak sebaik yang kau lihat. Dia perempuan sok polos, tapi berhati iblis. Apakah kalian tahu, wanita itu memakai guna-guna agar bisa memikat Hadi. Itulah kenapa Hadi begitu tergila-gila padanya, tak hanya Hadi, sekarang suamiku pun dibawa lari. Bahkan kita semua tahu kalau Hana sering keguguran, itu karena dia menumbalkan anaknya sendiri!"

Warga desa yang berkumpul, saling berbisik-bisik, menyuarakan penilaian mereka. Hadi ditahan oleh Risma dan Lilis agar tidak melukai Sari yang terus saja mengoceh, menghina, dan memfitnah Hana. Sebagai seorang suami yang begitu mencintai istrinya, bagaimana Hadi tidak berang dengan tuduhan itu?

"TUTUP MULUTMU! BERHENTI MEMFITNAH ISTRIKU!" teriak Hadi murka.

"Aku tak berbohong, apa kau lupa kalau aku dan Hana adalah sahabat dari kecil? Aku jauh lebih tahu tentang dia dibanding kamu. Kamulah yang sudah dimanfaatkan oleh dia, Hadi!"

"DIAM!" sentak Hadi kasar.

Lilis dan Risma lagi-lagi tersenyum samar melihat kegaduhan yang ditimbulkan oleh Sari dan Hadi. Mereka puas karena sudah berhasil memancing warga agar ikut menjelekkan nama Hana.

Tujuan mereka memang menyebar fitnah dan tuduhan pada wanita malang itu. Risma dan Lilis sangat mudah memanfaatkan kecemburuan Sari. Ya, Sari selalu cemburu pada Hana karena wanita itu selalu dipuji cantik oleh suaminya, bahkan suaminya selalu terlihat memperhatikan Hana diam-diam. Wanita mana yang tidak sakit hati diperlakukan demikian?

Karena itu, saat Aji dinyatakan hilang bertepatan dengan hilangnya Hana, Risma dan Lilis mulai memulai aksinya. Mereka menyulut api dan memprovokasi Sari dengan surat dan foto. Tentu saja semua itu bukti palsu demi memperkuat dugaan kalau Aji dan Hana benar-benar berselingkuh di belakangnya.

"Aku tak akan pernah percaya dengan satu pun kata-katamu tentang istriku. Aku akan tetap mencari Hana!" Tatapan Hadi kini beralih pada seluruh warga. "Dan saat kutahu siapa dalang di balik hilangnya istriku, tak hanya si Sari, kalian juga akan menerima balasan yang setimpal dariku."

Lilis menyenggol tubuh Risma, merasa ngeri dengan ancaman Hadi. Mereka harus berjaga-jaga agar kasus kematian Hana tidak terendus oleh pria itu, akan sangat bahaya jika dia tahu bahwa dalang di balik hilangnya Hana adalah adik dan ibunya sendiri.

Sebelumnya, mereka hanya beralasan mengajak Hana ke luar untuk menemui seorang tabib yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Namun, siapa sangka, Hana malah menemui ajalnya di hutan karena ketamakan ibu dan mertua. Seharusnya sejak awal Hana tidak menurut, tapi jika dia membantah, siksaan dari dua wanita itu akan lebih parah.

"Aku tidak berbohong, Hadi. Sekarang suamiku hilang, dia membawa kabur Hana. Apakah aku harus memberikan bukti kalau mereka sering diam-diam bertemu tanpa sepengetahuanmu dan--"

Sari menutup mulutnya ketika Hadi mulai mendekat, tapi beberapa warga langsung menjegalnya agar tidak melayangkan tamparan ke wajah Sari.

"Kubilang diam! Apa kau benar-benar ingin kubunuh, Sari?!"

Related chapters

  • Sumpah Dalam Kubur   Mendatangi Dukun

    Hilangnya Hana masih menjadi misteri. Banyak pihak yang mendesak Hadi untuk mengikhlaskan ketiadaannya. Hidupnya berantakan setelah ditinggal pergi wanita itu. Satu-satunya penyemangat hidup yang dia miliki.Sungguh, Hadi bingung mana yang harus dia percayai. Sudah hampir sebulan Hana menghilang. Suami Sari pun belum juga kembali. Ini semakin menguatkan fitnah Sari bahwa Hana memang dibawa lari oleh suaminya. Risma pun terus mencecar anaknya bahwa Hana bukanlah menantu dan istri yang baik."Hadi, kamu baik-baik saja, Nak?"Risma berseru dari luar kamar, beliau hendak menyuruh anaknya untuk makan. Sejak Hana menghilang, pria itu benar-benar tidak terurus, dia lebih sering melamun, malas bekerja, bahkan kurang menjaga kesehatan.Hal itu membuat Risma kesal, seandainya dia membunuh Hana lebih awal, mungkin anaknya tidak akan menderita seperti ini. Sebagai ibu yang mencintai anaknya, dia tak rela anaknya

    Last Updated : 2022-04-19
  • Sumpah Dalam Kubur   Hana Bangkit Kembali

    "Kang, akhirnya pulang."Susi langsung tersenyum semringah ketika melihat Awan pulang ke rumah. Wanita itu sedang menyiapkan makan malam, menu makanan mereka tidak lagi telor ceplok dan sayur bening, setelah Gunawan menjadi tangan kanan Bu Risma, kehidupan ekonomi pasangan suami istri itu lumayan membaik.Mareka tidak lagi harus berhutang ke warung demi seliter beras untuk makan setiap hari. Rumah yang dulunya berdinding anyaman bambu jauh dari kata layak pun pelan-pelan berubah menjadi rumah gedongan."Apa kata Bu Risma, Kang? Apa yang beliau katakan?" Susi langsung menghujani suaminya dengan banyak pertanyaan.Awan memilih untuk duduk di sofa terlebih dahulu, sebenarnya hatinya sedikit cemas. Antara takut ketahuan oleh warga dan juga rasa bersalah karena sudah ikut andil dalam pembunuhan istri majikannya. 

    Last Updated : 2022-04-19
  • Sumpah Dalam Kubur   Keresahan Para Petani

    "Rumah milik Mas Hadi yang di kota buat aku saja. Aku sama mas Surya kan tidak lama lagi akan menikah." Lilis berkata santai seolah tanpa beban. "Lagipula rumah itu tidak jadi dihuni, kan? Mbak Hana juga gak kunjung ditemukan." Hadi yang saat itu hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan jarum infus menusuk punggung tangan tidak punya daya untuk sekadar menjawab. Dia bahkan tidak memikirkan harta benda milik Hana yang perlahan dialih tangankan. Keadaan Hadi saat ini cukup mengkhawatirkan. Tubuhnya yang dulu berisi dan gagah--tipikal idola kaum hawa--langsung berubah menjadi kurus. Pipinya semakin tirus, Hadi seolah kehilangan dirinya sendiri. Dia linglung bahkan jarang menjawab setiap kali diajak ibunya bicara. Pria itu sering menjerit seperti kesetanan, berkali-kali Lilis dan Risma berusaha menenangkan. Namun, selalu berakhir dengan pria itu yang mengamuk. Risma pun terpaksa meminta bantuan dukun ke

    Last Updated : 2022-04-21
  • Sumpah Dalam Kubur   Aku Belum Mati

    Hadi berbaring di ranjang rumah sakit. Jarum infus menjadi teman di dalamnya saat ini. Sejak sakit bayang-bayang Hana selalu muncul, penyesalan terbesarnya setahun lalu di tempat ini.Saat itu, Hadi sempat memekik memanggil nama Hana sebelum akhirnya tubuh sang istri-benar jatuh menghantam lantai. Dia tidak sempat menyambutnya karena Hadi juga agak kaget melihat darah mengalir di sepanjang kaki istrinya."Pasien sebelumnya mengalami pendarahan hebat. Saya menebak, pasien pernah mengalami hal ini, kan? Karena dari hasil USG yang kami tadi, janin dalam kandungannya tidak berkembang dengan baik. U

    Last Updated : 2022-04-22
  • Sumpah Dalam Kubur   Awal Tragedi

    "Belum, Lis. Aku belum mati."Lilis terbelalak. Dia berteriak seraya mundur menjauh, gadis itu masih tidak percaya dengan sosok yang berada di hadapannya. Bagaimana mungkin Hana masih hidup?"Pergi kau, pergi! Kau sudah mati!" Lilis berusaha menyadarkan diri.Sosok Hana terus mendekat, akhirnya mereka berdua saling berhadapan. "Lilis... aku masih hidup."

    Last Updated : 2022-04-23
  • Sumpah Dalam Kubur   Korban Pertama

    Risma terus mondar-mandir di ruang tengah, hatinya dilingkupi kecemasan. Bagaimana dia tidak cemas, malam itu Lilis pulang dengan keadaan mengenaskan, tubuhnya gemetar hebat, kepalanya berdarah, dia jatuh pingsan begitu keluar dari mobil. Risma langsung memekik melihat kejadian itu.Esok harinya Lilis terbangun dengan sorot mata ketakutan. Entah apa yang telah gadis itu lihat sampai begitu histeris. Risma sampai pusing mendengar teriakannya. Seolah-olah gadis itu baru saja melihat hantu."Bu, bagaimana ini. Hana masih hidup, Bu. Dia akan datang ke rumah ini. Tamatlah kita!" Lilis yang tengah duduk di sofa kembali gemetar, dia panik, sang ibu berusaha untuk menenangkan."Sudahlah, ini pasti cuma halusinasi kamu. Ibu kan udah bilang wanita itu sudah mati!""Tapi aku melihatnya, Bu." Lilis tetap ngotot. "Dia mencekik leherku kemudian membantingku ke tanah. Lihat ini." Lilis memperlihatkan bekas merah di

    Last Updated : 2022-04-24
  • Sumpah Dalam Kubur   Meneror Lilis

    "Han-Hana ...."Tubuh Risma langsung gemetar melihat sosok yang ada di depannya. Wanita itu masih tidak percaya kalau yang berada di hadapannya saat ini adalah Hana.Dia bisa melihat sorot kebencian dari mata coklat keemasan itu, sorot dendam yang berkilat seolah ingin menghabisi ipar dan mertuanya. Dia bukan lagi Hana yang mereka kenal, wanita lemah itu sudah berubah menjadi begitu kuat sekarang."Apa yang kau lakukan di sini? Setelah berselingkuh dari Hadi, kau masih berani menginjakkan kaki di desa ini?!" tantang Bu Risma mencoba berani. Dia yakin Hana yang ada di depannya masihlah sesosok manusia. "Dasar wanita tak tahu malu!"Ah, bahkan ibu mertuanya masih saja belum berubah. Kasar dan arogan. Apakah Risma tidak takut tulangnya dipatahkan menjadi dua bagian oleh Hana?"Ini desa kelahiranku, Bu. Aku bisa pulang kapan saja." Hana menjawab dengan tenang."Pezina sepertimu tidak diterima di desa ini. Kembalikan suamiku, dasar wa

    Last Updated : 2022-04-24
  • Sumpah Dalam Kubur   Meneror Lilis (2)

    Duk! Duk! Duk! Duk!Saat sedang sibuk memikirkan segala kemungkinan, telinga Lilis mulai terusik oleh suara benda tumpul yang dipukulkan secara pelan pada papan kayu berulang-ulang. Waktu menunjukkan pukul lima sore. Di luar sana langit sudah menggelap akibat mendung, tanda hujan sebentar lagi akan turun. Suara pukulan itu membuat tubuh Lilis menjadi tegang seketika.Suaranya ketukan benda tumpul itu berhenti pada ketukan ke lima. Sesaat hilang kemudian muncul kembali. Apakah itu ulah bu Risma yang terus mencoba membujuknya untuk keluar dari kamar?"Ibu, kaukah itu?" teriak Lilis lantang.Lama tak terdengar kembali suara ketukan benda tumpul dari arah pintu. Senyap. Nyaris tak terdengar suara apa pun. Bahkan suara para pembantu di rumah itu sama sekali tak terdengar di telinganya.Lilis mencoba memberanikan diri untuk mengecek keadaan. Dia tidak suka ditakuti, mana mungkin hantu Hana berani datang ke rumahnya? Perasaan

    Last Updated : 2022-04-26

Latest chapter

  • Sumpah Dalam Kubur   Kembalilah Hana

    "Sebaiknya kau mati saja sejak dulu.""Hentikan! Semua bukan salahmu!""Aku akan membalas rasa sakit yang kurasakan selama ini."Hadi langsung terlonjak dari tidurnya ketika mimpi buruk itu kembali datang. Napasnya memburu. Rasanya seperti habis berlari puluhan kilo.Dua tahun sudah berlalu, tapi mimpi-mimpi buruk itu masih selalu mengganggunya setiap malam.Mimpinya selalu sama; sosok bertudung di tengah-tengah hutan, kobaran api yang entah berasal dari mana, serta suara-suara menakutkan yang bergema di alam bawah sadarnya. Ini bukan pertama kalinya Hadi bermimpi demikian, rasanya seperti kenyataan. Tempatnya pun sangat tidak asing, dia familiar. Namun, dia tidak ingat. Setiap kali Hadi berusaha mengingat, kepalanya selalu sakit.Keringat dingin membasahi pelipis, Hadi menghela napas dan melihat jam dinding baru menunjukkan pukul dua dini hari. Padahal dia baru tidur pukul sebelas malam."Sial, aku tak bisa tidur lagi." Hadi mengacak rambut frustrasi.Setiap kali Hadi terbangun di t

  • Sumpah Dalam Kubur   Strategi Ratna

    Perempuan bernama Ratna itu masih memperhatikan Hadi, seolah tengah menunggu jawaban. ''Bagaimana menurutmu?"Hadi sampai bingung harus menjawab apa. Mereka baru saja berkenalan beberapa saat yang lalu dan Ratna tiba-tiba saja mengajaknya menikah.Dia jelas belum tahu seperti apa sifat asli wanita itu, mana mungkin Hadi langsung menerima begitu saja. Secara fisik mungkin dia memang cantik, tapi Hadi bukanlah pria yang meletakkan fisik di atas segalanya."Bagaimana?" tanya Ratna lagi diiringi senyum manisnya, dia menatap Hadi dengan serius."Ah, saya ...." Hadi bingung sendiri. "Maaf, sepertinya ini terlalu cepat. Jujur saja, saya belum memikirkan soal pernikahan. Saya bersedia dikenalkan denganmu demi menghargai sahabat saya tentunya."Mendengar jawaban Hadi yang langsung to the point, Ratna hanya terkekeh, dia mengerti kalau pria itu sedang tak siap memberinya jawaban.''Jadi, maksudmu pertemuan ini atas dasar rasa iba pada sahabatmu, dan kamu tidak bermaksud untuk memperpanjang ke

  • Sumpah Dalam Kubur   Ratna

    "Siapa di sana?"Hadi semakin mendekat, dia berusaha memeriksa siapa perempuan yang tengah bersembunyi di balik pohon itu. Dia hanya bisa melihatnya dari luar hutan karena tidak memungkinkan jika dia harus masuk ke dalam sana.Perempuan bertudung merah itu sempat memperhatikan Hadi. Namun, dia cepat-cepat bersembunyi. Seolah tak ingin keberadaannya diketahui oleh siapa pun, termasuk oleh pria itu."Apakah Anda tersesat di hutan ini? Mau saya bantu untuk keluar?" Hening, tak ada jawaban.Hadi malah menawarkan bantuan. Padahal dia tidak yakin orang yang bersembunyi di hutan tersebut adalah manusia, bisa saja dia manusia jadi-jadian bukan orang betulan."Jangan ke mana-mana, aku akan mengeluarkanmu dari sana!"Pandangan Hadi berkeliling memindai. Entah mengapa dia merasa orang yang berada di balik pohon itu tengah menantikan bantuannya. Hadi menatap semak-semak yang bergerak-gerak lalu terdiam kala ditatapnya. Pikirannya memerintah agar dia tak maju, tetapi kakinya begitu saja melangka

  • Sumpah Dalam Kubur   Perempuan di Tengah Hutan

    Dua tahun kemudian.Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan sebuah rumah besar bergaya eropa. Sang empunya turun dari mobil seraya memperbaiki penampilam sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.Rumah tersebut ramai oleh warga desa dan juga orang-orang penting. Hari ini sang tuan rumah tengah mengadakan pesta yang meriah sebagai bentuk syukuran atas kesuksesannya mendirikan sebuah sekolah di desa Cileuwi.Semua warga bebas makan sepuasnya dan menikmati pertunjukan musik yang tampil di acara tersebut. Semuanya larut dalam kebahagiaan."Wah, ada kepala sekolah baru. Apa kabar, Pak?" Surya dengan nada meledek langsung mendekati Hadi yang saat itu tengah berdiri di tengah-tengah keramaian, menyapa semua tamu yang hadir.Kedua sahabat itu saling berpelukan, Surya mengucapkan selamat. Keduanya berangkulan erat, setelah dua tahun melalui masa-masa sulit, mereka akhirnya bertemu juga di puncak kejayaan.Hadi tersenyum jenaka. Usai tragedi kelam hari itu, Hadi seolah memulai kehidupan

  • Sumpah Dalam Kubur   Tidak Jodoh?

    Hadi baru terbangun saat pagi menjelang dengan tubuh lelah luar biasa. Setelah tubuhnya diobati oleh Hana dia pingsan selama dua hari, Hadi sempat bertanya-tanya apa yang sudah terjadi di rumah tersebut, dan kenapa kepalanya sakit.Surya tidak banyak kata, Hana benar-benar sudah mengambil separuh ingatan Hadi. Pria itu tak bisa mengingat istrinya sama sekali.Meskipun begitu, Hadi selalu merasa ada yang hilang dalam dirinya. Tapi, entah apa itu, dia benar-benar tak bisa mengingat Hana. Tiba-tiba ada rasa sesak dalam hatinya, tetapi Hadi sendiri tak tahu mengapa.Hadi memandang Surya, dan Diana yang tengah berada di hadapannya. Meja bertaplak putih itu dipenuhi makanan. Mereka tengah merayakan kesembuhan Hadi.Dari semua kegembiraan itu, entah mengapa hatinya terasa kosong. Sangat kosong dan Hadi tak tahu apa penyebabnya. Lalu, sekarang hatinya tiba-tiba sakit juga cemas. Namun, dia sendiri tak tahu siapa atau apa yang dicemaskannya. Surya menoleh dan melihat sahabatnya tampak seperti

  • Sumpah Dalam Kubur   Pertarungan Terakhir

    "Mas Hadi, kamu di mana?" Hana kembali ke hutan, dan terkejut saat tak mendapati seorang pun di sana. Tubuh Hadi yang semula tergeletak di antara puing-puing kekacauan itu pun menghilang, Hana jadi cemas, ke mana pria itu pergi?Nyai Ningrum juga tak berada di sana lagi, Hana jadi cemas, apakah Nyai membawa pergi suaminya? Tidak mungkin."Mas Hadi! Kamu ke mana, Mas?"Mustahil rasanya kalau Hadi pergi begitu saja dari dalam hutan, keadaannya saja sudah sangat lemah dan memprihatinkan. Hadi harus segera diobati sebelum kekuatan dari Nyai Dasimah semakin menggerogoti tubuhnya dari dalam.Hana keluar dari dalam hutan, dia bergegas kembali ke rumah pria itu untuk memeriksa, mungkin Hadi dibawa pulang oleh seseorang."Mas Hadi, bertahanlah. Kau akan hidup kembali!" katanya di tengah kecemasan yang melanda.Sementara itu, Surya dan Diana sibuk mengobati luka di tubuh Hadi, baju Hadi yang basah oleh darah segera dibersihkan, Surya terkejut saat melihat bekas terbakar lumayan besar di dadany

  • Sumpah Dalam Kubur   Pembalasan yang Sama

    "Minggir kau!"Risma membunyikan klakson berkali-kali, menyuruh Hana untuk minggir dari jalan. Namun, bukannya minggir, Hana malah semakin mendekat menuju mobil Risma.Ada rasa ketakutan yang menjalar saat Hana semakin mendekati mobilnya. Mata perempuan itu memancarkan kemarahan, Risma yakin sekali kalau Hana akan membunuhnya tanpa ampun."Kau telah membunuh anakku!" kata Risma mengamuk. "Semua ini salahmu, Hadi meninggal karenamu!"Hana justru tidak mengerti kenapa semua ini menjadi salahnya? Bukankah seharusnya wanita itu sadar kalau malapetaka yang menimpa keluarganya disebabkan oleh dirinya sendiri, karena keserakahannya.Kenapa semua kesalahan selalu dilemparkan pada Hana yang sudah jelas sejak dulu selalu menjadi korban ketamakan keluarga suaminya? Apakah kehancuran yang sedang terjadi saat ini tidak cukup menyadarkan wanita itu?Risma keluar dari dalam mobil, wanita itu menatap Hana dengan tajam, tangan kanannya menunjuk-nunjuk Hana."Aku akan membunuhmu," katanya. "Kau perempu

  • Sumpah Dalam Kubur   Risma Melarikan Diri

    Nyai Dasimah menatap tajam Hana yang berjalan semakin dekat ke arahnya. Pedang tajam itu memercikkan api, seolah siap menghabisi nyawa dukun tua itu kapan saja."Kau iblis!" seru dukun itu pada Hana dengan segala sumpah serapahnya. Hana tertawa mendengar hal itu.Kedua tangannya mengangkat pedang memasang kuda-kuda menyerang. Tanpa menunggu jawaban Nyai Dasimah. Ia lalu berlari menerjang dimana wanita tua itu berada.Penyerangan brutal itu membuat Nyai Dasimah kewalahan menangkis kecepatan geraknya. Sampai kemudian ia merasakan tubuhnya terbakar dari dalam. Nyai Dasimah semakin mundur dengan tubuh gontai. Seolah-olah seluruh organ dalamnya remuk, meski tak ada setetes darah yang keluar dari kulitnya. Namun, seluruh tubuh bagian dalamnya seperti tersayat."Hueekk!"Nyai Dasimah memuntahkan darah segar yang kental. Tidak ada belas kasih yang terpancar dari mata Hana begitu melihat sang dukun berlutut di atas tanah dengan keadaan memprihatinkan."Bagaimana? Kau suka permainkanku?" Hana

  • Sumpah Dalam Kubur   Kekuatan Baru

    Angin kencang tiba-tiba menderu dari arah hutan, pepohonan banyak yang tumbang, putaran angin mengelilingi Hana, matanya berwarna merah seperti darah.Melihat kejadian tersebut, Risma langsung melarikan diri dari sana. Tidak dihiraukannya Hadi yang tergeletak tanpa daya, hanya tersisa Hana dan dukun tua itu di sana sekarang."Kau ...." Nyai Dasimah berdecih. "Beraninya kau menggunakan kekuatan itu."Nyai Dasimah bisa melihat cahaya berpijar dari tubuh Hana, cahaya kehijauan yang menandakan separuh kekuatan sang dewi berada dalam tubuhnya.Nyai Dasimah terus mencemooh Hana, seakan kekuatan perempuan itu tak ada apa-apanya. Hana sendiri bisa merasakan aura ketakutan yang menyusup pada dukun tua tersebut. Kali ini Hana benar-benar tidak bisa diremehkan."Matilah!" Nyai Dasimah melemparkan bola api ke arah Hana, dengan cepat perempuan itu berkelit, serangan tersebut meleset."Mati? Hahaha!" Hana tertawa terbahak-bahak. "Jangan lupa, kita sama-sama jahat. Dalam tubuhmu sendiri tersimpan si

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status